Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849

Vol. 1 No.2 Edisi November 2018-April 2019


https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 12 Februari 2019 :: Accepted: 25 April 2019 :: Published: 29 April 2019

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI MINUMAN BERKAFEIN DENGAN


POLA TIDUR PADA MAHASISWA TEKNIK

Selly Oktaria
Universitas Islam Sumatera Utara, Jl. STM, No. 77 Medan
Email : sellyoktariamiraza@yahoo.com

ABSTRACT
Caffeine in low doses is able to provide positive and negative effects on a
person's body. The main pharmacological effects of caffeine is adenosine
receptor antagonist that may affect the functioning of the central nervous
system and can interfere with sleep quality and will affect sleep patterns, sleep
should be important to maintain physical health, mental and emotional. This
study aims to determine the relationship between the consumption of caffeine
on sleep patterns. This research use analytical method with cross sectional
approach. The population are all students of Faculty of Civil Engineering ITM of
2014. With total sampling technique, amounting to 142 students. Methods of
data collection using primary data and interviews. This study showed that 34
students who did not consume caffeine, there were 12 (35,3%) students had
bad sleep pattern, while 22 (64,7%) students had good sleep pattern. Based
on the results of chi-square test, it is concluded that there is a significant
relationship between caffeine consumption to sleep patterns.
Keywords: caffeine, caffeine consumption, Sleep Patterns

1. PENDAHULUAN waktu tidur. Sedangkan pola tidur yang


buruk meliputi durasi tidur yang kurang
Istirahat dan tidur yang tepat sama
dari kebutuhan menurut umur, tidur
pentingnya dengan nutrisi yang baik
terlalu larut malam dan bangun terlalu
dan latihan yang adekuat. Seseorang
cepat, tidur tidak nyenyak sering
memerlukan jumlah tidur dan istirahat
terbangun karena suatu hal (Zahra,
yang berbeda. Kesehatan fisik dan
2016). Masalah pada tidur dapat
emosi tergantung pada kemampuan
menyebabkan kelelahan, kecelakaan,
untuk memenuhi kebutuhan dasar
dan penurunan kinerja. Gangguan tidur
manusia. Dengan tidak tepatnya
dapat menimbulkan beberapa efek
jumlah tidur dan istirahat seseorang,
pada manusia. Ketika kurang tidur
maka kemampuan berkonsentrasi,
seseorang akan berpikir dan bekerja
membuat keputusan, serta
lebih lambat, membuat banyak
berpartisipasi pada aktivitas sehari-hari
kesalahan, dan sulit untuk mengingat
akan menurun dan semakin cepat
sesuatu. Hal ini mengakibatkan
marah. (Potter, 2009) Pola tidur yang
penurunan produktivitas kerja dan
baik dan teratur dapat memberikan
dapat menyebabkan kecelakaan.
efek yang bagus terhadap kesehatan
(Thayeb, 2015)
(Guyton, 2012).
Penurunan kualitas tidur merupakan
Pola tidur yang baik meliputi durasi
hal yang paling sering ditemukan.
tidur yang sesuai dengan kebutuhan
Setiap tahun diperkirakan sekitar 25-
menurut umur, tidur nyenyak tidak
50% laporan terkait penurunan kualitas
terbangun karena suatu hal di selasela

10
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 1 No.2 Edisi November 2018-April 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 12 Februari 2019 :: Accepted: 25 April 2019 :: Published: 29 April 2019

tidur dialami orang dewasa muda dan cenderung mengkonsumsi minuman


ssekitar 17% mengalami gangguan berkafein untuk tetap waspada. Ada
tidur yang serius. Berdasarkan hasil beberapa manfaat yang datang dari
survey dilaporkan, prevalensi kejadian konsumsi kafein termasuk
penurunan kualitas tidur di Amerika kewaspadaan, peningkatan performa
berkisar antara 60-70% kasus terjadi fisik, dan hidrasi. (Ennis, 2014 )
pada orang dewasa muda (Zahra,
Menurut Glade (2010) konsumsi kafein
2016)
juga telah terbukti memiliki dampak
Durasi tidur yang baik yang dibutuhkan negatif terhadap pola tidur konsumen
setiap orang berbeda-beda, Menurut serta mengakibatkan rasa kantuk di
National Sleep Foundation (2014), bayi siang hari. Selain itu, hasil studi
baru lahir (usia 0-3 bulan) deskriptif oleh Bawazeer & Alsobahi
membutuhkan waktu tidur sekitar 14- (2013) menunjukkan bahwa 31,4%
17 jam, balita (usia 1-2 tahun) butuh peminum minuman berenergi yang
sekitar 11-14 jam, anak (usia 6-13 mengandung kafein mengaku
tahun) butuh 9-11 jam, remaja (usia mengalami efek samping diantaranya
14-17 tahun) butuh 8-10 jam, dewasa palpitasi, insomnia, nyeri kepala,
muda (usia 18- 25 tahun) butuh 7-9 tremor, gelisah, serta mual dan
jam, dan pada lansia (usia > 65 tahun) muntah.
butuh tidur selama 7-8 jam.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian
Tidur pada manusia dapat dipengaruhi
sebelumnya, peneliti mengambil data
oleh beberapa faktor, salah satunya
awal berupa hasil survei yang dilakukan
oleh kafein. Hasil survei konsumsi
kepada beberapa mahasiswa Institut
kafein baru-baru ini di Amerika Serikat,
Teknologi Medan, mereka mengaku
hasil menunjukkan bahwa sekitar 85%
mengkonsumsi minuman berkafein
populasi Amerika Serikat
sebagai penunjang agar tetap terjaga
mengkonsumsi setidaknya satu
di malam maupun siang hari,
minuman berkafein perhari, asupan
disebabkan banyaknya tugas yang
kafein harian rata-rata dari semua
harus diselesaikan. Data awal ini
minuman adalah ± 165mg, 1mg untuk
kemudian dikembangkan untuk
semua umur digabungkan sebagaimana
memperoleh gambaran hubungan
hasil survei yang dilakukan selama
antara konsumsi minuman berkafein
sepuluh tahun (2003-2012) oleh
dengan pola tidur seseorang.
National Health and Nutrition
Examination Survey (NHANES). Asupan 2. METODE PENELITIAN
kafein kontinyu mencapai puncak Desain penelitian yang digunakan
600mg perhari di antara usia 56 tahun dalam penelitian ini adalah observation
perkapita. (Turnbull, 2017) analitik dengan pendekatan cross
Banyak orang memulai hari mereka sectional untuk mempelajari dinamika
dengan secangkir kopi atau teh. Entah hubungan antara faktor-faktor resiko
itu dibuat di rumah atau dibeli di kedai dengan efek, melalui pendekatan dan
kopi. Salah satu alasan mengapa observasi yang dikumpulkan pada satu
kafein sangat menarik bagi orang di waktu yang sama (point time
pagi hari adalah meningkatkan approach) (Notoadmodjo, 2012).
kewaspadaan. Hal ini tidak hanya Populasi dan sampel dalam penelitian
membantu orang bangun pagi-pagi. Hal ini adalah seluruh mahasiswa Fakultas
ini dapat membantu pekerja militer Teknik Sipil Angkatan 2014 di Institut
atau pengemudi mengantuk, yang Teknologi Medan yang berjumlah 142

11
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 1 No.2 Edisi November 2018-April 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 12 Februari 2019 :: Accepted: 25 April 2019 :: Published: 29 April 2019

orang dimana mereka adalah Berdasarkan Tabel 2, diketahui dari


mahasiswa yang mengkonsumsi 142 mahasiswa yang diteliti, sebanyak
minuman yang mengandung kafein 43 (30,3%) mahasiswa dengan berusia
secara rutin (min: 1 gelas/botol per 20 tahun, 44 (31%) berusia 21 tahun,
hari) serta mereka yang tidak 33 (23,2%) berusia 22 tahun dan 22
menggunakan obat-obatan sedasi (15,5%) berusia 23 tahun.
(antihistamin, dll).
Tabel 3 Distribusi berdasarkan Pola
Instrumen dalam penelitian ini berupa Tidur
kuesioner dalam bentuk wawancara
Pola Tidur Frekuensi Persentase
terpimpin menggunakan kuesioner atau
Buruk 80 56.3
angket dimana kuesioner akan diisi
Baik 62 43.7
oleh responden. Kuisioner yang
digunakan diadopsi dari penelitian Putri Total 142 100
Novian Zahra mahasiswi Fakultas
Kedokteran Universitas Syiah Kuala Berdasarkan Tabel 3, diketahui dari
pada tahun 2016. 142 mahasiswa yang diteliti, sebanyak
80 (56,3%)mahasiswa dengan memiliki
3. HASIL PENELITIAN
pola tidur buruk, sementara 62
Pada penelitian ini, jumlah sampel yang (43,7%) mahasiswa memiliki pola tidur
didapat sebagai responden yang diteliti baik.
dalam penelitian sebanyak 142 orang.
Tabel 4 Distribusi Frekuensi
Karakteristik responden yang ada dapat
Berdasarkan Konsumsi Kafein
dibedakan berdasarkan jenis kelamin,
umur, pola tidur dan konsumsi kafein. Konsumsi Kafein Frek Persen
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tidak Minum 34 23.9
tabel di bawah ini. Tidak Rutin 75 52.8
Tabel 1 Distribusi berdasarkan Jenis Sedang 33 23.2
Kelamin Total 142 100

Jenis Kelamin Frek Persen Berdasarkan Tabel 4, diketahui dari


Laki-Laki 127 89.4 142 mahasiswa yang diteliti, sebanyak
Perempuan 15 10.6 34 (23,9%) mahasiswa tidak
mengkonsumsi kafein, 75 (52,8%)
Total 142 100
tidak rutin mengkonsumsi kafein dan
33 (23,2%) mahasiswa sedang dalam
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 142
mengkonsumsi kafein.
mahasiswa yang diteliti, sebanyak 127
(89,4%) mahasiswa dengan jenis Hubungan antara Konsumsi Kafein
kelamin laki-laki, sementara 15 terhadap Pola Tidur
(10,6%) dengan jenis kelamin
Untuk menguji apakah terdapat
perempuan.
hubungan yang signifikan antara
Tabel 2 Distribusi berdasarkan Umur konsumsi kafein terhadap pola tidur,
digunakan uji chi-square. Berikut
Umur Frekuensi Persentase
disajikan cross-tabulation antara
20 43 30.3
konsumsi kafein dengan pola tidur.
21 44 31
22 33 23.2 Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa
23 22 15.5 dari 34 mahasiswa yang tidak
Total 142 100 mengkonsumsi kafein, terdapat 12

12
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 1 No.2 Edisi November 2018-April 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 12 Februari 2019 :: Accepted: 25 April 2019 :: Published: 29 April 2019

(8,5%) mahasiswa memiliki pola tidur buruk, sementara 32 (22,5%)


buruk, sementara 22 (15,5%) mahasiswa memiliki pola tidur baik.
mahasiswa memiliki pola tidur baik.
Dari 33 mahasiswa yang tidak
Dari 75 mahasiswa yang tidak rutin
mengkonsumsi kafein, terdapat 25
mengkonsumsi kafein, terdapat 43
(17,6%) mahasiswa memiliki pola tidur
(30.3%) mahasiswa memiliki pola tidur
buruk, sementara 8 (5,6%) mahasiswa
memiliki pola tidur baik.

Tabel 5 Cross-Tabulation antara Konsumsi Kafein dengan Pola Tidur

Konsumsi Kafein * Kualitas Tidur Crosstabulation


Kualitas Tidur Total
Buruk Baik
Konsumsi Tidak Count 12 22 34
Kafein Minum % of Total (8,5%) (15,5%) (23,9%)

Tidak Count 43 32 75
Rutin % of Total (30,3%) (22,5%) (52,8%)

Sedang Count 25 8 33
% of Total (17,6%) (5,6%) (23,2%)

Total Count 80 62 142


% of Total (56,3%) (43,7%) (100,0%)

Berikut hasil berdasarkan uji chi-square


4. PEMBAHASAN
untuk menguji hubungan antara
Pola Tidur
konsumsi kafein terhadap pola tidur
Hasil penelitian dari 142 responden di
Tabel 6. Hasil Uji Chi-square
Fakultas Teknik Sipil Institut Teknologi
Chi-Square Tests Medan menunjukan bahwa mahasiswa
Value df Asym dengan pola tidur buruk sebanyak 80
p. orang (56,3%), sementara mahasiswa
Sig. dengan pola tidur baik sebanyak 62
(2- orang (43,7%).
sided) Menurut penelitian Yuli Amran (2012),
Pearson Chi- 11.211 2 .004 Diperkirakan setiap tahun terdapat
a
Square 20%–40% orang dewasa mengalami
Likelihood Ratio 11.510 2 .003 gangguan tidur dan 17% diantaranya
Linear-by-Linear 11.085 1 .001 mengalami masalah serius.Gangguan
Association tidur dapat menimbulkan beberapa
N of Valid Cases 142 efek seperti bekerja lebih lambat,
membuat banyak kesalahan dalam
Berdasarkan hasil uji chi-square, suatu pekerjaan, sulit berkonsentrasi,
diperoleh nilai p = 0,004 kurang dari dan mengingat sesuatu. Hal ini dapat
0,05, maka disimpulkan bahwa mengakibatkan penurunan
terdapat hubungan yang signiifkan produktivitas kerja sehari-hari dan
antara konsumsi kafein terhadap pola dapat menyebabkan kecelakaan.
tidur.
Ada beberapa hal yang dapat
mempengaruhi pola tidur diantaranya

13
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 1 No.2 Edisi November 2018-April 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 12 Februari 2019 :: Accepted: 25 April 2019 :: Published: 29 April 2019

stress, kecemasan tentang masalah antara konsumsi kafein terhadap pola


pribadi atau situasi dapat mengganggu tidur di Fakultas Teknik Sipil Institut
tidur seseorang. Lingkungan fisik Teknologi Medan.
tempat seseorang tidur berpengaruh
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
penting pada kemampuan untuk tidur
Binti T. Daswin (2013) terkait pengaruh
dan tetap tertidur, kelelahan yang
kafein terhadap kualitas tidur
berlebihan yang dihasilkan dari kerja
mahasiswa fakultas kedokteran
yang meletihkan membuat sulit tidur,
universitas sumatera utara. Dengan
kemudian setiap penyakit yang
penelitian yang bersifat ekperimental
menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan
didapatkan hasil penelitian bahwa
fisik dapat menyebabkan masalah
kualitas tidur 8 orang (53,3%) yang
tidur.
mendapat kopi berkafein berkualitas
Konsumsi Kafein sedang dan 11 orang (73,3%) orang
yang mendapat kopi dekafein
Hasil penelitian yang telah dilakukan
berkualitas baik. Setelah dilakukan uji
menunjukkan bahwa, sebanyak 34
hipotesis, didapati bahwa terjadi
mahasiswa tidak mengkonsumsi kafein
perburukan yang signifikan kualitas
(23,9%), 75 mahasiswa tidak rutin
tidur pada orang yang mendapat kopi
mengkonsumsi kafein (52,8%) dan 33
berkafein (p=0,003). Hal menunjukkan
mahasiswa sedang dalam
ada hubungan yang signifikan (berarti)
mengkonsumsi kafein (23,2%).
antara konsumsi kafein dengan kualitas
Menurut penelitian Liveina (2014), ada tidur.
berbagai alasan bagi seseorang untuk
Kafein yang bekerja dalam tubuh dapat
mengkonsumsi kopi atau minuman
memberikan efek positif maupun efek
yang mengandung kafein antara lain,
samping. Studi deskriptif oleh
tidak tidur pada malam sebelumnya
Bawazeer & Alsobahi (2013)
(9,5%), kebiasaan atau untuk
menunjukkan bahwa dari 13 orang pria
menambah energi (7,1%), menjelang
dan 11 orang wanita menunjukkan
ujian atau menyelesaikan tugas
beberapa efek samping setelah
(55,2%), rekreasional (25,3%) dan
mengkonsumsi kafein. Mengenai gejala
lain-lain (2,9%). Alasan lainnya adalah
yang dialami, 20% konsumen
mengurangi kantuk pada saat
mengalami palpitasi jantung, 5,7%
mengemudi maupun hanya sekedar
konsumen mengalami sakit kepala,
memperbaiki mood.
10% konsumen mengalami insomnia,
Kafein merupakan zat psikoaktif yang 5,7% mengalami tremor, 2,8%
memiliki efek stimulan dan paling luas mengalami kecemasan dan 4,2%
digunakan di seluruh dunia. Pengaruh mengalami mual dan muntah.
gaya hidup membuat konsumsi produk
Selain itu, konsumsi kafein secara
berkafein khususnya kopi dan minuman
reguler dapat menimbulkan efek
energi meningkat, termasuk di
ketergantungan. Efek kesulitan tidur
kalangan mahasiswa.
didasari oleh mekanisme kafein sebagai
Hubungan Konsumsi Kafein dengan antagonis adenosin. Pengikatan
Pola Tidur reseptor adenosin secara kompetitif
Berdasarkan hasil uji chi-square yang akan menyebabkan peningkatan kadar
menunjukkan bahwa nilai p = 0,004 adenosin dalam plasma dan stimulasi
kurang dari 0,05, ini berarti bahwa kemoreseptor sirkulasi yang bersifat
terdapat hubungan yang signifkan simpatetik. Stimulasi ini ditandai

14
Jurnal Kesehatan Masyarakat & Gizi, e-ISSN: 2655-0849
Vol. 1 No.2 Edisi November 2018-April 2019
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKG
===========================================================================================
Received: 12 Februari 2019 :: Accepted: 25 April 2019 :: Published: 29 April 2019

dengan peningkatan katekolamin, International Journal of Medical


peningkatan resistensi perifer vaskuler, Students, Vol 1 (3)
dan sekresi renin. Pada individu yang Ennis, Danielle. 2014. The Effects of
sensitif, dapat timbul aritmia sehingga Caffeine on Health: The Benefits
konsumsi kafein pada individu yang Outweigh the Risks. Spring:
memiliki kelainan jantung perlu University Of New Hamispher.
diperhatikan. Glade, Michael J. 2010. Caffeine-Not
Just a Stimulant. Nutrition, Vol 26
Pelepasan norepinefrin akibat blokade
(10).
reseptor Adenosin 1 (A1) dan
peningkatan aktivitas dopaminergik Notoadmodjo, S. 2012. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
akibat blokade reseptor A2a
Rineka Cipta
memberikan efek stimulan yang
ditandai oleh kesulitan tidur setelah Potter, Patricia A. Perry, A.G. 2009.
Fundamental Keperawatan edisi
konsumsi kafein.
7. Jakarta: Salemba Medika.
5. KESIMPULAN Thayeb, R.R.T.A. Kembuan, M.A.H.N.
Berdasarkan hasil penelitian yang Khosama, H. 2015. Gambaran
Kualitas Tidur pada Perawat Dinas
dilakukan di Fakultas Teknik Sipil
Malam RSUP Prof. Dr. R.D Kandou
Institut Teknologi Medan dengan
Manado. Jurnal E-Clinic, Vol. 3
menggunakan data kuesioner seluruh (3).
mahasiswa Fakultas Teknik jurusan
Turnbull, D et al. 2017. Caffeine and
Sipil angkatan 2014 dapat ditarik
Cardioaskular health. Regulatory
kesimpulan sebagai berikut : Toxicology and Pharmacology, Vol
1. Didapati mahasiswa yang memiliki 89.
pola tidur buruk sebanyak 80 orang Zahra, P.N. 2016. Hubungan Konsumsi
(56,3%), sementara mahasiswa Kopi Terhadap Kualitas Tidur.
yang memiliki pola tidur baik Mahasiswa Program Studi
Program Dokter angkatan 2012.
sebanyak 62 orang (43,7%).
Skripsi (tidak diterbitkan). NAD:
2. Sebanyak 34 mahasiswa (23,9%) Universitas Syiah Kuala.
tidak mengkonsumsi kafein, 75 Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku
mahasiswa (52,8%) tidak rutin Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
mengkonsumsi kafein, dan 12. Jakarta : EGC, 1022
sebanyak 33 mahasiswa (23,2%) National Sleep Foundation. 2014. 2014
sedang dalam mengkonsumsi kafein Sleep in the Modern Family.
Diakses pada
3. Hasil uji chi-square menunjukkan
https://www.sleepfoundation.org/
nilai p = 0,004 kurang dari 0,05, professionals/sleep-america-
yang berarti bahwa terdapat polls/2014-sleep-modern-family.
hubungan yang signifikan antara
Binti T. Daswin, N. 2013. Pengaruh
konsumsi kafein terhadap pola Kafein Terhadap Kualitas Tidur
tidur. Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Daftar Pustaka Universitas Sumatera Utara.
Ejurnal Fakultas Kedokteran USU,
Bawazeer, Naif A & Alsobahi, Najmah Vol. 1 (1).
A. 2013. Prevalance and Side
Effect of Energy Drink
Consumption Among Medical
Student at Umm Al-Qura
University, Saudi Arabia.

15

Anda mungkin juga menyukai