Biodata ini Dirancang untuk Memenuhi tugas mata Kuliah Pendidikan Pancasila Dosen Pembimbing : I Nyoman Subratathapa, S.H., M.H.
Disusun oleh : Kadek Andika 22120501009
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS KESEHATAN SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS DHYANA PURA BALI 2022-2023 Penugasan kuliah umum Pendidikan Pancasila (Data terpidana kasus tipikor)
1). Korupsi e-ktp setya novanto
Pada Senin, 17 Juli 2017 KPK menetapkan Setya Novanto yang kala itu menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR sebagai tersangka kasus korupsi pengadaan e-KTP untuk 2011-2012. Penetapannya menjadikan ia sebagai tersangka keempat yang ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka setelah Irman, Sugiharto dan Andi Narogong. Setya Novanto diduga melakukan penyalahgunaan wewenang dan tindakan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi dengan ikut mengambil andil dalam pengaturan anggaran proyek e-KTP sebesar Rp 5,9 triliun sehingga merugikan negara hingga Rp 2,3 triliun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Irman dan Sugiharto di Pengadilan Tipikor. Tindakan Setya Novanto disangkakan berdasarkan Pasal 3 atau Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
2). Suap PT HTK Bowo Sidik
Mantan Direktur PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) Taufik Agustono dituntut 2 tahun penjara dan denda Rp 100 juta subsider 6 bulan kurungan. Taufik diyakini jaksa bersalah memberi suap kepada anggota DPR 2014-2019, Bowo Sidik Pangarso. Dan kerugian yang disebabkan oleh kasus tersebut diperkirakan mencapai angka Rp 10,4 miliar. 3). Kasus proyek Bamkala Dalam kasus ini, Managing Director PT Rohde and Schwarz Indonesia Erwin Arief memberi suap sebesar USD 911.480 atau Rp 12 miliar lebih ke Fayakhun Andriadi ketika menjabat anggota DPR. Erwin diduga memberikan suap itu agar Fayakhun menambahkan anggaran proyek Bakamla pada APBN-P 2016. Erwin kini telah mendekam di Lapas Cipinang untuk menjalani hukuman penjara selama 1 tahun 6 bulan. Kemudian, PT Merial Esa (ME) ditetapkan KPK sebagai tersangka korporasi karena diduga membantu memberikan suap kepada Fayakhun Andriadi, yang saat itu menjabat anggota DPR. Suap kepada Fayakhun itu, disebut KPK, diberikan oleh Fahmi Darmawansyah. PT ME diketahui milik Fahmi Darmawansyah.
4). Korupsi e-KTP markus nari
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengeksekusi mantan anggota DPR Markus Nari yang terjerat kasus korupsi pengadaan proyek e-KTP ke Lembaga Pemasyarakatan Kelas IA Sukamiskin, Jawa Barat. Eksekusi ini menindaklanjuti putusan kasasi Mahkamah Agung (MA) Nomor: 1998 K/Pid.Sus/2020 tanggal 13 Juli 2020. Menurut jaksa, Markus bersama pihak lainnya dan sejumlah perusahaan yang ikut dalam konsorsium pemenang pekerjaan paket e-KTP juga dianggap merugikan keuangan negara sebesar Rp 2,31 triliun.
5). Korupsi proyek PLTU Riau 1
13 Juli 2018 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eni Maulani Saragih di kediaman Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar yang sekaligus Menteri Sosial pada saat itu, Idrus Marham. Secara bersamaan, KPK mencokok pemegang saham Blackgold Natural Resources Ltd Johannes Budisutrisno Kotjo di Graha BIP Jakarta. Diperkirakan kerugian yang disebabkan mencapai Rp 4,8 miliar. 6). Suap dana rekonstruksi jalan Warimena-Laimu di Maluku 26 september 2016, anggota Komisi V DPR RI Damayanti Wisnu Putranti hari ini akan menjalani sidang vonis di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta Pusat. Dia merupakan terdakwa kasus suap dana aspirasi proyek pembangunan jalan di Maluku dan Maluku Utara sebesar Rp 8,1 miliar.
7). Korupsi dana bantuan sosial APBD Pemprov Kalbar
Kejaksaan Negeri (Kejari) Pontianak, Kalimantan Barat, menangkap terpidana mantan anggota DPR RI dua periode, Zulfadli, dalam kasus korupsi Bansos KONI Kalbar tahun 2006-2008 sebesar RP 11,2 milliar. Saat ini, terpidana secara resmi dipidana di Lembaga Pemasyarakatan Pontianak.
8). Suap proyek jalan PUPR
Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendakwa Komisaris PT Sharleen Raya (JECO Group) Hong Arta John Alfred atas dugaan penyuapan terhadap anggota DPR 2014-2019, Damayanti Wisnu Putranti dan Amran Hi Mustary selaku Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) IX Maluku dan Maluku Utara. Suap senilai Rp11,6 miliar tersebut bertujuan untuk memudahkan keinginan Hong Arta mendapatkan paket proyek Program Aspirasi dari Anggota Komisi V DPR RI di wilayah kerja BPJN IX Maluku dan Maluku Utara, berdasarkan Daftar Isian Program dan Anggaran (DIPA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Tahun Anggaran 2016.
9). Suap impor bawang putih
Mantan anggota DPR RI, I Nyoman Dhamantra dituntut dengan hukuman 10 tahun penjara karena diyakini menerima suap terkait impor bawang putih. I Nyoman dinilai melakukan tindak pidana korupsi menerima uang sebesar Rp 3,5 miliar dari Direktur PT Cahaya Sakti Argo (CSA) Chandry Suanda alias Afung. "Menuntut majelis hakim menjatuhkan pidana terhadap terdakwa I Nyoman Dhamantra dengan pidana penjara 10 tahun dan denda sebesar Rp 1 miliar subsidair 6 bulan penjara," kata jaksa KPK saat membacakan surat tuntutan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (22/4/2020). 10). Suap SKK Migas Pada 29 April 2014, Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi menjatuhkan vonis 7 tahun penjara dan denda Rp 200 juta subsider 3 bulan penjara buat Rudi Kepala SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi). Majelis Hakim menilai Rudi Rubaindini secara sah dan meyakinkan menerima suap, gratifikasi, dan melakukan pidana pencucian uang. Vonis untuk Rudi Rubiandini lebih ringan dari tuntuan Jaksa KPK yakni 10 tahun bui dan denda Rp 250 juta subsider 3 bulan penjara. Jaksa Penuntut Umum KPK menyatakan Rudi Rubiandini menerima duit Sin$ 200 ribu dan US$ 900 ribu dari pemilik PT Kernel Oil Ptd Ltd, Widodo Ratanachaitong. Dia juga menerima US$ 522.500 dari Artha Meris Simbolon, Presiden Direktur PT Kaltim Parna Industri. "Patut diduga hadiah atau janji tersebut diberikan untuk menggerakkan terdakwa agar melakukan atau tidak melakukan sesuai dalam jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya," kata Jaksa Riyono dalam pembacaan surat dakwaan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pada Selasa, 7 Januari 2014.
11). Kasus suap RAPBN-P 2018
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan terhadap tiga orang tersangka dalam dugaan suap terkait usulan dana perimbangan keuangan daerah pada RAPBN Perubahan tahun 2018. Tiga tersangka yang dipanggil adalah mantan anggota Komisi XI DPR Fraksi Demokrat Amin Santono, Direktur CV Iwan Binangkit Ahmad Ghaist, dan pengusaha Eka Kamaludin. Dalam kasus ini, Amin ditangkap terkait penerimaan hadiah atau janji dalam usulan dana perimbangan keuangan daerah pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan atau APBN-P 2018. Diduga penerimaan total Rp 500 juta bagian dari 7 persen commitment fee yang dijanjikan dari dua proyek di Kabupaten Sumedang senilai Rp 25 miliar. Amin kemudian meminta komisi tersebut kepada Ahmad Ghaist. Nilai 7 persen dari Rp 25 miliar adalah sebesar Rp 1,7 miliar. Adapun, yang diduga menjadi perantara Ahmad dengan Amin adalah seorang pengusaha bernama Eka Kamaludin. Dua proyek itu adalah proyek dinas perumahan, kawasan permukiman dan pertanahan di Kabupaten Sumedang senilai Rp 4 miliar dan proyek di Dinas PUPR Kabupaten Sumedang senilai Rp 21,85 miliar. Selain itu, KPK juga menetapkan Kepala Seksi Pengembangan Pendanaan Kawasan Perumahan dan Permukiman pada Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Yaya Purnomo sebagai tersangka. 12). Suap APBN-P 2016 Penyidik KPK telah merampungkan berkas perkara I Putu Sudiartana (Anggota Komisi III) dalam kasus suap terkait pengurusan dana alokasi khusus (DAK) bagi Provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Putu segera duduk sebagai terdakwa. "Berkas perkara dan tersangka IPS telah dilimpahkan tahap dua," kata Plh Kabiro Humas KPK Yuyuk Andriati, Senin (24/10/2016). Sebelumnya dalam persidangan di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (PN Tipikor) Jakarta, Putu mengakui penerimaan uang suap melalui staf pribadinya, Noviyanti, ketika memberikan kesaksian untuk terdakwa Yogan Askan. Namun Putu mengaku tidak tahu menahu perihal asal muasal uang itu. Putu disebut menerima uang dari Yogan Askan sebesar Rp 500 juta sebagai imbalan terkait pengurusan dana alokasi khusus (DAK) bagi Provinsi Sumatera Barat, yang diharapkan berasal dari APBN-P 2016. Namun dalam pertemuan sebelumnya, Putu disebut meminta imbalan Rp 1 miliar.
13) Suap proyek pembangkit listrik mikrohidro di Deiyai, papua
Komisi Pemberantasan Korupsi resmi menahan lima tersangka kasus dugaan suap proyek pembangkit listrik Mikrohidro (PLTMH) di Kabupaten Deiyai, Papua. ”Di antara lima tersangka, empat akan ditahan di Rumah Tahanan KPK yakni Dewie, Rinelda, Setiadi, dan Iranius. Sedangkan tersangka Bambang ditahan di Rumah Tahanan Guntur,” kata Pelaksana Harian Kepala Biro Hubungan Masyarakat KPK, Yuyuk Andriyati, di Jakarta, Rabu (21/10/2015) malam. Lima tersangka adalah anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Hanura Dewie Yasin Limpo, Staf Ahli Dewie, Bambang Wahyu Hadi, dan Sekretaris pribadi Dewie, Rinelda Bandaso, yang diduga menerima uang suap untuk ‘memuluskan’ pengembangan proyek listrik di Papua. Tersangka lain adalah Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Papua, Iranius, dan seorang pengusaha Setiadi, yang diduga memberikan uang suap kepada Rinelda untuk disampaikan kepada Dewie. Dalam OTT yang dilakukan di Kelapa Gading dan Bandara Internasional Sekarno Hatta, barang bukti berupa uang 177.700 dolar Singapura, beberapa dokumen, dan telepon genggam, disita KPK. 14). Suap dan keterangan palsu e-KTP 2017 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan mantan anggota Komisi II DPR Miryam S Haryani sebagai tersangka terkait kasus dugaan korupsi kartu tanda penduduk berbasis elektronik (e-KTP). Miryam diduga memberikan keterangan palsu dalam upaya pengungkapan kasus dugaan e-KTP. Miryam merupakan tersangka keempat yang masuk dalam proses penyidikan. Selain Irman dan Sugiharto, KPK juga menetapkan pengusaha Andi Agustinus alias Andi Narogong sebagai tersangka. "KPK terus mendalami fakta persidangan untuk melihat kemungkinan indikasi keterlibatan pihak lain dari kerugian negara sebesar Rp 2,3 triliun," ucap Febri. Dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Miryam membantah semua keterangan yang ia sampaikan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) soal pembagian uang hasil korupsi e-KTP.
15). Suap di kementrian pekerjaan umum dan perumahan rakyat
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil dua tersangka kasus dugaan suap terkait proyek pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kementerian PUPR tahun anggaran 2017-2018. Dua tersangka itu adalah mantan anggota Badan Pemeriksa Keuangan Rizal Djalil dan Komisaris Utama PT Minarta Dutahutama Leonardo Jusminarta Prasetyo. "Yang bersangkutan akan diperiksa sebagai tersangka," kata Plt Juru Bicara KPK Ali Fikri dalam keterangannya, Kamis. Rizal dan Leonardo sebelumnya telah dipanggil penyidik sebagai saksi dalam kasus ini pada Jumat (27/11/2020). Saat itu, hanya Leonardo yang memenuhi panggilan penyidik sedangkan Rizal mengirimkan surat pemberitahuan tidak hadir dan pemeriksaannya akan dijadwal ulang. "Penyidik mengkonfirmasi terkait dengan keikutsertaan perusahaan saksi dalam proses lelang Proyek Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2017- 2018," kata Ali menjelaskan materi pemeriksaan Leonardo, Jumat. Dalam kasus ini, Rizal diduga menerima uang 100.000 dollar Singapura dari Leonardo. Rizal melalui perwakilannya sempat menemui Direktur SPAM Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan menyatakan keinginan untuk ikut serta dalam proyek SPAM. 16). Suap dana perimbangan pada APBN-P 2017 dan APBN 2018 Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) langsung menahan anggota DPR RI Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Sukiman. Politikus PAN itu ditahan usai diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan suap pengurusan dana perimbangan pada APBNP 2017 dan APBN 2018 untuk Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat. Diduga terjadi pemberian dan penerimaan suap terkait dengan alokasi anggaran dana alokasi khusus (DAK) atau dana alokasi umum (DAU), atau dana insentif daerah (DID) untuk Kabupaten Pegunungan Arfak. Natan Pasomba diduga memberi Rp4,41 miliar yang terdiri dari mata uang rupiah sebesar Rp3,96 miliar dan valas USD 33.500. Dari jumlah tersebut, SKM (Sukiman) diduga menerima suap sebesar Rp2,65 miliar dan USD 22 ribu. Dari pengaturan tersebut, Kabupaten Pegunungan Arfak mendapat alokasi DAK pada APBNP 2017 sebesar Rp49,915 miliar dan APBNP 2018 sebesar Rp79,9 miliar. Sukiman sendiri sempat diperiksa dalam proses penyelidikan pada November 2011. Penetapan tersangka ini berdasarkan pengembangan perkara dari operasi tangkap tangan (OTT) pada 4 Mei 2018 yang menjerat anggota Komisi XI DPR Amin Santono, pejabat Kemenkeu Yaya Purnomo, Eka Kamaludin dan Ahmad Ghiast sebagai swasta.
17). DAK Kebumen pada APBN-P 2016
Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan dituntut hukuman 8 tahun penjara atas kasus dugaan korupsi pemberian fee atau komisi Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, yang merugikan negara senilai Rp4,85 miliar. Tuntutan 8 tahun penjara dilontarkan Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Joko Hermawan dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Tipikor Semarang pada Senin (24/6) siang. Selain itu, jaksa pun menuntut pencabutan hak politik Taufik selama lima tahun setelah menjalani hukumannya. Jaksa menyatakan Taufik juga diminta membayar denda sebesar Rp200 juta subsider 6 bulan penjara. Dalam pertimbangannya, jaksa menilai terdakwa terbukti menerima "fee" atas pengurusan DAK dua kabupaten tersebut dengan total mencapai Rp4,85 miliar. "Fee" sebanyak itu masing-masing terbagi atau pengurusan DAK untuk Kebumen yang bersumber dari perubahan APBN 2016 sebesar Rp3,65 miliar dan pengurusan DAK untuk Purbalingga yang bersumber dari perubahan APBN 2017 sebesar Rp1,2 miliar. 18). Suap bansos di Kejaksaan Agung 2017 Patrice Rio Capella menjalani sidang perdana hari ini di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Sidang ini berisi pembacaan dakwaan dari jaksa penuntut umum. Dalam surat dakwaan jaksa penuntut umum, terungkap beberapa percakapan antara Patrice Rio Capella dan rekannya, Fransisca Insani Rahesti. Rio diketahui berkomunikasi dengan Gatot Pujo Nugroho dan Evy Susanti, istri Gatot.Niat Gatot menghubungi Rio adalah ingin memintanya mengamankan kasus itu. Caranya, ia meminta Rio melobi Jaksa Agung Muhammad Prasetyo untuk menghentikan penyelidikan kasus itu. Gatot menilai Rio punya kapasitas karena ia saat itu adalah anggota DPR Komisi Hukum yang bermitra dengan lembaga hukum, termasuk Kejaksaan Agung. Selain anggota DPR, Rio juga Sekretaris Jenderal Partai NasDem. Sama seperti Jaksa Agung Prasetyo, yang juga dari NasDem. Gatot juga meminta Rio memfasilitasinya bertemu Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh. Gunanya untuk didamaikan (islah) dengan wakilnya di pemerintahan Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi. Pertemuan itu benar terjadi. Pemberian duit dari Gatot-Evy ke Rio senilai Rp 200 juta melalui perantara Fransisca Insani Rahesti. Fransisca adalah kawan lama Rio saat magang di kantor pengacara Otto Cornelis Kaligis.
19). Korupsi proyek pembangunan jalan di Ambon
Tersangka suap proyek pembangunan infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum- Pekerjaan Rakyat di Ambon, Damayanti Wisnu Putranti menyatakan angggota Komisi V dari Fraksi PKS Yudi Widiana Aida ikut terlibat. Sebelumnya, Damayanti tidak bantah bahwa ada aliran suap di Komisi V sekitar Rp.69 miliar dari sejumlah kontraktor terkait proyek tersebut. "(Siapa saja Anggota Komisi V yang menerima uang Rp.69miliar uang) Biar waktu yang menjawab," terang Damayanti. Pada perkara yang bermula dari Operasi Tangkap Tangan (OTT), KPK pada Kamis (14/1) telah menetapkan 4 orang dari 6 orang dalam terjerat OTT, pada Rabu, (13/1) di 4 tempat yang berbeda. KPK menetapkan Damayanti W Putranti dan dua orang staff pribadinya, Julia Prasetyarini dan Dessy A Edwin sebagai, sebagai penerima suap. Kemudian KPK juga tetapkan, Abdul Khoir selaku Dirut PT WTU sebagai tersangka karena disangka sebagai pemberi suap. 20). Suap jua-beli jabatan di Kemenag 2019 Terdakwa kasus dugaan suap jual beli jabatan Kementerian Agama, Romahurmuziy alias Romi mengaku menerima uang dari mantan Kakanwil Kemenag Jawa Timur Haris Hasanuddin di rumahnya pada Februari 2019. Romi mengklaim terpaksa menerima uang itu karena merasa tak enak dengan Ketua Umum PP Persatuan Guru Nahdlatul Ulama Asep Saifuddin Halim dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang mendukung Haris. Hal ini disampaikan Romi saat menjalani sidang pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (18/12). Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (3/7) telah membantah merekomendasikan nama Haris Hasanuddin menjadi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur kepada Romahurmuziy. Mantan Ketua Umum PPP itu pun menerima bingkisan yang ternyata berisi uang dari Haris. Meski demikian, Romi mengaku tak menghitung jumlah uang tersebut. Ia hanya memperkirakan uang itu berjumlah Rp250 juta karena terdiri dari 25 bundel uang. "Saya cek dihitung ada sekitar Rp250 juta," katanya
21). Proyek pembangunan jalan Taniwel-Salewan
Anggota DPR Komisi V Musa Zainuddin didakwa menerima suap Rp 7 miliar terkait proyek pembangunan jalan di Maluku dan Maluku Utara. Uang diterima dari pengusaha bernama Abdul Khoir. "Telah melakukan atau turut serta melakukan perbuatan menerima hadiah atau janji, yaitu menerima hadiah berupa uang sejumlah Rp 7 miliar dari Abdul Khoir selaku Dirut PT Windu Tunggal Utama," kata jaksa pada KPK Wawan Yunarwanto saat membacakan surat dakwaan di Pengadilan Tipikor, Jl Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis (13/7/2017). Selanjutnya, Musa akan mengupayakan agar proyek optimalisasi tersebut dikerjakan oleh PT Windu Tunggal Utama dan PT Cahaya Mas Perkara. Hal tersebut dianggap bertentangan dengan kewajiban Musa selaku penyelenggara negara. 22). Korupsi DID 2018 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan mantan Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti sebagai tersangka korupsi pengurusan Dana Intensif Daerah (DID) Tahun 2018 senilai Rp65 miliar. Lembaga antirasuah juga menetapkan dua orang lainnya sebagai tersangka, yakni mantan staf khusus Bidang Ekonomi dan Pembangunan Bupati Tabanan, I Dewa Nyoman Wiratmaja dan mantan Kepala Seksi Dana Alokasi Khusus Fisik II, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan Rifa Surya. “Mengumumkan tersangka NPEW, Bupati Tabanan periode 2010-2015 dan 2016- 2021, IDNW seorang dosen, dan RS,” kata Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar dalam jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (24/3). Lili menjelaskan Ni Putu Eka memiliki inisiatif dan meminta I Dewa Nyoman untuk mengajukan permohonan DID dari pemerintah pusat senilai Rp65 miliar pada Agustus 2017 lalu. Ni Putu Eka lantas memerintahkan I Dewa Nyoman mengajukan permohonan dan berkomunikasi dengan beberapa pihak, yakni mantan pegawai Kemenkeu Yaya Purnomo dan tersangka Rifa. “Tersangka RS dan Yaya Purnomo mengajukan syarat khusus dengan meminta sejumlah uang sebagai fee, dengan istilah dana adat istiadat. Nilai fee diduga sebesar 2,5 persen dari alokasi DID Tabanan tahun anggaran 2018,” ujar Lili. Lili menyebut Ni Putu Eka menyetujui pemberian fee tersebut. Kemudian pada Agustus sampai Desember 2017 diduga dilakukan penyerahan uang secara bertahap kepada Yaya Purnomo dan tersangka Rifa di salah satu hotel di Jakarta sejumlah Rp600 juta dan US$55.300.
23). Korupsi walikota indramayu
KPK menetapkan Bupati Indramayu Supendi sebagai tersangka kasus dugaan suap terkait pengaturan proyek di lingkungan kekuasaannya. Selain Supendi, KPK juga menetapkan tiga tersangka lainnya yakni, Kadis PUPR Kabupaten Indramayu Omarsyah, Kabid Jalan di Dinas PUPR Indramayu Wempy Triyono, serta satu pihak swasta, Carsa AS. Supendi diduga sering meminta sejumlah uang kepada Carsa selaku rekanan penggarap proyek. Supendi diduga sudah mulai meminta uang kepada Carsa sejak Mei 2019 sejumlah Rp 100 juta. Tak hanya Supendi, Omarsyah dan Wempy Triyono juga beberapa kali menerima uang dari Carsa. Pemberian uang ke Bupati Supendi serta dua pejabatnya disinyalir terkait dengan pemberian proyek-proyek dinas PUPR Kabupaten Indramayu. Carsa tercatat mendapatkan dan menggarap tujuh proyek pekerjaan di Dinas PUPR Kabupaten Indramayu dengan nilai proyek sekira Rp 15 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). 24). Suap ferdy sambo Skenario mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Irjen Ferdy Sambo atas kasus kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J mulai terungkap. Belakangan, terungkap pula bahwa Sambo dan istrinya menjanjikan sejumlah uang ke Bharada E untuk menutupi kebenaran kasus ini. Pihak Sambo bahkan juga sempat memberikan uang ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) baru-baru ini. Bharada E sempat dijanjikan uang tutup mulut Rp 1 miliar oleh Ferdy Sambo dan istrinya untuk menutupi kasus ini. Hal tersebut diungkap oleh mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara, berdasar pengakuan Eliezer. "Iya, itu benar. Rp 1 miliar diiming-imingi oleh Ferdy Sambo dan Putri kepada di Bharada E. Itu tapi setelah kejadian (penembakan), ya," kata Deolipa di Depok, Sabtu (13/8/2022). Bharada E dipanggil bersama dua orang lain yang kini juga sudah menjadi tersangka kasus ini, yakni Bripka Ricky Rizal (RR) dan Kuat Ma'ruf (KM). Ketiganya sama-sama diimingi uang tutup mulut dalam bentuk dollar AS.
25). Korupsi dana Bansos 2022
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyetorkan uang rampasan dari kasus korupsi bantuan sosial (bansos) Covid-19 yang menjerat mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara ke negara sebesar Rp 16,2 miliar. Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri mengatakan, uang tersebut merupakan barang bukti yang diamankan dalam operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Matheus Djoko Santoso. Matheus merupakan bawahan Juliari. Saat korupsi itu dilakukan, dia menjabat sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Kementerian Sosial. “Jaksa Eksekutor KPK Rusdi Amin dan Andry Prihandono telah melakukan penyetoran ke kas negara uang rampasan senilai Rp 16,2 miliar dalam perkara Terpidana Juliari P Batubara dan kawan-kawan,” kata Ali dalam pesan tertulisnya kepada wartawan,” Senin (29/8/2022).