Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDALAMAN AGAMA
GREJA KRISTEN ORTODOKS SYIRIA

DISUSUN OLEH :
GARDIN GERALDI PELLO (16041000093)
JUNDRIS BANGKIT SANJAYA (16041000082)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN SIPIL
UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
2019
Sejarah
menyebutkan, paham ortodoks lahir dari perselisihan antara Gereja Alexandria, Gereja Roma, dan
Kaisar Konstantin. Puncaknya, pada masa Kaisar Bizantium Marqilanus (450-458 M) seabad lebih
sebelum Nabi Muhammad lahir di Mekkah (571). Kala itu, tepatnya pada tahun 451, diadakan
Majma Khalkaduniyah (Konsili Kalkedonia) dalam hal ketuhanan. Buntut dari konsili ini
menimbulkan perpecahan di antara gereja-gereja yang sulit disatukan kembali.

Nah, rupanya, sejak inilah umat Kristen terpecah menjadi dua. Di satu pihak berpusat di Roma dan
Bizantium, dipimpin Bapa Laon (440-461). Kelompok ini mengakui, al-Masih mempunyai dua sifat:
Tuhan dan manusia. Kelompok ini kemudian lebih dikenal dengan Kristen dan Katholik.

Di pihak lain, berpusat di Alexandria dan Antakia di bawah pimpinan Bapa Disqures (444-454
Masehi). Kelompok ini berpegang kuat pada sifat tunggal bagi al-Masih. Mereka tidak setuju dengan
aliran Kristen yang mengakui sifat Tuhan sekaligus manusia. Kelompok inilah yang kemudian
dikenal dengan kelompok ortodoks. Nama 'ortodoks' dipakai karena berarti: menganut ajaran agama
yang dianggap benar, yang asli. Karena itu, penganut ortodoks mencoba untuk hidup secara lurus,
sesuai dengan tuntutan awal dari kelahiran agamanya.

Penganut ortodoks sendiri terdiri atas beberapa toifah (komunitas berdasarkan kesamaan kultur,
tradisi, bahasa, dan bangsa). Karenanya ada toifah Koptik, Syrian, Armenian, dan Habasah. Sedang
'aqidahnya' sama.

Kanisah Ortodoks Syria (KOS) mengklaim punya bukti sejarah, bahwa Injil yang pertama berbahasa
Arab Syria. Menurut mereka, bahwa al-Masih &emdash;kalangan penganut KOS pantang menyebut
Nabi Isa as dengan Yesus seperti lazimnya digunakan penganut Kristen Katholik/Protestan, tetapi
lebih suka menyebutnya dengan al-Masih atau Sayyidina Isa al-Masih&emdash; berbicara dengan
menggunakan bahasa Syria. Injil diterjemahkan ke dalam bahasa Arab pada tahun 643. Hingga
sekarang, Injil yang digunakan penganut paham Ortodoks Syria, Irak, Lebanon, dan Mesir, adalah
berbahasa Arab. Memang, antara bahasa Syria dan bahasa Arab terdapat kemiripan dan
persamaannya.

Asal Usul Kristen Ortodoks Syiria Dalam Masa


Perkembangannya di Dunia

Ternyata, ada salah satu jenis aliran agama kristen yang sekilas nampak seperti agama islam karena adanya

beberapa kegiatan yang mirip sekali dengan agama islam. Contohnya adalah cara berdoa para penganut aliran

agama ini yang sangat mirip dengan agama muslim yaitu dengan melakukan shalat. Dan aliran agama itu

dikenal dengan aliran agama kristen ortodoks. Memang ada beberapa jenis kristen ortodoks berdasarkan latar

belakangnya tetapi, pada kali ini kita akan membicarakan lebih jauh mengenai kristen ortodoks syiria. Sebelum
kita menelaah lebih jauh mengenai asal usul kristen ortodoks syiria maka akan lebih baik bagi kita untuk

mengetahui terlebih dahulu tentang apa itu kristen ortodoks.

Kristen Ortodoks adalah suatu aliran agama kristen yang berpegang teguh hanya pada Alkitab dan

mempercayai semua tasfiran Alkitab pada tradisi terdahulu. Pada aliran agama kristen ini pula, para umatnya

mempercayai bahwa Al-Masih hanya memiliki sifat tunggal dan bukannya dua sifat yaitu sifat Allah dan

manusia seperti yang dipercayai oleh umat kristen dan katolik pada umumnya. Adanya kristen ortodoks ini

sebenarnya terdiri dari beberapa kelompok berdasarkan latar belakang suatu bangsa itu sendiri. Kelompok –

kelompok itu antara lain adalah Koptik, Suriah, Armenian, dan Habasah. Tetapi, pada kali ini kita akan belajar

untuk sedikit mendalami mengenai asal usul kristen ortodoks syiria.

Perpecahan Gereja Sebelum Datangnya Ortodoks Syiria

Pada mulanya, terjadi suatu perpecahan dari adanya perselisihan diantara Gereja Alexandria, Gereja Roma,

dan Kaisar Konstatin. Setelah adanya perselisihan yang terjadi diantara ketiga pihak tersebut maka dibentuklah

Konsili Kalkedonia yang bertujuan untuk membicarakan mengenai ketuhanan demi mengembalikan keutuhan

gereja karena adanya perbedaan pendapat dari ketiga belah pihak tersebut. Tetapi sayangnya, konsili yang

diselenggarakan ini hanya membuat perpecahan semakin runyam dan gereja – gereja akhirnya menjadi

semakin sulit untuk dipersatukan kembali. Dari perpecahan ini akhirnya timbul dua sisi gereja.

Sisi yang pertama adalah kristen dan katolik yang masih mempercayai bahwa Tuhan Yesus memiliki dua sifat

yaitu sifat keAllahan dan sifat manusia (biasanya juga dikenal sebagai 100% Allah dan 100% manusia) yang

berpusat di Roma dan Bizantium. Sedangkan sisi yang kedua adalah kristen ortodoks yang tidak mempercayai

hal yang serupa. Karena perpecahan yang menghasilkan adanya sisi kedua dalam gereja yaitu kristen ortodoks

pada saat itu berpusat di Alexandria dan Antakia maka tentunya bangsa – bangsa disekitar kedua daerah itu

secara tidak langsung juga akan terpengaruh dengan adanya aliran agama kristen ortodoks ini. Salah satu

bangsa yang terpengaruh adalah bangsa syria.

Bukti Sejarah: 

 Para penganut aliran agama kristen ortodoks juga mengklaim bahwa mereka memiliki bukti sejarah
yang mendukung keberadaan aliran agama mereka.
 Dan tentunya sejarah yang mereka miliki akan berbeda dengan sejarah yang dimiliki oleh Gereja
Perdana. Penganut kristen ortodoks mengklaim bahwa mereka memiliki Injil pertama yang menggunakan
bahasa Arab Syiria.
 Dan mereka juga tidak mau menyebut Yesus Kristus sebagai Isa Almasih seperti yang biasanya orang
kristen dan katolik sebutkan, tetapi mereka lebih memilih untuk menyebut nama Yesus dengan al- Masih atau
Sayyidina Isa al- Masih & emdash.
 Bahasa Arab dan Bahasa Syiria memang memiliki kemiripan dan karenanya hingga saat ini para
pengikut aliran agama ortodoks syiria
 Tetap menggunakan bahasa Arab Syiria pada Injil mereka. Jadi, mungkin bagi Anda yang tidak
mengetahui adanya perbedaan bahasa Arab dan bahasa Syiria akan menganggap bahwa penganut aliran agama
kristen ortodoks ini adalah umat beragama muslim.

Perkembangan Kristen Ortodoks di Indonesia

Untuk asal usul kristen ortodoks syiria di Indonesia sendiri bermula dari seorang pria bernama Bambang

Noorsena. Bambang Noorsena pada awalnya ingin mempelajari lebih lanjut mengenai keberadaan aliran

agama kristen ortodoks ini. Akhirnya, ia memutuskan untuk melakukan perjalanan ke timur tengah dimana

aliran ini memang berpusat. Sekembalinya ke Indonesia, ia menceritakan tentang perjalanannya untuk

mengetahui lebih lanjut mengenai aliran agama kristen ortodoks ini. Ia juga mengatakan bahwa ia bisa

mengetahui tentang adanya keterkaitan mengenai agama kristen dengan agama islam karena kristen ortodoks

ini sendiri juga memiliki tata cara dalam ibadahnya yang mirip sekali dengan agama islam. Meskipun memang

caranya bisa dibilang sedikit berbeda dibandingan aliran agama kristiani pada umumnya tetapi yang terpenting

adalah kita masih tetap menerapkan cara berdoa yang benar.

Dimana, cara – cara ini akan lebih merujuk kepada kondisi batiniah seseorang dibandingkan kondisi fisik atau

gerakan yang dilakukan selama berdoa. Bahkan, cara mereka membaca kitab suci para penganut aliran agama

kristen ortodoks ini jugamenerapkan cara membaca kitab suci yang sama seperti dengan umat islam atau yang

biasa disebut dengan mengaji. Karena ada banyak manfaat berdoa bagi orang kristen maka tentunya tidak akan
terlalu dipermasalahkan tentang bagaimana cara mereka berdoa. Mekski, memang caranya berbeda dengan kita

tetapi yang terpenting adalah niatan mereka untuk tetap berusaha mendekat kepada Tuhan. Sama seperti umat

muslim yang memiliki kiblat saat mereka berdoa ataupun salat, para penganut aliran agama kristen ortodoks

juga memiliki kiblat saat mereka melakukan salat. Kiblat mereka berada di timur dan mereka juga melakukan

salat yang bahkan lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan umat bergama muslim yaitu sebanyak tujuh

waktu. Pada awalnya hanya ada salat tiga waktu tetapi seiring perkembangannya pada akhirnya kini mereka

memiliki jadwal untuk melakukan salat tujuh waktu.

 Pengenalan Kristen Ortodoks di Katolik di Dunia


Berbicara mengenai asal usul kristen ortodoks syiria dan adanya penerimaan mengenai pluralisme agama

kristen memang tidak ada habisnya. Mengenai kristen ortodoks sendiri ada satu hal lagi yang membuat aliran

agama ini mirip dengan aliran agama kristiani yang lebih tepatnya adalah agama katolik. Sama seperti para

penganut agama katolik, kristen ortodoks juga memiliki kepemimpinan yang terpusat dimana ada satu jabatan

tertinggi yang dipegang oleh satu orang yang merupakan seorang pemimpin dari aliran agama kristen ortodoks

itu sendiri. Apabila pada agama katolik kita mengenal jabatan Paus, maka pada kristen ortodoks dikenal

dengan Patriarkh. Untuk jabatan paus sendiri yang merupakan pemimpin agama katolik pada saat ini diisi oleh

Paus Fransiskus. Sedangkan, untuk jabatan patriarkh yang merupakan pemimpin agama kristen ortodoks syiria

sendiri diisi oleh Patriakh Mar Ignatius Zakka I Iwas.

Mengenai asal usul kristen ortodoks syiria tentunya kita juga akan membicarakan tentang gaya para penganut
aliran agama kristen ortodoks ini. Sama seperti umat muslim pada umumnya, para penganut aliran agama

kristen ortodoks ini akan menggunakan kerudung bagi yang wanita untuk menutupi rambutnya. Mengenai hal

ini sendiri bisa Anda lihat pada Alkitab bagian perjanjian lama dimana disebutkan bahwa wanita yang

berambut pendek akan dianjurkan untuk menggunakan penutup kepala sedangkan wanita berambut panjang

tidak perlu mengenakannya karena rambut panjangnya telah menutupi kepalanya. Bahkan, para wanita juga

akan menggunakan pakaian yang menutupi tubuhnya sampai ke mata kaki. Untuk pria, mereka juga

menggunakan kopiah saat menunaikan salatnya. Selain itu kebiasaan lain seperti berpuasa juga tetap

dilakukan. Puasa mereka dilakukan selama 40 hari lamanya dengan menerapkan beberapa cara puasa orang

kristen dengan benar.

 Pengenalan Kristen Ortodoks di Indonesia


Pada aliran agama kristen ortodoks juga dikenal dengan adanya puasa Rabu Jumat yang bertujuan untuk

mengenang sengsara Kristus sendiri. Selain itu, mereka juga melakukan zakat, dan menyisihkan sebagian uang

mereka untuk perpuluhan dengan menerapkan beberapa cara menghitung persepuluhan dengan benar sesuai

dengan pendapatan yang mereka terima setiap bulannya. Untuk kristen ortodoks syiria di Indonesia sendiri

masih belum memiliki gedung gereja karena adanya hubungan iman kristen dan politik yang mengharuskan

aliran agama ini menaati peraturan yang ada di Indonesia. Selain itu, aliran agama ini juga masih menunggu

pentahbisan imam yang dilakukan di Singapura agar mereka bisa menunaikan ibadah mereka dengan lancar

dan terstruktur. Karena belum memiliki gedung gereja yang resmi, maka Bambang Noorsena sedang berusaha

memperjuangkan izin dari yayasan yang dibuatnya. Yayasan iru bernama Yayasan Kanisah Ortodoks Syria

dimana pada saat itu peresmiannya dilakukan disalah satu hotel di Jakarta yang bernama hotel Millenium.
Jadi itulah sedikit informasi yang bisa saya bagikan mengenai asal usul kristen ortodoks syiria. Sebagai

seorang kristiani yang baik, akan lebih baik bagi kita untuk mau menerima segala perbedaan yang ada dan

tidak semata – mata menghakimi sesuatu berdasarkan yang kita lihat saja. Karena, diluar sana banyak sekali

hal baik yang sebenarnya tidak diketahui oleh banyak orang hanya karena mereka suka menghakimi sesuatu

berdasarkan yang mereka lihat saja. Tetaplah berusaha untuk menjadi seorang pribadi yang baik dengan

meneladani Yesus. Terapkan juga beberapa contoh etika kristen dalam kehidupan sehari – hari untuk

membantu kita menjadi umat kristiani yang baik dan disamping itu juga akan membantu kita untuk menjad

pribadi yang lebih baik lagi. Terima kasih atas kesediaan waktu Anda untuk membaca artikel ini. Semoga,

dengan adanya artikel ini kini Anda bisa mengetahui sedikit lebih jauh mengenai kristen ortodoks syiria. Untuk

membantu pertumbuhan iman Anda, Anda juga bisa membaca beberapa renungan singkat kristen di website
kami ini. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Ajaran Kristen Dalam Ortodoks

Persamaan ajaran dalam ajaran Kristen ajaran Ortodoks adalah mereka mempercayai Yesus sebagai Tuhan,

Bapa, dan Roh Kudus sebagai pelindung manusia dari dosa (Tritunggal). Namun, ada beberapa ajaran yang

berbeda dari Ajaran Kristen ajaran Ortodoks dengan Agama Kristen dan Katolik. Di dalam ajaran Kristen

Ortodoks ada beberapa ajaran yang dianggap oleh sebagian besar orang menyimpang dari ajaran Alkitab.

Ajaran tersebut adalah hanya memperbolehkan Alkitab ditafsirkan sama dengan tradisi yang dahulu,

mempercayai bahwa Maria (Ibu Yesus) memiliki keperawanan yang kekal, mengenal doa untuk orang mati,

keselamatan yang diperoleh setelah meninggal dunia, keselamatan yang bisa hilang, dan baptisan bayi yang

tidak membebankan tanggung jawab dan iman pribadi. Mari kita bahas dan cari alasannya mengapa ajaran

tersebut dianggap menyimpang dari ajaran Alkitab.

1. Hanya Memperbolehkan Alkitab di Tafsirkan Sama Dengan Tradisi yang Terdahulu

Agama Kristen Protestan bersifat fleksibel dan memperbolehkan adanya pembaharuan dalam ajaran Alkitab

sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan zaman yang selalu berubah setiap waktu. Namun berbeda dengan

kalangan Kristen Katolik dan Kristen bentuk Ortodoks yang lebih memperhitungkan harmoni serta arti penting

Alkitab dan tradisi suci, sementara kalangan Kristen Protestan berfokus pada konsep Alkitabnya saja. Jadi,

perubahan dalam penyampaian Alkitab itu sendiri, Agama Katolik dan Kristen dalam Ortodoks menyalurkan

segala pemahaman yang berlaku dan dipakai sejak tradisi yang dulu. (Baca juga: Simbol Kristen)

Artikel lainnya:
2. Mempercayai Bahwa Maria (Ibu Yesus) Memiliki Keperawanan yang Kekal

Agama Kristen Protestan hanya menganggap bahwa Maria sebagai Ibu dari Yesus saja dan tidak ada tindak

lanjut tindakan dari umat Kristen Protestan yaitu berupa meninggikan dan berdoa kepada Maria. Sedangkan

dalam ajaran Agama Katolik dan Kristen ajaran Ortodoks menganggap bahwa Maria adalah Ibu Yesus yang

memiliki kuasa untuk membujuk Yesus yang merupakan puteranya karena dia adalah Ibu Yesus. Dengan

memohon dan berdoa pada Maria, dipercaya akan mempercepat terkabulnya suatu permohonan. Maka dari itu

kita mengenal di dalam ajaran Katolik dengan Salam Bunda Maria.

Agama Kristen Protestan tidak percaya dengan keperawanan Maria yang abadi sebab ada tertulis di Alkitab

“Ada orang banyak duduk mengelilingi Dia, mereka berkata kepada-Nya: Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu
ada di luar, dan berusaha menemui Engkau.” (Markus 3:32) Dari ayat tersebut mereka menarik kesimpulan

bahwa setelah Yesus lahir, Maria mengandung dan melahirkan anak. Akan tetapi, agama Katolik dan Kristen

Ortodoks memiliki ajaran yang bertolak belakang dari agama Kristen Protestan. Agama Katolik dan Kristen

ajaran Ortodoks mempercayai bahwa Maria memiliki keperawanan yang kekal dan tidak ternodai. (baca

juga: Tokoh – Tokoh Alkitab)


3. Mengenal Doa Untuk Orang Mati

Ajaran yang ada di dalam Agama Kristen Protestan tidak mengenal adanya doa untuk orang mati atau

meninggal sebab di dalam Alkitab tertulis cerita tentang Manasye yang dihukum Tuhan karena berdoa untuk

orang yang sudah meninggal. “Bahkan, ia mempersembahkan anak-anaknya sebagai korban dalam api di

Lebak Ben-Hinom; ia melakukan ramal, telaah dan sihir, dan menghubungi para pemanggil arwah dan para

pemanggil roh peramal. Ia melakukan banyak yang jahat di mata TUHAN, sehingga ia menimbulkan sakit
hati-Nya.” (2 Tawarikh 33:6)

 Didalam Alkitab terdapat nats “Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi
orang yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah
lenyap.” (Pengkotbah 9:5)
 Maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa apapun yang kita lakukan untuk orang yang sudah
meninggal atau mati di dunia ini, tidak berpengaruh terhadap arwah orang mati tersebut.
 Karena mereka sudah diberi Tuhan kehidupan di dunia ini dan jika orang yang sudah meninggal
tersebut tidak memanfaatkan kehidupannya selama dia di dunia, maka orang tersebut harus menerima resiko
dan konsekuensinya dari Tuhan.
 Sedangkan ajaran Kristen ajaran Ortodoks dan Katolik melihat hal ini dari sudut pandang yang
berbeda. (Baca juga: Etika Kristen)

Dalam ajaran Katolik dikenal dengan sebuah ajaran mengenai ‘Api Penyucian’. Api penyucian adalah suatu

proses atau wadah dimana kita disucikan dari segala dosa yang masih dibawa saat kita meninggal dunia. Api
penyucian berlaku bagi orang yang sudah mengenal dan percaya akan Tuhan tetapi masih ada dosa (dosa yang

sudah diampuni) yang tertinggal di dalam dirinya sehingga dia harus menerima resiko akibat dosa yang dulu

pernah dibuatnya dan itu dibawa sampai orang tersebut meninggal sehingga harus dimurnikan terlebih dahulu

dalam api penyucian. Maka dari itu, orang yang masih ada di dunia dituntut membantu jiwa yang masih dalam

api penyucian dengan memanjatkan berbagai doa syafaat agar segera menuju surga.

4. Keselamatan Yang diperoleh Setelah Meninggal Dunia.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,

supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes

3:16) Umat Kristen Protestan memiliki kepercayaan bahwa orang yang telah mempercayai karya penyaliban

Kristus telah otomatis menerima karya keselamatan yang dari Tuhan. Ajaran Kristen Protestan mengajarkan

bahwa karya keselamatan diperoleh oleh manusia secara cuma-cuma tanpa adanya usaha yang berarti.

Hal ini sering disebut dengan belas kasihan Tuhan. Artinya bahwa kita yang awalnya berdosa, telah diberi

Allah suatu keselamatan semata-mata karena Tuhan masih mengasihi setiap kita. Seperti yang disebutkan

didalam ayat diatas, karena Kasih-Nya sehingga Dia rela melepas Putera-Nya yaitu Yesus Kristus untuk

melakukan penebusan dosa. Keselamatan yang diperoleh setelah meninggal dunia menurut Kristen ajaran

Ortodoks dan Katolik adalah keselamatan tersebut dapat diperoleh melalui penyucian diri setelah orang

tersebut meninggal atau mati dan juga melalui penebusan dosa selama di dunia. Jadi, dalam Agama Kristen

dalam Ortodoks dan Katolik mengenal dua cara bagaimana cara memperoleh keselamatan itu sendiri. (Baca

juga: Sejarah Agama Kristen)


5. Keselamatan Yang Bisa Hilang

Apabila seseorang telah menerima suatu karya keselamatan dan orang tersebut murtad atau berpaling dari

ajaran Kekristenan, maka jika dia meninggal dia tidak memperoleh karya keselamatan itu kembali. Itulah

beberapa ajaran yang menyebutkan bahwa keselamatan itu dapat hilang karena perbuatan kita sendiri.

Sedangkan, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa keselamatan tidak bisa hilang karena kita orang yang

diselamatkan adalah orang yang dipilih Tuhan untuk memperoleh keselamatan. Jadi, saat kita berbuat dosa

sekalipun maka keselamatan itu tidak akan hilang. Karena keselamatan merupakan janji Tuhan bagi setiap

umat-Nya yang memiliki sifat kekal atau abadi.

Artikel terkait:

6. Baptisan Bayi yang Tidak Membebankan Tanggung Jawab dan Iman Pribadi.
Kristen Protestan mengajarkan bahwa seseorang bisa dibaptis saat dia memiliki tanggung jawab dan tindakan

yang mengarah pada pertobatan. Maka orang tersebut bisa untuk melaksanakan baptis sidhi sebagai tanda

bahwa dosa yang dilakukan setelah dibaptis akan  ditanggung oleh orang tersebut. Kristen Protestan juga

menyebutkan bahwa baptis saat bayi tidak ada di Alkitab.

Namun, dari kalangan Katolik dan Kristen bentuk ajaran Ortodoks memiliki pendapat yang berbeda. Karena

baptisan memiliki fungsi membuat sesorang menjadi lahir baru dan penghapus dosa orang tersebut. Ada

perbedaam sedikit antara Katolik dan Kristen dalam Ortodoks. Bahwa Agama Katolik membebankan tanggung

jawab dan iman dari bayi yang dibaptis tersebut kepada orangtuanya. Sedangkan Kristen bentuk ajaran

Ortodoks berpendapat bahwa orangtua hanya sebagai wali iman atau pengantar agar anak tersebut dapat

mengenal Injil.

Banyak perbedaan ajaran dari Agama Kristen Protestan, Katolik, dan Kristen bentuk ajaran Ortodoks. Bila

dilihat dari uraian diatas dapat ditarik benang merah bahwa Agama Katolik memiliki pandangan yang hampir

sama dengan Agama Kristen bentuk ajaran Ortodoks. Bahkan ada beberapa orang yang mengganggap bahwa

Agama Kristen Ortodoks adalah Agama Katolik. Ternyata walaupun ajaran dari Kriten Ortodoks dan Katolik

memiliki kemiripan, namun ada beberapa liturgi dan tata cara ibadah yang berbeda dan inilah yang

membedakan antara Kristen bentuk Ortodoks dan Katolik.

1. Pengakuan Iman

Pengakuan yang dimiliki oleh Kristen dalam Ortodoks adalah sebagai berikut. Ini dikenal dengan nama nicea

konstantinopel, sebagai berikut: Aku percaya akan satu Allah, Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan

bumi, dan segala sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan; dan akan satu Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah

yang tunggal. Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad, Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah benar dari

Allah benar. Ia dilahirkan, bukan dijadikan, sehakikat dengan Bapa; segala sesuatu dijadikan oleh-Nya. Ia

turun dari surga untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita. (Baca juga: Cara Masuk Kristen)

Ia dikandung dari Roh Kudus, Dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia. Ia pun disalibkan untuk

kita, waktu Pontius Pilatus; Ia menderita sampai wafat dan dimakamkan. Pada hari ketiga Ia bangkit menurut

Kitab Suci. Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa. Ia akan kembali dengan mulia, mengadili orang yang hidup

dan yang mati; kerajaan-Nya takkan berakhir. Aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan; Ia

berasal dari Bapa dan Putra, yang serta Bapa dan Putra, disembah dan dimuliakan; Ia bersabda dengan
perantaraan para nabi. Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Aku mengakui satu

pembaptisan. Akan penghapusan dosa. Aku menantikan kebangkitan orang mati dan hidup di akhirat. Amin.

Untuk pengakuan iman Katolik dan Kristen Protestan bisa dilihat di bawah ini:

Sebenarnya iman Kristen dalam Ortodoks, Katolik dan Kristen Protestan memiliki makna atau pengertian yang

sama. Hanya saja yang dipakai oleh Kristen dalam Ortodoks adalah versi penjangnya sedangkan yang dipakai

oleh Agama Katolik dan Kristen Protestan adalah versi pendeknya.

2. Tata Cara Ibadah

Tata cara ibadah yang dilakukan oleh Kristen ajaran Ortodoks adalah seperti ibadah yang dilakukan oleh umat

muslim atau yang dikenal dengan nama sholat. Perbedaannya adalah bahwa ibadah yang diajarkan dalam

Kristen ajaran Ortodoks menggunakan 7 kali beribadah dalam sehari dan para imam atau pemuka agamanya

diharuskan menghadap kearah kiblat. Sedangkan dalam Agama Katolik dan Kristen Protestan tidak mengenal

adanya kiblat dalam berdoa dan batasan jumlah untuk beribadah dalam satu hari. (baca juga: Alasan Orang

Islam Masuk Kristen)


3. Gedung Gereja

Gedung gereja Kristen dengan Ortodoks mirip dengan masjid. Mulai dari gaya bangunan sampai kubah ada

kemiripan dengan masjid. Sedangkan Agama Katolik dan Kristen Protestan memiliki gedung gereja yang

bergaya Eropa.  (Baca juga: Tujuan Hidup Orang Kristen)


4. Simbol Salib

Agama Kristen dan Katolik memang identik dengan salib sebagai lambang pengorbanan Yesus di kayu salib.

Begitu juga dengan Kristen dengan Ortodoks yang mengenal dan memakai simbol salib di ajaran agamanya.
Namun, bentuk dari salib itu berbeda dengan bentuk salib pada umumnya. Bentuk salibnya disertai dengan

figur Yesus yang sedang di paku di kayu salib dan ada bentuk seperti jajar genjang serta bulan sabit  dibawah

salib tersebut.

Seperti yang telah dibahas diatas, bahwa banyak perbedaan baik dari ajaran maupun tata cara dari Agama

Kristen Protestan, Katolik dan Kristen ajaran Ortodoks. Sebenarnya ajaran yang ada di dalam Kristen dengan

Ortodoks, Katolik dan Kristen Protestan memiliki kemiripan di banyak sisi. Hanya saja ada perbedaan liturgi

dan tata cara ibadah di dalam agama Kristen dengan Ortodoks, Katolik dan Kristen Protestan membuat ketiga

aliran atau agama tersebut terlihat semakin berbeda. Tidak ada agama yang paling benar di dunia ini. Agama
ada dan dibuat oleh manusia sendiri sebagai pedoman dalam berperilaku serta penghubung antara manusia dan

Tuhan.

Tentu kita memiliki cara pandang dan prinsip masing-masing. Akan tetapi jangan jadikan hal tersebut sebagai

alasan untuk membenci agama satu dengan agama yang lain. Karena setiap agama memiliki keunikannya

masing-masing dan patut kita hargai. Hal yang terpenting dari ketiga agama ini adalah bahwa ajaran-ajaran

tersebut masih mempercayai keberadaan Tuhan sebagai pribadi yang sempurna dan tetap berada dalam kodrat

awal setiap umat manusia yaitu kita diciptakan untuk memuji dan menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.

Anda mungkin juga menyukai