Anda di halaman 1dari 12

Taqiyatun1, Vivin Nur Hafifah2

Analisis pengaruh Terapi brain gym (senam otak) terhadap demensia pada lansia

Background: Dementia is a disturbance in memory function or memory and thinking power which slowly
gets worse.

Taqiyatun1, Vivin Nur Hafifah2


1
Universitas Nurul Jadid, Probolinggo, Jawa Timur
2
Second author affiliation, city, Country (stated only if differ from 1st author)
Gmail : taqyatemde@gmail.com

Gmail : vivinhafifah@unuja.ac.id

ABSTRACT
Objective: To determine the effect of brain gym therapy on the incidence of dementia in the elderly.
Methods: The research method used is literature review using electronic databases through journals from
international and national levels such as Google Cindekia, Google Scholar, Science Rex with the keyword brain
gym on dementia in the elderly.
Results: Analysis of fifteen journals shows that using brain gym therapy or brain exercise can stimulate
physical activity, optimize, stimulate brain function to be more relevant to the elderly, improve blood flow and
oxygen to the brain. A brain gym is a series of simple, fun movements used to improve learning skills using the
whole brain.
Conclusion: Brain gym is very influential on dementia in the elderly.
Keywords: Dementia, brain gym

ABSTRAK
Latar Belakang : Demensia adalah gangguan fungsi memori atau daya ingat dan daya pikir yang perlahan
namun semakin memburuk.
Tujuan : untuk mengetahui pengaruh terapi brain gym terhadap kejadian dimensia pada lansia.
Metode: Metode penelitian yang di gunakan adalah literatur review dengan menggunakan basis data elektronik
melalui jurnal dari internasional maupun nasional seperti google cindekia, google scholar, science direx dengan
kata kunci senam otak (brain gym) terhadap dimensia pada lansia.
Hasil : Analisa dari lima belas jurnal menunjukkan Dengan menggunakan terapi brain gym atau senam otak
dapat merangsang aktivitas fisik, mengoptimalkan, menstimulasi fungsi otak agar lebih relevan dengan lansia,
memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak. Senam otak (brain gym) merupakan rangkaian gerakan
sederhana yang menyenangkan dan digunakan untuk meningkatkan keterampilan belajar dengan menggunakan
seluruh otak.
Kesimpulan: Brain gym sangat berpengaruh terhadap dimensia pada lasia.

Kata Kunci : Demensia, brain gym


PENDAHULUAN
Lansia merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua.
Periode ini merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang, dimana telah terjadi kemunduran
fisik dan psikologis secara bertahap (Oktaviani, 2018). Jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia mengalami
peningkatan. Populasi penduduk lanjut usia di dunia pada tahun 2015 sebanyak 901 juta jiwa dengan persentase
12,3% dari seluruh populasi. Penduduk berusia 60 tahun keatas tumbuh 3,26% tiap tahun. Indonesia merupakan
negara dengan jumlah penduduk lanjut usia 8,9% di dunia (United Nations Department of Economic and Social
Affairs, 2015).
Masalah kesehatan yang meliputi kemunduran dan kelemahan pada lanjut usia yaitu perubahan fisik,
kognitif, spiritual dan psikososial. Salah satu perubahan kognitif yang terjadi pada lansia yaitu perubahan
memori atau daya ingat. Pada lanjut usia, daya ingat merupakan salah satu fungsi kognitif yang sering kali
paling awal mengalami penurunan. Kerusakan kognitif pada
lansia yang berupa penurunan daya ingat biasa disebut penyakit demensia. Demensia adalah gangguan fungsi
memori atau daya ingat dan daya pikir yang perlahan namun semakin memburuk (Oktaviani, 2018).
Prevalensi demensia di dunia pada tahun 2015 yaitu sebanyak 48,8 juta orang dandiproyeksikan akan
meningkat menjadi 74,7 juta di tahun 2030 dan 131,5 juta di tahun 2050. Di Indonesia, estimasi jumlah
demensia di tahun 2015 sekitar 1,2 juta dan akan meningkat menjadi 2,3 juta di tahun
2030 dan 4,3 juta di tahun 2050 (Finatunni & Nurhidayati, 2020).
Demensia adalah gangguan fungsi memori
atau daya ingat dan daya pikir yang perlahan namun semakin memburuk.
Demensia tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu: Demensia Pra
Senilis (60 tahun) dan Demensia Senilis (60 tahun ke atas). Demensia dapat
mempengaruhi kemampuan aktivitas sehari-hari karena dipengaruhi kumpulan gejala yang ada seperti
penurunan fungsi kognitif, perubahan mood dan tingkah laku (Chaira & Hidayat, 2016). Demensia biasanya
dimulai secara perlahan dan makin lama makin parah, sehingga keadaan ini pada mulanya tidak disadari.
Penderita akan mengalami penurunan dalam ingatan, kemampuan untuk mengingat waktu dan kemampuan
untuk mengenali orang, tempat dan benda. Penderita mengalami kesulitan dalam menemukan dan menggunakan
kata yang tepat dan dalam pemikiran abstrak (misalnya dalam pemakaian angka). Pada akhirnya penderita tidak
mampu mengikuti suatu percakapan dan kehilangan kemampuan berbicara (Sri & Rista, 2019).
Salah satu upaya untuk menghambat kemunduran kognitif akibat penuaan dan sebagai bentuk stimulasi
untuk meningkatkan kemampuan otak yaitu dengan latihan senam otak (brain gym) (Finatunni & Nurhidayati,
2020). Menurut ahli senam otak (brain gym) sekaligus penemu senam otak, dari lembaga Educational
Kinesiology Amerika Serikat Paul E. Denisson Ph.D., meski sederhana, senam otak (brain gym) mampu
memudahkan kegiatan belajar dan melakukan penyesuaian terhadap ketegangan, tantangan dan tuntutan hidup
sehari-hari. Selain itu senam otak juga bisa mengoptimalkan perkembangan dan potensi otak serta
meningkatkan kemampuan berbahasa dan daya ingat. Pada lansia, penurunan kemampuan otak dan tubuh
membuat tubuh mudah jatuh sakit, pikun dan frustasi. Meski demikian, penurunan ini bisa diperbaiki dengan
melakukan senam otak senam otak tidak saja akan memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak, tetapi juga
merangsang kedua belahan otak untuk bekerja (Sri & Rista, 2019)

METODE

Metode penelitian yang kami gunakan disini adalah literatur review dengan menggunakan basis data
elektronik melalui jurnal dari internasional maupun nasional seperti google cindekia, google scholar, science
direx dengan kata kunci senam otak (brain gym) terhadap dimensia pada lansia. Kriteria inklusi yang di gunakan
oleh penulis adalah dengan membatasi artikel atau jurnal yang diterbitkan sepuluh tahun terakhir mulai dari
tahun 2010 sampai 2020. Jurnal mempunyai judul dan isi sesuai dengan tujuan penelitian, full teks, dan
keterkaitan dengan keperawatan. Pencarian artikel dimulai pada tanggal 03-07 februari 2021 dengan kata kunci
yang telah di tentukan oleh peneliti artikel yang di temukan oleh peneliti dipilih sesuai dengan kriteria inklusi.
Peneliti menghapus artikel yang telah di keluarkan, menelaah artikel yang memenuhi kriteria dan
mengelompokkan sesuai dengan hasil penelitian untuk di lanjut kepada pembahasan.

Hasil
Pencarian jurnal awalnya di dapatkan 27 artikel (google cindekia 13 artikel, google scholar 10 artikel
dan science direcrt 4 artikel) 10 artikel yang di keluarkan tidak sinkron dengan topik pembahasan dan tidak
membahas pada intervensi. 15 artikel full text memenuhi kriteria seperti yang tercantum pada gambar 1:

Google Cindekia Science Scholar science direcrt

Berdasarkan judul artikel


(n = 27)

Artikel yang dikeluarkan


Tidak sinkron dengan topik
Artikel yang dikeluarkan pembahasan
(n =10) Tidak membahas pada
kecemasan

Artikel yang terpilih (n 15)

Gambar 1. Diagram Flow dan pemilihan artikel


Tabel 1. Intervensi brain gym Pada lansia

No Judul Penulis Tahun Tujuan penelitian Jumlah sample dan Desain penelitian Hasil penelitian
teknik sample
1 Gym Otak Meningkatkan 1. Suhari 2019 Penelitian ini bertujuan Sample penelitian Desain yang digunakan dalam Senam otak meningkatkan kinerja
Fungsi Kognitif Bagi Lanjutan 2. Anggia untuk mengetahui ini dilakukan pada penelitian ini adalah eksperimen kognitif pada lansia demensia.
Dengan Demensia 3. Astuti pengaruh senam otak 30 lansia demensia semu pre-posted design control grup, dengan nilai p-value 0,000 (p
Primasari terhadap kinerja kognitif yang direkrut dengan Rancangan Quasy value <0,050)
4. Mahardhika pada lansia demensia di dengan Experimental, Pengumpulan data
5. Rahmawati Unit Pelayanan Sosial menggunakan dilakukan dengan
6. Musviro Tresna Werdha Jember. purposive sampling menggunakan skor MMSE kemudian
yang dibagi menjadi dianalisis menggunakan Wilcoxon
2 kelompok yaitu Signed Rank Test dengan tingkat
kelompok signifikansi α ≤ 0,05.
eksperimen dan
kelompok kontrol
2 Pengaruh Senam Otak (Brain 1. Sarifah Dwi 2016 Penelitian ini bertujuan Sample penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada Senam otak (brain gym) dapat
Gym) Wulan Septianti untuk ini dilakukan pada penelitian saat ini adalah penelitian menurunkan tingkat demensia
Terhadap Tingkat Demensia 2. Suyamto mengetahui adanya 38 lansia demensia quasy pada
Pada Lansia 3. Teguh Santoso pengaruh pemberian yang dibagi menjadi eksperimental dengan rancangan non lansia yaitu dapat di ketahui
senam otak terhadap 2 kelompok yaitu randomized control group pretest- bahwa
tingkat demensia pada kelompok posttest nilai t = 4.610 dan nilai p-value =
lansia eksperimen dan design. Dengan menggunakan uji 0,000 yang artinya ada pengaruh
kelompok kontrol Sample T-Test correlation yang
signifikan antara senam otak
terhadap
tingkat demensia karena nilai p-
value
lebih kecil dari alpha yaitu nilai
pvalue 0,000 ≤ 0,05 (α).
3 Perbedaan Efektifitas Art 1. Rizky Erwanto1 2018 Tujuan dari penelitian Teknik sampling Jenis penelitian Berdasarkan hasil uji bivariate
therapy dan Brain gym 2. Dwi Endah adalah untuk mengetahui yang digunakan ini adalah penelitian ekperimen semu untuk menguji efektifitas
terhadap Kurniasih efektifitas intervensi art adalah quota atau Quasi experimental. Penelitian art therapy terhadap fungsi
Fungsi Kognitif dan therapy dan brain gym sampling dengan ini menggunakan kognitif dan intelektual
Intelektual pada Lansia terhadap fungsi kognitif tetap mengacu pada rancangan pre dan post without menggunakan uji Wilcoxon
Demensia di dan intelektual pada lansia kriteria sampel control group design. Berdasarkan signed rank test dan
BPSTW Yogyakarta demensia. penelitian yang hasil uji bivariate untuk menguji paired t test dengan p value
berjumlah 53 efektifitas brain gym terhadap fungsi sebesar 0,00 dan 0,049. Nilai p
responden kognitif dan intelektual value < 0,05, yang berarti bahwa
menggunakan uji Wilcoxon signed art
rank therapy dan brain gym efektif
meningkatkan fungsi kognitif dan
intelektual lansia demensia.
4 Penerapan Brain Gym 1. Riyani 2020 Penelitian ini bertujuan Sampel penelitian Metode penelitian yang digunakan Ada perbedaan yang signifikan
Terhadap Tingkat Demensia Wulandari untuk menjelaskan terdiri dari 50 adalah metode quasy eksperiment selisih mean penurunan tingkat
Pada Lanjut Usia 2. Dewi Kartika efektivitas senam otak responden yang dengan pre test-post test demensia sebelum dan sesudah
Sari dalam menurunkan tingkat diambil berdasarkan control group design. Dengan penerapan brain gym pada
3. Siti Fatmawati demensia pada lansia teknik random menggunakan kelompok perlakuan dan
sampling yang uji statistik t- test. kelompok kontrol, dimana
terdiri dari 25 penurunan tingkat
responden pada demensia pada kelompok
kelompok perlakuan perlakuan lebih tinggi daripada
dan 25 responden kelompok control.
pada kelompok
kontrol yang telah
disesuaiakan dengan
kriteria inklusi.
5 Pengaruh Aktifitas Puzzle Hasim ashari 2017 Penelitian ini bertujuan Sampel penelitian Penelitian ini menggunakan desain Hasil penelitian ini adalah ada
Brain Gym Terhadap Nilai untuk mengetahui sebanyak 9 orang penelitian quasy eksperimental pengaruh aktifitas puzzle dan
Mini Mental State pengaruh Aktifitas Brain lansia dengan dengan rancangan Brain
Examination Dan Geriatric gymdan Puzzle terhadap menggunakan teknik Desain penelitian: One group pre gym terhadap nilai MMSE dan
Depresi Scala Demensia nilai MMSE dan GDS total sampling post test GDS demensia pada lansia
Lansia Di Psikogeriarti Demensia pada lansia
Rsj Lawang
6 Pelaksanaan Senam Otak 1. Aisyatu Al- 2020 Pencegahan penurunan Teknik sampling Metode Hasil studi menunjukkan senam
untuk Peningkatan Fungsi Finatunni Mah kognitif menggunakan non yang digunakan yaitu studi deskriptif otak dapat meningkatkan fungsi
Kognitif pada Lansia 2. Tri Nurhidayati2 pada demensia pada lansia probablility dengan pendekatan proses asuhan kognitif pada lansia demensia
dengan Demensia sampling keperawatan pada dua lansia sebagai yang ditunjukkan dengan
dengan convenience subjek studi peningkatan skor
sampling sebanyak MMSE pada kedua subjek studi
2
lansia yang dikelola
selama 1 minggu
dengan pemberian
tindakan
keperawatan
berupa senam otak
7 Senam Otak Meningkatkan 1. Ah. Yusuf Retno 2010 Penelitian ini bertujuan Sampel sebanyak 30 Desain penelitian yang digunakan Hasil penelitian ini menunjukkan
Fungsi Kognitif Lansia 2. Indarwati untuk lansia adalah hasil Senam otak (brain gym)
(Brain Gym Improves 3. Arifudin Dwi mengetahui adanya diambil dengan quasy-experiment pre-post test dapat meningkatkan fungsi
Cognitive Function For Jayanto peningkatan fungsi purposive sampling control group kognetif pada lansia demensia.
Elderly) kognetif pada lansia dengan design dengan menggunakan uji
demensia kriteria lansia statistik wilcoxon signed rank
berumur 60–75 test dan mann-whitney u test
tahun serta sehat
fisik dan mental

8 Pengaruh Senam Otak 1. Awaludin Jahid 2018 Penelitian ini bertujuan engambilan sampel Jenis penelitian ini menggunakan Dari hasil uji statistik didapatkan
Terhadap Penurunan Tingkat Abdillah untuk mengetahui menggunakan total desain penelitian quasi eksperimental nilai p value
Demensia 2. Ayu Pradana pengaruh senam otak sampling dengan design yaitu dengan pendekatan one adalah 0,011 dengan demikian p
Octaviani terhadap penurunan jumlah sampel 25 group value < 0,05 yang berarti terdapat
tingkat demensia pada responden. Metode pretest posttest design menggunakan pengaruh senam otak terhadap
lansia pengumpulan data satu kelompok subjek dengan penurunan tingkat
dengan wawancara menggunakan uji Analisis data yang demensia pada lansia di Wilayah
dan demensia diukur digunakan adalah uji Paired Samples Kerja Puskesmas Kesambi Kota
dengan MMSE Test. Cirebon Tahun 2017
(Mini
Mental State Exam)
9 The Effect Of Brain 1. Feni Tri Andani 2017 Dapat diketahui pengaruh Pengambilan sampel Penelitian ini menggunakan metode Hasil penelitian ini adalah Ada
Gymnastics On Dementia 2. Suratini senam otak (brain gym) menggunakan pre-experiment dengan rancangan pengaruh senam otak (brain gym)
In Elderly At Budi Luhur Unit terhadap kejadian metode total one group pretest posttest, dengan terhadap kejadian
Of demensia pada lansia di sampling dengan menggunakan Uji normalitas data demensia pada lansia di Balai
Tresna Werdha Social Service Balai Pelayanan Sosial jumlah Populasi menggunakan shapirow wilk. Pelayanan Sosial Tresna Werdha
Of Yogyakarta In Kasongan Tresna Werdha sebanyak 28 orang. Analisis data menggunakan uji Yogyakarta Unit Budi
Bantul Yogyakarta Unit Budi paired t-test Luhur Kasongan Bantul, dengan
Luhur Kasongan Bantul Hasil uji
statistik dengan paired t-test yaitu
p value untuk kejadian demensia
pre dan post sebesar p
(0,000) < 0,05.

10 Efektifitas Senam Otak (Brain 1. Ira Sri Budiarti 2019 Tujuan dari penelitian ini jumlah sampel 12 Penelitian ini menggunakan Quasi- Hasil uji statistik didapatkan
Gym) Terhadap Fungsi 2. Rista Nora adalah untuk mengetahui orang lansia yang eksperimental pretest and posttest pValue <0,05 dan selisih CI
Kognitif Pada Lansia efektifitas senam otak mengalami one-group design Data dikumpulkan sebanyak 3 poin setelah dilakukan
Dengan Demensia di Panti terhadap fungsi demensia dengan lembar observasi MMSE, senam otak sehingga Ha diterima
Sosial Tresna Werdha Sabai kognitif pada lansia ringan dan sedang. kemudian data dianalisis secara yaitu senam otak efektif terhadap
Nan Aluih Sicincin dengan demensia di Pengambilan sampel univariat dan bivariat dengan fungsi kognitif pada lansia dengan
Padang Pariaman Tahun 2019 PSTW Sabai Nan Aluih menggunakan teknik menggunakan uji statistik paired dimensia.
Sicincin Padang. Purposive Sampling samples T test
11 Pengaruh Senam Otak Thoriq Aminuddin 2015 Tujuan penelitian sampel berjumlah Penelitian ini adalah penelitian pre- Uji paired samples test diketahui
Terhadap Penurunan Tingkat ini adalah mengetahui 10 orang sesuai experimental, dengan menggunakan probabilitasnya 0,000 < 0,05
Demensia Pada Lansia. apakah terdapat pengaruh dengan kriteria one-group pretest-posttest maka Ha diterima dan Ho ditolak,
Skripsi, Jurusan Ilmu senam otak terhadap inklusi design,Teknik analisis data itu berarti bahwa
Keolahragaan Fakultas Ilmu penurunan tingkat menggunakan analisis univariat dan terdapat pengaruh senam otak
Keolahragaan Universitas demensia pada lansia bivariat dengan paired terhadap penurunan tingkat
Negeri Semarang dengan menggunakan samples test (α = 0,05) demensia pada
teknik purposive sampling lansia.
12 Penerapan Senam Otak 1. Ammy Retno 2019 Penelitian ini bertujuan Teknik sampling Desain Hasil penelitian ini adalah senam
Terhadap Fungsi Kognitif Suryatika untuk mengetahui hasil menggunakan non penelitian ini adalah One Grup otak efektif untuk meningkatkan
Pada Lansia Dengan 2. Wijarnako penerapan senam otak probablility Pretest Post Test tanpa control, Alat fungsi kognitif pada lansia dengan
Demensia Heru Pramono terhadap fungsi kognitif sampling pengumpulan data yang demensia
pada lansia dengan dengan convenience digunakan kuisioner Mini Mental
demensia sampling sebanyak Status Examination (MMSE)
3
lansia yang dikelola
selama 8 hari
dengan pemberian
tindakan
keperawatan
berupa senam otak
13 Pengaruh Senam Otak 1. Guslinda 2013 Penelitian ini bertujuan Populasi pada Penelitian menggunakan pendekatan Hasil Uji Statistik didapatkan p
Terhadap Fungsi Kognitif 2. Yola Yolanda untuk penelitian ini adalah Quasi Eksperiment pre dan post test value 0,000 sehingga Ha diterima
Pada Lansia Dengan Dimensia 3. Delvi mengetahui pengaruh seluruh with control groupAnalisa data yaitu terdapat pengaruh yang
Di Hamdayani senam otak terhadap lansia yang ada di dengan menggunakan signifikan terhadap peningkatan
Panti Sosial Tresna Werdha fungsi kognitif pada lansia Panti Sosial Tresna menggunakan uji beda dua mean fungsi kognitif pada lansia dengan
Sabai Nan Aluih dengan demensia di panti Werdha (paired dimensia yang dilakukan senam
Sicincin Padang Pariaman sosial Sabai Nan Aluih samples T test) untuk otak
tresna werdha sabai nan Sicincin Padang membandingkan dari pada kelompok lansia
aluih Pariaman yang kemampuan fungsi kognitif lansia dimensia yang tidak dilakukan
berjumlah 115 orang dengan senam otak
dan sampel demensia pada kelompok intervensi
sebanyak 24 sebelum
orang dimana dan sesudah dilakukan perlakuan
jumlah sampel senam otak
untuk Kelompok (brain gym)
Intervensi adalah 12
orang dan jumlah
sampel
untuk kelompok
kontrol adalah 12
orang
14 Pengaruh Senam Otak Dengan 1. Yuli eka yani 2018 Tujuan dari penelitian ini Populasi dalam Penelitian ini menggunakan Quasi Hasil penelitian ini adalah p value
Demensia Pada Manula Di 2. Ratna Dewi adalah untuk mengetahui penelitian ini adalah exsperiment design (rancangan lebih kecil
Rumah Bahagia Kawal Silalahi pengaruh senam otak seluruh lansian yang eksperimen semu) dengan rancangan dari nilai 0,05 (p-v <0,05) maka
Kecamatan Gunung Kijang dengan dimensia pada tinggal di panti rangkaian waktu (time series design) ada
Kabupaten Bintan Provinsi lansia asuhan, dengan kemudian Data pengaruh yang bermakna antara
Kepri teknik pengambilan yang di dapatkan di uji dengan uji t variabel independen dan
sample one sampel test dependen
menggunakan
porposive sampling
pengambilan sample
sebanyak 41
responden.
15 Pengaruh Senam Otak 1. Laurensia 2020 Tujuan dari penelitian ini Populasi penelitian Desain penelitian ini menggunakan Hasil uji statistik yang diperoleh
Terhadap Fungsi Kognitif Raditya Masken adalah ini berjumlah 11 quasy experiment dengan adalah nilai p 0,001 < 0,05.
Usia Pralansia Kartolo1 untuk mengetahui orang metode one group pre-test post-test Dengan tingkatan
Di Wilayah Kerja Puskesmass 2. Jeanny Rantung pengaruh senam otak responden. design dengan Analisis statistik pengaruh 0,845. Berarti terdapat
Parongpong terhadap fungsi kognitif Pengambilan sampel menggunakan uji Paired t-test pengaruh kuat pemberian
Kabupaten Bandung Barat usia pralansia di wilayah menggunakan intervensi senam otak terhadap
kerja Puskesmas metode purposive fungsi kognitif pralansia
Parongpong sampling dengan
kriteria
inklusi yaitu
pralansia (usia 45-
59 tahun)
PEMBAHASAN

Demensia dapat mempengaruhi kemampuan aktivitas sehari-hari karena dipengaruhi kumpulan gejala
yang ada seeprti penurunan fungsi kognitif, perubahan mood, dan tingkah laku (Azizah, 2011). Otak yang
jarang dipakai akan semakin menurun fungsinya, oleh karena itu menjaga potensi otak dalam proses penuaan
sangat penting dilakukan. Belajar dan terus melakukan aktivitas merupakan kunci stimulasi terhadap otak, jika
rangsang ini diberikan terus menerus maka dapat meningkatkan intelegensi manusia sampau umur 80-90 tahun.
Senam otak (brain gym) merupakan salah satu stimulasi langkah preventif untuk mengoptimalkan, merangsang
gunsi otak menjadi semakin relevan pada lansia, dan memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak (E. Pratiwi,
2008).

Dengan menggunakan cara brain gym atau senam otak merupakan salah satu metode peningkatan
fungsi kognitif pada lansia. Senam ini dapat merangsang aktivitas fisik dan otak yang baik (Munir, 2015). Serta
stimulasi untuk mengoptimalkan, menstimulasi fungsi otak agar lebih relevan dengan lansia, memperlancar
aliran darah dan oksigen ke otak. Senam otak (brain gym) merupakan rangkaian gerakan sederhana yang
menyenangkan dan digunakan untuk meningkatkan keterampilan belajar dengan menggunakan seluruh otak.
Senam otak bermanfaat untuk meningkatkan kesadaran dan refleks lansia yang telah tersesat atau kewaspadaan
seseorang center bisa disiagakan kembali dengan senam otak (Etik Pratiwi, 2016).

Pemberian brain gym pada lansia dapat meningkatkan memori (ingatan) jangka pendek lansia karena
dengan gerakan senam otak dapat merangsang integrasi kerja bagian otak kanan dan kiri untuk menghasilkan
koordinasi fungsi otak yang harmonis sehingga dapat menghasilkan kemampuan memori, kemampuan
koordinasi tubuh, kemampuan motoric halus dan kasar (Triestuning, 2017). Berbeda dengan keadaan tingkat
demensia sebelum dilakukan brain gym akan menyebabkan menurunnya kemampuan kognitif pada usia lanjut
sebagai akibat dari perubahan morfologis dan biokimia. Berat otak usia lanjut mengalami penurunan atau
berkurang karena otak menjadi lebih ringan disebabkan adanya kadar protein dan lemak pada otak yang
berkurang (Kim E. Barret, Susan M. Barman, Scott Boitano, 2015).

Dengan cara Brain gym bisa menjadi gerakan senam yang simple dan mudah diaplikasikan oleh
berbagai kalangan dan usia, termasuk pada orang lanjut usia. Gerakan senam otak ini dirancang dengan system
menyilang yaitu untuk mengaktifkan keharmonisan antara kinerja otak kanan dan otak kiri. Dengan gerakan
latihan senam otak yang teratur dapat memperlancar aliran darah sehingga oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan
otak dapat terpenuhi dalam waktu yang panjang dan tetap terjaga struktur otak secara maksimal (Lisnaini,
2012). Penurunan tingkat demensia pada lanjut usia juga disebabkan oleh gerakan-gerakan dari brain gym yang
mampu memperlancar aliran darah ke semua bagian otak selain itu dapat memperbaiki dan memperkuat
hubungan antara kedua belahan otak (Azizah, L. M., Martiana, T., & Soedirham, 2017). Otak merupakan organ
manusia yang dinamis, dimana tumbuh dan dapat membentuk jaringan antar syaraf. Pembentukan jaringan antar
pada syaraf otak sangat dipengaruhi oleh adanya stimulus, semakin kuat daya rangsangan yang diberikan maka
jalinan antar sel syaraf juga akan menjadi semakin kuat dan kokoh. (Kim E. Barrett, 2015).

Kesimpulan

Sehubungan dengan cara terapi brain gym pada lansia terhadap demensia dapat membentuk
keharmonisan antara otak kanan dan otak kiri. Sehingga disaat dipengaruhi oleh adanya stimulus maka semakin
kuat daya rangsangan yang diberikan akan semakin kuat pula antar sel syaraf. Agar yang awalnya pelupa,
dengan pemberian brain gym ini bisa memperbaiki kembali memori ingatan pada otak lansia yang awalanya
berat menjadi ringan. Brain gym juga bisa meningkatkan fungsi kognitif pada lansia dengan demensia. Maka
dari itu, brain gym berpegaruh untuk mengatasi demensia pada lansia.

DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin, T. (2015). Pengaruh senam otak terhadap penurunan tingkat demensia pada lansia skripsi.

Andani, F. T. R. (2016). The Effect Of Brain Gymnastics On Dementia In Elderly At Budi Luhur Unit Of Tresna
Werdha Social Service Of Yogyakarta In Kasongan Bantul.

Ashari, H. (n.d.). (2017). Pengaruh Aktifitas Puzzle Brain Gym Terhadap Nilai Mini Mental State Examination
Dan Geriatric Depresi Scala Demensia Lansia Di Psikogeriarti Konas Jiwa XVI Lampung 352
Pendahuluan Peningkatan usia harapan hidup menambah Radjiman Hasil dan Pembahasan Metode
Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah Klien. 003, 352–354.

Azizah, L. M., Martiana, T., & Soedirham, O. (2017). The Improvement of Cognitive Function and Decrease
the Level of Stress in the Elderly with Brain Gym. International Journal of Nursing and Midwifery
Science (Ijnms), 1(33).

Azizah. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ca, R. W., Sari, D. K., & Fatmawati, S. (2020). Penerapan Brain Gym Terhadap Tingkat Demensia Pada
Lanjut Usia. 2(1), 1–6.

Chaira, S., & Hidayat, R. (2016). Pengaruh Pengetahuan dan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan
Menjalani Neurorehabilitasi Pada Pasien Pasca Stroke di Unit Rehabilitasi Medik Rsudza Banda Aceh
Influence of knowledge and Family Support for Stroke Patient Neurorehabilitation Obedience in M.
1(November), 12–17.

Erwanto, R., Kurniasih, D. E., Pendidikan, P., Ners, P., Kesehatan, F. I., Yogyakarta, U. R., … Respati, U.
(2018). Perbedaan Efektifitas Art therapy dan Brain gym terhadap Fungsi Kognitif dan Intelektual pada
Lansia Demensia di BPSTW Yogyakarta. 7(2), 34–41. https://doi.org/10.30994/sjik.v7i2.165

Finatunni, A. A.-, & Nurhidayati, T. (2020). Pelaksanaan Senam Otak untuk Peningkatan Fungsi Kognitif pada
Lansia dengan Demensia. https://doi.org/10.26714/nm.v1i2.5666

Guslinda, & Yolanda, Y. (2013). Pengaruh senam otak terhadap fungsi kognitif pada lansia dengan dimensia di
panti sosial tresna werdha sabai nan aluih sicincin padang pariaman tahun 2013.

Handayani, E. Y., Syahadat, A., Rambah, K., Kabupaten, H., Hulu, R., Rambah, K., … Hulu, R. (2018).
Pencegahan Nyeri Haid Melalui Pemanfaatan Terapi Non-Farmakologi Pada Remaja Putri Sman I
Tambusai. 2(1), 14–20.

Kim E. Barret, Susan M. Barman, Scott Boitano, H. I. B. (2015). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (24th ed.).
Ganong: EGC.

Lisnaini. (2012). Senam Vitalisasi Otak Dapat Meningkatkan Fungsi Kognitif Usia Dewasa Muda. Jurnal
Fisioterapi.

Masken, laurensia raditya. (2020). pengaruh senam terapi otak terhadap fungsi kognetif usia pralansia di
wilayah kerja puskesmas prongpong kabupaten bandung barat. 4(April), 0–5.

Munir, B. (2015). Neurologi Dasar. Jakarta: CV Sagung Seto.

Nyuman, N. (2010). Pengaruh Terapi Senam Otak ( Brain Gym ) Terhadap Daya Ingat Jangka Pendek Kapal
Mengwi Badung. 5, 38–41.

Oktaviani, ayu pradana. (2018). pengaruh senam otak terhadap penurunan tingkat dimensia. 9(2), 112–118.

Pratiwi, E. (2008). Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) terhadap Kemampuan Daya Ingat pada Lanjut Usia di
Panti Werdha Budhi Dharma Yogyakarta.

Pratiwi, Etik. (2016). Gambaran Pelaksanaan Senam Otak (Brain Gym) Pada Lansia di Panti Wredha Budi
Dharma Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Notokusumo, IV No. 1 A.

Saadah, A. A., Setyarini, D. I., & Mardiyanti, T. (2017). Asam jawa. 3(2), 57–63.
Sari, P. L., Wahyuni, T. D., & Putri, R. M. (2018). Pengaruh Senam Otak terhadap Peningkatan Motorik Halus
pada Anak Usia 3-4 Tahun di Paud Mawar Tlogomas Malang.

Septianti, S. D. W. (2016). Pengaruh Senam Otak ( Brain Gym ). Iv(1), 47–53.

Sri, I., & Rista, B. (2019). Efektifitas Senam Otak ( Brain Gym ) Terhadap Fungsi Kognitif Pada Lansia
Dengan Demensia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Padang Pariaman Tahun
2019. (18), 92–102.

Suhari, & Astuti, A. (2020). Gym Otak Meningkatkan Fungsi Kognitif Bagi Lanjutan Dengan Demensia.
(2017), 57–62.

Suryatika, ammy retno. (2019). Penerapan Senam Otak Terhadap Fungsi Kognitif Pada Lansia Dengan
Demensia. 3(1), 28–36.

Triestuning, E. (2017). Pengaruh Senam Otak Terhadap Peningkatan Short Term Memory Pasa Lansia. Vol.
7(1).

Yusuf, A., Indarwati, R., & Jayanto, A. D. (2010). Brain Gym Improves Cognitive Function for Elderly. Vol. 5
No.

Anda mungkin juga menyukai