Anda di halaman 1dari 79

ANALISIS KINERJA POLISI KEHUTANAN DALAM

PERLINDUNGAN HUTAN DI KABUPATEN SINJAI

Oleh :
NURFATIHAH AMIRA WI
M111 12 286

DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017

i
ii
ABSTRAK

Nurfatihah Amira WI (M111 12 286). Analisis Kinerja Polisi Kehutanan


dalam Perlindungan Hutan di Kabupaten Sinjai. Dibawah Bimbingan
Supratman dan Emban Ibnurusyd Mas’ud.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indikator kinerja administratif dan


indikator kinerja lapangan Polisi Kehutanan di Kabupaten Sinjai. Hasil penelitian
ini diharapkan memberikan informasi kepada instansi terkait tentang kinerja polisi
kehutanan dan pelaksanaan tugas pokoknya di Kabupaten Sinjai. Selain itu
sebagai bahan pertimbangan terhadap arah penyelenggaraan kinerja polisi
kehutanan selanjutnya dengan target serta hasil yang ingin dicapai. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Februari 2017 sampai Maret 2017. Lokasi penelitian
adalah Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sinjai,
Sulawesi Selatan. Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan
cara observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini diketahui bila ditinjau dari
segi administratif, program kerja yang dilakukan oleh Polisi Kehutanan Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sinjai telah sesuai dengan Tugas
Pokok dan Fungsi Polisi Kehutanan Menurut Peraturan Menteri Kehutanan
Republik Indonesia Nomor : P.75/Menhut-II/2014. Program kerja yang dimaksud
adalah Patroli Rutin, Patroli Mendadak, dan Penyuluhan metode Anjangsana.
Kinerja lapangan Polisi Kehutanan di Kabupaten Sinjai telah terlaksana dengan
baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus-kasus yang ditemui di lapangan
disertai dengan pelaporan rutin.

Kata Kunci : Polisi Kehutanan, Kinerja, Indikator, Tugas Pokok

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan anugerah-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Kinerja Polisi Kehutanan dalam Perlindungan Hutan di

Kabupaten Sinjai” dengan baik sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

studi pada Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak

mendapatkan kesulitan. Tanpa bantuan dan petunjuk dari berbagai pihak, maka

penyusunan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik. Dengan rendah hati penulis

menghaturkan ucapan terima kasih dan penghormatan kepada kedua orang tua

tercinta, Ayahanda Ir. Irwansyah, MBA, MM dan Ibunda Amra Giawaty SS,

M.Si yang telah melahirkan, mengasuh, membimbing dan menyayangi penulis

serta adikku Muh Nuryasin Amir MI dan Nurramadhani Anugrah Rasyah

WI.

Dengan selesainya skripsi ini maka penulis mengucapkan terima kasih

yang setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Supratman, S.Hut, MP dan Bapak Emban

Ibnurusyd Mas’ud, S.Hut, MP, selaku pembimbing I dan pembimbing II

atas keikhlasannya meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan

saran-saran dari awal rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini

selesai.

iv
2. Bapak Ir. Budiaman, MP, Bapak Prof. Dr. Yusran, S.Hut, M.Si, dan

Bapak Dr. Ir. Muh Asar Said Mahbub, MP, selaku penguji yang telah

banyak memberikan saran, dan koreksi guna menyempurnakan skripsi ini.

3. Bapak/Ibu Dosen dan seluruh Staf Administrasi Fakultas Kehutanan

atas bantuannya selama penulis menempuh pendidikan di Universitas

Hasanuddin.

4. Bapak Syamsuar Rahman, S.Hut, MM selaku Kasatgas Polhut Sinjai

beserta Staf jajarannya yang telah membantu penulis di lokasi penelitian.

5. Hj. Marhuma, Asma Giawaty, S.Pi, Annisa Nurul Azizah, dan Muh.

Syafei Rahman selaku keluarga tercinta yang telah memberikan doa dan

dorongan semangat selama penulis dalam masa penyelesaian studi.

6. Fitriani, S.Hut, Nurhikmah, S.Hut, Indrahayu, S.Hut, dan Suci

Fitriani, S.Hut selaku sahabat yang telah memberikan doa dan motivasi

kepada penulis selama penyelesaian skripsi.

7. Emy Rahmawaty, Robiul Hardika, Ulfiah Nurhikmah, dan Rr. Diah

Ajeng Setiyo Ningrum selaku teman seperjuangan yang berperan penting

dalam penelitian dan penyelesaian skripsi penulis. Terima kasih atas

segala bantuan doa dan kerjasamanya sehingga skripsi ini terselesaikan

dengan baik.

8. Saudara-saudaraku di Paduan Suara Mahasiswa Universitas

Hasanuddin (PSM UNHAS) terima kasih atas cerita-cerita indah serta

pengalaman berharga yang penulis dapatkan selama menjadi bagian dari

kalian.

v
9. Keluarga kecil Laboratorium Kebijakan dan Kewirahusaan, terima

kasih atas kebersamaan, canda tawa dan dukungannya.

10. Keluarga kecilku Posko Desa Karama KKN Gel. 90 Kec. Rilau Ale

Kabupaten Bulukumba, Kak Fandi, Kak Ridha, Agung, Mirna, dan

Tini. Terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya selama

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Hasanuddin.

11. Seluruh teman-teman Angkatan 2012 Fakultas Kehutanan.

12. Mariana S.Sos dan Ansharil Aufar selaku sahabat yang telah

memberikan doa dan motivasi kepada penulis selama penyelesaian skripsi.

13. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

yang sebesar-besarnya atas bantuan dan doanya. Semoga bantuan dan

keikhlasannya mendapat balasan dari Allah SWT.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari sepenuhnya bahwa

dalam penyusunan skripsi ini masih akan ditemukan berbagai kekurangan. Untuk

itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap kiranya penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak baik yang membacanya maupun yang membutuhkan informasi yang

berkaitan dengan penelitian ini.

Makassar, 27 November 2017

Penulis

vi
DAFTAR ISI

ANALISIS KINERJA POLISI KEHUTANAN DALAM PERLINDUNGAN


HUTAN DI KABUPATEN SINJAI ........................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian............................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 3
2.1 Teori Kinerja.............................................................................................. 3
2.1.1 Pengertian Kinerja........................................................................... 3
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ..................................... 4
2.1.3 Penilaian Kinerja............................................................................. 4
2.2 Polisi Kehutanan........................................................................................ 7
2.2.1 Tugas Pokok Polisi Kehutanan ..................................................... 10
III. METODE PENELITIAN................................................................................ 12
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................. 12
3.2 Populasi dan Sampel................................................................................ 12
3.3 Metode Pengumpulan Data dan Jenis Data ............................................. 12
3.3.1 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 12
3.3.2 Jenis Data ...................................................................................... 12
3.4 Analisi Data ............................................................................................. 13
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................................... 14
4.1 Keadaan Umum Lokasi ........................................................................... 14
4.2 Kondisi Sosial Ekonomi .......................................................................... 15
4.2.1 Perkembangan Penduduk .............................................................. 15
4.2.2 Budaya dan Adat Istiadat .............................................................. 16
V. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................... 18
5.1 Hasil 18
5.1.1 Deskripsi Umum Wilayah Kerja Polisi Kehutanan Kabupaten
Sinjai ............................................................................................. 18
5.1.2 Deskripsi Polisi Kehutanan ........................................................... 18
5.1.3 Analisis Kinerja Polisi Kehutanan ................................................ 22

vii
5.1.4 Kendala yang dihadapi Polisi Kehutanan di Lapangan................. 33
5.2 Pembahasan ............................................................................................. 34
5.2.1 Indikator-Indikator Administratif Kinerja Polisi Kehutanan ........ 34
5.2.2 Indikator-Indikator Kinerja Lapangan Polisi Kehutanan .............. 35
VI. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................... 38
6.1 Kesimpulan.............................................................................................. 38
6.2 Saran 38
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 39
LAMPIRAN.......................................................................................................... 41

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Tambang galian C Ilegal yang ditemukan dari hasil Patroli Rutin ...... 24
Gambar 2. Pembuatan jalan pada Kawasan Hutan yang ditemukan saat Patroli
Rutin.................................................................................................... 25
Gambar 3. Pohon Pinus yang dimatikan yang ditemukan saat Patroli Rutin ....... 26
Gambar 4. Kegiatan berkebun dalam Kawasan ditemukan saat Patroli Rutin ..... 28
Gambar 5. Pohon Pinus yang dimatikan dengan cara dibakar yang ditemukan saat
Patroli Rutin ........................................................................................ 29
Gambar 6. Kegiatan perkebunan dalam kawasan ditemukan saat Patroli Rutin... 30
Gambar 7. Kegiatan perkebunan dalam kawasan ditemukan saat Patroli Rutin... 31

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kabupaten Sinjai Dirinci Tiap Kecamatan ....... 15
Tabel 2. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan
................................................................................................................ 16
Tabel 3. Klasifikasi Umur Responden .................................................................. 18
Tabel 4. Klasifikasi Tingkat Pendidikan Responden ............................................ 19
Tabel 5. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan Non-Formal................ 20
Tabel 6. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Polisi Kehutanan
................................................................................................................ 20
Tabel 7. Klasifikasi tingkat kepuasan terhadap kebutuhan hidup yang dirasakan
responden ............................................................................................... 21
Tabel 8. Kesesuaian Tupoksi dan Program Kerja Polisi di Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sinjai ................................................ 22

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Kerja Kegiatan Perlindungan dan Pengamanan Hutan serta


Peredaran Hasil Hutan Polisi Kehutanan Kab.Sinjai Tahun 2016... 42
Lampiran 2. Kuesioner.......................................................................................... 44
Lampiran 3. Laporan Bulanan Polisi Kehutanan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kabupaten Sinjai............................................................ 51
Lampiran 4. Struktur Organisasi Polisi Kehutanan Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kabupaten Sinjai 2016................................................... 63
Lampiran 5. Jadwal Rencana Kerja Kegiatan Perlindungan Dan Pengamanan
Hutan Serta Peredaran Hasil Hutan Satuan Tugas Polisi Kehutanan
Kab. Sinjai Bulan Januari S/D Desember Tahun 2016 .................... 65
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian.................................................................... 67

xi
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai dalam melaksanakan tugas-tugas


yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman,
kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2001). Kinerja sangatlah perlu sebab dengan
kinerja akan diketahui seberapa jauh kemampuan seseorang dalam melaksanakan
tugas yang dibebankan kepadanya. Untuk itu diperlukan penentuan kriteria yang
jelas dan terukur serta ditetapkan secara bersama-sama yang dijadikan sebagai
acuan.
Berdasarkan hasil penelitian tentang kinerja polisi kehutanan di Kabupaten
Tana Toraja oleh Kambuno (2015) mengemukakan bahwa kinerja polisi
kehutanan dalam pelaksanaan tugasnya didukung oleh karakteristik internal dan
eksternal. Karakteristik internal meliputi umur, pendidikan formal, pengalaman
kerja tingkat kepuasan terhadap kebutuhan hidup, dan tingkat pengetahuan
responden terhadap tugas pokoknya, sedangkan karakterstik eksternal meliputi
jumlah kompensasi, tingkat pengakuan keberhasilan, intensitas supervisi, tingkat
ketersediaan sarana dan prasarana, jumlah polisi kehutanan, dan pendapat
masyarakat terhadap kinerja polisi kehutanan.
Kabupaten Sinjai merupakan salah satu kabupaten yang memiliki kawasan
hutan yang cukup luas, dengan luas total ± 18.894 Ha yang terdiri dari hutan
lindung ± 11.794 Ha dan Hutan produksi seluas ± 7.100 Ha. Jumlah polisi
kehutanan di Kabupaten Sinjai berdasarkan Keputusan Bupati Sinjai Nomor 204
Tahun 2015 tentang Penempatan Wilayah Kerja Polisi Kehutanan dan Petugas
Pembantu Pengamanan Hutan di Kabupaten Sinjai tahun 2015 berjumlah 88
orang. Jumlah tersebut terbagi menjadi 3 jabatan, yaitu Polisi Kehutanan sebanyak
24 orang, Petugas Pembantu Pengamanan Hutan (P3H) sebanyak 34 orang, dan
Mandor Hutan sebanyak 30 orang.
Tugas pokok dan fungsi Polisi Kehutanan dalam Peraturan Menteri
Kehutanan Republik Indonesia P.75/Menhut-II/2014, yaitu : (1) melaksanakan

1
perlindungan dan pengamanan hutan, kawasan hutan, hasil hutan, tumbuhan dan
satwa liar; dan (2) mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat,
dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, tumbuhan dan satwa liar,
investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan yang
dilakukan secara preemitif, preventif, dan represif.
Berdasarkan observasi pendahuluan yang telah dilakukan di Dinas
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sinjai, persoalan umum yang
terjadi adalah penebangan liar yang merujuk kepada perambahan, pengalihan
lahan menjadi kebun dan pohon yang ditebang untuk keperluan sehari-hari.
Menganggap bahwa tidak adanya teguran yang tegas dari petugas, hal ini menjadi
sebuah pembiaran yang sudah menjadi penyakit masyarakat yang berlangsung
sudah cukup lama. Disinilah peran Polisi Kehutanan yang sebenarnya dengan
melaksanakan tugas pokok yang telah ditetapkan pada Peraturan Menteri
Kehutanan Republik Indonesia P.75/Menhut-II/2014.
Pentingnya peranan Polisi Kehutanan dalam perlindungan hutan sangat
erat kaitannya dengan Kinerja. Kinerja inilah yang menjadi salah satu aspek yang
mempengaruhi kualitas seorang Polisi Kehutanan terutama di bidang
perlindungan dan pengamanan hutan. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini akan
merujuk pada indikator kinerja, yaitu indikator kinerja administratif dan indikator
kinerja lapangan polisi kehutanan dengan melihat pencapaian target dan realisasi
pada program-program yang telah ditetapkan serta laporan-laporan yang terkait.
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indikator administratif


kinerja polisi kehutanan dan menganalisis indikator lapangan kinerja Polisi
Kehutanan di Kabupaten Sinjai

Kegunaan penelitian ini adalah memberikan informasi kepada instansi


terkait tentang kinerja polisi kehutanan dan pelaksanan tugas pokoknya di
Kabupaten Sinjai. Selain itu sebagai bahan pertimbangan terhadap arah
penyelenggaraan kinerja polisi kehutanan selanjutnya dengan target serta hasil
yang ingin dicapai.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Kinerja


2.1.1 Pengertian Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya menurut Mangkunegara (2001). Sedangkan menurut
Hasibuan (2001) dalam Setiono (2010) kinerja adalah suatu hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan pada kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan hati. Berbeda halnya
menurut Hariandja (2002) kinerja adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh pegawai
atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya dalam organisasi.
Untuk kerja pegawai merupakan hal yang sangat penting dalam usaha organisasi
mencapai tujuannya, sehingga berbagai kegiatan harus dilakukan organisasi untuk
meningkatkannya. Kinerja merupakan suatu pencapaian persyaratan pekerjaan
tertentu dan akhirnya secara langsung dapat tercermin dari keluaran yang
dihasilkan. Untuk itu Nawawi (1997) dalam Patiran (2010) mengistilahkan kinerja
sebagai karya, yaitu suatu hasil pelaksanaan dalam pekerjaan, baik bersifat fisik
non fisik (Prabowo dan Nurdhiana, 2012).
Prawirosentono (2008) menyatakan kinerja adalah hasil kerja yang dapat
dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai
tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral maupun etika. Muhammad Zainur (2010) mendefinisikan kinerja
merupakan keseluruhan proses bekerja dari individu yang hasilnya dapat
digunakan landasan untuk menentukan apakah pekerjaan individu tersebut baik
atau sebaliknya. Kinerja juga merupakan keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-
fungsi atau indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu.
Hasibuan (2001) mendefinisikan karyawan sebagai penjual jasa (pikiran dan

3
tenaga) dan mendapatkan kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih
dahulu (Dewi, 2012).

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Menurut Timple (2000) dalam Munafiah (2011) terdapat dua faktor yang
mempengaruhi Kinerja Karyawan yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan sifat-sifat
seseorang meliputi sikap, sifat kepribadian, sifat fisik, motivasi, umur, jenis
kelamin, pendidikan, pengalaman kinerja, latar belakang budaya, dan variabel
personal lainnya. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja karyawan yang berasal dari lingkungan meliputi kebijakan organisasi,
kepemimpinan, tindakan-tindakan rekan kerja, pengawasan, sistem upah, dan
lingkungan sosial (Dewi, 2012).
Bonner dan Sprinkle (2002) dalam Nadhiroh (2010) menyatakan bahwa
ada tiga variabel yang dapat mempengaruhi kinerja, yaitu: variabel orang, variabel
tugas, dan variabel lingkungan. Variabel orang termasuk atribut yang dimiliki
seseorang sebelum melakukan tugas seperti konten pengetahuan, pengetahuan
organisasi, kemampuan, kepercayaan diri, gaya kognitif, motivasi intrinsik, nilai-
nilai budaya. Variabel tugas termasuk faktor-faktor yang bervariasi baik di dalam
maupun di luar tugas, seperti kompleksitas, format presentasi, pengolahan dan
respon modus siaga. Sementara itu, variabel lingkungan meliputi semua kondisi,
keadaan, dan pengaruh di sekitar orang yang melakukan tugas tertentu, seperti
tekanan waktu, akuntabilitas, tujuan yang telah ditetapkan dan umpan balik
(Melati, 2011).

2.1.3 Penilaian Kinerja

Melati (2011) menyebutkan 6 (enam) kriteria yang dapat digunakan untuk


mengukur kinerja pegawai secara individu yakni : (1) Kualitas. Hasil pekerjaan
yang dilakukan mendekati sempurna atau memenuhi tujuan yang diharapkan dari
pekerjaan tersebut. (2) Kuantitas. Jumlah yang dihasilkan atau jumlah aktivitas
yang dapat diselesaikan. (3) Ketepatan waktu, yaitu dapat menyelesaikan pada

4
waktu yang telah ditetapkan serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk
aktivitas yang lain. (4) Efektivitas. Pemanfaatan secara maksimal sumber daya
yang ada pada organisasi untuk meningkatkan keuntungan dan mengurangi
kerugian. (5) Kemandirian, yaitu dapat melaksanakan kerja tanpa bantuan guna
menghindari hasil yang merugikan. (6) Komitmen kerja, yaitu komitmen kerja
antara pegawai dengan organisasinya dan (7) tanggung jawab pegawai terhadap
organisasinya (Melati, 2011).
Menurut Siagain (1995) dalam Kambuno (2015) menyatakan bahwa
penilaian prestasi kerja adalah suatu pendekatan dalam melakukan penilaian
prestasi kerja para pegawai yang di dalamnya terdapat berbagai faktor seperti :
1. Penilaian dilakukan para manusia sehingga disamping memiliki kemampuan
tertentu juga tidak luput dari berbagai kelemahan dan kekurangan.
2. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian tolak ukur tertentu yang realistik,
berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta kriteria yang ditetapkan dan
diterapkan secara obyektif.
3. Hasil penilaian harus disampaikan kepada pegawai yang dinilai dengan lima
maksud :
a. Apabila penilaian tersebut positif maka penilaian tersebut menjadi
dorongan kuat bagi pegawai bersangkutan untuk lebih berprestasi lagi
pada masa yang akan datang sehingga kesempatan meniti karir lebih
terbuka darinya.
b. Apabila penilaian tersebut bersifat negatif maka pegawai yang
bersangkutan mengetahui kelemahannya dan dengan sedemikian rupa
mengambil berbagai langkah yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan
tersebut.
c. Jika seseorang merasa mendapat penilaian yang tidak obyektif, kepadanya
diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan sehingga pada
akhirnya dapat memahami dan menerima hasil penilaian yang
diperolehnya.
d. Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu terdokumentasi secara
rapi dalam arsip kepegawaian setiap pegawai sehingga tidak ada informasi

5
yang hilang baik sifatnya menguntungkan dan yang merugikan pegawai
bersangkutan.
e. Hasil penilaian prestasi kerja setiap orang menjadi bahan yang selalu turut
dipertimbangkan dalam setiap keputusan yang diambil mengenai mutasi
pegawai, baik dalam arti promosi, alih tugas, alih wilayah, demosi maupun
dalam pemberhentian tidak atas permintaan sendiri.
Sedangkan menurut Mejia (2004) dalam Kambuno (2015)
mengungkapkan bahwa penilaian kinerja merupakan suatu proses yang terdiri
dari:
1. Identifikasi, yaitu menentukan faktor-faktor kinerja yang berpengaruh
terhadap kesuksesan suatu organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengacu pada hasil analisa jabatan.
2. Pengukuran, merupakan inti dari proses sistem penilaian kinerja. Pada proses
ini pihak manajemen menentukan kinerja pegawai yang bagaimana yang
termasuk baik dan buruk. Manajemen dalam suatu organisasi harus melakukan
perbandingan dengan nilai-nilai standar atau memperbandingkan kinerja antar
pegawai yang memiliki kesamaan tugas.
3. Manajemen, proses ini merupakan tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja.
Pihak manajemen harus berorientasi ke masa depan untuk meningkatkan
potensi pegawai organisasi yang bersangkutan. Hal ini dapat dilakukan dengan
pemberian umpan balik dan pembinaan untuk meningkatkan kinerja
pegawainya.
Program ini mencantumkan kata manajemen, seluruh kegiatan yang
dilakukan dalam sebuah proses manajemen harus terjadi dimulai dengan
menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, kemudian tahap pembuatan
rencana, pengorganisasian, penggerakan/pengarahan dan akhirnya evaluasi atas
hasilnya. Secara teknis program ini memang harus dimulai dengan menetapkan
tujuan dan sasaran yaitu kinerja dalam bentuk apa dan yang seperti bagaimana
yang ingin dicapai. Obyek kinerja seseorang umumnya dalam bentuk kinerja
produktivitas sumber daya manusia (Kambuno, 2015).

6
2.2 Polisi Kehutanan

Menurut Peraturan Pemerintah Kehutanan Republik Indonesia Nomor:


P/75/Menhut-II/2014 Polisi kehutanan adalah pejabat tertentu dalam lingkungan
instansi Kehutanan Pusat dan daerah yang sesuai dengan sifat pekerjaannya,
menyelenggarakan dan/atau melaksanakan perlindungan hutan yang oleh kuasa
undang-undang diberikan wewenang kepolisian khusus di bidang kehutanan dan
konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Pangkat kredit polisi
kehutanan sebagaimana dimaksud dalam Bab IV Pasal 10 Permenhut No.
P.9/Menhut-II/2014 dilaksanakan oleh Tim Penilai jabatan fungsional yang terdiri
dari:
a) Tim Penilai Pusat;
b) Tim Penilai Direktorat Jenderal;
c) Tim Penilai UPT;
d) Tim Penilai Provinsi; dan
e) Tim Penilai Kabupaten/Kota.
Bab VIII bagian kedua Pasal 32 ayat (1) Tentang Penurunan Jabatan,
menjelaskan bahwa polisi kehutanan yang dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat
berupa pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah,
melaksanakan tugas sesuai dengan jenjang jabatan yang baru. Ayat (2) Penilaian
prestasi kerja dalam masa hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dinilai sesuai dengan jabatan yang baru (Peraturan Bersama Menteri Kehutanan
dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : NK. 14/MENHUT-II/2011
Nomor : 31 Tahun 2011).
Bagian keempat Bab VIII Pasal 34 Peraturan Bersama Menteri Kehutanan
dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : 31 Tahun 2011, menyebutkan
bahwa polisi kehutanan diberhentikan dari jabatannya, apabila:
1. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari
jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1), tidak dapat
mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi

7
bagi polisi kehutanan yang jabatannya lebih rendah dari jabatan yang setara
dengan pangkat yang dimiliki;
2. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari
jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2), tidak dapat
mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi
bagi polisi kehutanan yang akan mendapatkan kenaikan pangkat pertama sejak
diangkat dalam jabatan terakhir.
3. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari
jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3), tidak dapat
mengumpulkan angka kredit untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi
bagi polisi kehutanan yang pernah mendapatkan kenaikan pangkat sejak
diangkat dalam jabatan terakhir.
4. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara dari
jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (4) dan ayat (5), tidak
dapat mengumpulkan angka kredit yang ditentukan.
5. Apabila dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sejak diangkat dalam jabatannya
tidak mengikuti dan lulus diklat dasar fungsional dibidang Kepolisian
kehutanan sebagaimana dikmaksud dalam Pasal 8 ayat (5), maka
diberhentikan dari jabatannya.
Menurut Salim (2006) dalam Kambuno (2015), unsur dan sub unsur
kegiatan jabatan fungsional polisi kehutanan, meliputi:
1. Pendidikan :
a) Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah atau gelar;
b) Pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang kepolisian kehutanan serta
memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau
sertifikat; dan
c) Pendidikan dan pelatihan prajabatan.
2. Penyiapan prakondisi perlindungan dan pengamanan hutan, peredaran hasil
hutan dan pengendalian kebakaran :
a) Penyusunan rancangan kebijakan;
b) Evaluasi kebijakan;

8
c) Penyusunan rancangan strategi kebijakan;
d) Penyusunan program kerja;
e) Penyusunan petunjuk operasional;
f) Penyusunan rencana operasi.
3. Perlindungan dan pengamanan kawasan, peredaran hasil hutan serta
pengendalian kebakaran:
a) Pelaksanaan tindakan preemtif terhadap kerusakan dan gangguan kawasan
atau peredaran hasil hutan;
b) Pelaksanaan tindakan preventif terhadap kerusakan dan gangguan kawasan
atau peredaran hasil hutan;
c) Operasi represif terhadap kerusakan dan gangguan kawasan atau peredaran
hasil hutan;
d) Operasi yustisif terhadap kerusakan dan gangguan kawasan atau peredaran
hasil hutan;
e) Pengendalian kebakaran hutan dan / atau lahan;
f) Penanggulangan konflik satwa liar dengan masyarakat; dan
g) Register perkara dan sistem informasi bidang kepolisian kehutanan.
Monitoring dan Evaluasi :
a) Monitoring; dan
b) Evaluasi.
4. Pengembangan profesi :
a) Pembuatan karya tulis/karya ilmiah di bidang kepolisian kehutanan;
b) Penerjemahan/penyaduran buku dan bahan-bahan lain di bidang kepolisian
kehutanan;
c) Perumusan sistem kepolisian kehutanan;
Pembuatan buku pedoman/petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis di bidang
kepolisian kehutanan dan peningkatan kegiatan pengembangan diri di bidang
kepolisian kehutanan (studi banding, pertukaran polisi kehutanan antar regional an
Negara, kunjungan kerja, magang).
5. Penunjang kegiatan polisi kehutanan :
a) Pengajar/pelatih di bidang kepolisian kehutanan;

9
b) Peran serta dalam seminar, lokakarya di bidang kepolisian kehutanan;
c) Keanggotaan dalam organisasi profesi;
d) Keanggotaan dalam satuan khusus perlindungan dan pengamanan hutan
SPORC (Satuan Polisi Kehutanan Reaksi Cepat);
e) Keanggotaan dalam tim penilai angka kredit jabatan fungsional Polisi
Kehutanan;
f) Perolehan piagam kehormatan dan penghargaan;
g) Perolehan gelar kesarjanaan lainnya;
h) Kegiatan penyelamatan tim pencarian dan penyelamat di kawasan hutan.

2.2.1 Tugas Pokok Polisi Kehutanan


Menurut Zain (1997) dalam Kambuno (2015) tugas pokok Polisi
Kehutanan adalah menyiapkan, melaksanakan, mengembangkan, memantau, dan
mengevaluasi serta melaporkan kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan
serta peredaran hasil hutan. Perlindungan hutan pada hutan negara dilaksanakan
oleh pemerintah.
Menurut Kambuno (2015) mengatakan polisi kehutanan mempunyai tugas
dan fungsi :
1. Melaksanakan perlindungan dan pengamanan hutan, kawasan hutan, hasil
hutan, tumbuhan dan satwa liar; dan
2. Mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan
atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, tumbuhan dan satwa liar, investasi
serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
Peningkatan kemampuan polisi kehutanan secara profesional sesuai
kompetensi jabatan (Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2011), Departemen Kehutanan selaku
Instansi Pembina, antara lain melakukan :
1. Menyusun petunjuk teknis pelaksanaan jabatan fungsional polisi kehutanan;
2. Menyusun pedoman formasi jabatan fungsional polisi kehutanan;
3. Menetapkan standar kompetensi jabatan fungsional polisi kehutanan;
4. Mengusulkan tunjangan jabatan fungsional polisi kehutanan;

10
5. Sosialisasi jabatan fungsional polisi kehutanan serta petunjuk pelaksanaannya;
6. Menyusun kurikulum pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis fungsional
polisi kehutanan;
7. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan fungsional/teknis fungsional
polisi kehutanan;
8. Mengembangkan sistem informasi jabatan fungsional polisi kehutanan;
9. Fasilitasi pelaksanaan jabatan fungsional polisi kehutanan;
10. Fasilitasi pembentukan organisasi profesi polisi kehutanan;
11. Fasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi dan kode etik polisi
kehutanan; dan
12. Melakukan monitoring dan evaluasi jabatan fungsional polisi kehutanan.
Dalam PP No. 45 Tahun 2004 pasal 36 ayat 2 Tentang Perlindungan Hutan,
wewenang polisi kehutanan meliputi :
1. Mengadakan patroli/perondaan di dalam kawasan hutan atau wilayah
hukumnya;
2. Memeriksa surat-surat atau dokumen yang berkaitan dengan pengangkutan
hasil hutan di dalam kawasan hutan atau wilayah hukumnya;
3. Menerima laporan tentang telah terjadinya tindak pidana yang menyangkut
hutan, kawasan hutan dan hasil hutan;
4. Mencari keterangan dan barang bukti terjadinya tindak pidana yang
menyangkut hutan, kawasan hutan dan hasil hutan;
5. Dalam hal tertangkap tangan, wajib menangkap tersangka untuk diserahkan
kepada yang berwenang;
6. Membuat laporan dan menandatangani laporan tentang terjadinya tindak
pidana yang menyangkut hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, (Pasal 51 ayat
(2) UU No. 41 Tahun 1999). Polisi kehutanan atas perintah pimpinan
berwenang untuk melakukan penyelidikan, dalam rangka mencari dan
menangkap tersangka. (PP No. 45 Tahun 2004 pasal 36 ayat 3).

11
III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2017 sampai bulan Maret
2017. Lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah tenaga polisi kehutanan di wilayah kerja Dinas


Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Sinjai yang tersebar di beberapa
kecamatan dengan jumlah 24 orang responden.

3.3 Metode Pengumpulan Data dan Jenis Data

3.3.1 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara:


a. Observasi lapangan, adalah pengamatan langsung terhadap objek yang akan
diteliti yaitu ; polisi hutan dan lokasi terpilih tempat polisi hutan bekerja.
b. Wawancara, digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang akurat
terhadap narasumber yang berkaitan. Metode wawancara yang dilakukan
terdiri atas wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner pada 24
personel polisi kehutanan dan wawancara tidak terstruktur atau wawancara
mendalam (indepth interview) pada Komandan Polisi Kehutanan beserta
personel polisi kehutanan dan tokoh masyarakat.

3.3.2 Jenis Data


Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu
data primer dan data sekunder.
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan,
dikumpulkan dengan wawancara langsung dan observasi lapangan. Jenis

12
data yang dikumpulkan berupa : (1) indikator kinerja administratif polisi
kehutanan, yaitu capaian indikator kinerja administratif dan kendala
pencapaian kinerja, dan (2) indikator kinerja lapangan akan menyesuaikan
dengan indikator kinerja administratif.
b. Data sekunder adalah data yang bersumber dari beberapa laporan terkait
dengan penelitian ini. Pengambilan data sekunder difokuskan pada data
yang berhubungan dengan target dan realisasi program polisi kehutanan.

3.4 Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang dilakukan untuk


mendeskripsikan kinerja polisi kehutanan dengan melihat pencapaian atau prestasi
kerja yang didasarkan pada program atau rencana kerja yang telah ditetapkan
dalam jangka waktu satu tahun terakhir serta mendeskripsikan hasil kinerja polisi
kehutanan di lapangan.

13
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi

Kabupaten Sinjai merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi


Selatan, yang terletak di bagian timur Provinsi Sulawesi Selatan. Ibukota
Kabupaten Sinjai adalah Balangnipa.
Kabupaten Sinjai secara geografis terletak antara 50 2’ 56’’ - 50 21’ 16‘’
Lintang Selatan (LS) dan antara 1190 56’ 30’’ - 1200 25’ 33’’ Bujur Timur (BT),
yang berada di Pantai Timur Bagian Selatan dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bone
- Sebelah Timur berbatasan dengan Teluk Bone
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba ; dan
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Gowa
Kabupaten Sinjai memiliki 3 (tiga) dimensi wilayah, yakni wilayah
laut/pantai, wilayah dataran rendah, dan dataran wilayah tinggi. Secara morfologi,
kondisi topografi wilayah Kabupaten Sinjai sangat bervariasi, yaitu dari area
dataran hingga area yang bergunung. Sekitar 38,26 persen atau seluas 31.370 Ha
merupakan kawasan dataran hingga landai dengan kemiringan 0-15%. Area
perbukitan hingga bergunung dengan kemiringan di atas 40%, diperkirakan seluas
25.625 ha atau 31.25 %.
Wilayah Kabupaten Sinjai didominasi oleh bentuk wilayah perbukitan dan
pegunungan. Meskipun demikian di wilayah ini tidak terdapat gunung berapi.
Daerah pegunungan di Kabupaten Sinjai sebagian besar terletak di Kecamatan
Sinjai Barat, Kecamatan Sinjai Tengah, Kecamatan Sinjai Borong dan Kecamatan
Bulupoddo.

14
Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kabupaten Sinjai Dirinci Tiap Kecamatan

Ibu Kota Luas Wilayah


Nama Jumlah
No
Kecamatan Kecamatan Km2 % Kel./Desa

1 Sinjai Barat Manipi 135,53 16,53 9


2 Sinjai Borong Pasir Putih 66,97 8,17 8
3 Sinjai Selatan Bikeru 131,99 16,10 11
4 Tellulimpoe Mannanti 147,30 17,96 11
5 Sinjai Timur Mangarabombang 71,88 8,77 13
6 Sinjai Tengah Lappadata 129,70 15,82 11
7 Sinjai Utara Balangnipa 29,57 3,61 6
8 Bulupoddo Bulupoddo 99,47 12,13 7
9 P. Sembilan Kambuno 7,55 0.92 4
Jumlah 819,96 100 80
Sumber : Kab.Sinjai Dalam Angka, Th. 2016

Ada 2 (dua) kategori hidrologi yang melingkupi wilayah Kabupaten Sinjai,


yaitu : 1) Jenis air permukaan; 2) Jenis air tanah dangkal dan air tanah dalam.
Kedua jenis air tersebut berasal dari air hujan yang sebagian mengalir di
permukaan, beberapa di antaranya adalah sungai-sungai yang mengalir melalui
wilayah ini, di antaranya : Sungai Tangka, Sungai Mangottong, Sungai Kalamisu,
Sungai Bua, Sungai Lolisang, Sungai Balangtieng serta beberapa sungai kecil
lainnya, yang sebagian besar bermuara ke Teluk Bone.

4.2 Kondisi Sosial Ekonomi

4.2.1 Perkembangan Penduduk

Perkembangan jumlah penduduk dalam suatu wilayah dipengaruhi oleh


beberapa faktor yaitu faktor kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Data
jumlah penduduk Kabupaten Sinjai 7 tahun terakhir menunjukkan jumlah
penduduk pada tahun 2010 sebanyak 228.936 jiwa sedangkan pada tahun 2016
mencapai 239.689 jiwa. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pertumbuhan

15
penduduk sekitar 10.753 jiwa selama kurun waktu 7 tahun terakhir, dengan rata-
rata pertumbuhan sebesar 4,4% per 7 tahun.
Tabel 2. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Kecamatan
di Kabupaten Sinjai, 2010-2016
Penduduk Laju
Nama Ibu Kota Pertumbuhan
No
Kecamatan Kecamatan 2010 2016 Penduduk tahun
2010-2016
1 Sinjai Barat Manipi 23.053 24.089 4,49
2 Sinjai Borong Pasir Putih 15.935 16.106 1,07
3 Sinjai Selatan Bikeru 37.139 38.741 4,31
4 Tellulimpoe Mannanti 31.560 33.054 4,73
5 Sinjai Timur Mangarabombang 29.049 30.550 5,17
6 Sinjai Tengah Lappadata 26.056 26.994 3,60
7 Sinjai Utara Balangnipa 43.648 46.637 6,85
8 Bulupoddo Bulupoddo 15.722 15.947 1,43
9 P. Sembilan Kambuno 7.421 7.571 2,02
Jumlah 229.583 239.689 4,40
Sumber : Kab.Sinjai Dalam Angka, Th. 2016

Jumlah penduduk Kabupaten Sinjai pada akhir tahun 2010 sebanyak


228.936 jiwa yang terdistribusi pada 9 (sembilan) Kecamatan, dengan tingkat
persebaran yang tidak merata pada setiap kecamatan. Distribusi jumlah penduduk
terbanyak terdapat di Kecamatan Sinjai Utara dengan jumlah sebanyak 46.637
jiwa atau 17,96%, kemudian disusul oleh Kecamatan Sinjai Selatan sebanyak
38.741 jiwa atau sekitar 16,10% dari jumlah penduduk kabupaten, sedangkan
distribusi penduduk terkecil adalh Kecamatan Pulau Sembilan, dengan jumlah
penduduk sebanyak 7.571 jiwa atau sekitar dari jumlah Kabupaten Sinjai.

4.2.2 Budaya dan Adat Istiadat

Perubahan karakter dan kultur budaya yang sering terjadi dalam suatu
daerah atau komunitas tentunya dapat ditanggulangi dengan keberadaan
masyarakat yang tetap memegang teguh dan menjunjung tinggi nilai budaya yang
secara turn-temurun dianutnya. Salah satu kekuatan masyarakat di Kabupaten

16
Sinjai adalah pembauran nilai religius keagamaan dalam suatu kebudayaan yang
masuh melekat hingga kini. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh gambaran
tentang terjadinya pembauran suku dan kultur di Kabupaten Sinjai, yang secara
umum dipengaruhi oleh etnis suku Bugis, namun disisi lain terdaoat beberapa
desa yang menggunakan bahasa sehari-hari yaitu Konjo.

17
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.1.1 Deskripsi Umum Wilayah Kerja Polisi Kehutanan Kabupaten Sinjai

Kabupaten Sinjai memiliki kawasan hutan seluas ± 18.894 Ha yang terdiri


dari hutan lindung 11.974 Ha dan hutan produksi seluas 7.100 Ha. Kawasan hutan
ini merupakan wilayah kerja polisi kehutanan yang terbagi atas 9 kecamatan
dengan 3 unit dan 1 berkedudukan di dinas. Unit 1 membawahi Kecamatan Sinjai
Barat dengan 7 desa yang berbeda, Unit 2 membawahi Kecamatan Sinjai Selatan,
Tellulimpoe, dan Sinjai Borong dengan 7 desa yang berbeda sedangkan Unit 3
membawahi Kecamatan Sinjai Tengah dan Kecamatan Bulupoddo dengan 4 Desa
yang berbeda.

5.1.2 Deskripsi Polisi Kehutanan

Umur
Pengelompokan umur dapat digolongkan menjadi tiga golongan usia,
berdasarkan BPS 2004, yaitu ; (1) usia produkif (15-49 tahun), (2) usia kurang
produktif (50-65 tahun), (3) usia tidak produktif (> 65 tahun). Kisaran responden
dalam penelitian ini antara 28-72 tahun. Untuk lebih jelasnya mengetahui
informasi tentang umur dapat dilihat pada Tabel 3 :
Tabel 3. Klasifikasi Umur Responden

Jumlah Persentase
No. Umur (Tahun) Kategori
Responden (%)
1. 15 - 49 Produktif 23 95,83
2. 50 – 65 Kurang Produktif 0 0
3. > 65 Tidak Produktif 1 4,16
Jumlah 24 100

Tabel 3 menunjukkan bahwa sebanyak dua puluh tiga responden berada


pada usia produktif dan satu responden berada pada usia tidak produktif. Hal ini

18
memperlihatkan bahwa polisi kehutanan yang ada di Kabupaten Sinjai memiliki
aset sumberdaya manusia yang potensial untuk dikembangkan dan ditingkatkan
kemampuannya dalam pelaksanaan perlindungan dan pengamanan hutan guna
peningkatan kinerja polisi kehutanan dalam pelaksanaan tugas pokoknya.

Pendidikan Formal
Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan yang pernah ditempuh oleh
responden. Tingkat pendidikan mempengaruhi cara berpikir seseorang terutama
menganalisa suatu masalah. Pendidikan formal adalah tingkat pendidikan formal
yang dimiliki seorang polisi kehutanan. Hasil dari penelititan ini dikelompokkan
ke dalam tiga kategori yaitu tingkat pendidikan rendah (tamat SMA), tingkat
pendidikan rendah (diploma) dan tingkat pendidikan tinggi (sarjana). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 :
Tabel 4. Klasifikasi Tingkat Pendidikan Responden

Jumlah Persentase
No. Tingkat Pendidikan Kategori
Responden (%)
1. SMA Rendah 15 62,5
2. Diploma Sedang 0 0
3. Sarjana Tinggi 9 37.5
Jumlah 24 100

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari seluruh responden, 15 orang di


antaranya berada pada kategori rendah. Berdasarkan hasil wawancara responden
yang tamat SMA berjumlah 15 orang memiliki latar belakang pendidikan yang
menunjang tugas pokoknya karena bidang yang ditempuh merupakan pendidikan
dan pelatihan (Diklat).

Pendidikan non-formal
Pendidikan non-formal adalah kursus / pelatihan yang pernah diikuti
seorang polisi kehutanan. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pendidikan non
formal responden dikelompokkan ke dalam tiga kategori yaitu : rendah (tidak
pernah kursus/pelatihan), sedang (pernah 1-2 kali), dan tinggi (sering > 2 kali).
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5 :

19
Tabel 5. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan Non-Formal

Jumlah Persentase
No. Kategori Intensitas
Responden (%)
1 Rendah Tidak pernah pelatihan 3 12,5
2 Sedang 1-2 kali mengikuti pelatihan 19 79,16
3 Tinggi >2 kali mengikuti pelatihan 2 8,33
Jumlah 24 100

Tabel 5 menunjukkan bahwa 79,16 % pernah mengikuti kursus/pelatihan


sebanyak 1-2 kali, diikuti dengan 12,5 % tidak pernah mengikuti pelatihan dan 2
orang lainnya pernah mengikuti lebih dari 2 kali kursus/pelatihan dengan
persentase sebanyak 8,33 %.

Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja dalam penelitian ini adalah masa kerja responden mulai
bekerja sebagai polisi kehutanan. berikut tabel yang menjelaskan pengalaman
kerja polisi kehutanan.
Tabel 6. Klasifikasi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja Polisi Kehutanan
Jumlah Persentase
No. Kategori Masa Kerja
Responden (%)

1 Pengalaman Baru ≤5 2 8,33

2 Sedang 6 – 10 19 79,16

3 Pengalaman Lama ≥ 11 3 12,5

Jumlah 24 100

Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada kategori


pengalam kerja sedang dengan persentase 79,16 %. Kondisi ini menunjukkan
bahwa pengalaman kerja yang didapatkan oleh responden cukup mampu untuk
mengatasi masalah-masalah perlindungan dan pengawasan hutan dengan
mengembangkan teknologi yang dikuasainya. Kondisi ini sesuai dengan pendapat
Prawirohardjo (1994) yang menyatakan bahwa banyaknya pengalaman akan

20
menentukan besarnya kemampuan belajar dimana orang yang memiliki
pengalaman banyak lebih mampu proses asosiasi (menghubungkan) hal-hal baru
yang telah dimilikinya.
Pengetahuan tentang tugas pokok polisi kehutanan adalah sekumpulan
informasi tentang tugas pokok polisi kehutanan yang dipahami oleh polisi
kehutanan. Untuk mengukur tingkat pengetahuan responden dalam penelitian ini
digunakan beberapa indikator pertanyaan tentang tugas pokok polisi hutan. Hasil
pengukuran pengetahuan responden dihitung berdasarkan skor total yang
diperoleh responden. Untuk keperluan pendeskripsian data, skor yang diperoleh
dibagi menjadi lima kategori dengan cara membagi rentang skor terendah dan
skor tertinggi dengan jumlah kategori, sehingga diperoleh interval skor. Penentuan
skor untuk kategori kinerja didasarkan pada pembagian. Berikut Tabel 7 :
Tabel 7. Klasifikasi tingkat kepuasan terhadap kebutuhan hidup yang dirasakan
responden
Jumlah Persentase
No. Kategori Skor
Responden (%)
Sangat tidak
1 < 35 0 0
menguasai
2 Tidak menguasai 37 – 54 0 0
3 Kurang menguasai 55 – 74 6 25
4 Menguasai 75 – 94 18 75
5 Sangat Menguasai ≥ 95 0 0
Jumlah 24 100

Tabel 7 menunjukkan bahwa 75% tingkat pengetahuan terhadap tugas


pokok dan wewenang polisi kehutanan masuk dalam kategori menguasai karena
dari hasil wawancara responden mengaku tahu dan memahami tugas pokoknya
sebagai polisi kehutanan. Berdasarkan wawancara, responden dapat menjelaskan,
memberikan contoh atau memberikan kesimpulan terkait tugas pokok dan
fungsinya.

21
5.1.3 Analisis Kinerja Polisi Kehutanan

Indikator-Indikator Kinerja Administratif Polisi Kehutanan


Untuk menilai kinerja Polisi Kehutanan, perlu diketahui kinerja
administratif instansi yang kemudian menjadi acuan untuk menilai kinerja
lapangan. Adapun indikator-indikator kinerja administratif Polisi Kehutanan
adalah sebagai berikut :
a. Tugas Pokok dan Fungsi Polisi Kehutanan Menurut Peraturan Menteri
Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.75/Menhut-II/2014 sebagaimana
yang dimaksud dalam Pasal 3, Polisi Kehutanan mempunyai tugas dan
fungsi sebagai berikut : 1) melaksanakan perlindungan dan pengamanan
hutan, kawasan hutan, hasil hutan, tumbuhan dan satwa liar; 2)
mempertahankan dan menjaga hak-hak negara, masyarakat, dan perorangan
atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, tumbuhan dan satwa liar, investasi
serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan.
b. Rencana Kerja Polisi Kehutanan di Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Kabupaten Sinjai adalah sebagai berikut :
Tabel 8. Kesesuaian Tupoksi dan Program Kerja Polisi di Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sinjai
> Frekuensi
Program
Tupoksi Polisi hutan
Agu

Nov
Mar

Mei

Kerja
Apr

Des
Feb

Sep

Okt
Jun
Jan

Jul

Melaksanakan perlin- Patroli


5 5 6 5 5 4 4 4 5 4 5 4
dungan dan pengamanan Rutin
1 hutan, kawasan hutan,
Patroli
hasil hutan, tumbuhan dan - - - - - - - - - - - -
Mendadak
satwa liar
Patroli
5 5 6 5 5 4 4 4 5 4 5 4
Mempertahankan dan Rutin
menjaga hak-hak ne-gara, Patroli
masyarakat, dan pero-
- - - - - - - - - - - -
Mendadak
rangan atas hutan, kawa-
Penyuluhan
2 san hutan, hasil hutan,
Metode 1 - 1 2 2 3 2 3 2 2 4 1
tumbuhan dan satwa liar,
investasi serta perangkat Anjangsana
yang berhubungan dengan Pelaporan
pengelolaan hutan Hasil 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Kegiatan

Sumber : Laporan tahunan Polisi Kehutanan Kabupaten Sinjai 2016

22
Dilihat dari tupoksi yang ada, beberapa program kerja Polisi Kehutanan
di Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sinjai sudah mengarah
kepada tupoksi polisi kehutanan itu sendiri. Pada tupoksi melaksanakan
perlindungan dan pengamanan hutan, kawasan hutan, hasil hutan, tumbuhan dan
satwa liar sudah terjabarkan dalam program kerja Patroli Rutin dan Patroli
Mendadak. Pada tupoksi mempertahankan dan menjaga hak-hak negara,
masyarakat, dan perorangan atas hutan, kawasan hutan, hasil hutan, tumbuhan dan
satwa liar, investasi serta perangkat yang berhubungan dengan pengelolaan hutan
terjabarkan dalam program kerja Patroli Rutin, Patroli Mendadak, Penyuluhan
Metode Anjangsana, serta Pelaporan Hasil Kegiatan. Secara langsung tidak ada
tupoksi yang tidak terlaksana berdasarkan program kerja yang terlaksana.
Walaupun dalam satu program kerja dapat menjabarkan kedua tupoksi dan tidak
terdapat program kerja yang menjabarakan secara jelas satu tupoksi. Terdapat
beberapa tupoksi yang telah dilaksanakan namun tidak terjabarkan dalam program
Kerja, misalnya pada pembentukan tim P3H yang berfungsi sebagai perpanjangan
tangan daripada Polisi Hutan.

Indikator-Indikator Kinerja Lapangan Polisi Kehutanan


Indikator kinerja lapangan ditentukan oleh indikator administratif terhadap
laporan adanya permasalahan di lapangan. Berikut contoh kasus yang terdapat :
a. Patroli Rutin
1) Desa Baru Kecamatan Sinjai Tengah
Kasus ini terjadi pada 15 November 2016 pada pukul 10.52 Wita di
Kawasan Hutan Produksi Terbatas Sungai Tangka 1 Dusun Banyira,
Desa Baru, Kec. Sinjai Tengah. Pada saat patroli rutin ditemukan
adanya gangguan dalam kawasan hutan berupa tambang galian C yang
dilaksanakan oleh perusahaan Andi Rul Ama tanpa adanya izin menteri
menyebabkan sungai bergeser masuk dalam kawasan yang terletak pada
titik koordinat :
a) S 05˚ 11’ 74,7” E 120˚ 06’ 95,4” 4. S 05˚ 11’ 83,0” E 120˚ 06’ 97,6”
b) S 05˚ 11’ 82,3” E 120˚ 06’ 98,1” 5. S 05˚ 11’ 82,6” E 120˚ 06’ 97,9”
c) S 05˚ 11’ 83,8” E 120˚ 06’ 97,2” 6. S 05˚ 11’ 81,2” E 120˚ 06’ 98,0”

23
Gambar 1. Tambang galian C Ilegal yang ditemukan dari hasil
Patroli Rutin

Kawasan Hutan Dusun Banyira, Desa Baru, Kec. Sinjai Tengah,


Kab. Sinjai merupakan Kawsan Hutan Produksi Terbatas, termasuk
dalam kelompok Hutan Sungai Tangka I. Berdasarkan SK Menteri
Pertanian Nomor : 760 / Kpts / Um / 10 / 1982 dan Berita Acara Tata
Batas tanggal 22 November 1990. Tindakan yang telah diambil
adalah mengambil dokumentasi di TKP, membuat LK dan
melaporkan kejadian tersebut kepada pimpinan untuk ditindaklanjuti.
Berdasarkan hasil wawancara, pimpinan telah menindaklanjuti
dengan melaporkan kepada Polres Kabupaten Sinjai, namun sampai
saat ini belum ada tindakan dari pihak terkait.
d) Desa Tompobulu Kecamatan Sinjai Tengah
Pada Patroli Rutin pada hari Senin, 24 Oktober 2016, mulai Pukul
09.00 s/d 14.30 WITA telah ditemukan Pembuatan jalan sepanjang ±
1,5 Km dan lebar jalan ± 8 m, yang terletak pada titik koordinat :
1) S : 05˚ 07’ 22,0” dan E : 120˚ 04’ 31,4”

24
2) S : 05˚ 07’ 41,9” dan E : 120˚ 04’ 29,4”
Ditemukan pula Penebangan Pohon Sebanyak 47 ( Empat Puluh
Tujuh ) Pohon, yaitu pohon pinus sebanyak 36 ( Tiga Puluh Enam )
Pohon dengan diameter 60 Cm sebanyak 10 pohon, diameter 66 cm
sebanyak 12 pohon, diameter 62 cm sebanyak 5 pohon, dan diameter
65 Cm sebanyak 9 pohon. Pohon Jatih Putih Sebanyak 10 ( Sepuluh
) Pohon dengan diameter >20 cm serta Pohon Sengong Sebanyak 1 (
satu ) Pohon dengan diameter 66 cm.

Gambar 2. Pembuatan jalan pada Kawasan Hutan yang


ditemukan saat Patroli Rutin

Kawasan Hutan Dusun Laiya, Desa Tompobulu, Kec. Bulupoddo,


Kab. Sinjai merupakan Kawasan Hutan Lindung. Termasuk dalam
kelompok Hutan Sungai Tangka I berdasarkan Surat Keputusan
Nomor : SK. 434 / Menhut – II / 2009 Tentang Penunjukan Kawasan
Hutan dan Konservasi Perairan diwilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
Tindakan yang telah diambil adalah mengambil dokumentasi di
TKP, membuat LK dan melaporkan kejadian tersebut kepada

25
pimpinan untuk ditindaklanjuti. Namun dalam kejadian ini tidak
ditemukan pelakunya.
e) Desa Saotanre Kecamatan Sinjai Tengah
Pada tanggal 22 Agustus 2016, Polisi Kehutanan Kab. Sinjai
melakukan patroli rutin pada pukul 08.30 s/d 15.00 WITA
ditemukan adanya gangguan dalam kawasan Hutan Lindung yaitu
Dusun Halimping Desa Saotanre Kecamatan Sinjai Tengah yaitu
berupa kegiatan perkebunan dalam kawasan hutan dengan
mematikan pohon rambutan dengan cara dikuliti sebanyak 15 pohon
dengan diameter 20-30 cm yang terletak pada titik koordinat : S 05˚
14’ 12,6” E 120˚ 07’ 16,9”.

Gambar 3. Pohon Pinus yang dikuliti yang ditemukan saat


Patroli Rutin

26
Tindakan yang telah diambil adalah mengambil dokumentasi di
TKP, membuat LK dan melaporkan kejadian tersebut kepada
pimpinan untuk ditindaklanjuti. Namun dalam kejadian ini tidak
ditemukan pelakunya.
f) Desa Lamatti Riattang Kecamatan Bulupodo
Pada 11 April 2016 pukul 10.11 WITA tepatnya di Kawasan Hutan
Produksi Terbatas Kelompok Hutan Sungai Tangka II (Rappa)
Dusun Barang I, Desa Lamatti Riattang, Kecamatan Bulupoddo,
Kabupaten Sinjai telah ditemukan kegiatan penebangan 1 pohon
Johar dengan diameter 36 cm. Pelaku yang tidak berhasil
ditemukan melakukan Penebangan Pohon di dalam Kawasan
Hutan, Melanggar Pasal 50 Ayat 3 huruf (e) UU No. 41 tahun 1999
Tentang Kehutanan Pasal 78 Ayat (5). Dan Pasal 12 huruf ( a,b,c )
UU 18 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan
Pasal 82 ayat (2). Tindakan yang telah diambil adalah mengambil
dokumentasi di TKP, membuat LK dan melaporkan kejadian
tersebut kepada pimpinan untuk ditindaklanjuti.
Pada hari yang sama dan kawasan yang sama pada pukul 11.15
WITA telah ditemukan kegiatan penebangan. Pelaku melakukan
Penebangan Pohon di dalam Kawasan Hutan, Melanggar Pasal 50
Ayat 3 huruf (e) UU No. 41 tahun 1999 Tentang Kehutanan Pasal
78 Ayat (5). Dan Pasal 12 huruf ( a,b,c ) UU 18 Tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan Pasal 82 ayat (2).
Lokasi penebangan terletak pada titik :
1) S 05˚ 05’ 17,5” E 120˚ 09’ 37,0”
2) S 05˚ 05’ 16,5” E 120˚ 09’ 36,0”
Telah ditemukan 31 pohon jati yang telah ditebang dengan
diameter >20 cm. Tindakan yang telah diambil adalah mengambil
dokumentasi di TKP, membuat LK dan melaporkan kejadian
tersebut kepada pimpinan untuk ditindaklanjuti. Namun dalam
kejadian ini tidak ditemukan pelakunya.

27
g) Desa Pattongko Kecamatan Sinjai Tengah
Pada tanggal 04 April 2016 di Kawasan Hutan Lindung Sungai
Tangka I, Dusun Tangkulu, Desa Pattongko, Kec. Sinjai Tengah,
Kab. Sinjai, telah dilakukan patroli rutin mulai pukul 08.30 s/d
15.15 WITA. Pada pukul 11.25 WITA ditemukan adanya
pelanggaran dalam kawasan Hutan, telah ditemukan adanya
kegiatan perkebunan ( tanaman cengkeh ) pada titik koordinat :
1) S 05˚ 10’ 42,0” E 120˚ 04’ 54,1”
2) S 05˚ 10’ 45,2” E 120˚ 04’ 59,3
3) S 05˚ 10’ 44,3” E 120˚ 04’ 64,3”
4) S 05˚ 10’ 42,8” E 120˚ 04’ 57,0
5) S 05˚ 10’ 45,2” E 120˚04’ 60,5”

Gambar 4. Kegiatan berkebun dalam Kawasan ditemukan saat


Patroli Rutin

Kawasan Hutan Dusun Tangkulu, Desa Pattongko, Kec. Sinjai


Tengah, Kab. Sinjai merupakan Kawasan Hutan Lindung, Masuk
dalam kelompok Hutan Sungai TangkaI, Berdasarkan SK Menteri
Pertanian Nomor : 760 / Kpts / Um / 10 /1982 dan Berita Acara
Tata Batas tanggal 22 November 1990. Tindakan yang telah

28
diambil adalah mengambil dokumentasi di TKP, membuat LK dan
melaporkan kejadian tersebut kepada pimpinan untuk
ditindaklanjuti.
h) Desa Tompobulu Kecamatan Bulupodo
Di kawasan Hutan produksi terbatas Sungai Tangka I, Dusun
Salohe, Desa Tompobulu, Kec. Bulupoddo, Kab. Sinjai, telah
dilakukan patroli rutin tanggal 19 Juli 2016 mulai pukul 08.30 s/d
16.15 WITA. Ditemukan dua kejadian yaitu pada pukul 11.11
WITA pada titik koordinat S 05˚ 07’ 05,7” dan E 120˚ 04’ 44,4”,
dan pada pukul 13.05 WITA pada titik S 05˚ 07’ 06,3” dan E 120˚
04’ 47,2”. Di dua tempat tersebut ditemukan adanya pohon pinus
yang mati akibat dibakar batang bekas penyadapan pinus tersebut
dan kegiatan perkebunan (Tanaman cengkeh dan Kopi).

Gambar 5. Pohon Pinus yang dimatikan dengan cara dibakar


yang ditemukan saat Patroli Rutin

29
Barang bukti adalah 159 pohon pinus serta tanaman cengkeh dan
kopi sebagai pengganti dari pohon pinus tersebut setelah dimatikan
dengan cara dikuliti dan/atau dibakar. Tindakan yang telah diambil
adalah mengambil dokumentasi di TKP, membuat LK dan
melaporkan kejadian tersebut kepada pimpinan untuk
ditindaklanjuti.
i) Desa Lamatti Riattang Kecamatan Bulupodo
Pada Patroli Rutin hari 02 Juni 2016 telah ditemukan 30 pohon
pinus mati akibat dikuliti dan 26 pohon pinus yang dikuliti namun
belum mati yang terletak pada titik koordinat S 05˚ 07’ 18,0” dan E
120˚ 04’ 54,0”. Selanjutnya terdapat 7 tanaman Cengkeh berumur 2
( dua ) tahun dan 3 pohon berumur 5 ( lima ) tahun, serta tanaman
kopi sebanyak 30 pohon berumur 1 (satu) tahun dan 50 pohon
coklat berumur 5 (lima ) tahun pada titik Koordinat S 05˚ 07’
17,2” dan E 120˚ 04’ 54,1”. Tindakan yang telah diambil adalah
mengambil dokumentasi di TKP, membuat LK dan melaporkan
kejadian tersebut kepada pimpinan untuk ditindaklanjuti.

Gambar 6. Kegiatan perkebunan dalam kawasan ditemukan


saat Patroli Rutin

30
j) Desa Patongko Kecamatan Sinjai Tengah
Pada Patroli Rutin 05 Desember 2016 telah detemukan kegiatan
Perkebunan di dalam Kawasan Hutan. Kegiatan tersebut melanggar
Pasal 17 Ayat 2 huruf ( b ) UU 18 Tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Perusakan Hutan Pasal 92 ayat (1).

Gambar 7. Kegiatan perkebunan dalam kawasan ditemukan


saat Patroli Rutin
Pelaku dari kegiatan tersebut tidak berhasil ditemukan. Tindakan
yang telah diambil adalah mengambil dokumentasi di TKP,
membuat LK dan melaporkan kejadian tersebut kepada pimpinan
untuk ditindaklanjuti.

31
b. Patroli Mendadak
Untuk melaksanakan kedua Tugas Pokok dan Fungsi Polisi
Kehutanan Menurut Permenhut Nomor : P.75/Menhut-II/2014, Polisi
Kehutanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sinjai
memprogramkan kegiatan Patroli Mendadak. Konsep dari program kerja
ini adalah petugas akan melaksanakan patroli mendadak apabila mendapat
laporan dari masyarakat atau pihak terkait apabila terdapat pelanggaran.
Program kerja patroli mendadak tidak dijadwalkan seperti halnya pada
Patroli Rutin.
Dalam pelaksanaannya, Polisi Kehutanan Kabupaten Sinjai tidak
pernah melaksanakan kegiatan Patroli Mendadak ini. Hal ini dikarenakan
tidak adanya laporan terkait kasus pelanggaran yang masuk ke Kantor atau
Sekretariat. Kasus-kasus pelanggaran yang terjadi dilapangan berasal dari
kegiatan Patroli Rutin.

Penyuluhan Metode Anjangsana


Penyuluhan metode Anjangsana dilakukan untuk memberi
pemahaman kepada masyarakat terhadap undang-undang atau aturan-
aturan yang menyangkut masalah perlindungan dan pengamanan hutan
serta peredaran hasil hutan. Secara tidak langsung, dengan melaksanakan
kegiatan ini masyarakat akan ikut berpartisipasi dalam perlindungan dan
pengamanan hutan.
Metode pelaksanaannya adalah setiap anggota ikut serta dalam
kegiatan penyuluhan dengan mendatangi rumah masyarakat yang berada
disekitar kawasan hutan. Kegiatan ini dilakukan dengan cara bergantian
dari dusun ke dusun. kegiatan Berdasarkan laporan tahunan, Polisi
Kehutanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sinjai telah
melakukan 24 kali Penyuluhan. Penyuluhan ini telah dilakukan minimal 1
(satu) kali setiap bulannya kecuali bulan Februari, dan paling sering
dilakukan pada bulan November, yakni sebanyak 4 (empat) kali.

32
Pelaporan Hasil Kegiatan
Dalam mewujudkan tupoksi Polisi Kehutanan khususnya dalam
pengamanan dan perlindungan hutan, diperlukan sebuah metode
pencatatan untuk mengevaluasi segala kinerja dan segala kasus yang
terjadi dilapangan. Untuk mengatasi hal tersebut maka Polisi Kehutanan
merencanakan Program Kerja Pelaporan Hasil Kegiatan. Dengan adanya
pelaporan ini, dapat diperoleh kelengkapan administrasi untuk
penyelesaian kasus-kasus yang terjadi dalam periode 1 (satu) bulan
tersebut.
Berdasarkan wawancara dengan stakeholder terkait, Pelaporan
Hasil Kegiatan selalu rutin dilaksanakan. Ada beberapa jenis laporan, yaitu
laporan tiap minggu, laporan bulanan, laporan tahunan, dan laporan
kejadian. Dalam pelaksanaannya Polisi Hutan Kabupaten Sinjai rutin
melakukan pelaporan, baik itu laporan mingguan, bulanan, tahuanan,
ataupun laporan kejadian.
5.1.4 Kendala yang dihadapi Polisi Kehutanan di Lapangan

Dalam upaya memenuhi melaksanakan kerja-kerjanya, Polisi


Kehutanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sinjai tentu
menghadapi kendala-kendala di lapangan. Berdasarkan wawancara dengan
responden, ditemukan beberapa kendala yaitu :

Menindaklanjuti Kasus
Setiap kasus-kasus yang ditemukan dilapangan oleh personel Polisi
Kehutanan telah dilaporkan ke pimpinan kemudian pimpinan melaporkan
ke pihak yang berwajib, dalam hal ini Polisi Resor Kabupaten Sinjai.
Namun berdasarkan wawancara yang dilakukan, setelah kasus tersebut
sampai ke pihak Kepolisian, kasus tersebut tindak ditindaklanjuti sesuai
pelanggaran yang dilakukan. Misalnya melanggar Pasal 50 Ayat 3 huruf
(e) UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan Pasal 78 Ayat (5) dan Pasal
12 huruf ( a,b,c ) UU 18 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan Pasal 82 ayat (2) seharusnya diadili di Pengadilan.

33
Dari wawancara tersebut juga diketahui bahwa hal yang
menyebabkan kasus tersebut tidak ditindaklanjuti adalah adanya
kepentingan-kepentingan politik tertentu yang membelakangi pelaku
pelanggaran. Pada beberapa kasus, Pelaku yang tertangkap memiliki
hubungan keluarga dengan orang penting di daerah tersebut sehingga tidak
mungkin dilanjutkan ke Pengadilan.

Sarana dan Prasarana yang Kurang Mendukung


Sarana dan prasarana merupakan unsur yang paling penting yang
dapat mendukung kinerja Polisi Kehutanan. Dari wawancara bersama
Polisi Kehutanan terkait sarana dan prasarana terdapat kekurangan.
Kekurangan yang dimaksud adalah kurangnya sarana berupa senjata yang
dapat digunakan dilapangan. Senjata berguna sebagai alat perlindungan
diri dari serangan oknum Pelaku Pelanggaran pada saat mengamankan.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Deskripsi Wilayah dan Kondisi Polisi Kehutanan

Rasio antara wilayah dengan jumlah polisi kehutanan sebesar 214,7


Ha. Hal ini menunjukkan bahwa setiap satu polisi kehutanan mengawasi
214,7 Ha kawasan hutan. Kondisi ini memberikan kesulitan bagi mereka
untuk mengalokasikan waktu yang efektif melakukan patroli di hutan
dalam menjangkau seluruh areal yang menjadi tanggungjawab.
Kondisi di atas didukung oleh sumber daya yang berpotensi untuk
melakukan pengembangan diri. Hal ini terlihat berdasarkan umur polisi
kehutanan yang masih masuk ke dalam kategori produktif dengan
pengalaman kerja yang cukup baik.
Walaupun demikian kemampuan hard skill dalam bentuk
pendidikan formal dan soft skill dalam bentuk pendidikan non formal
masih menjadi kehendak sumberdaya polisi hutan dalam melindungi hutan
di Kabupaten Sinjai.

34
5.2.2 Indikator-Indikator Administratif Kinerja Polisi Kehutanan

Untuk menilai indikator Kinerja Administratif Polisi Kehutanan,


hal-hal yang diperhatikan yaitu kesesuaian tugas pokok dan fungsi Polisi
Hutan dengan Program Kerja. Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan
Republik Indonesia Nomor : P.75/Menhut-II/2014 pada Pasal 3 yang berisi
tupoksi Polisi Kehutanan, kemudian dibandingkan dengan Porgram Kerja
Polisi Kehutanan yang tertera pada Rencana Kerja Kegiatan
Perlindungan dan Pengamanan Hutan serta Peredaran Hasil Hutan
Polisi Kehutanan Kabupaten Sinjai Tahun 2016, terdapat kesesuaian
dari keduanya. Setiap perencanaan dari Program Kerja tetap mengacu pada
tupoksi dari Polisi Kehutanan.
Selain itu, setiap Program Kerja yang direncanakan dapat
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan awal pada Jadwal Rencana
Kerja Kegiatan Perlindungan Hutan serta Peredaran Hasil Hutan
Satuan Tugas Polisi Kehutanan Kabupaten Sinjai Bulan Januari
sampai dengan Desember Tahun 2016. Bahkan dalam frekuensi
pelaksanaannya lebih banyak daripada perencanaan awal. Misalnya pada
Penyuluhan Anjangsana bulan Mei, perencanaan awalnya dilaksanakan 1
kali, namun realisasinya dilaksanakan 2 kali. Begitupun yang terjadi pada
Patroli Rutin yang pada perencanaannya 4 kali dalam sebulan, namun
pelaksanaannya mencapai 5-6 kali tiap bulan.
5.2.3 Indikator-Indikator Kinerja Lapangan Polisi Kehutanan

Untuk menilai indikator Kinerja Lapangan, hal-hal yang


diperhatikan yaitu kesesuaian indikator administratif terhadap laporan
adanya permasalahan di lapangan dan kendala dalam pencapaian kinerja.
Berdasarkan Program kerjanya, Polisi Kehutanan di Kabupaten Sinjai
telah melaksanakan rencana kerjanya dan berhasil menemukan
permasalahan-permasalahan di lapangan.

35
Beberapa permasalahan umum yang terjadi dalam kawasan hutan
di Kabupaten Sinjai adalah penebangan liar yang merujuk kepada
perambahan, pengalihan lahan menjadi kebun dan pohon yang ditebang
untuk keperluan sehari-hari. Menganggap bahwa tidak adanya teguran
yang tegas dari petugas, hal ini menjadi sebuah pembiaran yang sudah
menjadi penyakit masyarakat yang berlangsung sudah cukup lama.
Setelah penemuan masalah-masalah tersebut, diberlakukan
pembukuan Laporan Kejadian kemudian ditindaklanjuti sesuai dengan
mekanisme, yaitu bukti dan kasus dikumpulkan kemudian dilaporkan
kepada Komandan Polhut dan barulah dapat diteruskan di Polres Sinjai.
Namun dalam penindaklanjutannya masih mengalami beberapa kendala
yang dihadapi seperti kurang seriusnya beberapa pihak tertentu dalam
menanggapi kasus dan masalah kehutanan, ini akan menyebabkan
kurangnya efek jera terhadap pelaku dan akan membuat mereka
melakukan kasus yang serupa.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi secara spesifik adalah
masyarakat sekitar kawasan hutan yang mana beberapa dari mereka masih
mengabaikan paeraturan-peraturan kehutanan, seperti menebang beberapa
pohon dalam kawasan hutan untuk dijadikan kebun atau ladang dan ada
pula yang memindahkan beberapa pal batas untuk memperluas sekitar
rumah mereka. Yang menjadi perhatian yaitu, apabila telah dilakukan
penyuluhan dan beberapa teguran dari Satgas Polisi Kehutanan mereka
tetap melakukan beberapa hal yang serupa. Selain itu beberapa kasus yang
ditangani oleh Polisi Kehutanan yang telah sampai pada Komandan Polisi
Kehutanan dan diteruskan ke Polres Sinjai masih harus menunggu
beberapa waktu yang lama untuk ditindaklanjuti, adapun yang
ditindaklanjuti butuh waktu yang lama. Berdasarkan dari wawancara salah
satu responden mengemukakan pendapatnya bahwa adanya permainan
politik dalam pelaksanaan penanganan kasus tersebut.

36
Berdasarkan indikator kinerja dan kendala berada pada tingkatan
sedang. Hal ini berarti bahwa sudah ada kesesuaian antara indikator kinerja
administratif dan indikator kinerja lapangan, tugas pokok dan fungsi polisi
hutan dalam Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :
P.75/Menhut-II/2014 dengan Rencana Kerja Kegiatan Perlindungan dan
Pengamanan Hutan serta Peredaran Hasil Hutan Polisi Kehutanan
Kabupaten Sinjai Tahun 2016.

37
VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tenaga Polisi Kehutanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Kabupaten Sinjai terdiri atas 24 orang dengan 95,83% berada pada usia
produktif dan 4,17% sudah tidak produktif lagi. Kemudian ditinjau dari segi
Pendidikan, 62,5% responden menyelesaikan studi hingga SMA dan 37,5%
telah menyelesaikan studi hingga Sarjana (S1).
2. Secara administratif, program kerja yang dilakukan oleh Polisi Kehutanan
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sinjai telah sesuai
dengan Tugas Pokok dan Fungsi Polisi Kehutanan Menurut Peraturan
Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.75/Menhut-II/2014.
Program kerja yang dimaksud adalah Patroli Rutin, Patroli Mendadak, dan
Penyuluhan metode Anjangsana.
3. Kinerja lapangan Polisi Kehutanan di Kabupaten Sinjai telah terlaksana
dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kasus-kasus yang
ditangani dilapangan disertai dengan pelaporan rutin.

6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan beberapa hal yaitu
perlu ditingkatkannya sarana dan pra-sarana yang mendukung kinerja Polisi
Kehutanan dalam perlindungan hutan serta perlu diadakannya laporan dan
pendataan terkait satwa liar yang terdapat dalam kawasan hutan di
Kabupaten Sinjai.

38
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Sarita Permata. 2012. Pengaruh Pengendalian Internal dan Daya


Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan SPBU Yogyakarta (Studi
Kasus Pada SPBU Anak Cabang Perusahaan RB. Group). Yogyakarta :
Jurnal Nominal. Vol. I, No. I.
Hariandja, Marihot T.E, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Grasindo.
Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi
Aksara.
Kambuno, Alfian Sambo. 2015. Kinerja Polisi Kehutanan Dalam Perlindungan
Pengamanan Hutan Di Kabupaten Tana Toraja. Skripsi. Fakultas
Kehutanan Universitas Hasanuddin.
Mangkunegara, Anwar P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Meija. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Andy Offset.

Melati, Irma Ika. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai.


Skripsi. Universitas Diponegoro.
Munafiah, Siti. 2011. Pengaruh Kompensasi dan Supervisi terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Kasus pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal
Secang). Skripsi. FE Universitas Negeri Yogyakarta.
Muhammad, Zainur Roziqin. 2010. Kepuasan Kerja. Malang: Averroes Press.
Nadhiroh, S. A. 2010. Pengaruh Kompleksitas Tugas, Orientasi Tujuan dan Self-
Efficiency terhadap Kinerja Auditor dalam Pembuatan Audit Judgement.
Skripsi. UNDIP : Semarang.
Patiran Andarias. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Pegawai Negeri Sipil (PNS) (The Analusis of Factors wich influence the
performance of civil Government Employees). Fokus Ekonomi Vol 5 No. 2
Desember 2010 : 32 – 43. STIE Ottow dan Geissler : Jayapura.
Prawirosentono, Suyadi. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia: Kebijakan
Kinerja Karyawan. Edisi 1. Cetakan Kedelapan. BPFE. Yogyakarta
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia. 2014. Nomor : P.75 Tentang
Polisi Kehutanan.

39
Peraturan Menteri Kehutanan Republik. Indonesia. 2014. Nomor : P.9 Tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Polisi Kehutanan dan
Angka Kreditnya.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 2004. Nomor : 45 Tentang
Perlindungan Hutan.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi. 2011. Nomor 17 Tentang Jabatan Fungsional Polisi Kehutanan
dan Angka Kreditnya.

Prabowo, Pergua Ady Setya dan Nudhiana. 2012. Pengaruh Kemampuan dan
Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Akunting Pada Kantor Konsultan
Pajak Pakar Penata Usaha Periode 2012. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Widya Manggala.

Salim, H. S. 2006. Dasar-Dasar Hukum Kehutanan. Jakarta : Sinar Grafika.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan.

Zain, Alam. 1997. Hukum Lingkungan Konservasi Hutan. Jakarta : Rineka Cipta.

40
LAMPIRAN

41
Lampiran 1. Rencana Kerja Kegiatan Perlindungan dan Pengamanan
Hutan serta Peredaran Hasil Hutan Polisi Kehutanan Kab.Sinjai Tahun 2016
N NAMA YANG HASIL YANG
WAKTU LOKASI KET.
O KEGIATAN TERLIBAT DIINGINKAN
1 2 3 4 5 6 7
Hutan dan kawasan
hutan terhindar dari
gangguan baik oleh
Kawasan
manusia, hewan ter-
hutan pada
nak, maupun hama dan
wilayah kerja
penyakit
Satgas dan
seluruh Anggota Dapat melakukan
PATROLI tindakan cepat bila Dikond
1 JAN – DES Kawasan Tim Operasi
RUTIN
hutan kab. dan Intelejen ditemukan kejadian isikan
Sinjai apabila yang mengancam
diperlukan status hutan dan
bantuan kawasan hutan
personilnya Tidak terjadi keba-
karan hutan pada
musim kemarau
Merespon dengan
cepat informasi yang
Kawasan masuk atau masalah
PATROLI DIKONDIS hutan dan Minimal 3 yang sedang terjadi Dikond
2 isikan
MENDADAK IKAN wilayah kerja (tiga) orang
Satgas Mencegah meluas-
nya dampak negatif
suatu kejadian
Masyarakat memi-
liki pengetahuan dan
pemahaman tentang
Rumah undang-undang dan
masyarakat, aturan-aturan yang
PENYULUH Seluruh menyangkut masalah
kawasan hutan
AN METODE Anggota perlindungan dan Dikond
JAN – DES pada wilayah
3 ANJANGSAN
kerja Satgas
Personil pengamanan hutan isikan
A Satgas serta peredaran hasil
Polisi
Kehutanan hutan
Menciptakan pola
fikir masyarakat yang
peduli lingkungan

42
Masyarakat menda-
patkan informasi baru
yang sedang berkem-
bang tentang masalah
kebijakan-kebijakan &
program kehutanan
yang baru
Seluruh Tercipta kebersihan,
Anggota ketertiban dan
Polisi kerapihan kantor
Kehutanan Tercipta suasana
PNS & Non yang kondusif untuk
Kantor Satuan PNS bekerja di dalam Setiap
PIKET
4 JAN – DES Tugas Polisi Koordinator kantor hari (24
KANTOR Jam)
Kehutanan Unit dan Tercipta keamanan
Seluruh barang inventaris
Kaur Satuan kantor
Tugas Tercipta pelayanan
Kecuali yang baik kepada
Kasat. masyarakat
Dapat diperoleh
kelengkapan adminis-
trasi untuk penye-
lesaian kasus-kasus
yang terjadi dalam
Seluruh periode 1(satu) bulan
PELAPORAN Kantor Satuan
Anggota tersebut 1X/
5 HASIL JAN – DES Tugas Polisi Bulan
Satgas
KEGIATAN Kehutanan Sebagai bahan
Polhut
pengarsipan
Sebagai bahan
kelengkapan admi-
nistrasi yang bersang-
kutan
Kantor Satuan Seluruh
Kantor Satgas dan
Tugas Polisi Anggota 1X/
6 KOORVEY JAN – DES sekitarnya Bersih dan Bulan
Kehutanan Satgas
Rapih
dan Sekitarnya Polhut
Mengetahui tingkat
Seluruh keberhasilan kegiatan
Anggota yang telah diren-
RAPAT April, Juli, Kantor Satuan Polisi canakan dan dilak- 1 X /
8 EVALUASI Oktober dan Tugas Polisi Kehutanan sanakan Triwula
KINERJA Desember Kehutanan PNS & Non n
Pertanggung jawab-
PNS Kab.
an setiap personil
Sinjai
kepada kepala Satgas

43
Lampiran 2. Kuesioner

I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis Kelamin :
3. Pangkat/ Golongan :
4. Jabatan :
5. Alamat :
Berilah tanda (√) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan kondisi Bpk/Ibu/Sdr!
II. Karakteristik Responden
1. Umur
Tahun berapa Bpk/Ibu/Sdr lahir? ……. ( ……. Tahun)
2. Pendidikan Formal
Apa pendidikan formal terakhir Bpk/Ibu/Sdr ?
SLTA
DI/ II/ III
S1
S2
3. Pendidikan nonformal
a. Apakah Bpk/Ibu/Sdr pernah mengikuti kursus/ pelatihan yang berkaitan
dengan Polisi Kehutanan ? (5 tahun terakhir)
Ya ( lanjut ke b )
Tidak ( lanjut ke nomor 4 )
b. Jika pernah berapa kali ? …. Kali
4. Pengalaman kerja
Sudah berapa tahun Bpk/Ibu/Sdr bekerja sebagai Polisi Kehutanan ? …. Tahun
…. Bulan
5. Pengetahuan Terhadap Tugas Pokok dan Wewenang Polisi Kehutanan
Berilah tanda (√) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan kondisi yang
Bpk/Ibu/Sdr rasakan saat ini, yaitu :
SM : Sangat Menguasai

44
M : Menguasai
KM : Kurang Menguasai
TM : Tidak Menguasai
STM : Sangat Tidak Memuaskan

A. Tugas Pokok

No Butir Pertanyaan SM M KM TM STM


Mencegah dan Membatasi Kerusakan-
kerusakan dan hasil hutan yang
1
disebabkan oleh perbuatan manusia,
ternak, kebakaran, hama dan penyakit
Mempertahankan dan menjaga hakhak
2
negara atas hutan dan hasil hutan
3 Menjaga keutuhan kawasan hutan
Mencegah penduduk dan pengerjaan
4
hutan tanpa izin
Mencegah pengelolaan tanah hutan
secara tidak sah yang dapat
5
menimbulkan kerusakan tanah dan
tegakan
Mencegah penebangan tegakan
6
hutan tanpa izin
Mencegah pemungutan hasil hutan
7
dan perburuan satwa liar
Mencegah dan memadamkan
kebakaran hutan serta melarang
8
pembakaran hutan tanpa kewenangan
yang sah
Mencegah pengangkutan hasil
9
hutan dan satwa liar tanpa izin

45
Mencegah pengembalaan ternak,
pengambilan rumput dan makanan
ternak lainnya serta serasah dari
10
dalam hutan kecuali di tempattempat
yang disediakan untuk
keperluan tersebut
Mencegah dan menanggulangi hasil
kerusakan hutan dan hasil hutan
11
yang disebabkan alam, hama dan
penyakit
Melarang membawa alat-alat yang
lazim digunakan untuk memotong
12
dan membelah pohon di dalam
kawasan hutan
Mencegah terjadinya kerusakan
13 sumber daya alam hayati, lingkungan
dan ekosistem
Mencegah terjadinya kerusakan
14 bangunan-bangunan dalam rangka
upaya konservasi tanah dan air

B. Wewenang
No Butir Pertanyaan SM M KM TM STM
Mengadakan patroli/ perondaan di
1 dalam kawasan hutan atau wilayah
hutannya
Memeriksa surat-surat/ dokumen yang
berkaitan dengan pengangkutan hasil
2
hutan di dalam kawasan hutan atau
wilayah hukumnya

46
Menerima laporan tentang terjadinya
3 tindak pidana yang menyangkut hutan,
kawasan hutan dan hasil hutan
Dalam hal tangkap-menangkap, wajib
4 menangkap tersangka untuk
diserahkan kepada yang berwenang
Membuat laporan dan menandatangani
laporan tentang tindak pidana
5
menyangkut hutan, kawasan hutan dan
hasil hutan

6. Intensitas supervisi (1 tahun terakhir)

Kegiatan Intensitas Instansi Pembina


Pembinaan
Wawasan Polisi ……. Kali
Kehutanan
Penyusunan ……. Kali
Program

7. Ketersediaan Sarana-Prasarana, dilihat dari kesesuaian antara jumlah


sarpras dengan tingkat kebutuhan.
Berilah tanda (√) pada pilihan jawaban yang sesuai dengan kondisi yang
Bpk/Ibu/Sdr saudara rasakan saat ini, yaitu :
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
KS : Kurang Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai

Jenis Sarana Prasarana Jlh SS S KS TS STS


Senjata api dan amunisi
Alat komunikasi
Alat navigasi

47
Alat dokumentasi dan intelijen
Alat pemadam kebakaran
Alat pendakian, selam dan
Penyelamatan
Sarana mobilisasi
Pos dan pondok jaga
Tempat penyimpanan barang bukti
Tempat penyimpanan senjata dan
Amunisi
Tempat/ruang tahanan
Asrama Polisi Kehutanan

8. Kinerja Polisi Kehutanan Dalam Melaksanakan Tugas Pokok dan


Wewenangnya
Berilah tanggapan terhadap pernyataan di bawah ini, dengan tanda (√) pada kolom
yang tersedia sesuai dengan kegiatan/ aktivitas yang Bpk/Ibu/Sdr lakukan dengan
sejujur-jujurnya, (1 tahun terakhir), dengan pilihan :
SS (Sangat Sering), S (Sering), KK (Kadang-Kadang), P (Pernah), TP (Tidak
Pernah)
A. Tugas Pokok

No Butir Pertanyaan SS S KK P TP
Mencegah dan Membatasi kerusakan-
1 kerusakan dan hasil hutan yang
disebabkan oleh perbuatan manusia,
ternak, kebakaran, hama dan penyakit
2 Mempertahankan dan menjaga hakhak
negara atas hutan dan hasil hutan
3 Menjaga keutuhan kawasan hutan
4 Mencegah penduduk dan pengerjaan
hutan tanpa izin
Mencegah pengelolaan tanah hutan
5 secara tidak sah yang dapat
menimbulkan kerusakan tanah dan
tegakan
6 Mencegah penebangan tegakan hutan
tanpa izin

48
Mencegah pemungutan hasil hutan dan
7
perburuan satwa liar
Mencegah dan memadamkan
kebakaran hutan serta melarang
8
pembakaran hutan tanpa kewenangan
yang sah
Mencegah pengangkutan hasil hutan
9
dan satwa liar tanpa izin
Mencegah pengembalaan ternak,
pengambilan rumput dan makanan
10 ternak lainnya serta serasah dari dalam
hutan kecuali di tempattempat yang
disediakan untuk keperluan tersebut
Mencegah dan menanggulangi hasil
11 kerusakan hutan dan hasil hutan yang
disebabkan alam, hama dan penyakit
Melarang membawa alat-alat yang
12 lazim digunakan untuk memotong
dan membelah pohon di dalam
kawasan hutan
Mencegah terjadinya kerusakan sumber
13 daya alam hayati, lingkungan dan
ekosistem
Mencegah terjadinya kerusakan
14 bangunan-bangunan dalam rangka
upaya konservasi tanah dan air

B. Wewenang
No Butir Pertanyaan SS S KK P TP

1 Mengadakan patroli/ perondaan di da-lam


kawasan hutan atau wilayah hutannya
Memeriksa surat-surat/ dokumen yang
2 berkaitan dengan pengangkutan hasil
hutan di dalam kawasan hutan atau
wilayah hukumnya
Menerima laporan tentang terjadinya
3 tindak pidana yang menyangkut hutan,
kawasan hutan dan hasil hutan
Dalam hal tangkap-menangkap, wajib
4 menangkap tersangka untuk diserahkan
kepada yang berwenang
Membuat laporan dan menandatangani
laporan tentang tindak pidana nyangkut
5
hutan, kawasan hutan dan
hasil hutan

49
Daftar pertanyaan wawancara mendalam
1. Apakah Bapak/Ibu/Sdr, tahu tentang tugas pokok dan tanggung jawab yang
diberikan oleh lembaga ?
2. Apakah Bpk/Ibu/Sdr, dalam melakukan tugasnya membuat perencanaan dan
jadwal kegiatan ?
3. Apakah Bapak/Ibu/Sdr, dalam menjalankan tugas sebagai Polisi Kehutanan
melakukan kunjungan ke lapangan ? Ya Tidak
Jika Ya berapa kali dalam sebulan ?
4. Apakah Bpk/Ibu/Sdr, tahu standar mutu pekerjaan yang dilakukan ?
5. Apa saja pekerjaan Polisi Kehutanan yang anda selesaikan satu tahun terakhir
?
6. Apakah Bpk/Ibu/Sdr, memiliki ketergantungan kepada orang lain dalam
melaksanakan tugas pokok ?
7. Apakah Bpk/Ibu/Sdr, melakukan perhitungan/ pertimbangan dalam melakukan
tugas sebagai Polisi Kehutanan?
8. Apakah Bapak/Ibu/Sdr, dalam melaksanakan tugas menunggu perintah atau
dengan inisiatif sendiri ?
9. Apakah bapak/Ibu/Sdr, hadir jika ada rapat dalam satuan anda ?
10. Jika Ya, Apakah Bapak/Ibu/Sdr, mengeluarkan pendapat ketika menghadiri
rapat?
11. Apakah Bpk/Ibu/Sdr, memiliki keinginan untuk meningkatkan Kemampuan
atau skill di bidang anda ?
12. Apakah Bapak/Ibu/Sdr, merasa profesional dalam bidang anda ?
13. Menurut Bapak/Ibu/Sdr, untuk menghadapi desentralisasi kehutanan
(otonomi)

50
Lampiran 3. Laporan Bulanan Polisi Kehutanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sinjai

LAPORAN BULANAN POLISI KEHUTANAN


BULAN : JANUARI 2016

N TANGGAL JENIS KEGIATAN HASIL KEGIATAN KETERANGAN


O
1 2 3 4 5
1. 05-01-2016 PATROLI Melaksanakan Patroli Peredaran Hasil Hutan di Kec. Mutasi Piket Terlampir
Pulau Sembilan
2. 11-01-2016 PATROLI Melaksanakan Patroli di Kawasan Hutan Mangrove di Mutasi Piket Terlampir
Desa Tongke-Tongke
3. 12-01-2016 RAPAT Melaksanakan Rapat koordinasi ttg perlindungan dan Rapat bertempat di
pengamanan hutan kantor SATGAS
4. 19-01-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket di kantor unit III kec. Bulupoddo. Mutasi piket terlampir

5. 21-01-2016 PATROLI Melaksanakan patroli di dsn Sahoddi Sungai Tangka I Laporan patrol terlampir
desa Lamatti Riattang.
6. 26-01-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit III Kec. Mutasi piket terlampir
Bulupoddo.
7. 27-01-2016 PATROLI Melaksanakan patroli di Kessi desa Bonto kec. Sinjai Laporan terlampir
Tengah.
8. 28-01-2016 PATROLI Melaksanakan patroli di dsn Laiyya Desa Tompobulu, Laporan patroli terlampir
kawasan hutan sungai tangka I
9. 29-01-2016 ANJANG SANA Melaksanakan anjang sana di dsn Ba’nyira Desa Baru, Laporan terlampir
Kec. Sinjai Tengah.

51
LAPORAN BULANAN POLISI KEHUTANAN
BULAN : FEBRUARI 2016

N TANGGAL JENIS KEGIATAN HASIL KEGIATAN KETERANGAN


O
1 2 3 4 5
1. 01-02-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di dsn Rappa desa Lamatti Riattang Laporan patroli
Kec.Bulupoddo. terlampir
2. 02-02-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket di kantor unit III kec. Bulupoddo. Mutasi piket terlampir

3. 09-02-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di dsn Mamajeng Sungai Tangka I Laporan patrol
desa Duampanuae. terlampir
4. 15-02-2016 PATROLI Melaksanakan patroli di dsn Jira desa Bonto kec. Sinjai Laporan patroli
Tengah. terlampir
5. 16-02-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit III Kec. Mutasi piket terlampir
Bulupoddo. Bertempat di aula
6. 22-02-2016 PATROLI Melaksanakan patroli di dsn Mattiro walie desa DISBUNHUT
Gantarang kec. Sinjai Tengah.
7. 23-02-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit III Kec. Laporan terlampir
Bulupoddo.
8. 28-02-2016 PATROLI Melakukan Patroli peredaran hasil Hutan di Kec. Sinjai Laporan patrol
Utara terlampir

52
LAPORAN BULANAN POLISI KEHUTANAN
BULAN : MARET 2016
NO TANGGAL JENIS KEGIATAN HASIL KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5
1. 02-03-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di desa Duampanuae Laporan patroli
Kec.Bulupoddo. terlampir
2. 04-03-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket di kantor unit III kec. Bulupoddo. Mutasi piket terlampir

3. 07-03-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di kawasan hutan Sungai Tangka I Laporan patrol
desa Tompobulu. terlampir
4. 11-03-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket di kantor unit III Kec.Bulupoddo Mutasi piket terlampir

5. 14-03-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di dsn Ba’nyira desa Baru kec.Sinjai Laporan patrol
tengah. terlampir
6. 17-03-2016 PATROLI Melakukan Patroli peredaran hasil hutan pada Kec. Sinjai Laporan patrol
Utara (Kel. Bongki) terlampir
7. 21-03-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di desa Kompang kec. Sinjai Laporan patrol
Tengah. terlampir
8. 23-03-2016 RAPAT Melaksanakan rapat evaluasi perlindungan dan Bertempat di aula
pengamanan hutan DISBUNHUT
9. 27-03-2016 PATROLI Melakukan Patroli peredaran hasil hutan pada Kec. Sinjai Laporan terlampir
Utara (Kel. Lappa)
10. 31-03-2016 ANJANG SANA Melaksanakan anjang sana di Dusun Kessi Desa Bonto. Laporan terlampir

53
LAPORAN BULANAN POLISI KEHUTANAN
BULAN : APRIL 2016
NO TANGGAL JENIS KEGIATAN HASIL KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5
1. 01-04-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
2. 04-04-2016 ANJANG SANA Melaksanakan anjang sana di dsn Barang I desa Lamatti Laporan terlampir
Riattang.
PATROLI Melaksanakan patroli Peredaran Hasil Hutan di Laporan terlampir
Kec.Sinjai Timur
3. 08-04-2016 RAPAT Melaksanakan rapat koordinasi perlindungan dan Bertempat di aula
pengamanan hutan. DISBUNHUT
4. 11-04-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di gunung Rappa desa Lamatti Laporan patrol
Riattang. terlampir
5. 15-04-2016 PIKET Melaksanakan piket di kantor unit III Kec.Bulupoddo Mutasi piket terlampir

6. 18-04-2016 ANJANG SANA Melaksanakan anjang sana di dsn Sereng desa Laporan terlampir
Duampanuae.
7. 20-04-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di desa Saotanre kec. Sinjai Tengah. Laporan patrol
terlampir
8. 21-04-2016 RAPAT Melaksanakan rapat evaluasi perlindungan dan Bertempat di aula
pengamanan hutan DISBUNHUT
9. 22-04-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit III Kecamatan Mutasi piket terlampir
Bulupoddo.
10. 29-04-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket di kantor unit III kec. Bulupoddo Mutasi piket terlampir

54
LAPORAN BULANAN POLISI KEHUTANAN
BULAN : MEI 2016
NO TANGGAL JENIS HASIL KEGIATAN KETERANGAN
KEGIATAN
1 2 3 4 5
1. 01-05-2016 PATROLI Melaksanakan patroli di dsn Saharu desa Lamatti Laporan terlampir
Riattang.
2. 02-05-2016 PATROLI Melakukan Patroli di Hutan Mangrove Desa Tongke- Laporan terlampir
Tongke
3. 04-05-2016 ANJANGSANA Melaksanakan anjang sana di Dusun Sahoddi desa Laporan terlampir
Lamatti Riattang.
4. 09-05-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di kawasan hutan Sungai Tangka II Laporan terlampir
desa Duampanuae.
5. 13-05-2016 PIKET SIANG Melaksanakan penjagaan di kantor unit III Kec. Mutasi piket terlampir
Bulupoddo.
6. 16-05-2016 PATROLI Melaksanakan patroli di kawasan hutan Sungai Tangka II Laporan terlampir
desa Baru.
7. 18-05-2016 ANJANGSANA Melaksanakan anjang sana di dsn Bulo desa Tompobulu. Laporan terlampir

8. 20-05-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket di kantor unit III KEC. Bulupoddo. Mutasi piket terlampir

9. 23-05-2016 PATROLI Melaksanakan Patroli di Kel. Lappa, Larea-rea, Laporan terlampir


Balangnipa, Biring ere, dan Lamatti Rilau
10. 27-05-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit III Mutasi piket terlampir
kec.Bulupoddo.
11. 29-05-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit III Mutasi piket terlampir
kec.Bulupoddo.

55
LAPORAN BULANAN POLISI KEHUTANAN

BULAN : JUNI 2016

NO TANGGAL JENIS KEGIATAN HASIL KEGIATAN KETERANGAN


1 2 3 4 5
1 02-06-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di dsn Laiyya desa Tompobulu, Laporan terlampir
ditemukan pelanggaran kehutanan.
2. 03-06-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
3. 06-06-2016 ANJANGSANA Melaksanakan anjang sana di dsn Bulo desa Tompobulu. Laporan terlampir
4. 07-06-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
5. 10-06-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
6. 13-06-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di Beppajeng desa Lamatti Riattang. Laporan terlampir

7. 15-06-2016 ANJANG SANA Melaksanakan anjang sana di dsn Sereng desa Laporan terlampir
Duampanuae.
8. 17-06-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
9. 20-06-2016 ANJANG SANA Melaksanakan anjang sana di dsn Sereng desa Laporan terlampir
Duampanuae.
10. 23-06-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
11. 24-06-2016 PATROLI Melaksanakan Patroli di Kec. Sinjai Timur Laporan terlampir
12. 27-06-2016 PATROLI Melaksanakan patroli di G.Rappa. Laporan terlampir

56
LAPORAN BULANAN POLISI KEHUTANAN
BULAN : JULI 2016
NO TANGGAL JENIS KEGIATAN HASIL KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5
1 01-07-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
2. 05-07-2016 ANJANG SANA Melaksanakan anjang sana di dsn Ba’nyira desa Baru. Laporan terlampir

3. 08-07-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
4. 11-07-2016 PATROLI Melaksanakan patroli di gunung Rappa desa Lamatti Laporan terlampir
Riattang
5. 15-07-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
6. 19-07-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di Dusun Salohe desa Tompobulu. Laporan terlampir

7. 21-07-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
8. 22-07-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di Desa Lasiai, Biroro, Patalasang, Laporan terlampir
dan Kaloling

9. 25-07-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di kawasan gunung Mamajeng desa Laporan terlampir
Duampanuae.

10. 26-07-2016 ANJANG SANA Melaksanakan anjang sana di dsn Ba’nyira desa Baru. Laporan terlampir

11. 29-07-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.

57
LAPORAN BULANAN POLISI KEHUTANAN
BULAN : AGUSTUS 2016
NO TANGGAL JENIS KEGIATAN HASIL KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5
1 01-08-2016 RAPAT Melaksanakan rapat evaluasi kegiatan perlindungan dan Mutasi piket terlampir
pengamanan hutan.
2. 05-08-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Laporan terlampir
Kec.Bulupoddo.
3. 06-08-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di Dusun Kessi desa Bonto Laporan terlampir

4. 08-08-2016 PATROLI Melaksanakan patroli di Dusun Bonto Mario desa Laporan terlampir
Duampanuae.
5. 10-08-2016 ANJANG SANA Melaksanakan anjang sana di dsn Sereng desa Mutasi piket terlampir
Duampanuae.
6. 12-08-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
7. 19-08-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
8. 22-08-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di dsn Halimping desa Saotanre. Laporan terlampir

9. 23-08-2016 ANJANG SANA Melaksakan anjang sana di dsn Salohe desa Tompobulu. Laporan terlampir

10. 26-08-2016 PIKET Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
11. 29-08-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di dsn Data desa Tompobulu. Laporan terlampir

12. 31-08-2016 ANJANG SANA Melaksanakan anjang sana di dsn Sereng desa Laporan terlampir
Duampanuae.

58
LAPORAN BULANAN POLISI KEHUTANAN
BULAN : SEPTEMBER 2016
NO TANGGAL JENIS KEGIATAN HASIL KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5
1 02-09-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
2. 05-09-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di kawasan hutan Sungai Tangka I Laporan terlampir
dsn Laiyya desa Tompobulu.

3. 08-09-2016 PATROLI Melaksanakan patroli peredaran hasil hutan di Kec. Pulau Laporan Terlampir
Sembilan
4. 09-09-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
5. 13-09-2016 ANJANG SANA Melaksanakan anjang sana di dsn Baruga desa Kompang. Laporan terlampir

6. 16-19-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
7. 19-09-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di dsn Kessi desa Bonto. Laporan terlampir
8. 21-09-2016 PATROLI Melakukan Patroli di Kel. Lamatti Rilau, Bongki, dan Laporan terlampir
Biringere,
9. 23-09-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
10. 26-09-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di dsn Mattiro walie desa Laporan terlampir
Gantarang.
11. 29-09-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
12. 30-09-2016 ANJANG SANA Melaksanakan anjang sana di dusun Sereng desa Laporan terlampir
Duampanuae.

59
LAPORAN BULANAN POLISI KEHUTANAN

BULAN : OKTOBER 2016

NO TANGGAL JENIS KEGIATAN HASIL KEGIATAN KETERANGAN


1 2 3 4 5
1. 03-10-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
2. 05-10-2016 ANJANG SANA Melaksanakan anjang sana di dsn Data desa Tompobulu. Laporan terlampir
3. 06-10-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
4. 07-10-2016 PATROLI Melakukan Patroli di Desa Laisai, Patalassang, Biroro, Laporan Terlampir
dan Kaloling
5. 10-10- PATROLI Melakukan Patroli di Hutan Mangrove Desa Tongke- Laporan terlampir
20016 Tongke
6. 14-10-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
7. 19-10-2016 PATROLI Melaksanakan patrol I di kawasan hutan lindung dsn Laporan terlampir
Tapillasa desa Pattongko, ditemukan pelanggaran
undang- undang kehutanan.
8. 21-10-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
9. 23-10-2016 PENYULUHAN Melaksanakan penyuluhan dg metode anjang sana di Laporan terlampir
dusun Sereng desa Duampanuae.
10. 24-110- PATROLI Melaksanakan patrol di dsn Laiyya desa Tompobulu Laporan patroli
2016 ,ditemukan pelanggaran undang-undang terlampir
11. 28-10-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.

60
LAPORAN BULANAN POLISI KEHUTANAN
BULAN : NOVEMBER 2016
NO TANGGAL JENIS KEGIATAN HASIL KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5
1. 01-11-2016 PATROLI Melaksanakan kegiatan patrol di desa Lamatti Riattang. Laporan terlampir
2. 03-11-2016 ANJANG SANA Melaksanakan anjang sana di dusun Karampuang desa Laporan terlampir
Tompobulu.
3. 04-11-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
4. 07-11-2016 PENYULUHAN Melaksanakan penyuluhan dg metode anjang sana di Laporan terlampir
dusun Tapillasa desa Pattongko.
5. 10-11-2016 PIKET SIANG Melaksanakan penyuluhan dg metode anjang sana di Mutasi piket terlampir
dusun Tapillasa desa Pattongko
6. 11-11-2016 PATROLI Melaksanakan kegiatan patroli pada wilayah perairan Laporan terlampir
Kec. Pulau Sembilan
7. 14-11-2016 ANJANG SANA Melakukan penyuluhan di dsn Sereng desa Duampanuae. Laporan terlampir
8. 15-11-2016 PATROLI Melaksanakan patroli rutin di kawasan hutan desa Baru Laporan patrol
kec.Sinjai tengah. terlampir
9. 18-11-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
10. 21-11-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di desa Gantarang kec.Sinjai tengah. Laporan terlampir
11. 25-11-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit wilayah III Mutasi piket terlampir
Kec.Bulupoddo.
12. 28-11-2016 PATROLI Melaksanakan patrol di desa Saotanre kec.Sinjai tengah. Laporan terlampir
13. 30-11-2016 ANJANG SANA Melaksanakan anjang sana di dsn Saukang desa Saotanre. Laporan terlampir

61
NO TANGGAL JENIS KEGIATAN HASIL KEGIATAN KETERANGAN
1 2 3 4 5
1. 02-12-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit III Kec. Mutasi piket terlampir
Bulupoddo.
2. 05-12-2016 PATROLI Melaksanakan patroli di dsn Tangkulu desa Pattongko Laporan patroli
kec.Sinjai Tengah. terlampir
3. 06-12-2016 PATROLI Melaksanakan patroli di dsn Laiyya desa Tompobulu Laporan terlampir
4. 09-12-2016 PIKET SIANG Melaksanakan penjagaan di kantor unit III Kec. Mutasi piket terlampir
Bulupoddo.
5. 13-12-2016 PATROLI Memeriksa kembali kayu pinus yg tumbang akibat Dibuatkan berita acara
pelebaran jalan . pemeriksaan
6. 16-12-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit III Mutasi piket terlampir
7. 19-12-2016 UPACARA Melaksanakan upacara bela negara di kantor bupati lama Laporan terlampir
kab.Sinjai.
8. 20-12-2016 ANJANG SANA Melakukan kegiatan anjang sana di dsn Bonto Mario kec. Laporan terlampir
Bulupoddo.
9. 22-12-2016 PENGAWALAN Mengawal tim pemeriksa dr kantor dinas kehutanan Situasi aman
propinsi Sulawesi Selatan ttg izin pinjam pakai kawasan
hutan di desa Tompobulu dan Turungan Baji.
10. 23-12-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit III Kec. Mutasi piket terlampir
Bulupoddo.
11. 30-12-2016 PIKET SIANG Melaksanakan piket siang di kantor unit III Kec. Mutasi piket terlampir
Bulupoddo.

62
Lampiran 4. Struktur Organisasi Polisi Kehutanan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kabupaten Sinjai 2016

KEPALA DINAS

KABID PERLINMANDARHUT

KEPALA SEKSI PERLINMANDARHUT

KEPALA SATUAN TUGAS

KEPALA URUSAN DALAM & LOGISTIK

KAUR OPERASI, INTELEGEN

KAUR PENINDAKAN DAN DISIPLIN

KEPALA UNIT WILAYAH I KEPALA UNIT WILAYAH II KEPALA UNIT WILAYAH III

ANGGOTA

63
Lampiran 4 Daftar Personil Berdasarkan Surat Keputusan Bupati No. 204 Tahun 2015 tentang Penempatan Wilayah Kerja Polisi
Kehutanan dan Petugas Pembantu Pengamanan Hutan Di Kabupaten Sinjai Tahun 2015

No NAMA JABATAN No NAMA JABATAN


1. Syamsuar Rahman, S.Hut, MM Kasatgas Polhut Sinjai 14. Bustan, S.H Kaur Operasi, Intelegen
2. Nurman Kaur Operasi & Intelejen & Pendidikan
3. Tahmil Kepala Urusan 15. Sakka Polhut
Dalam & Logistik 16. Muhammad Arif Polhut
4. A. Iskandar Ilma Kaur Penindakan Dan 17. Muhammad Masri Polhut
Disiplin 18. Supriadi, S.Hut Polhut
5. Irsan, S.Hut Kepala Unit 1 19. Eko Supriadi Polhut
6. Suardi BR, S.E Kepala Tata 20. Syamsidar Mandor Hutan
Urusan Dalam 21. Umar, S.IP Kepala Unit III
7. Suyuti Hasyim, S.Hut Kepala Urusan Operasi, 22. Sudirman Kepala Urusan Tata
Intelegen & Penindakan Urusan Dalam
8. Armansyah Polhut 23. Aminuddin Kepala Urusan Operasi,
9. Hafil Polhut Intelegen & Penindakan
10. Baharuddin S. Polhut 24. Ambo Syahrir Polisi Kehutanan
11. Faisal Saleh, S.H Polhut
12. Amiruddin, S.H Kepala Unit II
13. Kamaruddin, S.H Kepala Urusan Tata
Urusan Dalam

64
Lampiran 5. Jadwal Rencana Kerja Kegiatan Perlindungan Dan Pengamanan Hutan Serta Peredaran Hasil Hutan Satuan Tugas Polisi
Kehutanan Kab. Sinjai Bulan Januari S/D Desember Tahun 2016

Januari Februari Maret April Mei Juni


No Uraian Kegiatan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Koordinasi/Penyampaian
Penempatan Petugas
Polisi Kehutanan dan
Mandor Hutan pada
Aparat Terkait di 3 (tiga)
Kecamatan
2 Pembenahan Adminis-
trasi dan Kelengkapan
Sarana, Prasarana
3 Penyuluhan/Anjangsana
4 Patroli Rutin Perlin-
dungan dan Pengamanan
Hutan
5 Patroli Rutin Peredaran
Hasil Hutan
6 Piket Kantor
8 Koorvey
9 Penyegaran
10 Pelaporan Hasil Kegiatan
11 Rapat Evaluasi Kinerja

65
Juli Agustus September Oktober November Desember
No Uraian Kegiatan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Koordinasi/Penyampaian
Penempatan Petugas
Polisi Kehutanan dan
Mandor Hutan pada
Aparat Terkait di 3 (tiga)
Kecamatan
2 Pembenahan Adminis-
trasi dan Kelengkapan
Sarana, Prasarana
3 Penyuluhan/Anjangsana
4 Patroli Rutin Perlin-
dungan dan Pengamanan
Hutan
5 Patroli Rutin Peredaran
Hasil Hutan
6 Piket Kantor
8 Koorvey
9 Penyegaran
10 Pelaporan Hasil Kegiatan
Rapat Evaluasi Kinerja

66
Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian

1. Wawancara bersama Personil Polisi Kehutanan

67
2. Papan nama Satuan Tugas Polisi Kehutanan

3. Kegiatan Kunjungan ke Lokasi Pelanggaran Kawasan Hutan

68

Anda mungkin juga menyukai