Anda di halaman 1dari 10

Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2021

GAMBARAN PERBAIKAN KONDISI FUNGSI KOGNITIF


PADA LANJUT USIA (LANSIA) SEBELUM DAN
SETELAH PEMBERIAN BRAIN GYM :
LITERATUR REVIEW

Widya Amalia Chrismonika, Lia Dwi Prafitri


Program Studi Sarjana Fisioterapi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Jln. Raya Ambokembang No.8 Kedungwuni Pekalongan Indonesia
Email : widyachrismonika@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Jumlah penduduk lansia dinegara berkembang mengalami peningkatan
setiap tahun, diprediksi pada tahun 2050 jumlah lansia mencapai 10 juta jiwa dari 22
negara berkembang. Salah satu permasalahn kesehatan pada lansia adalah gangguan
pada sistem saraf yaitu penurunan kondisi fungsi kognitif. Pendekatan fisioterapi untuk
perbaikan kondisi fungsi kognitif dilakukan dengan pemberian aktifitas fisik berupa
brain gym untuk mempertahankan kemampuan fungsi kognitif yang ada pada lansia
dengan memberikan stimulasi pada otak. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran perbaikan kondisi fungsi kognitif pada lansia setelah pemberian
brain gym. Metode: Desain penelitian ini menggunakanan analisis literature review
dengan metode PICO, pencarian artikel melalui Google Scholar, diperoleh 5 artikel
yang direview dan menggunakan instrument alat ukur Mini Mental State Examination
(MMSE) untuk mengukur fungsi kognitif pada lansia dengan intervensi brain gym.
Hasil Penelitian: Hasil analisa dari berbagai literature didapatkan bahwa adanya
perbaikan kondisi fungsi kognitif pada lansia sebelun dan setelah dilakukan intervensi
brain gym. Simpulan: Jenis kelamin perempuan dan rentang usia 55-75 tahun
merupakan faktor yang menyebabkan penurunan fungsi kognitif pada lansia. Adanya
perbaikan kondisi fungsi kognitif pada lansia sebelum dan setelah dilakukan intervensi
brain gym. Saran: Brain gym dapat digunakan sebagai intervensi fisioterapi khususunya
pasein lansia pada perbaikan kondisi fungsi kognitif.

Kata kunci : Brain gym, fungsi kognitif, lansia

PENDAHULUAN

Populasi jumlah penduduk penduduk lansia menjadi 810 juta jiwa


didunia pada era ageing population pada tahun 2012. Angka tersebut
dimana jumlah penduduk yang berusia diproyeksikan akan mengalami
60 tahun melebihi 7% dari total jumlah peningkatan jumlah mencapai 2 miliyar
penduduk (Kemenkes, 2017). Pada pada tahun 2050. Fenomena penuaan
tahun 1950 jumlah penduduk lansia di penduduk terjadi di semua negara,
dunia berjumlah 205 juta jiwa dan terlebih pada negara berkembang.
mengalami peningkatan jumlah Kondisi di tahun 2012, dari 15 negara

1
Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2021

dengan jumlah penduduk lansia sebesar engagement) dan aktivitas, baik


10 juta jiwa, 7 tujuh diantaranya negara aktivitas fisik maupun aktivitas kognitif
berkembang. Pada tahun 2050 (Wreksoatmodjo, 2016, hh. 7-8).
diprediksikan terdapat 33 negara dengan Intervensi pada perbaikan fungsi
jumlah lansia mencapai lebih dari 10 kognitif terdapat dua cara yaitu salah
juta jiwa, dimana 22 negara diantaranya satunya terapi non farmakalogi. Terapi
merupakan negara berkembang non farmakologi yang digunakan untuk
(UNFPA, 2012, h. 12). menstimulus otak yang bertujuan
Bertambahnya usia individu meningkatkan fungsi kognitif pada
akan mengalami proses penuaan, yang lansia dengan melakukan aktivitas fisik
dapat menyebabkan banyak perubahan yaitu olahraga brain gym (senam otak)
secara biologis dan fisiologis, salah untuk mempertahankan kemampuan
satunya pada sistem saraf mengalami yang ada pada lansia dengan
penurunan fungsi otak dan penurunan memberikan stimulasi pada otak
fungsi kognitif pada lansia (Trouillet, (Markam, 2005). Brain gym merupakan
Martin, Launay, 2011, h. 543). Proses serangkaian gerakan yang dapat
penuaan otak, mengakibatkan menyeimbangkan setiap anatomi otak,
penurunan jumlah neuron terjadi secara dapat menarik keluar tingkat kosentrasi
bertahap yang meliputi area girus otak, dan sebagai jalan keluar bagian
temporal superior (area yang paling otak yang terhambat agar dapat
cepat kehilangan neuron), girus berfungsi maksimal (Surahmat dan
presentralis dan area striata. Secara Novitalia, 2017, h. 192).
patologis penurunan jumlah neuron Penelitian yang dilakukan oleh
akan mengakibatkan timbulnya ganguan Setiawan, (2014, h. 40) menyatakan
kognitif atau fungsi kognitif dan bahwa didapatkan terjadinya perubahan
perilaku (Parreta, 2005). Penurunan skor fungsi kognitif secara bermakna,
daya ingat atau fungsi kognitif yaitu setelah dilakukan pemberian brain gym
menurunnya kemampuan dalam dengan hasil skor nilai kognitif ringan.
berpikir atau mengingat kembali Didukung dengan hasil penelitian
peristiwa yang telah terjadi dalam lainnya, yang didapatkan adanya
jangka panjang dan pendek, hal tersebut pengaruh brain gym terhadap perbaikan
sering terjadi pada lansia (Maryam, kognitif lansia brain gym otak
2008). Penurunan fungsi kognitif dapat dikarenakan brain gym menyelaraskan
disebakan oleh berbagai faktor, baik aktivitas kemampuan dan berpikir pada
dari individu maupun lingkungan. saat yang sama meningkatkan
Faktor individu meliputi usia, jenis keseimbangan dan harmonisasi antara
kelamin, tingkat pendidikan, faktor kontrol emosi dan logika,
genetik, dan riwayat penyakit. mengoptimalkan fungsi indera, menjaga
Sedangkan faktor lingkungan meliputi kelenturan dan keseimbangan tubuh,
hubungan/keterlibatan sosial (social meningkatkan daya ingat,

2
Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2021

meningkatkan ketajaman, pendengaran, perbaikan kondisi fungsi kognitif pada


mengurangi kesalahan membaca, daya lansia, maka penulis mengambil judul
ingat, dan kemampuan komprehensif “Gambaran Perbaikan Kondisi Fungsi
dalam kelompok penggunaan bahasa Kognitif Pada Lanjut Usia (Lansia)
(Festi, 2010, h. 11). Untuk mengetahui Sebelum dan Setelah Pemberian Brain
gambaran terapi brain gym terhadap Gym : Literatur Review”.
METODE Schoolar karena dari beberapa
A. Pemilihan Artikel laman database online tersebut
Menggunakan metode menyediakan berbagai bahasa baik
dari indonesia maupun bahasa asing
analisis PICO dengan judul studi
dengan Kata kunci: Brain gym,
analisis Gambaran perbaikan fungsi kognitif, lansia
kondisi fungsi kognitif pada C. Proses telaah kritis (Critical
lanjut usia sebelum dan setelah Appraisal) diidentifikasi
pemberian brain gym berdasarkan kriteria inklusi dan
Berdasarkan masalah penelitian kriteria eksklusi pemilihan artikel
tersebut maka dapat disusun ini:
pertanyaan sebagai berikut: 1. Kriteria inklusi
1. P (patient, problem, population) a. Responden dengan rentang
: Lanjut Usia (Lansia) usia 55-75 tahun
2. I (Intervention) : Brain Gym b. Responden tidak memilki
3. C ( Comparison, control, riwayat penyakit penyerta
comparator) : Tidak ada (komorbid)
pembanding c. Menggunaka intervensi brain
4. O (Outcome) : Fungsi kognitif gym lansia
pada lansia d. Menggunakan alat ukur
B. Strategi pencarian literatur Minimal Mental State
Intisari yang diambil dari Examitation (MMSE)
penelitian : judul penelitian, nama e. Terdapat outcome pengaruh
penelitian, tahun publikasi, jumlah peningkatan fungsi kognitif
sempel dari kelompok intervensi pada lansia
maupun kelompok control, alat
yang di gunakan selama penelitian f. Artikel 10 tahun terakhir dari
hasil dan kesimpulan penelitian tahun 2011-2021
lengkap dengan nilai signifikannya. g. Menggunakan bahasa
Intisari yang di masukan ke dalam Indonesia maupun bahasa
table agar hasil ekstraksi mudah di inggris.
baca. 2. Kriteria ekslusi :
Penelitian ini menggunakan
Artikel/jurnal penelitian yang
penelusuran literatur melalui
database online yaitu Google berbentuk systematic review.

3
Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2021

HASIL ANALISIS DATA Azizah & Khusniyati (2020)


1. Karakteristik responden didapatkan responden lebih banyak
Hasil analisa dari 5 artikel terdapat berjenis kelamin perempuan, dan
93 responden, didapatkan 3 artikel dengan rentang usia responden dari 5
yang mencantumkan karakteristik artikel yaitu 55-75 tahun. Hasil
jenis kelamin responden yaitu artikel analisa karakteristik responden
Amtonis &Fatah (2014), Yulianti & disajikan dalam table 1. sebagai
Hidayaah (2017), dan Lestari, berikut:
Tabel 1. Hasil Analisa Literature Review
Berdasarkan Karakteristik Responden (N=93)
Artikel Karakteristik Responden
Penulis Jenis Kelamin Rentang
Usia
(Tahun)
N L P
Amtonis dan 18 6 12 60-74
Fata (2014)
Yulianti dan 6 1 5 60-69
Hidayaah (2017)
Azizah, 35 NM NM 60-75
Martiana dan
Soedirman
(2017)
Amila dan 21 NM NM 55-69
Syapitri (2018)
Lestari, Azizah 13 6 7 60-74
dan Khusniyati
(2020)
2. Peningkatan fungi kognitif
Variabel peningkatan fungsi literature review peningkatan fungsi
kognitif didapatkan 5 artikel dengan kognitif disajikan dalam tabel 2. :
jumlah 93 responden. Hasil analisis

4
Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2021

Tabel 2. Hasil Analisa Literature revies perbaikan kondisi fungsi kognitif pada
lansia Sebelum dan setelah Pemberian Brain Gym (N=93)
Penulis N Durasi Hasil

Sebelum Setelah
Normal Ringan Sedang Berat Normal Ringan Sedang Berat
Amtonis dan Fata 18 Setiap pagi, 20 2 7 0 9 15 3 0 0
(2014) menit selama
3 minggu.
Yulianti dan 6 3 kali 0 0 4 2 4 0 2 0
Hidayaah (2017) seminggu, 20
menit selama
1 bulan.
Azizah, Martiana 35 2 kali 8 21 6 0 14 16 5 0
dan Soedirman seminggu, 15
(2017) menit selama
4 minggu.
Amila dan 21 Setiap pagi, 0 18 3 0 5 14 2 0
Syapitri (2018) 10-15 menit, 4
kali seminggu
selama 2
minggu.
Lestari, Azizah 13 3 kali 0 11 0 2 4 7 0 2
dan Khusniyati seminggu, 15
(2020) menit, selama
1 minggu.
Jumlah 93 10 57 13 13 42 40 9 2
(100%) (10,7%) (61,3%) (14%) (14%) (45,2%) (43%) (9,7%) (2,1%)

Hasil analisa literature review kognitif didapatkan kenaikan data


berdasarkan table 2. didapatkan hasil responden dalam kategori fungsi
data sebelum intervensi brain gym kognitif normal 42 (45,2%)
yaitu pada kategori fungsi kognitif responden, kognitif ringan 40 (43%)
ringan sebesar 57 (61,3%) responden dan kategori fungsi kognitif berat 2
dan fungsi kognitif berat 13 (14%) (2,1%) mengalami penurunan jumlah
responden. Hasil setelah dilakukan responden.
brain gym adanya perbaikan fungsi

PEMBAHSAN jenis kelamin dan usia


1. Karakteristik responden (Wreksoatmodjo, 2016). Hasil
Hasil analisa literature penelitian ini sesuai demgan
review dari artikel yang penelitian yang dilakukan oleh
mencantumkan jenis kelamin Agoes, Lestari, dan Alfaruqi, 2016)
diketahui bahwa dari artikel jenis kelamin perempuan lebih
Amtonis & Fata (2014), Yulianti & berisiko mengalami gangguan atau
Hidayaah (2017), dan dan Lestari, penurunan fungsi kognitif
Azizah dan Khusniyati (2020) lebih dibandingkan jenis kelamin laki-laki.
banyak responden berjenis kelamin Kondisi ini dikaitkan dengan adanya
perempuan, dengan rentang usia peranan level hormon seks endogen
dari 5 artikel yaitu 55-75 tahun. dalam perubahan fungsi kognitif
Penurunan fungsi kognitif pada pada perempuan. Selain itu, terdapat
lansia dipengaruhi oleh faktor adanya reseptor estrogen seperti

5
Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2021

hipokampus dalam area otak penurunan fungsi kognitif ringan


memiliki peran dalam fungsi belajar 57 (61,3%) responden, didapatkan
dan memori. Menurut teori level adanya responden yang
ekstradiol dalam tubuh manusia mengalami penurunan fungsi
berhubungan dengan fungsi kognitif kognitif sedang 13 (14%) dan
dan memori verbal pada manusia. penurunan fungsi kognitif
Ekstradiol diperkirakan memiliki kategori berat 13 (14%)
sifat neuroprotektif yaitu dapat responden. Otak lansia mengalami
membatasi kerusakan akibat stress penurunan massa otak
oksidatif serta melindung sel saraf. dikarenakan berkurangnya
Rentang usia berpengaruh kandungan protein dan lemak
terhadap penurunan fungsi kognitif. pada otak sehingga otak menjadi
Usia 60-75 tahun keatas merupakan ringan. Terjadi perubahan pada
usia yang berpengaruh terjadi akson, badan sel saraf, dan
beberapa kemunduran fungsi dendrite yang berfungsi sebagai
kognitif, dengan rentang penurunan sarana untuk komunikasi antar sel
fungsi kognitif ringan sampai berat saraf mengalami perubahan
(Gossard, 2013). Usia semakin tua menjadi lebih tipis dan terjadi
menyebabkan perubahan struktur penurunan daya hantar sel saraf
anatomi otak, diantaranya otak sehingga gerakan menjadi
mengalami atrofi, penurunan massa lamban, sehingga terjadinya
otak sekitar 10-20% dan perubahan gangguan fungsi kognitif sesuai
biokimiawi pada susunan saraf pusat, dengan skor MMSE (Dewi,
sehingga mengalami gangguan pada 2016).
sinaps dan daya hantar implus antar Responden mengalami
sel saraf (Nugroho, 2014). gangguan kognitif ringan
Penurunan fungsi kognitif terjadi disebabkan semakin
seiring dengan peningkatan usia, bertambahnya usia seseorang,
dapat disimpulkan bahwa maka akan mengalami penurunan
kerusakan fungsi organ akibat fungsi tubuh, terutama pada organ
penuaan (Gillis, Mirzaei, otak yang berperan penting dalam
Potashman, Ikram, dan fungsi kognitif manusia.
Maserejiian, 2019). Penurunan kondisi fungsi kogniti
2. Perbaikan fungsi kognitif pada pada lansia menyebabkan
lanjut usia penurunan beberapa fungsi otak,
a. Fungsi kognitif sebelum seperti belajar tentang sesuatu,
diberikan brain gym mengingat, pemahaman terhadap
Kondisi fungsi kognitif objek tertentu, perhatian dan
sebelum dilakukan intevensi brain pemecahan masalah, sehingga
gym mayoritas mengalami menyebabkan reaksi dan perilaku

6
Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2021

menjadi lamban dalam merespon. kedua belahan otak dan


Responden dengan gangguan mengaktifkan tiga dimensi
kognitif sedang dan berat terjadi otak, pada dimensi pemusatan
pada responden dengan umur memperlancar sirkulasi darah
yang sudah tua dan kurangnya dan oksigen menuju ke otak.
aktivitas fisik, sehingga Dimensi pemfokusan
mengalami penurunan fungsi otak melepaskan hambatan fokus
(Lestari, Azizah dan Khusniyati, dan memperbaiki penurunan
2020). daya ingat.
b. Fungsi kognitif setelah Ditemukan satu artikel
diberikan brain gym yang menyatakan bahwa brain
Hasil dari tabel 2. gym terdapat pengaruh lemah
terdapat 4 artikel yang terhadap perbaikan kondisi
menunjukan adanya perbaikan fungsi kognitif pada lanjut usia
kondisi fungsi kognitif pada lanjut setelah dilakukan intervensi
usia setelah pemberian brain gym, dapat dilihat dari penelitian
dapat diketahui hasil didapatkan Lestari, Azizah dan Khusniyati
sebelum dan setelah dilakukan (2020) dengan dosis 3 kali
brain gym dari kategori fungsi seminggu, 15 menit setiap
kognitif normal 10 responden pertemuan, selama 1 minggu,
mengalami peningkatan setelah ditemukan hasil 4 dari 13
dilakukan brain gym menjadi 42 responden yang mengalami
responden. Mengalami penurunan perbaikan fungsi kognitif. 9
fungsi kognitif pada kategori responden tidak mengalami
fungsi kognitif ringan dari 57 perubahan perbaikan fungsi
responden menjadi 40 reponden, kognitif dikarenakan waktu
fungsi kognitif sedang dari 13 pelaksanaan yang singkat dan
responden menjadi 9 responden responden tidak mengikuti
dan fungsi kognitif berat 13 gerakan senam dengan baik.
responden menjadi 2 responden. Proses perbaikan fungsi
Semakin tinggi dosis yang kognitif pada lansia
diberikan dan dilakukan terus membutuhkan waktu yang
menurus secara rutin, hasil yang lama dan dilakukan secara
didapatkan semakin baik. Hal ini rutin.
dapat dilihat dari penelitian
Amtonis dan Fata (2014) dengan KETERBATASAN PENELITIAN
memberikan dosis setiap pagi, 1. Penelitian dari 5 artikel terdapat 2
20 menit setiap pertemuan, artikel dari Azizah, Martiana &
selama 3 minggu. Karena Soedirman (2017), dan Amila &
gerakan brain gym merangsang Syapitri (2018) tidak menyantumkan

7
Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2021

jenis kelamin laki-laki dan Muhammadiyah Pekajangan


perempuan sehingga peneliti tidak Pekalongan serta menambah
dapat menggeneralisasikan jumlah kepustakaan.
responden berdasarkan jenis kelamin 2. Bagi profesi fisioterapi
2. Peneliti tidak dapat menjelaskan skor Hasil penelitian ini dapat
peningkatan fungsi kognitif digunakan sebagai dasar tindakan
terjadinya peningkatan atau dalam melakukan manajemen
penurunan fungsi kognitif pada fisioterapi, dalam masalah perbaikan
masing-masing responden. kondisi fungsi kognitif lansia,
3. Penelitian ini tidak dapat fisioterapis dapat melakukan
digeneralisasikan karena data yang penanganan dengan intervensi brain
didapatkan hasil dari artikel yang gym.
lain. 3. Bagi peneliti lain
Diharapkan dapat menjadi dasar
SIMPULAN untuk penelitian yang lebih lanjut
Hasil dan pembahasan dari analisis mengenai brain gym untuk perbaikan
literature review pada 5 (lima) artikel kondisi fungsi kognitif pada lansia.
penelitian, maka dapat ditarik
kesimpulan : DAFTAR PUSTAKA
1. Hasil analisia dari jenis kelamin
Kementerian Kesehatan RI. (2017).
perempuan dan rentang usia 55-75
Profil Kesehatan Indonesia
tahun merupakan faktor yang
Tahun 2016. Jakarta:
menyebabkan penurunan fungsi
Kemenkes RI.
kognitif pada lansia.
UNFPA (2012). Ageing in The Twenty
2. Hasil literature review didapatkan
First Century : A Celebration
adanya perbaikan kondisi fungsi
and A Challenge. New York:
kognitif pada lansia sebelum dan
UNFPA.
setelah dilakukan intervensi brain
Trouillet, V, Doan-Va-Hay, L, M,
gym.
Martin, S & Launay M 2011,
„Impact of Age, and
SARAN
Cognitive and coping
1. Bagi institusi pendidikan
resources on coping‟,
Penelitian ini dapat digunakan
Canadian Journal on Aging,
sebagai sumber informasi dan
30(4); 541-550.
kontribusi khususnya untuk masukan
Parreta, L. (2005). Makanan untuk otak.
dalam kurikulum dan mata kuliah
panduan penting untuk
terkait dengan intervensi brain gym
meningkatkan kemampuan
terhadap perbaikan kondisi fungsi
otak anda. Jakarta : Erlangga.
kognitif pada lansia bagi dosen dan
mahasiswa Universitas

8
Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2021

Maryam, R.S., et al. (2008). Mengenal Yulianti & Hidayah, N 2017, „Pengaruh
usia lanjut dan perawatnnya. senam otak (brain gym)
Jakarta: Salemba Medika. terhadap fungsi kognitif pada
Wreksoatmodjo, B, R 2016, „Pengaruh lansia di rt 03 rw 07
aktivitas fisik terhadap fungsi Kelurahan Tandes Surabaya‟,
kognitif lanjut usia di Jakarta Jurnal Ilmiah Kesehatan,
Barat‟, Cermin Dunia 10(1); 88-95.
Kedokteran, 43(1);7-12. Azizah, L,M, Martiana, T, &
Markam, S. (2005). Latihan vitalisasi Soedirman, O 2017, „The
otak (senam untuk kebugaran improvement of cognitive
fisik dan otak). Jakarta: function and decrease the
Grasindo. level of stress in the elderly
Surahmat, R & Novitalia 2017, with brain gym‟,
„Pengaruh terapi senam International Journing Of
otak terhadap tingkat Nursing and Midwifery,1(1);
kognitif lansia yang 26-31.
mengalami demensia di Amila & Syapitri, H 2018, „Pengaruh
panti sosial tresna werdha senam otak terhadap fungsi
warga tama inderalaya‟, kognitif dan kualitas tidur
Majalah kesehatan pada lansia di pukesmas
sriwijaya, 4 Oktober; 192. Rantang Medan‟, Jurnal
Setiawan, R.A. (2014). 'Pengaruh Mutiara Ners, 1(1); 44-56.
senam otak dengan fungsi Lestari, M, S, Azizah, L, M &
kognitif lansia demensia di Khusniyati, E 2020,
panti wredha darma bakti „Pengaruh brain gym
kasih Surakarta‟. Skripsi terhadap fungsi kognitif pada
Program Studi S-1 lansia werdha Majapahit
Keperawatan. Stikes Kusuma Kabupaten Mojokerto‟,
Husada. Surakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Festi, P. (2011). Pengaruh brain gym Rusdita, 7(02); 25-132.
terhadap peningkatan fungsi Agoes, A, Lestari, R & Alfaruqi, S
kognitif lansia dikarang 2016, „Pengaruh terapi
werdha peneleh Surabaya, latihan otak (brain age)
Jurnal Kesehatan. terhadap peningkatan fungsi
Amtonis, I & Fata, U, H 2017, kognitif pada lansia‟, MNJ,
„Pengaruh senam otak 2(3); 64-70.
terhadap peningkagtan fungsi Gossard, B 2013, „Age related cognitive
kognitif‟, Jurnal ners decline‟, An article from life
kebidanan, 1(2); 90-96. extension faudation 2013.

9
Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi Agustus 2021

Nugroho, J. (2014). Keperawatan Dementia, no. 11, hh. 248-


Gerontik. Jakarta: EGC. 256.
Gillis, C, Mirzaei, F, Potashman, M, Dewi, S, R 2016. „Pengaruh senam otak
Ikram, M, A, Maserejian, N dan bermin puzzle terhadap
2019, „The incidence of mild fungsi kognitif lansia di
cognitive impairment : a PLTU Jember‟, Jurnal
systematic review and data Kesehatan Primer, 1(1); 64-
synthesis, Alzheimers &
69.

10

Anda mungkin juga menyukai