Anda di halaman 1dari 3

S

EKILAS ORGANISASI
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM KEHUTANAN

Oleh :
Sekretariat Badan P2SDMK

Transformasi kebijakan pembangunan kehutanan menuju pengelolaan hutan lestari


disadari sepenuhnya hanya akan dapat berdaya dan berhasil guna sampai tingkat tapak bila
didukung oleh ketersediaan SDM kehutanan yang cukup dan kualitas yang memadai.
Kedudukan SDM kehutanan sangat penting dan strategis guna menggerakkan jalannya roda
pembangunan kehutanan
melalui berbagai
implementasi program dan
kegiatan. Unsur SDM
kehutanan mempunyai
cakupan yang luas, meliputi
SDM aparatur kehutanan di
pemerintah pusat / daerah,
dan non aparatur kehutanan
utamanya masyarakat sekitar
hutan sebagai pelaku utama
pembangunan.

Mengacu Dokumen Rencana Kehutanan Tingkat Nasional (Tahun 2011), luas kawasan
hutan di Indonesia mencapai 130,68 juta hektar yang terdiri atas Hutan Produksi seluas 75,00
juta hektar, Hutan Lindung seluas 28,86 juta hektar, dan Hutan Konservasi seluas 26,82 juta
hektar. Sesuai peraturan perundangan yang berlaku di era otonomi daerah, kewenangan
pengelolaan Hutan Produksi dan Hutan Lindung berada di bawah tanggung jawab pemerintah
daerah. Sedangkan pengelolaan hutan konservasi berada di bawah tanggung jawab pemerintah
pusat. Melihat persentase luasan Hutan Produksi dan Hutan Lindung mencapai 79% ~ 103,86
juta hektar dari total luas kawasan, dapat dikatakan bahwa kinerja pembangunan kehutanan
akansangat bertumpu pada kapasitas pemerintahan daerah termasuk kapasitas kelembagaan
dan SDM – nya.

Melihat peran vital SDM kehutanan dalam menjamin keberhasilan pembangunan


kehutanan, Kementerian Kehutanan melalui Peraturan Menteri KehutananNomor P.40/Menhut
– II/2010 Jo. P.33/Menhut – II/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementeriantelah
melakukan restrukturisasi organisasi unit kerja eselon I dengan membentuk Badan Penyuluhan
dan Pengembangan SDM Kehutanan. Pembentukan organisasi Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Kehutanan sekaligus menindaklanjuti amanat Undang – undang Nomor 16
Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.Dalam
menjalankan pelaksanaan tugas
dan fungsi organisasi, Badan
Penyuluhan dan Pengembangan
SDM Kehutanan didukung unit
kerja eselon II meliputi Pusat
Perencanaan Pengembangan SDM
Kehutanan, Pusat Diklat
Kehutanan, Pusat Penyuluhan
Kehutanan dan Sekretariat Badan.
Selain unit kerja eselon II, Badan
Penyuluhan dan Pengembangan
SDM Kehutanan juga memiliki
unit pelaksana teknis (UPT)
meliputi Balai Diklat Kehutanan
di 7 (tujuh) lokasi (Pematang
siantar, Pekanbaru, Bogor, Kadipaten, Samarinda, Makassar, Kupang) dan Sekolah Menengah
Kejuruan Kehutanan Negeri di 5 (lima) lokasi (Pekanbaru, Samarinda, Kadipaten, Makassar dan
Manokwari).

Dalam rangka mengawal visi dan misi pembangunan kehutanan periode Tahun 2010 –
2014, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan mempunyai tanggung jawab besar
dalam mewujudkan SDM penyelenggara kehutanan yang kompeten, bersih dan melayani.
KOMPETEN terhadap tugas dan tanggung jawab yang diemban didasarkan pengetahuan,
ketrampilan, sikap kerja. BERSIH dari unsur Kolusi, Korupsi, dan Politisasi. MELAYANI
Masyarakat dan Dunia Usaha/Investasi. Upaya mewujudkan SDM penyelenggara kehutanan
yang kompeten, bersih dan melayani merupakan suatu proses pembelajaran yang panjang dan
harus dilakukan secara terus menerus, berkesinambungan mulai dari perencanaan
pengembangan SDM kehutanan yang matang, pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi,
serta penyuluhan kehutanan yang transformatif.

Berbagai langkah pembaruan kebijakan pembangunan SDM kehutanan terus dilakukan


Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan guna lebih mendorong peningkatan
kualitas SDM kehutanan dan mengisi kesenjangan kompetensi SDM kehutanan sesuai tuntutan
kebutuhan dan dinamika pembangunan kehutanan. Kebijakan pembangunan SDM kehutanan
Tahun 2010 – 2014 meliputi Sertifikasi Profesi, Standarisasi SDM Kehutanan, Pengembangan
Sistem Promosi yang Transparan dan Akuntabel, Peningkatan Kapasitas SDM Kehutanan
berbasis Kompetensi, Revitalisasi Pendidikan Menengah Kejuruan Kehutanan, Revitalisasi
Penyuluhan Kehutanan, serta Pendayagunaan Penyuluh Kehutanan dalam Pendampingan
Kemitraan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan. Dalam mendukung pembangunan
kehutanan berbasis Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), Badan Penyuluhan dan Pengembangan
SDM Kehutanan mengambil langkah terobosan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga
pengelola KPH melalui Program Bakti Sarjana Kehutanan (BASARHUT) dan Bakti Rimbawan.

Anda mungkin juga menyukai