Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERKEMBANGAN ANAK

“PENGERTIAN KECERDASAN OTAK ANAK & RUANG LINGKUP KECERDASAN


OTAK SERTA CARA MENINGKATKAN KECERDASAN OTAK ANAK”

Dosen Pengampu:

Dr. Hj. Irdamurni, M.Pd.

Disusun oleh : Kelompok 1

Mutiara Dwi Rahmadhani 20003079

Nadya Mahendra 20003026

Rifdah zhafirah 20003086

Varel Muhammad Rizky 20003095

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan
rahmat karunia serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
Perkembangan Anak. Adapun judul dari makalah ini adalah “Pengertian Kecerdasan Otak
Anak & Ruang Lingkup Kecerdasan Otak Serta Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak”.
Ini semua hanya sebatas pengetahuan dan kemampuan yang kelompok miliki dan kelompok.

Dalam upaya menyelesaikan makalah ini, penulis telah menerima banyak bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, oleh karenanya, penulis mengucapkan terimakasih. Penyusun
sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan dari pembaca. penyusun juga menyadari bahwa dalam makalah ini banyak
kekurangan dan jauh dari yang diharapkan. Untuk itu kami berharap adanya kritik dan saran
yang mendukung untuk memperbaiki makalah ini dimasa yang akan datang.

Padang, 9 April 2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1

C. Tujuan ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Kecerdasan Otak Anak ......................................................................... 2

B. Cara meningkatkan kecerdasan anak ................................................... 3

C. Simulasi otak untuk meningkatkan kecerdasan anak ........................... 3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 6

B. Saran...................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Otak manusia seperti halnya bagian tubuh atau organ tubuh lainnya, organ tersebut
mengalami pertumbuhan dan perkembangan bahkan Nelson (2011) menyebutkan bahwa otak
merupakan salah satu organ tubuh yang mengalami perkembangan luar biasa pada masa
prenatal. Diperkirakan setelah lahir otak anak memiliki sekitar 100 milyar sel syaraf atau
neuron. Berat otak anak pada saat lahir kira-kira 25% dari berat otak orang dewasa (Santrock,
2010, pp. 81-82). Otak anak terus akan tumbuh seiring dengan bertambahnya usia anak. Otak
akan berkembang dengan baik jika mendapatkan stimulasi yang tepat, namun sebaliknya otak
anak tidak akan berkembang secara maksimal jika tidak mendapatkan stimulasi yang baik.
Perkembangan otak yang baik secara anatomis dapat dilihat dari banyaknya rambatan
konektivitas antara satu sel dengan sel lainnnya, semakin banyak koneksi yang dibuat oleh sel
maka akan semakin baik. (Jensen, 2008, p. 48). Lingkungan memberikan pengaruh terhadap
perkembangan otak anak, hal ini pulalah yang mendasari bahwa stimulasi atau pendidikan
anak usia dini menjadi penting, karena pada usia ini pertumbuhan dan perkembangan otak
sangat cepat. Di usia dua tahun berat otak anak mengalami pertumbuhan yang luar biasa yaitu
di usia ini berat otak anak sekitar 75% dari berat otak orang dewasa (Santrock, 2010, p. 116).
Ini artinya bahwa 75% pertumbuhan otak manusia terjadi pada usia dini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu perngertian kecerdasan otak anak?
2. Apa cara meningkatkan kecerdasan anak?
3. Apa simulasi otak untuk meningkatkan kecerdasan anak?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan otak anak
2. Untuk mengetahui cara kecerdasan anak
3. Untuk mengetahui simulasi otak untuk meningkatkan kecerdasan anak
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kecerdasan Otak Anak


Otak yang dalam bahasa Inggris disebut encephalon adalah pusat (central nervous
system, CNS) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya. Otak manusia adalah
struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100
juta sel saraf atau neuron. Otak mengatur dan mengkoordinir sebagian besar, gerakan,
perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah,
keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak manusia bertanggung jawab
terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat
kaitan crat antara otak dan pemikiran.
Otak terbentuk dari dua jenis sel yaitu glia dan neuron. Glia berfungsi untuk
menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam
bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensi aksi. Mereka berkomunikasi dengan
neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan
kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter ini dikirimkan pada celah yang
dikenal sebagai sinapsis.
Kecerdasan intelektual atau yang lebih dikenal dengan istilah IQ (Intelligence
Quotient) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kemampuan dasar, seperti
kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak,
memahami gagasan, menggunakan bahasa, daya tangkap, dan belajar. Menurut Sunar.
Kecerdasan Intelektual (IQ) merupakan kemampuan untuk memecahkan masalah
secara logis dan akademis (Anam Dkk. 2014). Menurut Bennet dan Simon dalam
Anwar (2004) dalam dalam Ayu (2018) Intelegensia sebagai suatu kemampuan yang
terdiri dari tiga komponen, yaitu; pertama, kemampuan untuk mengarahkan pikiran
atau mengarahkan tindakan, kedua, kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila
tindakan itu telah dilakukan, ketiga, kemampuan untuk mengkritik diri sendiri.
Gardner membagi kecerdasan manusia menjadi 9 kategori, yaitu (Baharudin, 2012):
1. Kecerdasan Linguistik, ini merupakan kemampuan seseorang dalam
menggunakan kata-kata, baik secara lisan maupun tulisan, untuk
mengekspresikan ide-ide atau gagasan-gagasan yang dimiliknya. Kemampuan
ini berkaitan dengan pengembangan bahasa secara umum.
2. Kecerdasan matematis logis, merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan
kemampuan penggunaan bilangan dan logika secara efektif.
3. Kecerdasan ruang, merupakan kemampuan untuk menangkap dunia ruang
visual secara tepat. Yang termasuk dalam kecerdasan ini adalah kemampuan
untuk mengenal bentuk benda secara tepat, melakukan perubahan bentuk
benda dalam pikiran dan mengenali perubahan tersebut, menggambar suatu
hal/benda dalam pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata serta
mengungkapkan data dalam suatu grafik
4. Kecerdasan kinestetik, merupakan kemampuan seseorang untuk secara
menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan
Aktif memecahkan masalah.
5. Kecerdasan musikal, merupakan kemampuan untuk menembangkan.
mengekspresikan dan menikmati bentuk-bentuk musik dan suara, peka
terhadap ritme dan intonasi serta memiliki kemampuan memainkan alat musik
atupu bernyanyi.
6. Kecerdasan interpersonal, merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti
dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak dan tempramen
orang lain
7. Kecerdasan intrapersonal, merupakan kemampuan seseorang dalam
memahami diri sendiri, mereka mempunyai kepekaan yang tinggi di dalam
memahami suasana hatinya, emosi-emosi yang muncul di dalam dirinya dan
menyadari perubahan yang terjadi pada dirinya.
8. Kecerdasan naturalis, merupakan kemampuan dalam memahami gejalagejala
alam, memperlihatkan kesadaran ekologis dan menunjukkan kepekaan
terhadap bentuk-bentuk alam.
9. Kecerdasan eksistensial, merupakan kemampuan seseorang dalam menjawab
persoalan-persoalan terdalam mengenai eksistensi manusia

Anak yang cerdas dan pintar tidak terlahir begitu saja, melainkan terbentuk dari
proses pengasuhan dan pendidikan yang dimulai sejak anak itu lahir hingga
mereka dewasa. Banyak factor yang mempengaruhi kecerdasan anak antara lain
pola pendidikan dan pengasuhan orang tua dalam keluarga, factor lingkungan,
genetik dan juga gizi.
B. Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak Anak Melalui Nutrisi
Factor keluarga, lingkungan dan genetic memang merupakan factor penting dalam
pembentukan kecerdasan anak, akan tetapi ada aspek ain yang justru sangat
menentukan terhadap kecerdasan anak, yaitu asupan gizi. Gizi atau nutrisi merupakan
kebutuhan pokok dalam membantu tumbuh kembang anak. Tanpa nutrisi atau gizi
yang cukup sulit bagi anak menjalani masa tumbuh kembangnya dengan baik.
Apabila kebutuhan nutrisi pada anak dapat terpenuhi dengan baik, mereka dapat
tumbuh dan berkembang dengan cepat sesuai usia tumbuh kembangnya.
Nutrisi anak jauh harus diberikan ketika janin masih berusia 3 bulan sampai usia 3
atau 4 tahun setelah lahir. Setelah usia 4 sampai 5 tahun, perkembangan sel-sel otak
anak akan melambat, khususnya saat-saat memasuki usia awal sekolah. Namun bukan
berarti kebutuhan akan gizi juga melambat, kebutuhan gizi yang diperlukan tetap
tinggi walaupun tidak lagi membutuhkan makanan khusus seperti ASI. Yang menjadi
catatan ibu adalah perkembangan otak anak berjalan sesuai dengann usia tumbuh
kembang dan ditentukan oleh kualitas nutrisi yang diberikan. Sebanyak 60% nutrisi
yang diserap bayi dan balita melalui makanan atau ASI digunakan untuk pertumbuhan
otaknya.

C. Simulasi Otak untuk Mengoptimalkan Kecerdasan Anak

Stimulasi sangat penting untuk tumbuh kembang anak, berfungsi membantu


meletakkan kemampuan dasar kearah optimalisasi perkembangan sikap dan prilaku
positif serta seluruh potensi lainnya yang dimiliki anak, juga memberikan program
yang tepat bagi anak sesuai kondisi potensi yang dimiliki anak. Bahwa perkembangan
awal bagi seorang anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya.
Anak yang mendapat stimulasi yang tepat dan terarah akan lebih cepat berkembang
dibandingkan anak yang kurang atau bahkan tidak distimulasi.

Stimulasi bayi dapat diberikan kapanpun dan di manapun, namun Ibu perlu.
memperhatikan usia si Kecil. Berikanlah stimulasi yang sesuai dengan usianya. Tahap
perkembangan otak anak bisa diimbangi dengan stimulasi. Berikut ini adalah cara
melakukan stimulasi dini di setiap usia perkembangan bayi:
 0-3 bulan
Tahap perkembangan otak bayi usia 0-3 bulan, anak mampu memeluk.
menggendong, menatap mata bayi, mengajak tersenyum, berbicara,
membunyikan berbagai suara atau musik bergantian, menggantung dan
menggerakkan benda. berwarna terang, benda-benda berbunyi, mengulingkan
bayi kekanan-kekiri, tengkurap-telentang, dirangsang untuk meraih dan
memegang mainan.
 3-6 bulan .
Stimulasi bayi 3-6 bulan sebaiknya adalah bermain petak umpet, melihat
wajah si Kecil dan Ibu di cermin, rangsangan untuk telungkup, telentang bolak
balik dan duduk.
 6-9 bulan
Cara stimulasi bayi usia 6-9 bulan adalah panggil namanya, mengajak
bersalaman, tepuk tangan, membacakan dongeng, merangsang duduk, dilatih
berdiri sambil berpegangan.
 9-12 bulan
Stimulasi perkembangan anak usia dini bisa dilakukan dengan mengulang
ulang nama Ibu, Ayah, Kakak, memasukkan mainan ke dalam wadah, minum
dari gelas, menggelindingkan bola, dilatih berdiri, berjalan dengan
berpegangan,
 12-18 bulan
Latihan mencoret-coret menggunakan pensil warna, menyusun kubus, balok
balok,puzzle bergambar sederhana, memasukkan dan mengeluarkan benda-
benda kecil dari wadahnya, bermain dengan boneka, sendok, piring, gelas,
teko, sapu, lap. Latihlah berjalan tanpa berpegangan, berjalan mundur,
memanjat tangga. menendang bola, melepas celana, mengerti dan melakukan
perintah-perintah sederhana, menyebutkan nama atau menunjukkan benda-
benda.
 18-24 bulan
Stimulasi perkembangan anak usia dini bisa dilakukan dengan menyebutkan
dan menunjukkan bagian-bagian tubuh, menanyakan gambar atau
menyebutkan nama binatang & benda-benda di sekitar rumah, mengajak
bicara tentang kegiatan sehari-hari, latihan menggambar garis-garis, mencuci
tangan, memakai celana dan baju, bermain melempar bola, melompat.
 2-3 tahun
Tahap perkembangan otak anak akan maksimal jika didukung dengan
stimulasi yang tepat. Stimulasi usia 2-3 tahun adalah dengan mengenal dan
menyebutkan warna. menggunakan kata sifat, menyebutkan nama-nama
teman, menghitung benda-benda, memakai baju, menyikat gigi, bermain kartu,
boneka, masak-masakan, menggambar garis. lingkaran, manusia, latihan
berdiri di satu kaki,buang air kecil dan besar di toilet.
 3 tahun ke atas
Mengembangkan kemampuan-kemampuan umur sebelumnya, stimulasi juga
di arahkan untuk kesiapan bersekolah seperti: memegang pensil dengan baik,
menulis, mengenal huruf dan angka, berhitung sederhana, mengerti perintah
dan kemandirian, dan mengajarinya tentang konsep berbagi. Perangsangan
dapat dilakukan di rumah dan dapat juga di lakukan di prasekolah, Taman
Kanak-Kanak atau sejenisnya.

- Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan proses belajar dan
perkembangan anak di masa emasnya:

1. Biarkan Anak Bereksplorasi


Usia dini sedang senang-senangnya beraktivitas. Segala macam benda mau
diraihnya dan semua sudut ingin dijelajahinya. Hal ini disebabkan dorongan rasa ingin
tahu dan ingin mencoba segala sesuatu pada dirinya begitu besar. Di sisi lain, ia
belum tahu arti bahaya, sehingga bisa jadi gampang cedera. Tak heran bila orangtua
lantas sibuk melarang ini dan itu atau bahkan marah kepada anak. Padahal, terlalu
banyak melarang menyebabkan kecerdasan anak tak berkembang. Dengan
bereksplorasi, orangtua secara tidak langsung sudah memberikan stimulasi fisik,
stimulasi sosial, dan stimulasi emosi dengan baik. Untuk itu, orangtua sebaiknya
membiarkan anak bereksplorasi. Ingat, anak belajar lewat eksplorasi. Hal yang perlu
dilakukan orangtua adalah menciptakan tempat yang aman untuk bereksplorasi.
Pastikan tidak ada benda-benda kecil, benda tajam, atau berbagai hal lain yang
membahayakan anak.
2. Kenalkan Anak dengan Learning Buddy
Saat belajar, anak membutuhkan teman belajar (learning buddy). Dengan learning
buddy, anak dimungkinkan untuk belajar dengan cara yang lebih menyenangkan.
Misalnya, saat anak tidak mau belajar, orangtua bisa coba membujuk dengan bermain
peran menggunakan boneka tangan dengan karakter favorit anak Jadikan karakter itu
sebagai teman belajar bagi anak. Dengan adanya teman belajar (learning buddy)
seperti di atas, tentu lebih mudah menarik perhatian anak-anak. Bersama teman
belajar yang difavoritkan anak, juga bisa diarahkan untuk lebih berani bereksplorasi di
lingkungannya, lebih aktif mencoba hal-hal baru, dan lebih termotivasi untuk
memuaskan rasa ingin tahunya. Teman belajar dapat menjadi role model (teladan)
saat beraktivitas. Apalagi jika sosok teman belajar itu memiliki karakter lucu dan
menyenangkan, anak-anak bisa menjalani proses belajar yang lebih seru dan ceria.
3. Puaskan Rasa Ingin Tahu Anak
Anak banyak bertanya karena ia tengah mengembangkan kemampuan bahasa dan
logikanya. Dari aspek kognitif, ia sedang banyak mencari tahu dan mengeksplorasi
lingkungannya. Mula-mula ia akan bertanya bertanya tentang "apa". Seiring usia
bertambah, ia makin memahami fakta-fakta yang ada di lingkungannya. Rasa ingin
tahunya dikembangkan dengan pertanyaan "mengapa", yang membutuhkan
penjelasan dan nalar. Agar kecerdasan anak semakin optimal, orangtua perlu
menanggapi pertanyaan anak secara positif. Sekalipun tak tahu jawabannya, lebih
baik orangtua tidak memarahinya karena ia bisa jadi akan "kapok" bertanya.
Akibatnya, kemampuan berpikir kritis dan kreativitas anak jadi terhambat dan
akhirnya padam. Pertanyaan anak-anak biasanya spontan, tak diduga, dan kadang
menggemaskan, sehingga membuat orangtua tergelak sekaligus kebingungan untuk
memberikan jawaban tepat. Hanya saja, orangtua tetap harus menanggapi. Seandainya
tidak tahu, hindari memberikan jawaban sekenanya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kecerdasan intelektual atau yang lebih dikenal dengan istilah IQ (Intelligence Quotient)
adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kemampuan dasar, seperti kemampuan
menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan,
menggunakan bahasa, daya tangkap, dan belajar.
Menurut Bennet dan Simon dalam Anwar (2004) dalam dalam Ayu (2018) Intelegensia
sebagai suatu kemampuan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu; pertama, kemampuan untuk
mengarahkan pikiran atau mengarahkan tindakan, kedua, kemampuan untuk mengubah arah
tindakan bila tindakan itu telah dilakukan, ketiga, kemampuan untuk mengkritik diri sendiri.

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Makalah ini
memang diakui memiliki banyak kekurangan terkait dengan pembahasan yang kurang
mendalam. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan
evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR REFERENSI

Astuti, Y. (2016). Cara Mudah Asah Otak Anak . Flash Books.


https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=tHpVEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA5&
dq=kecerdasan+otak+anak&ots=CTinb8fSZM&sig=GQNqSVN_KYLc2t3Y4aEV_nVbj
K0&redir_esc=y#v=onepage&q=kecerdasan%20otak%20anak&f=false
Herlina, N., & Nurjanah, A. (2017). Membentuk Kecerdasan Otak Janin Selama Kehamilan.
Jurnal Sehat Masada, 11(2), 157-161.
http://ejurnal.stikesdhb.ac.id/index.php/Jsm/article/view/42
Uce, L. (2017). The golden age: Masa efektif merancang kualitas anak. Bunayya: Jurnal Pendidikan
Anak , 1(2), 77-92.

Anda mungkin juga menyukai