A. Keterampilan Berpikir
Menurut Santrock (2011), pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif,
serta melibatkan evaluasi bukti. Menurut Van Gelder & Wilingham(dalam Kauchak, 2012),
berpikir kritis dapat didefinisikan dengan berbagai cara, namun pokok dari definisi tersebut
mencakup kemampuan dan kecendrungan seseorang untuk membuat dan melakukan
asesmen terhadap kesimpulan yang didasarkan pada bukti, jadi berpikir kritis ini sangat
penting karena digunakan untuk mengambil keputusan dengan alasan-alasan yang tepat.
Keterampilan berpikir merupakan salah satu keterampilan peserta didik yang di
kembangkan disekolah. Santrock(2011) mengemukakan pendapatnya bahwa berpikir adalah
memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi dalam memori.
Kemampuan berpikir merupakan proses keterampilan yang bisa dilatihkan. Artinya dengan
menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif akan merangsang siswa untuk
meningkatkan kemampuan berpikir.
Satu contoh keterampilan berpikir adalah menarik kesimpulan(inferring),yang didefinisikan
sebagai kemampuan untuk menghubungkan berbagai petunjuk (clue) dan fakta atau
informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki untuk membuat suatu prediksi hasil akhir
yang terumuskan. Untuk mengajarkan keterampilan berpikir menarik kesimpulan tersebut.
pertama-tama proses kognitif inferring harus dipecah kedalam langkah-langkah sebagai
berikut:
(a) mengidentifikasi pertanyaan atau fokus kesimpulan yang akan dibuat,
(b) mengidentifikasi fakta yang diketahui,
(c) mengidentifikasi pengetahuan yang relevan yang telah diketahui sebelumnya, dan
Berpikir tingkat tinggi adalah operasi kognitif yang banyak dibutuhkan pada proses proses
berpikir yang terjadi dalam short-term memory. Berpikir kompleks adalah proses kognitif
yang melibatkan banyak tahapan atau bagian-bagian.
Berpikir kritis merupakan salah satu jenis berpikir yang konvergen, yaitu menuju ke satu titik.
Lawan dari berpikir kritis adalah berpikir kreatif, yaitu jenis berpikir divergen, yang bersifat
menyebar dari suatu titik.
Salah satu konsep yang menarik dari cara kerja otak adalah konsep neuro plastisitas. Konsep
ini menyoroti bahwa otak kita terus menerus dibentuk kembali sepanjang hidup oleh
pengalaman maupun pikiran. Maka dengan demikian, fokus dari kesadaran yang
menentukan jaringan otak mana yang diperkuat dan mana yang lemah atau hilang.
1. Membaca
Aktivitas untuk meningkatkan cara kerja otak yang pertama adalah membaca. Membaca
tidak hanya dapat meningkatkan pengetahuan umum serta kosakata, tetapi juga dapat
meningkatkan memori, pemikiran analitis, dan keterampilan menulis. Bacalah beberapa
halaman sehari untuk mendapat pengetahuan baru.
2. Menulis
Menulis tak hanya menjadi ajang melepaskan segala emosi agar pikiran jadi lebih sehat,
tetapi juga dapat membantu meningkatkan kecerdasan otak terutama jika menulis dengan
tangan. Menurut Psychology Today, menulis dengan tangan dapat meningkatkan aktivitas
saraf dan meningkatkan pemikiran dan kontrol gerakan. Membuat jurnal akan memperluas
kosa kata, menyediakan jalan keluar emosional, dan bahkan membantu meringankan
depresi.
3. Bersosialisasi
Menurut sebuah studi dari University of Michigan menemukan bahwa berbicara dengan
orang-orang dengan cara yang ramah memberikan dorongan jangka pendek fungsi eksekutif,
yang meliputi memori kerja, pemantauan diri, dan kemampuan untuk menekan gangguan
eksternal dan internal otak.
4. Meditasi
Sebuah studi dari Universitas Harvard menemukan bahwa orang yang melakukan meditasi
memiliki peningkatan indra yang bertanggung jawab untuk memori kerja dan pengambilan
keputusan. Teknik mindfulness seperti meditasi dapat dianggap sebagai bentuk latihan otak
karena melibatkan pelatihan pikiran yang tenang.
5. Olahraga
Bukan hanya belajar meditasi , dengan olahraga kamu juga bisa tingkatkan cara kerja otak.
Olahraga telah terbukti meningkatkan kejernihan mental,efisiensi dan fungsi kognitif.Kondisi
ini mengarah pada peningkatan pembelajaran, penilaian, wawasan, dan memori. Studi
bahkan menunjukkan olahraga berkorelasi dengan skor IQ yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Rusyna,A.(2014).Keterampilanberpikir:pedomanpraktisparapenelitiketerampilanberpikir.Yog
yakarta:Ombak.
Anasy, Z. (2015). HOTS (Higher Order Thinking Skill) in ReadingExercise. Tarbiya:
journalofeducatioaninmuslimsociety,3(1),51-63.
AndiPrastowo.(2011).Panduankreatifmembuatbahanajarinovatif.Yogyakarta:DivaPress
Suryana, Dadan. (2018). Stimulasi dan Aspek Perkembangan Anak. Jakarta : Prenadamedia
Group.
Suryana, Dadan. (2021). Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Praktik Pembelajaran.Jakarta :
Prenadamedia Group.
Maghfiroh, S., & Suryana, D. (2021). Media Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini di
Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(1), 1560-1566.
Aprilia, R. Short Term Memory dan Long Term Memory Serta Stimulasi Yang
Mempengaruhinya.
Suryana, D. (2014). Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Perkembangan Anak.
Jurnal Pesona: Jurnal Pendidikan Dasar Dan Humaniora, 2(1), 65-72.
Suryana, D. (2021). Pendidikan anak usia dini teori dan praktik pembelajaran. Prenada
Media
Suryana, D. (2016). Pendidikan anak usia dini: stimulasi & aspek perkembangan anak.
Prenada Media.
Yunita, L., & Suryana, D. (2022). Pentingnya Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak Usia
Dini. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(2), 12526-12532.
Suryana, D. (2014). Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Perkembangan Anak.
Jurnal Pesona: Jurnal Pendidikan Dasar Dan Humaniora, 2(1), 65-72.
Suryana, D., & Rizka, N. (2019). Manajemen Pendidikan anak usia dini berbasisakreditasi
Lembaga
Suryana, D., & Hijriani, A. (2022). Pengembangan Media Video Pembelajaran Tematik Anak
Usia Dini 5-6 Tahun Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini,
6(2), 1077-1094.
Dewi, I., & Suryana, D. (2020). Analisis evaluasi kinerja pendidik paud di PAUD Al azhar
bukittinggi. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 4(2),1051-1059..