Anda di halaman 1dari 15

TEORI BERMAIN

“ Bermain Terhadap Pendidikan Serta Perkembangan Afektif dan Kognitif Anak "

Kode MK 68050152 Kosek (1603600038)

Dosen Pengampu :
Dr. Abdul Gani, S.Pd., M.Pd.

Nadya Dwi Oktafiranda, S.Or., M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 2

1. Dewi Safitri 1603619028


2. Yusuf Mahabil Akram 1603619031
3. Muhammad Ihsan Rafly Marfianto 1603619021
4. Ahmad Yusuf Alkhomsyi 1603619023
5. Fikar Al Fauzi 1603619030
6. Putri Idhatul Qilawiyah 1603619025

PRODI ILMU KEOLAHRAGAAN


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
Daftar Isi

Halaman

Daftar Isi....................................................................................................................I

BAB I

Pendahuluan..............................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................1

C. Tujuan..........................................................................................................1

BAB II

Pembahasan...............................................................................................................3

A. Definisi Pendidikan Serta Perkembangan Afektif dan Kognitif Anak.......2


B. Manfaat Bermain Terhadap Pendidikan Serta Perkembangan Afektif dan
Kognitif Pada Anak.....................................................................................5
C. Contoh Kasus Dalam Bermain Terhadap Pendidikan Serta Perkembangan
Afektif dan Kognitif Pada Anak.................................................................9

BAB III

Penutup....................................................................................................................11

A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................11

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan usaha sadar yang dapat dengan sengaja dirancang untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebagai mana tujuan pendidikan nasional yaitu
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor: 27 tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah dan Keputusan menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0486/U/1992 menjelaskan bahwa pendidikan
taman kanakkanak (TK) bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah
perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh
anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan untuk pertumbuhan
serta perkembangan selanjutnya.

Bermain merupakan sarana anak untuk belajar mengenal lingkungan dan merupakan
kebutuhan yang paling penting dan mendasar bagi anak khususnya untuk anak usia
dini, melalui bermain anak dapat memenuhi seluruh aspek kebutuhan perkembangan
kognitif,afektif,social,emosi,motorik dan bahasa. Bermain mempunyai nilai yang
penting bagi perkembangan fisik,kognitif,bahasa dan social anak, bermain juga
bermanfaat untuk memicu kreativitas, mencerdaskan otak, menanggulangi konflik,
melatih empati,mengasah panca indra, terapi dan melakukan penemuan.

1.2 Rumusan masalah


1. Jelaskan Definisi Pendidikan Serta Perkembangan Afektif dan Kognitif Anak ?
2. Bagaimana Penjelasan Mengenai Manfaat Bermain Terhadap Pendidikan Serta
Perkembangsn Afektif dan Kognitif Pada Anak ?
3. Apasajakah Contoh Kasus Dalam Bermain Terhadap Pendidikan Serta
Perkembangan Afektif dan Kognitif Pada Anak ?

1.3 Tujuan
Mendapat informasi beserta wawasan lebih mengenai manfaat bermain bagi
pendidikan anak serta perkembangan afektif dan kognitif anak yang dipaparkan
dalam makalah ini.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pendidikan Serta Perkembangan Afektif dan Kognitif Anak


 Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dapat dengan sengaja dirancang
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebagai mana tujuan pendidikan
nasional yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor: 27 tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah dan
Keputusan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0486/U/1992
menjelaskan bahwa pendidikan taman kanak-kanak bertujuan untuk
membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan,
keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan untuk pertumbuhan serta
perkembangan selanjutnya.

Pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan yang ditunjukkan


kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian stimulus pendidikan agar membantu perkembangan
pertumbuhan baik jasmanai maupun rohani sehingga anak memiliki kesiapan
memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Pendidikan pada dasarnya
mempunyai tujuan dan sasaran untuk mengembangkan setiap potensi yang
dimiliki oleh manusia hal inipun tidak terlepas dari poroses pendidikan untuk
anak usia dini yaitu memberikan pembelajaran yang menyenangkan melalui
suatu metode menyenangkan yang disebut bermain.

 Bermain
Bermain merupakan sarana anak untuk belajar mengenal lingkungan dan
merupakan kebutuhan yang paling penting dan mendasar bagi anak khususnya
untuk anak usia dini, melalui bermain anak dapat memenuhi seluruh aspek
kebutuhan perkembangan kognitif,afektif,social,emosi,motorik dan bahasa.

4
Bermain mempunyai nilai yang penting bagi perkembangan
fisik,kognitif,bahasa dan social anak, bermain juga bermanfaat untuk memicu
kreativitas, mencerdaskan otak, menanggulangi konflik, melatih
empati,mengasah panca indra, terapi dan melakukan penemuan.Kegiatan
bermain sangat diminati oleh setiap anak usia dini dan hal ini dapat dilihat dari
sebagian besar waktu yang digunakan oleh anak adalah bermain dan hal ini
secara tidak langsung memberikan pengaruh yang signifikan bagi
perkembangan anak hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
montolalu dkk bahwa Pengaruh bermain bagi perkembangan anak dapat
mempengaruhi perkembangan fisik,dorongan komunikasi, penyaluran energy
emosional yang terpendam, penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan,
sumberbelajar, ransangan bagi kreativitas, perkembangan wawasan diri,
belajar bermasyarakat, standar moral, belajar bermain. sesuai dengan peren
jenis kelamin, perkembangan ciri kepribadian yang dinginkan.

 Perkembangan afektif
Merupakan perkembangan psikologi yang berkaitan dengan ekspresi emosi
cinta atau pun rasa takut. Ekspresi seseorang dalam merespon sesuatu akan
menunjukkan suatu sikap. Dorongan emosional anak menyertai perbuatannya
dalam kehidupan sehari-hari. Jika perkembangan afektif itu menguat, maka
akan muncul perasaan yang lebih luas.Hal ini berperan penting dalam proses
hubungan sosial anak dengan lingkungannya. Oleh karenanya, sebagai ibu,
kita wajib mendorong dan memastikan tahapan penting perkembangan afektif
anak dapat terbentuk secara positif sejak dini. Berikut tahapan penting
perkembangan afektif anak usia dini.Afektif memiliki cakupan yang berbeda
dengan kognitif, karena lebih berhubungan dengan psikis, jiwa, dan rasa.
Secara lebih detail, kecerdasan ini meliputi sikap (menikmati, menghormati),
penghargaan (reward, hukuman), nilai (moral, sosial), dan emosi (sedih,
senang). Pembentukan karakter diri dan sikap cocok diajarkan sejak masa
anak‐anak. Hal ini bisa dilakukan oleh orang tua di rumah maupun guru di
sekolah. Diiringi dengan berkembangnya kecerdasan kognitif, anak juga perlu
dilatih mengembangkan afektif. Anak tidak hanya didorong untuk pintar,
tetapi juga aktif, bertingkah laku baik, berakhlak mulia, dan sebagainya.

5
 Kognitif
Kognitif berarti kemampuan berpikir, kemampuan menggunakan
otak.Perkembangan kognitif berarti perkembangan anak dalam menggunakan
kekuatan berpikirnya termasuk intuisinya. Dalam hal ini otak mulai
mengembangkan kemampuan untuk berpikir, belajar dan mengingat. Anak
usia dini atau usia prasekolah berada dalam masa emas perkembangan
otaknya. Salah satu hasil penelitian menyebutkan, kognisi (pola pikir) anak
pada usia 4 tahun sudah mencapai 40%. Kapasitas ini akan meningkat hingga
80% pada usia 8 tahun. Hal ini menunjukan pentingnya memberikan
rangsangan pada anak usia dini .

Bermain merupakan proses yang memerlukan alat dan memiliki fungsi


penting dalam perkembangan anak. Dengan bermain anak juga
mengembangkan kemampuan untuk berkonsentrasi. Merangsang anak dengan
memberikan berbagai variasi bermain seperti mengajak anak mengenal
bangun benda, mengenal bentuk huruf, bilangan- bilangan dan bermain
dengan alat-alat tulis di harapkan dapat membantu perkembangan
berpikir/kognitif anak. Tapi pada kenyataan yang ada di lapangan tidak
demikian, meskipun sudah mendapatkan variasi bermain masih banyak anak
yang perkembangan kognitifnya masih di nilai kurang. Orang tua perlu
mengetahui dan memahami bahwa banyak kemampuan anak yang masih
terpendam, karena sejak lahir setiap anak pada dasarnya telah membawa
kemampuan berpikir, berbicara, bergaul, dan sebagainya. Agar kemampuan-
kemampuan tersebut dapat dimunculkan dan dimanfaatkan secara optimal,
maka diperlukan alat/media/cara yang digunakan secara tepat untuk dapat
merangsang perkembangan anak, sehingga dapat menimbulkan rasa senang
yang dibutuhkan bagi anak dalam proses belajar anak.

6
B. Manfaat Bermain Terhadap Pendidikan Serta Perkembangsn Afektif dan
Kognitif Pada Anak
 Manfaat bermain bagi pendidikan anak
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Sejak dini manusia sudah membutuhkan pendidikan dalam proses
perkembangannya menjadi dewasa. Perkembangan anak pada tahuntahun
pertama sangat penting dan akan menentukan kualitasnya di masa depan.
Anak adalah individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik sendiri
sesuai dengan tahapan usianya. Oleh karena itu, upaya-upaya pengembangan
anak usia dini hendaknya dilakukan melalui belajar dan 717 bermain.
(Barnawi, 2012) Satuan pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah
satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan
dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan yaitu, nilai moral dan agama
(spiritual), fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kognitif (daya fikir dan
daya cipta), sosialemosional (sikap dan perilaku serta beragama), dan bahasa
sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak
usia dini.

Pemahaman tentang Anak merupakan suatu awal keberhasilan dalam


pendidikan. Dunia anak merupakan dunia bermain, di saat mereka bermain
anakanak akan menyerap segala sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitarnya,
“bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak usia
dini, melalui bermain anak akan dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan
perkembangan dimensi dari motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosi,
sosial, nilai, dan sikap hidup” (Moeslichatoen, 2006).

7
manfaat bermain bagi pendidikan anak.
1. Kesadaran personal
Permainan yang kreatif memungkinkan perkembangan kesadaran personal.
Bermain mendukung anak untuk tumbuh secara mandiri dan memiliki
kontrol atas lingkungannya.
2. Pengembangan Emosi Melalui bermain, anak dapat belajar menerima,
berekspresi dan mengatasi masalah dengan cara yang positif. Bermain juga
memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal diri mereka sendiri
dan untuk mengembangkan pola perilaku yang memuaskan dalam hidup.
3. Membangun sosialisasi Bermain memberikan jalan bagi perkembangan
sosial anak ketika berbagi dengan anak lain. Bermain adalah sarana yang
paling utama bagi pengembangan kemampuan bersosialisasi dan
memperluas empati terhadap orang lain serta mengurangi sikap
egosentrisme.
4. Pengembangan Komunikasi Bermain merupakan alat yang paling kuat
untuk membelajarkan kemampuan berbahasa anak. Melalui komunikasi
inilah anak dapat memperluas kosa kata dan mengembangkan daya
penerimaan serta pengekpresian kemampuan berbahasa mereka melalui
interaksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa pada situasi bermain
spontan.
5. Pengembangan kognitif Bermain dapat memenuhi kebutuhan anak untuk
secara aktif terlibat dengan lingkungan, untuk bermain dan bekerja dalam
menghasilkan suatu karya, serta untuk memenuhi tugastugas
perkembangan kognitif lainnya.
6. Pengembangan kemampuan motorik Bermain memberikan kesempatan
yang luas untuk bergerak pada anak, pengalaman belajar untuk
menemukan, , aktivitas sensori motor, yang meliputi penggunaan otot-otot
besar dan kecil memungkinkan anak untuk memenuhi perkembangan
perseptual motorik.

8
 Manfaat Bermain bagi Aspek Perkembangan Afektif
Setiap anak tentunya mengalami perkembangan di dalam hidupnya, salah
satunya yaitu perkembangan afektif (emosi). Afektif ini berkaitan dengan
perasaan cinta atupun takut yang mana dapat mempengaruhi kondisi perasaan
serta emosi yang mana memiliki gaya ataupun makna yang dapat
menunjukkan perasaan. Seseroang tentunya dalam merespon sesuatu akan
lebih diarahkan dengan menggunakan penalaran serta pertimbangan yang
objektif. Namun saat-saat tertentu, di dalam kehidupannya dorongan
emosional yang ada lebih banyak dipengaruhi dengan pemikiran yang ada di
dalam tingkah lakunya.

 Manfaat Bermain bagi Aspek Perkembangan Kognitif


Bermain merupakan sebuah media yang sangat penting bagi proses berpikir
anak. Bermain membantu perkembangan kognitif anak. Bermain memberi
kontribusi pada perkembangan intelektual atau kecerdasan berpikir dengan
membukakan jalan menuju berbagai pengalaman yang tentu saja memperkaya
cara berpikir mereka. Pada usia dini anak diharapkan menguasai berbagai
konsep seperti warna, ukuran, bentuk, sebagai landasan untuk belajar menulis,
bahasa, matematika, dan ilmu pengetahuan sosial. Pemahaman konsep-konsep
ini lebih mudah diperoleh jika dilakukan melalui kegiatan bermain.

Bermain sangat berhubungan dengan kecerdasan seorang anak yang meliputi


logika, nalar, maupun pengetahuan yang sistematis. Karena anak dalam masa
ini mempunyai kemampuan imajinasi yang luar biasa yang dapa dituangkan
dalam sebuah permainan sehingga jika ada anak kecil yang selalu berbicara
sendiri dengan media bermain maka itu dianggap wajar dan sebagai salah satu
cara untuk mencerdaskan anak, sebab anak mampu mengaktualisasikan
terhadap apa yang ada pada dirinya melalui sebuah bermain.

9
Menurut (Hoorn, 1993)anak belajar memahami pengetahuan dengan
berinteraksi melalui objek yang ada disekitarnya. Bermain memberikan
kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan objek. Anak memiliki
kesempatan menggunakan indranya, seperti menyentuh, mencium, melihat,
dan mendengarkan untuk mengetahui sifat-sifat objek. Dari pengalaman yang
akan menjadi dasar untuk berpikir kongret ke berpikir abstrak. (Vygotsky,
1976) menyatakan bahwa pada saat bermain, pikiran anak terbebas dari situasi
kehidupan nyata yang menghambat anak berpikir abstrak. Penelitian (Hoorn,
1993) menunjukkan bahwa bermain memiliki peran yang sangat penting
dalam mengembangkan kemampuan berpikir logis, imajinatif, dan kreatif.

Anak kecil mempunyai organ memori yaitu otak (cerebri) yang belum banyak
terisi. Melalui bermain anak akan mengeksplorasi dan memanipulasi benda-
benda di sekitarnya. Anak-anak akan mengenali dan mempelajari berbagai
macam warna, berbagai bentuk, berbagai ukuran, dan penggunaannya. Setelah
mengenali dan mempelajari, selanjutnya anak akan menyimpannya di dalam
sel-sel memori (otak). Semakin banyak sel memorinya terisi oleh data-data
tertentu yang diperolehnya melalui permainan, maka akan semakin
meningkatkan kemampuan kognitifnya. Manfaat bermain dalam aspek
kognitif :
- Mengasah kreatifitas anak
- Mempelajari konsep baru
- Belajar menyelesaikan masalah
- Mengembangkan daya imajinasi
- Meningkatkan perkembangan bahasa
- Mengembangkan daya eksplorasi anak
- Mempertajam daya ingat

10
C. Kasus Dalam Bermain Terhadap Pendidikan Serta Perkembangan Afektif dan
Kognitif Pada Anak

 Anak Sekolah Dasar


Program Wajib Belajar 9 tahun yang kemudian direvisi menjadi 12 tahun
dimulai dari tingkat Sekolah Dasar. Hal ini didasarkan pada pertimbangan
bahwa usia anak‐anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
cukup pesat, sehingga siap mengikuti kegiatan belajar secara formal. Menurut
(Santrock, 2003), siswa Sekolah Dasar termasuk dalam masa anak tengah dan
akhir (Middle and late childhood), yakni masa perkembangan di usia 6‐11
tahun dengan ciri siswa mulai menguasai ketrampilan dasar baca, tulis, dan
hitung serta pengenalan budaya. Ketrampilan tersebut diperoleh di lingkungan
rumah, yang akhirnya membantu proses pembentukan perilaku anak melalui
penguatan verbal, keteladanan, dan identifikasi.

Meskipun anak di usia Sekolah Dasar mengalami banyak perkembangan,


bukan berarti pikiran dan jiwanya sudah stabil. (Santrock, 2003) menamai
tahapan usia tersebut dengan istilah “Industry vs Inferiority” yang memiliki
karakteristik perluasan imajinasi dan antusias. Anak‐anak mengarahkan
energinya untuk menguasai pengetahuan dan ketrampilan intelektual, namun
masih dibarengi perasaan tidak kompeten dan tidak produktif.

11
 Simulasi Permainan
Istilah game (permainan) memiliki arti:
1. (mainan) alat untuk bermain; barang atau sesuatu yang dipermainkan
2. pertunjukan, tontonan,
3. tindakan bermain
Dalam kamus yang sama, simulasi berarti metode pelatihan yang
memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan; penggambaran suatu sistem atau
proses dengan peragaan berupa model statistik dan pemeranan. Jadi, secara
harfiah, game simulasi yaitu permainan atau alat bermain yang memperagakan
suatu sistem atau proses. Game ini biasa digunakan untuk training (latihan)
dalam bidang tertentu. Game simulasi semakin dibutuhkan dalam berbagai
hal. Beberapa bidang penting yang menggunakan game jenis ini yaitu: militer,
penerbangan, kesehatan, dan pendidikan. Dilihat dari bidang‐bidang tersebut,
tujuan sebenarnya game simulasi dibuat yaitu untuk mengurangi biaya, risiko,
efisiensi tempat dan waktu, serta efektivitas kerja. Selain hal penting di atas,
banyak game simulasi yang hadir sebagai media latihan melakukan pekerjaan
sehari‐hari. Di Indonesia hadir game Cooking Acedemy (memasak), Oek‐Oek
(merawat bayi), Ahli Rambut (menata rambut), Cute Pet Hospital (merawat
binatang), dan masih banyak yang lain.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan yang muncul dari
dalam diri individu baik anak-anak,remaja hingga dewasa. Bermain bagi
anak usia dini tidak hanya suatu kegiatan yang menyenangkan akan tetapi
merupakan kegiatan yang yang memiliki tujuan yaitu untuk
mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan anak.Melalui kegiatan
bermain anak akan belajar banyak hal dan akan mudah menyerap
pengalaman yang didapatkannya pada saat bermain. Dengan demikian
bermain merupakan sarana bagi anak untuk mendapatkan pengetahuan
tentang lingkungan dan sekitarnya yang kemudian hal tersebut akan sangat
bermanfaat bagi anak untuk dapat mengembangkan kemampuan yang ada
dalam dirinya.

Semakin dewasa dunia pendidikan ini, aspek afektif mulai mendapat


perhatian meskipun masih di bawah kognitif. Terkadang anak lebih trampil
mempraktikkan sesuatu daripada menghafal sesuatu . Teori dan
pemahaman saja tidak cukup, sehingga anak perlu dibekali sikap untuk
bisa menerima dan merespon apa yang disampaikan, yang kemudian
diimplementasikan dalam tindakan. Melalui permainan, Permainan baik
tradisional maupun digital sebenarnya memiliki potensi untuk turut
mengembangkan ketiga kecerdasan tersebut.

B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan kita semua memiliki wawasan
lebih dengan tema yang diangkat dalam makalah ini yaitu “Bermain
Terhadap Pendidikan Serta Perkembangan Afektif dan Kognitif Anak”
serta dapat mempelajari lebih dalam mengenai aspek yang telah
dipaparkan, mohon maaf jik ada kesalahan maupun kekurangan dalam
penyusunan maupun penggunaan kata kritik dn saran diperlukan supaya
maklh yang akan dibuat berikutnya menjadi lebih sempurna, Sekian dari
terimakasih.

13
Daftar Pustaka

Barnawi, N. A. (2012).

Fathan Nurcahyo, M. O. (t.thn.). Teori Bermain. Yogyakarta: UNY.AC.ID.

Hoorn. (1993).

Hoorn. (1993).

Moeslichatoen. (2006).

Pratiwi, W. (2017). Konsep bermain pada anak usia dini. Gorontalo: Journal Of
IAIN Amai Gamal Gorontalo.

Santrock, E. d. (2003).

Vygotsky. (1976).

14
15

Anda mungkin juga menyukai