Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ALAT PERMAINAN EDUKATIF YANG BERBASISI POTENSI LOKAL


DALAM PENYELNGGARAAN PROGRAM ANAK USIA DINI

Makalah ini di susun untuk memenuhi mata kuliah


“ ALAT PERMAINAN EDUKATIF ”

Dosen pengampu:
Nurul Novitasari, S.Pd, M.Pd.I

Disusun oleh:
1. Isti yaya Kinasih
2. Nur Aini Lu’luatun

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AL-HIKMAH TUBAN
2023

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
kehendak-Nya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dalam
penyelesaian makalah ini, saya banyak mengalami kesulitan terutama disebabkan
akan kurangnya pengetahuan. Namun berkat bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak akhirnya makalah ini, dapat terselesaikan walaupun masih terdapat
kekurangan di dalamnya.Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
dari mata kuliah APE (Alat Pemainan Edukatif)
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif supaya makalah ini
menjadi lebih baik dan bermanfaat.

Tuban, Juli 2023

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. Latar belakang...................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................6
C. Tujuan penelitian.................................................................................................. 7
BAB Ⅱ PEMBAHASAN.................................................................................................. 8
A. Pengertian Alat Permainan ...................................................................................8
B. Hakikat Teori Permainan ......................................................................................8
C. Macam – Macam APE ..........................................................................................9
D. Manfaat dan Karakteristik Permainan.................................................................10
E. Mengimplementasian Permainan Tradisional ....................................................12
BAB III PENUTUP ........................................................................................................14
A. Kesimpulan........................................................................................................... 9
B. Saran................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. 
Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa. 
Anak selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat dan
didengarnya, seolah-seolah tak pernah berhenti belajar.  Anak juga bersifat
egosentris, memiliki rasa ingin tahu secara alamiah, merupakan mahluk sosial,
unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan
masa yang paling potensial untuk belajar.  Pada Pendidikan Anak Usia Dini anak
mulai diberi stimulan pendidikan dengan cara bermain sambil belajar secara
terencana dan sistematis.
Bermain identik dengan dunia anak, dengan bermain anak beraktivitas dan
bersosialisasi dengan lingkungan.  Bermain dapat menumbuhkan imajinasi dan
kreativitas anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.  Melalui bermain anak
mendapatkan pengalaman, pengetahuan dan keterampil-an.  Dalam prakteknya,
banyak cara untuk melakukan kegiat-an permainan tersebut.  Ada yang
menggunakan media atau alat, ada juga yang tidak.  Pada dasarnya setiap kegiatan
bermain membawa dampak positif terhadap perkembangan anak.  Selain
keterampilan, aspek perkembangan keimanan dan ketaqwaan, daya fikir, daya
cipta, kemampuan berbahasa, kemandirian dan kemampuan jasmani
Cara belajar anak melalui bermain ini, didasari oleh pendapat para ahli
tentang ciri-ciri anak usia dini secara umum yaitu ; anak penuh dengan rasa ingin
tahu,  senang membentuk dan memanipulasi benda-benda, senang meniru orang
dewasa, memerlukan partisipasi dalam kegiatan fisik, ingin mengekspresikan diri
secara kreatif, dan ingin berkomunikasi dan berbagi pengalaman.
Belajar melalui bermain intinya melakukan kegiatan belajar melalui
permainan yang bersifat mendidik dan terarah. Dalam belajar melalui bermain,
anak dibawa kepada suatu kondisi permainan yang sangat bervariasi untuk
membuat anak benar-benar menjiwai permainan tersebut dalam suasana yang
menyenangkan sesuai dengan perannya masing-masing. Hingga tanpa mereka
sadari, mereka belajar banyak melalui permainan-permainan tersebut.  Pada dasar-
nya setiap kegiatan bermain membawa dampak positif terhadap perkembangan
anak.  Selain keterampilan, aspek perkembangan keimanan dan ketaqwaan, daya
fikir, daya cipta, kemampuan berbahasa, kemandirian dan kemampuan jasmani.
Tujuan khusus pendidikan anak usia dini yang tercantum di dalam menu
generik menyatakan bahwa ”Anak mampu mengenal lingkungan alam,
lingkungan sosial, peranan masyarakat, dan menghargai keragaman sosial dan
budaya serta mampu mengembangkan konsep diri, sikap positif terhadap belajar,
kontrol diri, dan rasa memiliki”. Maka sudah selayaknya jika kekayaan alam dan
kearifan budaya lokal,  menjadi salah satu bagian dari kegiatan pembelajaran yang
dapat dilakukan di layanan program PAUD. 
Media pembelajaran anak usia dini adalah alat permaianan edukatif
(APE).  Karena dapat membuat anak jadi tambah senang dan bisa bereksplorasi
dengan pembelajaran sesuai tema, maka guru harus menyediakan alat edukatif
tersebut.  Alat permainan edukatif adalah alat permainan yang dirancang secara
khusus untuk kepentingan pendidikan Tedjasaputra dalam Suratno, (2005: 61).
Sebagian alat permainan edukatif dikenal sebagai alat manipulatif-manipulatif
berarti menggunakan secara terampil, dapat diperlakukan menurut kehendak dan
pemikiran serta imajinasi anak. Belajar mengelolanya dengan baik akan memberi
kepuasan dan manfaat bagi anak. Alat permainan edukatif  adalah alat permainan
yang secara optimal mampu merangsang minat anak, sekaligus mampu
mengembangkan berbagai jenis potensi anak, dan dimanfaatkan dalam berbagai
aktivitas.
Permainan edukatif bisa disebut demikian karena dapat merangsang daya
pikir anak. Termasuk di antaranya mening-katkan kemampuan konsentrasi dan
memecahkan masalah. Selain itu juga mainan edukatif tidak hanya sekedar
membuat anak menikmati permainan tapi juga dituntut agar membuat anak untuk
teliti dan tekun ketika mengerjakan mainan tersebut. Para ahli psikologi
menggunakan sebutan awal masa kanak-kanak sebagai usia menjelajah, usia
bertanya dan usia kreatif (Hurlock, 1994: 109). Maka dari itu mainan edukatif
sangat diperlukan dan sangat berperan penting dalam tumbuh kembang anak
terutama pada anak usia dini.
Permainan edukatif yang mendukung pembelajaran berbasis budaya lokal,
diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan anak dalam rangka belajar melalui
bermainnya sambil memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai budaya dan rasa
cinta pada produk budaya lokal. Tak banyak anak di kota besar yang kenal dengan
rumah adat, alat transportasi tradisional, tanaman, tumbuhan dan hewan, serta
kerajinan khas daerah. Oleh karena itu, diperlukan mengembangkan media
permainan edukatif yang berbasis budaya lokal.
Penyusunan model pengembangan alat permainan edukatif  ini dapat
membantu guru PAUD dalam rangka menyediakan APE berbasis lokal, untuk
mengembangkan dan menstimulasi seluruh aspek kecerdasan yang masing-masing
dimiliki oleh anak.  Selain itu dengan APE berbasis  lokal dapat mengenalkan
budaya dan keunggulan didaerahnya.  Guru mengenalkan kepada anak usia dini
secara bertahap dan berulang-ulang dapat menanamkan kecintaan anak terhadap
budaya daerah sebagai akar budaya bangsa. Alat permainan edukatif berbasis
lokal diharapkan dapat menunjang kreativitas anak untuk mempersiapkan
kemandirian, kematangan dan keterampilan menyongsong pembelajaran ke
jenjang selanjutnya

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian alat permainan edukatif ?
2. Bagaimana hakikat teori bermain dan permainan tradisional.?
3. Apa saja macam-macam APE tradisional ?
4. Apa manfaat dan karakteristik permainan tradisional edukatif. ?
5. Bagaimana mengimplementasian permainan tradisional sebagai wahana
dalam pendidikan karakter yang menyenangkan ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian alat permainan edukatif ?
2. Untuk mengetahui hakikat teori bermain dan permainan tradisional.?
3. Untuk mengetahui saja macam-macam APE tradisional ?
4. Untuk mengetahui manfaat dan karakteristik permainan tradisional
edukatif. ?
5. Untuk mengetahui mengimplementasian permainan tradisional sebagai
wahana dalam pendidikan karakter yang menyenangkan ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Alat Permainan Edukatif


Alat permainan sebagai sumber belajar mengandung makna bahwa alat
permainan tersebut dirancang, dibuat, dan dimanfaatkan untuk memberikan
kemudahan kepada anak dalam kegiatan bermainnya (belajar). Alat permainan
adalah semua alat yang digunakan anak untuk memenuhi kebutuhan naluri
bermainnya.Alat permainan untuk anak dalam pengadaannya selain dapat dibeli di
toko mainan, juga dapat digali dan dikumpulkan dari sekeliling kita. Dalam
perkembangannya, istilah alat permainan ini seringkali dilengkapi. Menggunakan
istilah yang lain yaitu alat permainan edukatif yang disingkat APE.
Menurut Mayke Sugianto mengemukakan permainan edukatif adalah alat
permainan yang sengaja dirancang khusus untuk kepentingan pendidikan.
Berkaitan dengan alat permainan maka yang dirancang untuk aspek
perkembangan anak.1 Sehingga permainan edukatif merupakan salah satu bentuk
permainan yang dapat mengembangakan keterampilan, minat, pemikiran dan
perasaan. Melalui kegiatan bermain bersama – sama yang antara lain akan
diperoleh melalui kegiatan bermain dengan orang lain. Dapat digaris bawahi
perbedaan dengan alat permaianan dengan alat edukatif.adalah bahwa pada alat
permainan edukatif terdapat unsur perencanaan pembuatan secara mendalam
dengan mempertimbangkan karakterisitk anak dan mengaitkannya pada
pengembangan berbagai aspek perkembangan anak.Sedangkan alat permainan
biasa dibuat dengan tujuan yang berbeda, mungkin saja dapat dikembangkan
melalui alat permainan tersebut.

B. Hakikat Teori Bermain dan Permainan Tradisional.


Bermain adalah istilah yang sulit untuk didefi-nisi- kan. Bahkan menurut
Jhonson (dalam Tedjasaputra, 2001:15), karena sulit memberikan definisi kata
ber- main, dalam Oxford English Dictionary terdapat 116 definisi tentang
bermain. Hurlock (1986: 234) men- defi-nisikan bermain sebagai kegiatan yang
1
Agung Triharso, Permainan Kreatif dan Edukatif untuk Anak Usia Dini. (Yogyakarta: ANDI
OFFSET, 2013), h.10
dilakukan tanpa mempertimbangkan hasil akhir, semata-mata untuk
menimbulkan kesenangan dan kegembiraan belaka.
Permainan tradisional edukatif adalah sebagai satu di antara unsur
kebudayaan bangsa yang banyak tersebar di berbagai penjuru nusantara.
Permainan tradisional edukatif adalah proses melakukan kegiatan yang
menyenangkan hati anak dengan mengunakan alat sederhana sesuai dengan
keadaan dan meru- pakan hasil penggalian budaya setempat menurut gagasan
dan ajaran turun temurun dari nenek moyang. Permainan tradisional atau biasa
disebut dengan permainan rakyat merupakan hasil dari penggalian budaya lokal
yang di dalamnya banyak terkandung nilai-nilai pendidikan dan nilai budaya
serta dapat menyenangkan hati yang memainkannya (Direktorat Nilai Budaya,
2000:11).

C. Macam-macam APE tradisional


 Engrang Batok yaitu, alat permainan yang terbuat dari batok kelapa.
Dengan cara menarik ujuang tali keatas batok dan jari – jari kaki menjepit tali
yang tersedia. Selanjutnya melangkah kaki kanan dan kiri bergantian, dan selalu
menjaga keseimbangan.

 Keris – kerisan yaitu, permaianan yang terbuat dari daun (janur) kelapa.
Daun uang sudah dipisahkan didaunnya tersebut disusun atau dianyam selang –
seling melewati ujungnya. Alat permainan ini dapat digunakan untuk bermain
peran. Seperti keris – kerisan layaknya raja, dalang ataupun pendekar dll.
Manfaatnya yaitu kreativitas dan sosial emosional anak.
Lompat Tali yaitu, permainan tradisional menggunkan tali ataupun karet,
anak yang dapat melompat lebih tinggi akan menjadi pemenangnya. Permainan
ini dilakukan minimal 3 orang, dimana dua orang memegag dan merentangkan
tali, sedangkan satu yang melompat. Demikian sampai di peroleh pemenangnya.
Bermanfaat sebagai melatih kerja sama, fisik, serta emosional anak

D. Manfaat dan Karakteristik Permainan Tradisional Edukatif.


Banyak nilai pendidikan yang terkandung dalam permainan tradisional, baik
dalam gerakan permainannya maupun dalam tembang, syair lagunya.Permainan
tradisional mengandung beberapa unsur nilai budaya yaitu unsur senang bagi yang
memainkannya, dan rasa senang itu dapat diwujudkan sebagai suatu kesempatan
baik menuju kemandirian.Setiap permainan tradisional mengandung nilai-nilia
yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan bagi anak-anak, juga dapat
memupuk persatuan,memupuk kerjasama, kebersamaan, kedisiplinan dan
kejujuran, menanamkan pendidikan karakter kepada anak usia dini, menjunjung
tinggi nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh nenek moyang, dan dengan permainan
tradisional dapat menagkis arus globalisasi yang mampu merubah prilaku anak
bangsa.
Disisi lain permainan-permainannya mengandung unsur yang dapat
menumbuhkan aspek-aspek perkembangan anak usia dini seperti anak dapat
bermain dengan teman sebaya, melatih anak agar timbul rasa demokratis, berani,
bertingkah laku sopan, taat pada peraturan, dengan demikian anak usia dini belajar
bertanggung jawab dan mematuhi peraturan-peraturan yang sudah disepakati.
Anak usia dini melakukan permainan ini merasa terbebas dari segala tekanan,
sehingga rasa keceriaan dan kegembiraan dapat tercermin pada saat anak
memainkannya. Permainan tradisional juga dapat membantu anak dalam
menjalin relasi sosial baik dengan teman sebayanya (peer group) maupun dengan
teman yang seusianya lebih muda atau lebih tua.Permainan tradisional juga dapat
melatih anak dalam memanajemen konplik dan belajar mencari solusi dari
permasalahan
yang dihadapinya.
Permainan tradisional edukatitf banyak memberikan kesempatan kepada pelaku
untuk bermain secara kelompok.Permainan tradisional biasanya dilakukan
minimal dua orang, dengan menggunakan alat sederhana dan mudah dicari,
terutama menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar serta mencerminkan
kepribadian bangsa sendiri.
Permainan tradisional edukatif banyak memiliki nilai-nilai positif yang dapat
dikembangkan.Nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional dapat
dilihat dari penggunaan bahasa, senandung/nyanyian, aktivitas fisik dan
psikis.Permainan tradisional memiliki unsur senang dan dapat membantu anak
belajar berdasarkan kesadaran sendiri tanpa dipaksa.Bagi anak yang
mengalami masalah penyesuain sosial cenderung berprilaku ambivalent terhadap
aturan dan perintah orang dewasa, sehingga memerlukan pendekatan yang dapat
diterima, contoh melalui permainan yang memiliki unsur senang sehingga anak
melakukan kegiatan dengan sukarela tanpa paksaan.
Direktorat Nilai Budaya (2000: 20) menjelaskan bahwa permainan rakyat
tradisional terdiri dari tiga kelompok:, yaitu: (1) permainan yang bersifat
strategis (game of strategy), seperti permainan galah asin; (2) permainan yang
lebih mengutamakan kemampuan fisik ( game of physical skill), seperti
permainan bakiak; serta (3) permainan yang bersifat untung-untungan (game of
change).
Jenis permainan merupakan bingkai bagi materi yang telah direncanakan agar: (1)
semua materi dapat diberikan, (2) penggunaan waktu efektif, materi yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan anak, (3) penggunaan waktu efisien, tidak
tumpang tindih, (4) semua materi yang disampaikan pada anak mulai dari yang
termudah bagi anak.
Pemilihan permainan tradisional harus berdasarkan pada: (1) kehidupan terdekat
anak, (2) minat dan kecenderungan anak, (3) pengalaman atau pengetahuan yang
sudah dimiliki anak, (4) ketersediaan berbagai media dan alat yang dapat
dimainkan anak secara mandiri atau bantuan pendidik (orang tua), (5) mendukung
perkembangan kemampuan bahasa dan matematika, sosial, emosional, seni,
motorik dan moral, (6) mengembangkan kosa kata anak, (7) nilai budaya,
kepercayaan yang berlaku di masyarakat. Karena begitu pentingnya peran
permainan tradisional dalam mengembangkan potensi anak usia dini, maka
permainan tradisional perlu dilestarikan, oleh sebab itu orang tua perlu dilatih
untuk dapat membuat sekaligus mampu memanfaatkan permainan tradisional
dalam aktivitas bermain anak dilingkungan keluarga.

E. Mengimplementasian Permainan Tradisional Sebagai Wahana Dalam


Pendidikan Karakter Yang Menyenangkan
Begitu pentingnya permainan tradisional dalam memberi pendidikan
karakter dan memberikan nilai moral yang positif bagi pertumbuhan anak.
Melalui permainan tradisional juga dapat menjadi sarana belajar untuk
mengembangkan nilai EQ pada anak. Tetapi, tentu saja harus dalam pengawasan
dan memberi batasan waktu yang jelas agar tidak semua waktu digunakan untuk
bermain. Implementasi dari permaninan tradisional sebagai wahana pendidikan
karakter yang menyenangkan dapat diaplikasikan baik di lingkungan keluarga
(informal), sekolah (formal) maupun di masyarakat (nonformal). Pendidikan
karakter dapat dimulai dari lingkungan yang terkecil yakni, Keluarga. Keluarga
merupakan bagian dari sebuah masyarakat. Unsur-unsur yang ada dalam sebuah
keluarga baik budaya, agama, ekonomi bahkan  jumlah anggota keluarga sangat
mempengaruhi perlakuan dan pemikiran anak khususnya ayah dan ibu. Pengaruh
keluarga dalam pendidikan anak sangat besar dalam berbagai macam sisi.
Keluargalah yang menyiapkan  potensi pertumbuhan dan pembentukan
kepribadian anak. Lebih jelasnya, kepribadian anak tergantung pada pemikiran
dan tingkah laku kedua orang tua serta lingkungannya. Dalam hubungannya
dengan pendidikan karakter, keluarga memiliki andil yang cukup besar, karena
mulai dari sinilah  penanaman nilai-nilai moral dapat dikembangkan sehingga
permasalahan kenakalan remaja dapat dihindari. Secara garis besar, pendidikan
karakter  bertujuan untuk membimbing anak ke arah kedewasaan supaya anak
dapat memperoleh keseimbangan antara perasaan dan akal budaya serta dapat
mewujudkan keseimbangan dalam perbuatannya kelak. Oleh karena itu, langkah
pasti yang dapat dtempuh oleh orang tua yakni, mampu memberikan stimulus
yang positif serta menyenangkan kepada anaknya, salah satunya melalui
permainan tradisional. Pengembangan permaninan tradisional sebagai wahana
pendidikakan karakter yang menyenangkan tidak begitu sulit. Perlu kesabaran
serta keseriusan dari pihak orang tua. Orang tua juga dapat menyusun rancangan
kegiatan yang menarik kepada anaknya. Seperti setiap akhir pekan atau pertemuan
keluarga, orang tua bisa mengajak si anak untuk  berekreasi serta mengajak buah
hatinya untuk memainkan permainan tradisional. Disinilah peran orang tua yang
paling penting yakni, dapat menjelaskan makna yang terkandung dalam
permainan tersebut. Penanaman  pendidikan karakter semacam ini sangat efektif,
akan tetapi tetap diimbangi oleh kemauan anak tersebut, sehingga tidak terjadi
kesalah pahaman atau benturan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1.    Model pengembangan alat permainan edukatif berbasis lokal di susun dengan
harapan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru/guru
pendamping/ pengasuh maupun orang tua yang memiliki anak usia dini dalam
rangka menyediakan APE berbasis lokal, untuk  mengenalkan kearifan lokal,
mengembangkan dan menstimulasi seluruh aspek kecerdasan yang masing-masing
dimiliki oleh anak. 
2.    Adanya model pengembangan alat permainan edukatif berbasis lokal ini
diharapkan dapat mengenalkan budaya dan keunggulan didaerahnya. Guru
mengenalkan kepada anak usia dini secara bertahap dan berulang-ulang dapat
menanamkan kecintaan anak terhadap budaya daerah sebagai akar budaya bangsa.
Alat permainan edukatif berbasis lokal diharapkan dapat menunjang kreativitas
anak untuk mempersiapkan kemandirian, kematangan dan ketrampilan menyong-
song pembelajaran ke jenjang selanjutnya.

B. Saran
1.    Segala tahapan yang diuraikan dalam model ini bukan merupakan hal yang
baku, oleh karena itu pengembangan dan pengkajian lebih lanjut terhadap model
ini perlu dilakukan terus menerus agar lebih operasional
DAFTAR PUSTAKA

BPPLSP, (2006). Model Pembelajaran PAUD Mel- alui Permainan


Tradisional. Jayagiri Pedoman Teknis Penyelenggaraan Taman Penitipan Anak.
Jakarta: Depdiknasiri: BPPLSP
Azhar Arsyad,  2011. Media Pembelajaran Jakarta, PT RajaGrafindo Persada
http://longsani.blogspot.com/2014/07/makalah-permanina-tradisional.html 
http://abdulkudus.staff.unisba.ac.id/files/2012/01/PKM-GT-2011-IPB-Irma-
Inovasi-Media-Pembelajaran.pdf 
Goad, T.W. (1982). Delivering eeffective training. San Diago California Inc:
University Assoiciate.
Halim, A & Ali M. M. ( 1993) Training and profesional develompment
(OnLine).
Kamil, M. (2007). Teori andragogi, dalam Ilmu dan ap- likasi pendidikan.
Bandung: Pedagogiana Press. Knowles, M.S. (1986). Andragogi in action:
Applying modern principles of adult learning. San Fran-
cisco: Jossey Bass.

Anda mungkin juga menyukai