Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

NEUROSAINS DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

Tentang

“PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN YANG DAPAT MERANGSANG KINERJA


OTAK”

Dosen Pengampu:

Dr.Nenny Mahyuddin, S,Pd, M.pd


Disusun Oleh

Kelompok 7 :

Reyza Mutia Adha 21022100


Salwa Evril Alfebi 21022106
Shelly Febriani 21022109

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat serta salam tidak
lupa selalu kita hadiahkan untuk baginda kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah
menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua. Yang merupakan petunjuk yang
paling besar yakni syariah agama islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia
paling besar bagi seluruh alam semesta. Dan juga penulis berterima kasih Dr.Nenny
Mahyuddin, S,Pd, M.pd selaku Dosen mata kuliah Neurosains dalam Pembelajaran Anak
Usia Dini yang telah memberikan tugas ini kepada penulis.

Penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan juga pembaca paham
maksud makalah ini. Untuk kesempurnaan makalah ini di masa-masa mendatang, kiranya
saran dan pendapat yang kontruktif dari pembaca amat penulis harapkan. Sekian, Terima
Kasih.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Jumat,26 November 2021

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................3
Pendahuluan........................................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Stimulasi Otak Anak Usia 3-4 Tahun.....................................................................................5
B. Stimulasi Otak Anak Usia 4-5 Tahun.....................................................................................6
C. Stimulasi Otak Anak Usia 5-6 Tahun.....................................................................................7
D. Model Pengembangan Pembelajaran yang dapat Menstimulasi Otak................................8
BAB III...............................................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................................12
A. Kesimpulan............................................................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

ii
BAB I

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pertumbuhan otak pada usia dini sangat mempengaruhi tumbuh kembang
anak. Sesudah lahir, kegiatan otak dipengaruhi dan tergantung pada kegiatan sel
syaraf dan cabang-cabangnya dalam membentuk sambungan antar sel syaraf. Melalui
persaingan alami, sambungan yang tidak atau jarang digunakan akan mengalami
kematian. Pemantapan sambungan terjadi apabila sel syaraf mendapat informasi yang
mampu menghasilkan letupan-letupan listrik hingga membentuk sambungan-
sambungan sel syaraf baru. Kualitas kemampuan otak dalam menyerap dan mengolah
informasi tergantung dari banyaknya neuron yang membentuk un it-unit. Stimulasi
yang diberikan sejak dini akan mempengaruhi perkembangan otak. Otak akan
semakin berkembang apabila stimulasi yang diberikan semakin banyak.
Stimulasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk merangsang kemampuan
dasar anak untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak sesuai dengan aspek
perkembangannya, baik itu kognitif, fisik-motorik, bahasa, sosial-emosional, serta
perkembangan sistem panca idera anak. Pemberian stimulasi pada anak
dapatdilakukan sejak masih didalam kandungan sampai usia anak memasuki 8 tahun.
Pemberian stimulasi tersebut sangat penting agar perkembangannya semakin baik.
Semakin banyak stimulasi yang diberikan maka pengetahuan anak akan menjadi luas
sehingga Perkembangan anak semakin optimal. Jaringan otak anak yang banyak.
Mendapat stimulasi akan berkembang mencapai 80%. Sebaliknya, jika anak tidak
pernah diberi stimulasi maka jaringan otak akan mengelola hingga fungsi otak akan
Menurun. Hal inilah yang menyebabkan perkembangan jadi terhambat
Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga perkembangan
kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita
berlangsung optimal sesuai dengan umur anak. Stimulasi dapat mengajak anak untuk
mengenal dan memahami tugas-tugas perkembangan dan krisis terjadi selama
perkembangan anak sehingga orang tua dan guru dapat mengetahui apa yang dapat
diharapkan berkembang dan kapan pencapaiannya, dapat merangsang
pertumbuhannya atau tidak, hingga dapat merencanakan pemberian dorongan pada
saat yang tepat dan memungkinkan orang tua untuk mempersiapkan dirinya untuk

3
menjalani perubahan dan penyimpangan yang akan terjadi. Setiap individu
mempunyai kecepatan yang berbeda tergan-tung dari kematangan dan proses belajar.
Anak perlu mendapat lingkungan yang merangsang pertumbuhan otak dan
selalu mendapatkan stimulasi psikososial. Stimulasi soaial secara mudah daapt
diberikan dengan cara sentuhan dan mengajak anak bermain. Apabila hal tersebut
tidak diperoleh anak, maka anak dapat mengalami berbagai penyimpangan perilaku.
Contoh penyimpangan perilaku adalah hilangnya citra diri, rendah diri, penakut, tidak
mandiri atau sebaliknya anak menjadi agresif dan tidak mempunyai rasa malu

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara stimulasi otak anak usia 3-4 tahun?
2. Bagaimanakah cara stimulasi otak anak usia 4-5 tahun?
3. Bagaimanakah cara stimulasi otak anak usia 5-6 tahun?
4. Model pengembangan pembelajaran seperti apakah yang dapat menstimulasi otak
anak usia dini?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara stimulasi otak anak usia 3-4 tahun
2. Untuk mengetahui cara stimulasi otak anak usia 4-5 tahun
3. Untuk mengetahui cara stimulasi otak anak usia 5-6 tahun
4. Untuk mengetahui model pengembangan pembelajaran seperti apa yang dapat
menstimulasi otak anak usia dini

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Stimulasi Otak Anak Usia 3-4 Tahun
Anak yang cerdas akan lebih aktif dibandingkan dengan anak yang kurang cerdas.
Anak yang cerdas menyukai permainan yang bersifat intelektual atau merangsang
daya berpikir. Hal tersebut didukung oleh Bruce A Epstein. Menurutnya, orang tua
harus selalu merangsang kemampuan yang tersimpan di dalam otak anak secaraterus
menerus. Karena kemampuan yang tidak diberi rangsangan akan lama-kelamaan
menghilang. Bagi kebanyakan anak yang mengikuti program stimulasi, menunjukkan
peningkatan dalam aspek kemampuan kognitif disbanding yang tidak mengikutinya.
Bahkan pada anak usia 3-4 tahun yang mendapat stimulasi menunjukkan peningkatan
pada skor IQ. Hal ini disebabkan adanya pemberian stimulasi melalui model
preschool. Pada saat lahir hingga anak berusia 3-4 tahun, jumlah sel otak bertambah
cepat hingga mencapai milyaran sel. Akan tetapi pada perkembangan itu belum
terdapat hubungan antara sel-selnya. Hubungan antar sel-sel itu akan ditentukan
dengan bagaimana otak diperlakukan dan diajarkan. Kualitas dan kompleksitas
rangkaian pada hubungan antar sel-sel otak ditentukan oleh stimulasi (rangsangan)
yang diberikan oleh lingkungan kepada anak tersebut. Jika pada usia emas (3-4 tahun)
ini anak tidak mendapatkan rangsangan yang baik, maka pusat-pusat yang aktif di
otak pun akan terbatas. Sedangkan otak anak harus dibiasakan dengan pemberian
stimulasi atau rangsangan yang tidak hanya di dalam kelas, tetapi juga diluar kelas
(lapangan) agar tercapai Whole Brained Learning.
Stimulus yang dapat diberikan orang tua adalah:
1) Baca bersama. Membaca adalah suatu keharusan untuk waktu yang berkualitas
dengan anak-anak, serta merangsang otak anak-anak. dapat membantunya belajar
mengenali huruf lebih cepat. keterampilan bahasa dan ekspresi, serta memulai diskusi
dengan orang tua membantu mempercepat pemahaman.
2) Mengenalkan anak pada berbagai macam makanan serta memperkenalkan rasa dari
makanan tersebut. Gunanya agar anak tau bagaimana rasa pedas itu, bagaimana rasa
manis, bagaimana rasa asin, dan bagaimana rasa pahit serta anak dapat mengetahui
makanan apa yang dapat mengahsilkan rasa pedas, rasa manis, rasa asin, dan rasa
pahit.

5
3) Purapurapura. Anak-anak prasekolah memiliki imajinasi yang hebat. Mereka akan
sangat menyukainya Bermainlah seolah-olah mereka adalah seorang putri,seorang
ayah dan anak sekolahan dan lainnya. Selain bersenang-senang, bermain pura-pura
juga bisa mengajak mereka pengalaman bermain peran.
4) Menjelaskan berbagai macam kegunaan dari benda. Gunanaya agar anak
menggunakan suatu barang sesuai dengan kegunaannya.
5) Belajar berteman. Belajar dan bermain bersama teman akan mendorong kecerdasan
sosial anak Anda. Selain itu, berteman juga membantunya melatih pengendalian diri,
berbagi dan bernegosiasi.
6) Bereksperimen dengan menggunakan cara baru
7) Mainkan game dan teka-teki. Permainan tradisional beberapa tahun yang lalu, seperti
Hide and Seek, Squat Square, dan lain membantu anak-anak belajar keterampilan
sosial mereka. bergiliran dan belajar menerima kekecewaan karena tidak menang.
Menghafal aturan juga melatih memori otot. otaknya.
8) Melatih anak untuk mengerjakan tugas sampai selesai. Gunanya agar anak siap
memasuki Pendidikan yang formal
9) Belajar bahasa asing. Belajar bahasa asing juga bisa merangsang wilayah otak anak
bertanggung jawab untuk menyimpan, memperkirakan dan Katakanlah. Bahasa kedua
juga membantu keterampilan verbal dan spasial, serta keterampilan berbicara dan
membaca.
10) Menjawab apa yang akan terjadi selanjutnya dari berbagai kemungkinan
11) Mengenalkan bilangan angka 1-10 hingga ia bisa menyebutkan beberapa angka
12) Mengenalkan beberapa huruf abjad dari A-Z
13) Menempatkan benda dalam urutan ukuran dari yang paling kecil hingga yang paling
besar. Sehingga anak mampu membedakan ukuran-ukuran benda
Usia 3 tahun ke atas Stimulasi pada usia ini bisa dengan mengembangkan
kemampuan di usia sebelumnya, mengarahkan anak bersiap masuk ke sekolah seperti
cara memegang pensil, menulis, mengenal huruf-huruf dan angka, memahami
perintah, mengajarkan konsep berbagi kepada sesama dan kemandirian.

B. Stimulasi Otak Anak Usia 4-5 Tahun


Setiap fase perkembangan anak tentunya membanggakan hati orang tua. Ketika anak
memasuki rentang usia 4-5 tahun, perkembangannya akan terjadi sangat pesat. Apa

6
saja yang bisa kita lakukan untuk menstimulasi perkembangan otaknya pada rentang
usia ini? Berikut yang dapat dilakukan oleh orang tua ataupun guru.
1. Mengenalkan benda-benda berdasarkan fungsinya kepada anak. Seperti pisau
untuk memotong, pensil untuk menulis
2. Menggunakan benda-benda sebagai permainan simbolik. Yaitu seperti meja
dianggap seperti mobil
3. Mengenalkan konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari pada anak seperti
gerimis, hujan, gelap, terang temaram, dsb
4. Membiarkan anak mengkreasikan sesuatu sesuai dengan idenya sendiri
5. Mengenalkan pola kegiatan dan menyadarkannya bahwasannya waktu itu sangat
penting
6. Menjelaskan kepada anak tentang posisi/kedudukan dalam keluarga, ruang,
lingkungan sosial seperti anak, teman, murid, dsb
7. Menjelaskan benda dengan bentuk, warna, ataupun ukurannya
8. Banyak memberikan anak kesempatan untuk bercerita serta berkomunikasi,
berdiskusi tentang sebab akibat, memberi kesempatan anak untuk menyelesaikan
masalahnya sendiri agar kecerdasan berbahasanya terstimulasi
9. Mengajarkan anak menggambar, membuat prakarya, membiarkan anak untuk
mengkombinasikan berbagai warna Ketika menggambar atau mewarnai,
mengenalkan anak pada peran dan batasan peran dari orang-orang disekitarnya,
mendeskripsikan sesuatu (seperti binatang) dengan ekspresif yang berirama
( contoh menceritakan gajah dengan Gerakan dan mimik tertentu),
memperdengarkan lagu, mengajak bernyanyi dan mengenalkan alat musik. Hal
tersebut dapat menstimulasi kecerdasan spasial dan musical pada anak

C. Stimulasi Otak Anak Usia 5-6 Tahun


Berikut hal yang dapat dilakukan oleh orang tua maupun guru untuk menstimulasi
otaknya adalah
1. Menunjukkan kepada anak aktivitas yang bersifat eksploratif dan menyelidik
(seperti apa yang terjadi jika air ditumpahkan)
2. Membiasakan anak bisa dalam memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari dengan cara yang fleksibel dan diterima sosial
3. Mengasah anak serta memberikan kesempatan anak untuk kreatif dalam
menyelesaikan masalah

7
4. Mengenalkan pola ABCD-ABCD
5. Mengasah anak untuk mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari yang paling
kecil ke yang paling besar dan sebaliknya
6. Mengasah anak untuk mencoba menyebutkan lambang bilangan 1-10
7. Memperkenalkan suara huruf awal dari nama benda-benda yang ada disekitarnya
8. Menjelaskan hubungan antara bunyi dan bentuk huruf kepada anak
9. Membiasakan anak bermain dengan teman sebaya sehingga ia dapat menambah
kosakata dari teman-temannya tersebut
10. Mengajak anak membuat karya seperti bentuk sesungguhnya dengan
menggunakan kertas, plastisin, balok, dll

D. Model Pengembangan Pembelajaran yang dapat Menstimulasi Otak


1. Brain Based Learning
Brain based learning atau pembelajaran berbasis otak merupakan sebuah konsep
untuk menciptakan pembelajaran dengan berorientasi pada upaya pemberdayaan
potensi otak. Brain based teaching and learning menyarankan bahwa proses
pembelajaran berjalan sesuai dengan cara otak berfungsi. Otak dilahirkan untuk
belajar dan menyimpan semua pembelajaran yang pernah terjadi dalam diri kita. Ia
bisa memproses pengetahuan dengan berbagai cara, misalnya dengan menganalisis,
menilai, menghakimi, membuat keputusan dan sebagainya. Dalam hal ini peran kita
hanya menyediakan lingkungan yang sesuai untuk mendorong proses pembelajaran
berjalan maksimal dan berkesan sesuai cara otak belajar.Brain based teaching and
learning menawarkan sebuah konsep untuk menciptakan pembelajaran dengan
berorientasi pada upaya pemberdayaan potensi otak siswa. Ada tiga strategi yang
dapat dikembangkan dalam implemensi brain based learning. Pertama, menciptakan
lingkungan belajar yang menantang kemampuan berfikir siswa. Dalam setiap kegiatan
pembelajaran guru pasti sering memberikan soal yang dikemas variatif dan seatraktif
mungkin. Soal-soal ini memfasilitasi kemampuan berfikir siswa dari tahap
pengetahuan (knowledge) sampai tahap evaluasi menurut tahapan berfikir
berdasarkan taxonomy bloom. Pemberian soal ini agar siswa dapat terbiasa untuk
mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam kontaks pemberdayaan potensi otak
siswa. Kedua, menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan. Howard
Gardner dalam buku quantum learning karya De Porter, Bobbi,& Mike Hernacki
menyatakan bahwa seseorang akan belajar dengan segenap kemampuan apabila dia

8
menyukai apa yang dia pelajari dan dia akan merasa senang terlibat di dalamnya.
Ketiga, Menciptakan situasi yang aktif dan bermakna bagi siswa (active learning).
Siswa dirangsang melalui kegiatan pembelajaran untuk dapat membangun
pengetahuan mereka melalui proses belajar aktif. Caine dan Caine (2003: 4)
menjelaskan 12 prinsip utama dalam brain based learning, yaitu:
1) Otak merupakan processor parrarel. Pikiran, perasaan, sifat bawaan, dan emosi
saling berhubungan satu sama lain dan berinteraksidengan berbagai macam model
informasi yang diterima otak
2) Pembelajaran perlu melibatkan keseluruhan proses fisiologi.
3) Mencari pengertian atau pemahaman adalah keinginan awal manusia.
4) Pemahaman terjadi apabila pola/corak dapat dibentuk. Pencarian makna terjadi
dengan berpola. Berpola disini lebih dimaksudkan pada pengorganisasian dari
pengkategorian informasi.
5) Emosi penting dalam membentuk pola/corak. Emosi merupakan salah satu bagian
penting dalam pembentukan pola dalam otak, kita tidak bisa memisahkan emosi
dengan kemampuan otak dalam berfikir secara kognitif, karena kedua hal tersebut
merupakan factor yang saling berhubungan. banyak penelitian tentang otak yang
menyatakan bahwa tidak ada ingatan tanpa emosi. Emosi merupakan sesuatu hal
yang membuat kita lebih semangat belajar.
6) Otak bisa memproses keseluruhan dan sebagian pengetahuan sekaligus. Dalam
pembelajaran perlu melibatkan kedua belah otak secara bersamaan.
7) Pembelajaran melibatkan penumpuan perhatian kepada lingkungan peripheral.
Belajar melibatkan perhatian yang dipusatkan pada persepsi sekitar.
8) Pembelajaran melibatkan proses-proses sadar dan tanpa sadar.
9) Terdapat dua jenis ingatan, yaitu hafalan dan spasial.
10) Belajar merupakan sebuah perkembangan.
11) Pemahaman terbentuk jika fakta tersimpan dalam ingatan spasial. Pembelajaran
bisa diperkuat jika kita menghadapi tantangan dan menghalang ancaman belajar.
12) Setiap otak adalah unik dan setiap individu berlainan. Hal ini terlihat dari gaya
belajar dan cara seseorang menyimpan informasi dalam sebuah pola
2. Menggunakan Alat Permainan Kartu U-KIDS (Uno Kids)
Bukan hanya sebagai alat permainan, kartu U-Kids juga dapat dijadikan sebagai
media pembelajaran bagi lembaga PAUD. Oleh karena itu, kartu U-Kids ini
dirancang dengan Asthiani Kholida, I Wayan Sutama, Suryadi: Pengembangan

9
Alat Permainan Kartu U-Kids 81 memperhatikan indikator kecerdasan logis-
matematis yang berkaitan dengan indikator perkembangan kognitif anak usia 5-6
tahun agar dapat membantu guru dalam penyampaian materi pembelajaran.
Stimulasi-stimulasi tersebut dapat dilihat dari garis besar cara bermainnya sebagai
berikut.
a) Memiliki kepekaan terhadap angka dengan memahami konsep ‘lebih dari’ dan
‘kurang dari pada saat mengelompokkan warna.
b) Menyusun secara serial, kategorial dan hirearkial melalui bermain
mengurutkan bilangan cacah menggunakan kartu dan mengolompokkan kartu
sesuai dengan warna.
c) Menganalisis benda-benda dengan cepat melalui menganalisis jenis-jenis kartu
dalam kegiatan bermain.
d) Memahami simbol angka dan membilang pada saat menyusun secara serial
dengan menghitung banyaknya jumlah gambar dan simbol pada kartu.
e) Menstimulasi aspek perkembangan bahasa dengan memahami bahasa reseftif
melalui aturan permainan.

Kartu U-Kids memiliki tiga cara bermain, yaitu mengelompokkan warna,


mengurutkan angka dan bermain seperti kartu UNO pada umumnya. Gambarannya adalah
sebagai berikut.

 Mengelompokkan warna Bermain


Mengelompokkan warna merupakan salah satu kegiatan stimulasi yang sering
dijumpai di beberapa lembaga PAUD. Hal ini dikarenakan bermain mengelompokkan
warna adalah salah satu tahap awal bagi anak usia dini dalam mengenal angka.
Kegiatan mengelompokkan warna dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah
satunya adalah bermain mengelompokkan warna kartu U-Kids. Dalam bermain
Asthiani Kholida, I Wayan Sutama, Suryadi: Pengembangan Alat Permainan Kartu U-
Kids mengelompokkan warna permainan dapat dilakukan secara individu ataupun
kelompok. Jika dimainkan secara kelompok maka buatlah empat kelompok dengan
nama sesuai dengan warna kartu (kelompok merah, kelompok kuning, kelompok,
hijau dan kelompok biru). Pada saat bermain mengelompokkan warna kartu +4 sakti
dan kartu bulat sakti tidak digunakan. Mulailah permainan dengan mencampurkan
kartu berwarna merah, kuning, hijau dan biru. Kemudian ajaklah anak
menggelompokkan kartu dengan warna yang sama.

10
 Bermain mengurutkan angka
Mengurutkan angka dapat mensimulasi anak dalam keterampilan berhitungnya. Kartu
yang digunakan hanyalah kartu angka dari masing masing kartu berwarna merah,
kuning, hijau dan biru. Cara bermainnya adalah menyusun kartu berdasakan angka
dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya, dari yang terbesar ke yang
terkecil.
 Bermain Kartu U-kids seperti bermain kartu UNO pada umumnya
Cara bermainnya adalah: pertamabuatlah satu kelompok bermain sekitar 2- 5 pemain
dengan duduk melingkar (jika anak belum memahami permainan maka dampingilah
anak bermain); buatlah kesepakatan siapa yang memulai permainan dan tentukan alur
permainannya (searah jarum jam atau sebaliknya); kocoklah semua kartu (berilah
setiap anak kesempatan mengocok dengan membagi 1 set kartu sesuai jumlah pemain,
kemudian satukan kembali); berilah masing-masing pemain 5 buah kartu; letakkan
sisanya di tengahtengah para pemain sebagai ‘Pohon UKids’ dengan posisi tertutup.
Pada permulaan permainan, ambilah satu kartu dari ‘Pohon U-Kids’ dan letakan
terbuka ditengah-tengah para pemain sebagai ‘Gunung U-kids’. Pemain yang sudah
ditentukan untuk bermain bertugas memasang kartu dengan warna/angka/simbol yang
sama dengan kartu yang terakhir di pasang di ‘Gunung U-Kids’. Selanjutnya lakukan
hal yang sama. Jika pemain tidak memiliki kartu yang sama dengan kartu yang
terakhir dipasang di Gunung U-Kids maka pemain tersebut harus mengambil kartu
tambahan yang berada di Pohon U-kids, tanpa harus memasangkan pada Gunung U-
Kids, kemudian lanjutkan dengan pemain selanjutnya. Permainan berlangsung hingga
para pemain tidak memiliki kartu lagi. Pemain yang pertama menghabiskan kartu
yang dimilikinya adalah pemenang dari permainan ini, begitu pun seterusnya.

Kartu U-Kids ini memiliki kelebihan yang cukup banyak, diantaranya: disesuaikan
dengan indikator kecerdasan logis-matematis dan capaian perkembangan kognitif anak usia
5-6 tahun; memiliki beberapa kartu sakti dan kartu yang berisi simbol yang dapat
menstimulasi anak untuk mengatur strategi permainan; dapat diguanakan sebagai media
pembelajaran dan dapat menjadi alat permainan edukatif yang menyenangkan bagi keluarga.;
aturan permainan atau cara bermain kartu UKids dapat menstimulasi kecerdasan logis-
matematis anak, dimana anak akan distimulasi mengenai kemampuan mencocokan warna,
mencocokan bentuk, mengurutkan angka dengan mengatur strategi permainan, dan; dapat
dimainkan secara individu dan kelompok.

11
Di balik kelebihannya kartu UKids memiliki kekurangan. Kekurangan yang dimaksud
yaitu hanya memiliki satu tema gambar. Tema yang dimaksud adalah tema geometri.
Walaupun lebih available tema geometri dirasa akan kalah menarik jika dibandingkan tema
buah-buahan, binatang atau gambar menarik lainnya.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga perkembangan
kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita
berlangsung optimal sesuai dengan umur anak. Stimulasi dapat mengajak anak untuk
mengenal dan memahami tugas-tugas perkembangan dan krisis terjadi selama
perkembangan anak sehingga orang tua dan guru dapat mengetahui apa yang dapat
diharapkan berkembang dan kapan pencapaiannya, dapat merangsang
pertumbuhannya atau tidak, hingga dapat merencanakan pemberian dorongan pada
saat yang tepat dan memungkinkan orang tua untuk mempersiapkan dirinya untuk
menjalani perubahan dan penyimpangan yang akan terjadi. Setiap individu
mempunyai kecepatan yang berbeda tergan-tung dari kematangan dan proses belajar.
Ada berbagai cara dalam menstimulasi otak anak usia 3-6 tahun. Bahkan
adanya model pengembangan pembelajaran untuk anak usia 3-6 tahun. Sehingga tidak
ada alasan lagi orang tua ataupun guru bahkan orang disekitarnya tidak memberikan
anak stimulasi yang cukup

B. Saran
Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, karena masih terdapat
kesalahan dari segi penulisan, bahasa dan kelengkapan materi. Kita tahu bahwa
manusia itu tidak luput dari kesalahan baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Oleh karena itu kami dari kelompok 7 sangat membutuhkan saran atau kritikan yang
membangun untuk dapat kami jadikan sebagai batu loncatan untuk kearah yang lebih
baik lagi

12
13
DAFTAR PUSTAKA
Bestarindra Ramadhania Pertiwi, Dhina Purwantini, Firsthiansyah Ardan Virgiantod.
Nur.Eva. 2021. Pengaruh Stimulasi Pembelajaran Terhadap Perkembangan Kognitif
Anak Usia Dini. Psikologi , Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri
Malang, Malang

Chamidiyah, C. (2015). Pembelajaran melalui Brain Based Learning Dalam PenDiDikan


anak usia Dini. Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 10(2).

Chamidah, A. N. (2009). Pentingnya Stimulasi Dini Bagi Tumbuh Kembang Otak


Anak. Yogyakarta: Jurusan pendidikan Luar Biasa UNY.

Kholida, A., Sutama, I. W., & Suryadi, S. PENGEMBANGAN ALAT PERMAINAN


KARTU U-KIDS (UNO KIDS) UNTUK MENSTIMULASI KECERDASAN
LOGIS-MATEMATIS ANAK USIA 5-6 TAHUN. Cakrawala Dini: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini, 11(2), 76-87.

14

Anda mungkin juga menyukai