“ Bermain Terhadap Pendidikan Serta Perkembangan Afektif dan Kognitif Anak "
Dosen Pengampu :
Dr. Abdul Gani, S.Pd., M.Pd.
Halaman
Daftar Isi....................................................................................................................I
BAB I
Pendahuluan..............................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II
Pembahasan...............................................................................................................3
BAB III
Penutup....................................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran...........................................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
Bermain merupakan sarana anak untuk belajar mengenal lingkungan dan merupakan
kebutuhan yang paling penting dan mendasar bagi anak khususnya untuk anak usia
dini, melalui bermain anak dapat memenuhi seluruh aspek kebutuhan perkembangan
kognitif,afektif,social,emosi,motorik dan bahasa. Bermain mempunyai nilai yang
penting bagi perkembangan fisik,kognitif,bahasa dan social anak, bermain juga
bermanfaat untuk memicu kreativitas, mencerdaskan otak, menanggulangi konflik,
melatih empati,mengasah panca indra, terapi dan melakukan penemuan.
1.3 Tujuan
Mendapat informasi beserta wawasan lebih mengenai manfaat bermain bagi
pendidikan anak serta perkembangan afektif dan kognitif anak yang dipaparkan
dalam makalah ini.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Bermain
Bermain merupakan sarana anak untuk belajar mengenal lingkungan dan
merupakan kebutuhan yang paling penting dan mendasar bagi anak khususnya
untuk anak usia dini, melalui bermain anak dapat memenuhi seluruh aspek
kebutuhan perkembangan kognitif,afektif,social,emosi,motorik dan bahasa.
4
Bermain mempunyai nilai yang penting bagi perkembangan
fisik,kognitif,bahasa dan social anak, bermain juga bermanfaat untuk memicu
kreativitas, mencerdaskan otak, menanggulangi konflik, melatih
empati,mengasah panca indra, terapi dan melakukan penemuan.Kegiatan
bermain sangat diminati oleh setiap anak usia dini dan hal ini dapat dilihat dari
sebagian besar waktu yang digunakan oleh anak adalah bermain dan hal ini
secara tidak langsung memberikan pengaruh yang signifikan bagi
perkembangan anak hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
montolalu dkk bahwa Pengaruh bermain bagi perkembangan anak dapat
mempengaruhi perkembangan fisik,dorongan komunikasi, penyaluran energy
emosional yang terpendam, penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan,
sumberbelajar, ransangan bagi kreativitas, perkembangan wawasan diri,
belajar bermasyarakat, standar moral, belajar bermain. sesuai dengan peren
jenis kelamin, perkembangan ciri kepribadian yang dinginkan.
Perkembangan afektif
Merupakan perkembangan psikologi yang berkaitan dengan ekspresi emosi
cinta atau pun rasa takut. Ekspresi seseorang dalam merespon sesuatu akan
menunjukkan suatu sikap. Dorongan emosional anak menyertai perbuatannya
dalam kehidupan sehari-hari. Jika perkembangan afektif itu menguat, maka
akan muncul perasaan yang lebih luas.Hal ini berperan penting dalam proses
hubungan sosial anak dengan lingkungannya. Oleh karenanya, sebagai ibu,
kita wajib mendorong dan memastikan tahapan penting perkembangan afektif
anak dapat terbentuk secara positif sejak dini. Berikut tahapan penting
perkembangan afektif anak usia dini.Afektif memiliki cakupan yang berbeda
dengan kognitif, karena lebih berhubungan dengan psikis, jiwa, dan rasa.
Secara lebih detail, kecerdasan ini meliputi sikap (menikmati, menghormati),
penghargaan (reward, hukuman), nilai (moral, sosial), dan emosi (sedih,
senang). Pembentukan karakter diri dan sikap cocok diajarkan sejak masa
anak‐anak. Hal ini bisa dilakukan oleh orang tua di rumah maupun guru di
sekolah. Diiringi dengan berkembangnya kecerdasan kognitif, anak juga perlu
dilatih mengembangkan afektif. Anak tidak hanya didorong untuk pintar,
tetapi juga aktif, bertingkah laku baik, berakhlak mulia, dan sebagainya.
5
Kognitif
Kognitif berarti kemampuan berpikir, kemampuan menggunakan
otak.Perkembangan kognitif berarti perkembangan anak dalam menggunakan
kekuatan berpikirnya termasuk intuisinya. Dalam hal ini otak mulai
mengembangkan kemampuan untuk berpikir, belajar dan mengingat. Anak
usia dini atau usia prasekolah berada dalam masa emas perkembangan
otaknya. Salah satu hasil penelitian menyebutkan, kognisi (pola pikir) anak
pada usia 4 tahun sudah mencapai 40%. Kapasitas ini akan meningkat hingga
80% pada usia 8 tahun. Hal ini menunjukan pentingnya memberikan
rangsangan pada anak usia dini .
6
B. Manfaat Bermain Terhadap Pendidikan Serta Perkembangsn Afektif dan
Kognitif Pada Anak
Manfaat bermain bagi pendidikan anak
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan. Sejak dini manusia sudah membutuhkan pendidikan dalam proses
perkembangannya menjadi dewasa. Perkembangan anak pada tahuntahun
pertama sangat penting dan akan menentukan kualitasnya di masa depan.
Anak adalah individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik sendiri
sesuai dengan tahapan usianya. Oleh karena itu, upaya-upaya pengembangan
anak usia dini hendaknya dilakukan melalui belajar dan 717 bermain.
(Barnawi, 2012) Satuan pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan salah
satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan
dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan yaitu, nilai moral dan agama
(spiritual), fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kognitif (daya fikir dan
daya cipta), sosialemosional (sikap dan perilaku serta beragama), dan bahasa
sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak
usia dini.
7
manfaat bermain bagi pendidikan anak.
1. Kesadaran personal
Permainan yang kreatif memungkinkan perkembangan kesadaran personal.
Bermain mendukung anak untuk tumbuh secara mandiri dan memiliki
kontrol atas lingkungannya.
2. Pengembangan Emosi Melalui bermain, anak dapat belajar menerima,
berekspresi dan mengatasi masalah dengan cara yang positif. Bermain juga
memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal diri mereka sendiri
dan untuk mengembangkan pola perilaku yang memuaskan dalam hidup.
3. Membangun sosialisasi Bermain memberikan jalan bagi perkembangan
sosial anak ketika berbagi dengan anak lain. Bermain adalah sarana yang
paling utama bagi pengembangan kemampuan bersosialisasi dan
memperluas empati terhadap orang lain serta mengurangi sikap
egosentrisme.
4. Pengembangan Komunikasi Bermain merupakan alat yang paling kuat
untuk membelajarkan kemampuan berbahasa anak. Melalui komunikasi
inilah anak dapat memperluas kosa kata dan mengembangkan daya
penerimaan serta pengekpresian kemampuan berbahasa mereka melalui
interaksi dengan anak-anak lain dan orang dewasa pada situasi bermain
spontan.
5. Pengembangan kognitif Bermain dapat memenuhi kebutuhan anak untuk
secara aktif terlibat dengan lingkungan, untuk bermain dan bekerja dalam
menghasilkan suatu karya, serta untuk memenuhi tugastugas
perkembangan kognitif lainnya.
6. Pengembangan kemampuan motorik Bermain memberikan kesempatan
yang luas untuk bergerak pada anak, pengalaman belajar untuk
menemukan, , aktivitas sensori motor, yang meliputi penggunaan otot-otot
besar dan kecil memungkinkan anak untuk memenuhi perkembangan
perseptual motorik.
8
Manfaat Bermain bagi Aspek Perkembangan Afektif
Setiap anak tentunya mengalami perkembangan di dalam hidupnya, salah
satunya yaitu perkembangan afektif (emosi). Afektif ini berkaitan dengan
perasaan cinta atupun takut yang mana dapat mempengaruhi kondisi perasaan
serta emosi yang mana memiliki gaya ataupun makna yang dapat
menunjukkan perasaan. Seseroang tentunya dalam merespon sesuatu akan
lebih diarahkan dengan menggunakan penalaran serta pertimbangan yang
objektif. Namun saat-saat tertentu, di dalam kehidupannya dorongan
emosional yang ada lebih banyak dipengaruhi dengan pemikiran yang ada di
dalam tingkah lakunya.
9
Menurut (Hoorn, 1993)anak belajar memahami pengetahuan dengan
berinteraksi melalui objek yang ada disekitarnya. Bermain memberikan
kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan objek. Anak memiliki
kesempatan menggunakan indranya, seperti menyentuh, mencium, melihat,
dan mendengarkan untuk mengetahui sifat-sifat objek. Dari pengalaman yang
akan menjadi dasar untuk berpikir kongret ke berpikir abstrak. (Vygotsky,
1976) menyatakan bahwa pada saat bermain, pikiran anak terbebas dari situasi
kehidupan nyata yang menghambat anak berpikir abstrak. Penelitian (Hoorn,
1993) menunjukkan bahwa bermain memiliki peran yang sangat penting
dalam mengembangkan kemampuan berpikir logis, imajinatif, dan kreatif.
Anak kecil mempunyai organ memori yaitu otak (cerebri) yang belum banyak
terisi. Melalui bermain anak akan mengeksplorasi dan memanipulasi benda-
benda di sekitarnya. Anak-anak akan mengenali dan mempelajari berbagai
macam warna, berbagai bentuk, berbagai ukuran, dan penggunaannya. Setelah
mengenali dan mempelajari, selanjutnya anak akan menyimpannya di dalam
sel-sel memori (otak). Semakin banyak sel memorinya terisi oleh data-data
tertentu yang diperolehnya melalui permainan, maka akan semakin
meningkatkan kemampuan kognitifnya. Manfaat bermain dalam aspek
kognitif :
- Mengasah kreatifitas anak
- Mempelajari konsep baru
- Belajar menyelesaikan masalah
- Mengembangkan daya imajinasi
- Meningkatkan perkembangan bahasa
- Mengembangkan daya eksplorasi anak
- Mempertajam daya ingat
10
C. Kasus Dalam Bermain Terhadap Pendidikan Serta Perkembangan Afektif dan
Kognitif Pada Anak
11
Simulasi Permainan
Istilah game (permainan) memiliki arti:
1. (mainan) alat untuk bermain; barang atau sesuatu yang dipermainkan
2. pertunjukan, tontonan,
3. tindakan bermain
Dalam kamus yang sama, simulasi berarti metode pelatihan yang
memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan; penggambaran suatu sistem atau
proses dengan peragaan berupa model statistik dan pemeranan. Jadi, secara
harfiah, game simulasi yaitu permainan atau alat bermain yang memperagakan
suatu sistem atau proses. Game ini biasa digunakan untuk training (latihan)
dalam bidang tertentu. Game simulasi semakin dibutuhkan dalam berbagai
hal. Beberapa bidang penting yang menggunakan game jenis ini yaitu: militer,
penerbangan, kesehatan, dan pendidikan. Dilihat dari bidang‐bidang tersebut,
tujuan sebenarnya game simulasi dibuat yaitu untuk mengurangi biaya, risiko,
efisiensi tempat dan waktu, serta efektivitas kerja. Selain hal penting di atas,
banyak game simulasi yang hadir sebagai media latihan melakukan pekerjaan
sehari‐hari. Di Indonesia hadir game Cooking Acedemy (memasak), Oek‐Oek
(merawat bayi), Ahli Rambut (menata rambut), Cute Pet Hospital (merawat
binatang), dan masih banyak yang lain.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan yang muncul dari
dalam diri individu baik anak-anak,remaja hingga dewasa. Bermain bagi
anak usia dini tidak hanya suatu kegiatan yang menyenangkan akan tetapi
merupakan kegiatan yang yang memiliki tujuan yaitu untuk
mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan anak.Melalui kegiatan
bermain anak akan belajar banyak hal dan akan mudah menyerap
pengalaman yang didapatkannya pada saat bermain. Dengan demikian
bermain merupakan sarana bagi anak untuk mendapatkan pengetahuan
tentang lingkungan dan sekitarnya yang kemudian hal tersebut akan sangat
bermanfaat bagi anak untuk dapat mengembangkan kemampuan yang ada
dalam dirinya.
B. Saran
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan kita semua memiliki wawasan
lebih dengan tema yang diangkat dalam makalah ini yaitu “Bermain
Terhadap Pendidikan Serta Perkembangan Afektif dan Kognitif Anak”
serta dapat mempelajari lebih dalam mengenai aspek yang telah
dipaparkan, mohon maaf jik ada kesalahan maupun kekurangan dalam
penyusunan maupun penggunaan kata kritik dn saran diperlukan supaya
maklh yang akan dibuat berikutnya menjadi lebih sempurna, Sekian dari
terimakasih.
13
Daftar Pustaka
Barnawi, N. A. (2012).
Hoorn. (1993).
Hoorn. (1993).
Moeslichatoen. (2006).
Pratiwi, W. (2017). Konsep bermain pada anak usia dini. Gorontalo: Journal Of
IAIN Amai Gamal Gorontalo.
Santrock, E. d. (2003).
Vygotsky. (1976).
14
15