UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
LAPORAN STATUS
KLINIS STASE PEDIATRI
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS DOWN SYNDROME
OLEH:
mulai yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal, hingga muncul ciri-ciri yang dapat
diamati seperti berikut ini:
1. Penampilan fisik tampak melalui kepala yang relatif lebih kecil dari normal
(microchepaly) dengan bagian anteroposterior kepala mendatar.
2. Paras wajah yang mirip seperti orang Mongol, sela hidung datar, pangkal
hidung kemek.
3. Jarak antara dua mata jauh dan berlebihan kulit di sudut dalam. Ukuran
mulutnya kecil, tetapi ukuran lidahnya besar dan menyebabkan lidah selalu
terjulur (macroglossia).
4. Pertumbuhan gigi penderita down syndrome lambat dan tidak teratur.
5. Paras telinga lebih rendah dan leher agak pendek.
6. Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan
(epicanthol folds) sebesar 80%.
7. Penderita down syndrome mengalami gangguan mengunyah, menelan, dan
bicara.
8. Hypogenitalism (penis, scrotum, dan testis kecil), hypospadia, cryptorchism,
dan keterlambatan perkembangan pubertas.
9. Penderita down syndrome memiliki kulit lembut, kering, dan tipis. Sementara
itu, lapisan kulit biasanya tampak keriput (dermatologlyphics).
10. Tangannya pendek, ruas-ruas jarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua
pendek, baik pada tangan maupun kaki melebar. Mereka juga mempunyai jari-
jari yang pendek dan jari kelingking membengkok ke dalam. Tapak tangan
mereka biasanya hanya terdapat satu garisan urat dinamakan “simian crease”.
11. Kaki agak pendek dan jarak di antara ibu hari kaki dan jari kaki kedua agak
jauh terpisah.
12. Ototnya lemah sehingga mereka menjadi lembek dan menghadapi masalah
dalam perkembangan motorik kasar. Masalah-masalah yang berkaitan seperti
masalah kelaianan organ-organ dalam terutama sekali jantung dan usus.
13. Tulang-tulang kecil di bagian lehernya tidak stabil sehingga menyebabkan
berlakunya penyakit lumpuh (atlantaoxial instability).
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
14. Sebagian kecil penderita berpotensi untuk mengalami kanker sel darah putih
atau leukimia.
15. Masalah perkembangan belajar penderita down syndrome secara keseluruhan
mengalami keterbelakangan perkembangan dan kelemahan akal. Pada tahap
awal perkembangannya, mereka mengalami masalah lambat dalam semua
aspek perkembangan, yaitu lambat untuk berjalan, perkembangan motor halus,
dan bercakap.
16. IQ penderita down syndrome ada di bawah 50.
17. Pada saat berusia 30 tahun, mereka kemungkinan dapat mengalami demensia
(hilang . ingatan, penuruanan kecerdasan, dan perubahan kepribadian)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
ASSESSMENT
I. Identitas Pasien
a. Nama :A
b. Jenis kelamin : Perempuan
c. Tanggal lahir : Denpasar, 16 Mei 2018
d. Umur : 2 Tahun
e. Alamat : Gianyar
f. Anak ke 3
g. Jmh saudara kandung : tiga
h.
Orang tua pasien berharap anaknya mampu berdiri serta berjalan dengan mandiri,
Pasien anak perempuan dengan usia 2 tahun dikeluhkan belum dapat merangkak. Pasien
sudah dapat berguling, merayap serta duduk dengan mandiri. Saat ini, pasien dapat berdiri
apabila terdapat bantuan orang tua atau berdiri berpegangan. Ibu mulai menyadari
keterlambatan perkembangan anak sejak usia 10 bulan karena anak belum dapat duduk dan
mulai menjalani terapi sejak saat itu.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
4. Riwayat Kehamilan
Pre Natal
Ibu hamil pada usia 40 tahun
Ibu tidak pernah menderita suatu penyakit ataupun pendarahan saat hamil
Hasil USG menunjukkan adanya penebalan lipatan leher (nuchal fold) pada usia
kehamilan 20 minggu
Natal
Anak lahir saat usia kandungan 38 minggu dengan persalinan normal dan
dibantu oleh dokter
Terdapat jeda sesaat sebelum anak menangis saat lahir Berat badan lahir
2800 gram
Panjang badan lahir 47 cm Lingkar kepala lahir 35 cm
Bayi didiagnosis mengalami down syndrome saat lahir oleh dokter melihat
gejala klinis yang ada dan hasil pemeriksaan karyotyping
Post Natal
Imunisasi sudah dilakukan berupa BCG, polio (3 kali), hepatitis B (2 kali), DPT (2 kali)
Bayi didiagnosis mengalami single small anterior muscular VSD
Bayi tidak pernah mengalami kejang
6. Riwayat Perkembangan
Riwayat perkembangan Pengakuan orang tua DDST
Menegakkan kepala 5 bulan 3 bulan
7. Riwayat Psikososial
b. Pemeriksaan fisik
- Inspeksi Statis
Statis posisi duduk
Dextra Sinistra
Head Cenderung fleksi
Neck Cenderung fleksi
Trunk Cenderung fleksi
Shoulder Protraksi
Pelvic Anterior pelvic tilt
Hip Hiperabduksi Hiperabbduksi
Knee Ekstensi Ekstensi
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
- Inspeksi Dinamis
Anak bergerak aktif menggunakan keempat ektremitasnya. Saat melakukan
gerakan merangkak dalam posisi quadruped, pelvic anak tidak stabil sehingga
kembali terjatuh ke posisi duduk “split” menunjukkan terjadinya laxity pada
hip dan knee anak. Anak mampu berdiri dengan berdiri berpegangan namun
tidak stabil
- Palpasi
Terjadi penurunan tonus otot pada otot abdominal, trunk dan keempat
ekstremitas
Akral hangat
c. Kesan Awal
Kesan Keterangan
Alertness Baik Saat di panggil dan disentuh, anak
menoleh.
Awareness Kurang Anak cenderung menjatuhkan diri
ke depan saat posisi duduk ke
merayap dilakukan
Motivasi Cukup Anak mengikuti instruksi terapis,
namun cepat teralihkan kembali
sehingga menjadi kurang fokus
Emosi Stabil Anak tidak menangis selama
terapi
Komunikasi Baik Anak mampu berkomunikasi
secara ekspresif dan reseptif.
e. Kemampuan sensorik
i. Pola Postural
Head, neck dan trunk cenderung kearah fleksi namun anak dapat kembali ke
posisi tegak dengan stabil
k. Deformitas
Tidak ada
m. Associated Problem
Gangguan balance
Gangguan propioseptik
Ligamen laxity
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
DIAGNOSIS
ICF-CY Coding
I. Impairment (Body Structure & Body Function Impairment)
Body structure
s1108 Structure of brain, other specified
(kelainan trisomy 21 dan
ketidakmatangan cerebrum yang
berukuran kecil)
s7402 Muscle of pelvic region (kekuatan
dan kontrol postural, dan ligament
laxity)
s7601 Muscles of trunk
(kekuatan otot trunk)
s73002 Muscles of upper arm
(kelemahan untuk memegang sesuatu)
Body function :
b2351 Vestibular function of balance
(gangguan koordinasi )
b260 Proprioceptive
function(gangguan keseimbangan)
b730 Muscle of function
(penurunan tonus otot)
b735 Muscle tone
function( penurunan
kekuatan dan kontrol)
b710 Mobility of joint function
(ligament laksity)
Main Problem
DIAGNOSA FISIOTERAPI
Anak tidak bisa merangkak serta berdiri dengan stabil karena adanya gangguan pada
function of balance, propioseptive function serta muscle tone function et causa Down
Syndrome
PROGNOSIS
I. Quo ad vitam
Bonam
Bonam
PLANNING
I. Jangka pendek
- Meningkatkan sensory motor development
- Mampu mempertahankan posisi crawling dalam beberapa detik
- Meningkatkan kemampuan motorik halus
INTERVENSI
I. Tabel Intervensi
Intervensi Metode pelaksanaan Evidence Based
Neurosenso Tujuan dari pemberian Cabral, T.I., Silva, L.G.P.,
intervensi ini adalah untuk Martinez,C.M. 2015.
memberikan stimulus sentuhan Motor Develop
sehingga akan meningkatkan
senso motor intergration serta
mengaktifkan brain-body
integration yang akan berfungsi
untuk perkembangan gerak anak
Metode pemberian intervensi
dilakukan dengan memberikan
sentuhan pada anak dimulai dari
kepala hingga ekstremitas
dengan diberikan sedikit
penekanan pada setiap sendi dan
diulangi sebanyak 3 kali
badan.
- Pasien diinstruksikan untuk
mengangkat pantat dengan
bertumpu pada kedua
tangan.
Crawling Intervensi ini dilakukan dengan Lauteslager, P. E. M. (2000)
stimulation posisi tengkurap, lalu pasien ‘Children with Down ’ s
diberikan stimulus mainan diatas Syndrome Motor
Development and
bantal sehingga posisi dada
Intervention’, in Thesis
pasien berada diatas bantal. University Utrecht, The
Terapis lalu mengaplikasikan Netherlands.
posisi quadruped dengan
memfleksikan hip dan knee lalu
dipertahankan beberapa detik
Latihan sit- Latihan ini bertujuan untuk Liao H.F., Liu Y.C., Liu
to- stand menguatkan otot quadriceps, W.Y., Lin Y.T.2007.
otot hamstring, otot gluteus, otot Effectiveness of loaded sit-
to-stand resistance exercise
abdominal, otot core, dan
for children with mild spastic
beberapa otot pada tubuh bagian diplegia: a randomized
atas. clinical trial. Archives of
Langkah-langkah pada latihan Physical Medicine and
ini adalah sebagai berikut : Rehabilitation Volume 88,
Anak diberikan stimulus berupa Issue 1Hal 25-31
mainan diatas kursi atau tempat
tidur sehingga pasien berusaha
untuk berdiri dengan
berpegangan dan memainkan
mainan tersebut. Selanjutnya,
mainan dipindahkan kembali
dibawah sehingga pasien akan
dilatih duduk dengan terkontrol
dan tidak menjatuhkan diri
Latihan stimulasi Latihan ini dapat dilakukan Lauteslager, P. E. M. 2000.
motorik halus dengan menyusun balok atau ‘Children with Down ’ s
memasukkan beberapa benda ke Syndrome Motor
Development and
dalam wadah dengan warna
Intervention’, in Thesis
yang bermacam-macam untuk University Utrecht, The
meningkatkan koordinasi mata Netherlands.
dan tangan.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FISIOTERAPI
Jalan PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Telp. (0361) 222510, Fax. (0361) 246656, E-mail : psfisioterapi@unud.ac.id
I. Edukasi
Edukasi
Menggunakan bahasa yang sederhana kepada anak saat mengajak anak bermain
dan belajar
Memperbaiki cara duduk anak agar tidak duduk dengan posisi split untuk
mencegah terjadinya laksitas sendi dan dislokasi
Melakukan aktivitas bermain dengan menyenangkan untuk mencegah terjadinya
depresi pada anak
EVALUASI HARI H
Vital sign
Absolut Tambahan*
HR : 97x/Min SpO2 : 99%
RR : 26x/Min
BP : 90/60 mmHg