Anda di halaman 1dari 18

Pengembangan Kreativitas Melalui APE Konstruktif dan

Implementasinya Dalam Pembelajaran (RPPH)


Dalam Memenuhi Tugas Mata Kuliah Model Pembelajaran dan Kreativitas
Dosen Pengampu : Dr. Hibana, S.Ag., M.pd.

Disusun Oleh :

Aina Yulifaatun Mufida (222040320003)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur saya pajatkan kehadiran Allah SWT, yang atas rahmat dan karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai rencana dan tepat waktunya. Adapun judul dari
makalah ini adalah “ Pengembangan Kreativitas Melalui APE Konstruktif dan
Implementasinya dalam Pembelajaran (RPPH)”. Shalawat serta salam senantiasa terlimpah
pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya dengan
harapan syfa’at di hari kelak.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Dr. Hibana, S.Ag., M.pd selaku dosen mata kuliah Model Pembelajaran PAUD yang telah
memberikan tugas dan membimbing kami semua. Mungkin dalam pembuatan makalah ini
terdapat kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi saya dan pembaca
lainnya. Aaamiiiin.

Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Yogyakarta , 26 Maret 2023

Penyusn
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak usia dini merupakan usia keemasan (golden age) dimana semua aspek
perkembangan berkembang secara pesat. Untuk memaksimalkan perkembangan pada
usia dini, harus diberikan stimulasi dan pengalaman yang maksimal. Stimulasi yang
diberikan pada anak usia adalah melalui bermain bermakna. Dunia pada anak usia dini
adalah bermain, maka belajar anak adalah melalui bermain. Bermain bermakna pada
anak usia dini bisa dengan bermain konstruktif. Bermain konstruktif merupakan
kegiatan bermain yang mengandung unsur pendidikan, membangung dan
mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Selain itu konstruktif adalah suatu
proses membangun suatu pengetahuan dalam kerangka berpikir kognitif berdasarkan
pengalaman. Dalam kegiatan bermain maka diperlukan media atau alat. Media atau
alat yang digunakan pada anak usia dini yaitu APE. APE merupaka alat permainan
edukatif yang bisa digunakan dalam mengembangkan seluruh aspek perkembangan
anak termasuk kreativitas anak usia dini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan APE?
2. Apa yang dimaksud dengan bermain konstruktif ?
3. Bagaimana APE konstruktif?
4. Bagaimana tujuan dan manfaat APE ?
5. Bagaimana jenis APE?
6. Bagaimana implementasi APE konstruktif pada rpph?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian APE
Pada satuan PAUD pembelajaran dilaksanakan dengan bermain agar permainan
yang dilakukan lebih menarik. Untuk mengemas permainan agar lebih menarik maka
kita membutuhkan alat atau benda untuk bermain yang sering disebut Alat Permainan
Edukatif (APE). Pada dasarnya alat permainan edukatif memiliki dua makna inti, yaitu
alat permainan dan edukatif. Alat permianan adalah semua benda maupun alat yang
digunakan untuk memenuhi naluri bermain anak. Kata edukatif yang memiliki arti nilai
pendidikan atau edukasi1. Sedangkan menurut Mayke alat permainan edukatif adalah
alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan2.
Jadi alat permainan edukatif adalah segala sesuatu berupa alat maupun bentuk
permianan yang mengandung nilai edukasi atau pendidikan sehingga bermanfaat bagi
perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini.
Pembelajaran pada anak usia dini akan berjalan efektif apabila dibantung
dengan ketersediaan alat permainan edukatif sehingga bisa menunjang berbagai
potensi dalam diri anak secara maksimal. Pada hakikatnya alat permainan edukatif
adalah semua sarana yang digunakan oleh anak untuk belajar, bermain dan
bereksplorasi sesuai dengan tingkat usianya yang didalamnya mengandung nilai
pendidikan sehingga mampu mengembangkan potensi secara maksimal 3. seluruh
perkembangan pada anak usia dini, seperti perkembangan agama dan moral, kognitif,
bahasa, fisik motorik dan seni bisa berkembang secara optimal melalui media APE.
Peran pendidik dan orang tua sangat diperlukan sebagai pendamping agar penggunaan
alat permainan edukatif lebih tepat dan ususr pendidikan didalamnya tersampaikan.
B. Bermain Konstruktif
Pembelajaran pada anak usia dini pada dasarnya adalah bermain yang
menyenangkan dan edukatif, sehingga sel otak pada anakan akan meningkat. Bermain
merupakan kegiatan yang dilakukan dengan ataupun tanpa alat yang memberikan
1
M.Fadhillah, Bermain & Permainan Anak Usia Dini (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2017), hlm. 55.
2
Yasbiati, Gilar Gandana, Aalat Permainan Edukatif untuk Aanak Usia Dini (Teori dan Konsep Dasar)
(Tasikmalaya: Ksatria Siliwangi, 2019). hlm. 1
3
Mohamad Hatta, “Pengembangan Alat Permainan Edukatif Berbasis Model,” Jurnal Pendidikan Aura, 13.1
(2021), 3.
informasi, kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak4. Bermain pada
satuan PAUD harus bermakna. Bermain bermakna adalah bermain yang mampu
menstimulasi seluruh aspek perkembangan dan terdapat nilai edukatif dan konstruktif.
Konstruktif adalah kegiatan bermain yang mengandung unsur pendidikan,
membangun dan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Selain itu
konstruktif adalah suatu proses membangun suatu pengetahuan dalam kerangka
berpikir kognitif berdasarkan pengalaman5. Dalam kegiatan bermain diperlukan alat
permainan yang bisa membantu pendidik dalam menyampaikan materi. Elizabeth B
Hurlock mengemukakan bahwa “Bermain konstruktif adalah bentuk bermain anak
dimana anak menggunakan bahan untuk membuat sesuatu yang bukan untuk tujuan
bermanfaat melainkan lebih ditujukan bagi kegembiraan yang diperoleh dari
membuatnya”6.
Bermain konstruktif merupakan kegiatan bermain yang mampu mengasah
kemapuan berpikir kreatif untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian
benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain termasuk gagasan
bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya kedalam rangkaian
tersebut, misalnya membangun konstruksi dapat membantu mengembangkan
kreatifitas anak. Contoh permainan konstruktif yang sering ditemukan adalah puzzle,
balok, maze, plastisin. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan bermain
konstruktif pada anak usia dini adalah :
a. Anak perlu diberikan kesempatan untuk mau melakukannya
mengingat setiap anak adalah unik maka sangat besar kemungkinannya ada
anak yang kurang menyukai kegiatan bermain konstruktif, maka tugas
orang dewasalah untuk dengan sabar membujuk dan menggiring anak mau
melakukannya.
b. Perkembangan kognitif anak
Mengingat perkembangan kognitif anak berada pada tahap profesional
hdengan ciri-ciri egocentric maka sangat dimungkinkan hasil karya anak
4
Anggani Sudono, Sumber Belajar dan Alat Permainan (Jakarta: PT Grasindo, 2006).
5
Yustis Setyoadi E. Sari Setianingsih, Ismatul Khasanah, Asep Ardiyanto, ‘PEMANFAATAN ALAT PERMAINAN
KONSTRUKTIF PADA LEMBAGA PAUD DI KOTA SEMARANG Eka Sari Setianingsih 1 , Ismatul Khasanah 2 , Asep
Ardiyanto 3 , Yuris Setyoadi 4 Email’:, SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
(SNHPKM)-VII LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PGRI SEMARANG,
2017, 695–696.
6
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid 1(Edisi 6). Jakarta: Erlanggga, 1999, h. 33.
bila ditinjau dari bentuknya tidak atau kurang sesuai dengan tema yang
disebutkan.
c. Perbedaan kegiatan bermain anak
Ada anak yang unggul dalam jenis kegiatan yang satu tetapi kurang unggul
dalam kegiatan bermain jenis lainnya. Bermain konstruktif adalah kegiatan
bermain yang lebih kompleks dibandingkan dengan bermain fungsional.

Sebagai fasilitator para pendidik bertugas untuk mendampingi ini untuk


mengkonstruksi sebuah makna. Jadi, alat permainan edukatif konstruktif yaitu suatu
alat ataupun bentuk permainan yang mengandung nilai konstruktif (membangun
pengetahuan anak) dengan otomatis terdapat nilai edukatif didalamnya yang dapat
mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak.

C. Alat Permainan Edukatif Konstruktif


Alat permainan edukatif ksonstruktif yaitu alat permainan yang mengandung unsur
pendidikan untuk membangun seluruh aspek perkembangan melalui pengalaman. Alat
permainan edukatif konstruktif dirancang berdasarkan kebutuhan perkembangan
potensi anak usia dini. Dengan begitu alat permainan edukatif konstruktif ini berbeda
dengan alat permainan pada umumnya. Zaman dkk, menyebutkan bahwa alat
permainan edukatif konstruktif memiliki ciri-ciri, sebagai berikut7 :
a) Dirancang sesuai usia anak
Alat permainan edukatif dikembangkan sesuai dengan usia anak tersebut agar
tidak menyalahi dari ketentuan aspek perkembangan anak. Contohnya pada
permainan puzzle, jumlah dan ukuran kepingan puzzle pada anak usia 3-4
tahun akan berbeda dengan anak usia 4-5 tahun.
b) Berfungsi untuk pengembangan aspek-aspek perkembangan anak usia dini
Dalam mengembangkan alat permainan edukatif juga harus paham tentang
aspek perkembangan anak yang akan dikembangkan agar APE nya tepat
sasaran. Aspek-aspek yang dikembengkan dalam permainan adalah fisik
motorik, kognitif, bahasa, seni, sosial, moral.
c) Dapat berfungsi secara multiguna

7
Guslinda & Rita Kurnia , MEDIA PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI, (Surabaya : CV. Jakad Publishing, 2018), hlm.
33 -36
Maksud dari berfungsi secara multiguna APE yang dirancang memiliki fungsi
ganda atau lebih dalam mengembangkan aspek perkembangannya. Misal APE
yang dirancang untuk pengembangan kognitif tapi sekaligus bisa digunakan
dalam perkembangan fisik motorik. APE yang dimainkan juga bisa dengan
berbagai cara dan menghasilkan bentuk-bentuk yang bisa merangsang anak
untuk menemukan sesuatu yang baru
d) Aman bagi anak usia dini
APE yang dikembangkan aman bagi anak usia dini maksudnya adalah saat
anak memainkan alat tersebut tidak membahayakan. Aman dari segi bentuk
secara keseluruhan misalnya, tidak runcing dan tajam sehingga bisa melukai
anak. Dari segi bahanpun harus aman sehingga tidak menimbulkan keracunan.
e) Dirancang untuk mendorong kreativitas anak
Anak yang memainkan APE anak dapat berkreasi menghasilkan sesuatu dan
berimajinasi. Maksudnya setiap APE yang dirancang dapat membangun atau
menghasilkan sesuatu. Misalnya bermain lego, balok atau puzzle akan berbeeda
dengan menonton TV atau menonton youtube yang cenderung membuat anak
pasif.
f) Mengandung nilai pendidikan
Dalam pengembangan APE harus jelas aspek pengembangannya dan juga usia
yang menggunkannya sehingga hendaknya mengandung nilai pendidikan.
Karena jika tidak tujuan aspek dan usia maka apa yang akan dikembengkan
tentu proses perkembangan tidak berkembang secara maksimal.
g) Mengandung unsur estetika
Selain terdapat nilai pendidikan atau edukatif, APE hendaknya mengandung
unsur estetika yaitu keindahan sehingga lebih menarik niat belajar (bermain)
pada anak.
D. Tujuan dan Manfaat Alat Permainan Edukatif Konstruktif
Alat permainan edukatif merupakan alat bantu atau alternative bagi orang tua
maupun pendidik dalam mengembangkan kreativitas dan aspek perkembangan pada
anak. Tujuan dari Alat Permainan Edukatif Konstruktif dibagi menjadi dua yaitu tujuan
untuk anak dan tujuan untuk orang tua dan pendidik8. Tujuan APE untuk anak adalah :
a. Memudahkan anak dalam belajar
APE digunakan sebagai media atau sarana pembelajaran untuk memudahkan
mengembangkan potensi anak
b. Melatih konsentrasi anak
Dalam setiap permainan membutuhkan konsentrasi dalam menyelesaikan ataupun
menggunakan permainan
c. Media kreativitas dan uji coba
Dalam kegiatan bermain APE, pertama anak akan penasaran kemudia mencoba dan
menjadi penyaluran rasa ingin tahu anak untuk memecahkan masalah yang
ditemukan anak, sehingga meningkatkan kreativitas dalam melakukan permainan
hingga selesai
d. Menghilangkan rasa bosan anak
Kegiatan pembelajaran yang monoton tanpa APE akan membuat anak menjadi
lebih cepat bosan, sehingga kegiatan bermainan menggunakan APE akan membuat
anak tidak cepat merasa bosan
e. Menambah ingatan anak
APE merupakan hal yang menarik dan menyenangkan maka secara otomatis lebih
cepat diingat oleh anak, sehingga APE akan membuat anak lebih cepat mengingat
materi yang telah disampaikan oleh pendidik

Tujuan APE untuk pendidik adalah :

a. Mempermudah dalam penyampaian materi


Alat permainan edukatif dapat memberikan kemudahan bagi guru untuk
menyampaikan materi kepada siswa terutama materi-materi yang bersifat abstrak
dan membutuhkan contoh konkret. Misalnya, guru ingin mengenalkan huruf
kepada anak sebagai pengenalan literasi awal, guru tidak mungkin
mendeskripsikan bentuk huruf A, B, C, dan seterusnya, tetapi dapat mengenalkan
kepada anak dengan cara menunjukkan bentuk-bentuk huruf melalui alat

8
Muammar Qadafi, Pengembangan Alat Permainan Edukatif Untuk Pendidikan Anak Usia Dini (Mataram:
Sanabil, 2021).
permainan edukatif. Dengan begitu, anak akan lebih mudah mengenal dan
mengingat huruf-huruf yang diajarkan oleh guru dan guru juga lebih mudah
menyampaikan materi tersebut.
b. Melatih kreativitas pendidik
Alat permainan edukatif membutuhkan kreativitas yang tinggi karena terdiri
dari berbagai bentuk, ukuran, warna, dan digunakan untuk berbagai permainan
dalam mengembangkan aspek-aspek perkembangan yang berbeda-beda. Untuk
mencegah kebosanan anak, alat permainan edukatif harus bervariasi dan tidak
monoton. Sebisa mungkin guru harus menciptakan alat permainan edukatif yang
berbeda-beda agar anak bisa merasakan kegiatan bermain dengan alat permainan
edukatif yang berbeda dan memiliki tantangan yang berbeda. Hal ini dapat
menumbuhkan rasa penasaran dan tantangan baru bagi anak.
c. Mengatasi keterbatasan waktu, tempat dan bahasa
Dalam pelakasanaan pembelajaran anak usia dini, guru kadang-kadang
mengalamai kendala dalam mengatur waktu, tempat, dan bahasa. Alat permainan
edukatif dapat menjadi penghubung berbagai keterbatasan yang dihadapi guru
tersebut. Dalam hal keterbatasan waktu, alat permainan edukatif hadir dengan
berbagai bentuk yang dapat digunakan tanpa khawatir dengan keterbatasan waktu.
Dalam hal keterbatasan tempat, alat permainan edukatif sebagian besar dapat
digunakan di Pengembangan Alat Permainan Edukatif Untuk Pendidikan Anak
Usia Dini, baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Sedangkan dalam hal
keterbatasan bahasa, alat permainan edukatif diciptakan untuk mempermudah guru
menyampaikan materi yang tidak dapat dijelaskan dengan bahasa verbal, sehingga
siswa dapat dengan mudah memahaminya melalui alat permainan edukatif yang
diciptakan khusus terkait dengan materi tersebut.
d. Membangkitkan motivasi belajar anak
Motivasi belajar anak bisa naik dan turun tergantung dari mood atau perasaan
anak. Untuk terus menumbuhkan motivasi belajar, guru atau orang tua harus
pandai mencari cara termasuk memilih dan menyediakan alatalat permainan
edukatif yang beragam. Keragaman alat permainan edukatif ini dapat
membangkitkan motivasi belajar anak karena mereka selalu melihat hal-hal baru,
tantangan baru, dan permainan-permaian baru. Apalagi salah satu karakteristik
anak adalah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga adanya alat permainan
edukatif yang beragam dapat menumbuhkan rasa ingin tahu anak terhadap benda
atau permainan yang baru.
e. Sebagai media penilaian anak
Tujuan terakhir adalah sebagai media untuk penilaian anak dimana guru melakukan
pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh anak secara alamiah dengan
menggunakan alat permainan edukatif tanpa diketahui oleh anak bahwa dirinya
sedang dalam pemantauan atau penilaian oleh guru. Dari hasil penilaian inilah guru
bisa mengetahui perkembangan anak secara otentik, alamiah, dan tanpa rekayasa.

Manfaat alat permainan edukatif adalah sebagai berikut:

1. Melatih kemampuan motorik


Memainkan alat permainan edukatif tidak bisa lepas dari penggunaan motorik,
baik kasar maupun halus. Motorik anak dapat distimulasi pada saat anak diajak
membuat sampai dengan memainkan alat permainan edukatif tersebut. Stimulasi
motorik dapat dibagi menjadi dua, yaitu motorik kasar dan halus. Motorik kasar
identik dengan penggunaan kaki dimana alat permainan edukatif dapat dibuat
dalam ukuran besar agar anak dapat memainkannya menggunakan gerakan kaki.
Misalnya alat permainan edukatif berupa ulat tangga ukuran besar yang dapat
dimainkan oleh anak secara langsung sebagai pengganti pion. Sedangkan motorik
halus identik dengan penggunaan tangan atau jari-jari di mana anda dapat membuat
alat permainan edukatif yang memungkinkan anak menggunakan kemampuan
tangan atau jarinya untuk memainkan alat permainan edukatif tersebut seperti
bermain menggunakan bola, balok, dan puzzle.
2. Melatih konsentrasi
Saat bermain anak-anak membutuhkan konsentrasi agar permainan dapat
diselesaikan dengan baik. Contohnya saat anak menyusun puzzle, mereka
membutuhkan konsentrasi untuk menyusun puzzle sesuai dengan pola-pola yang
sudah dibuat. Contoh lain lagi pada saat anak bermain menyusun balok, anak harus
berkonsentrasi agar dapat menyusun balok yang sesuai dengan bangunan atau
bentuk yang diinginkan.
3. Mengembangkan konsep sebab akibat
Saat bermain menggunakan alat permainan edukatif, anak dapat melakukan
berbagai cara tetapi langkah-langkah yang diambil anak saat menggunakan alat
permainan edukatif akan memberikan akibat yang berbeda-beda. Misalnya saat
menyusun puzzle, anak harus menyesuaikan kepingan-kepingan puzzle sesuai
dengan tempat yang sudah ditentukan, jika tidak, maka kepingan-kepingan itu tidak
membentuk gambar atau model yang sesuai. Contoh lain saat menyusun berbagai
bentuk balok, anak harus menyesuaikan bentuk balok yang berada di posisi bawah,
atas, samping, atau yang digunakan untuk membuat bentuk jendela, atap, pintu, dan
sebagainya. Jika tidak, maka bangunan yang dibuat tidak terlihat bagus eksotis.
Hal-hal yang dilakukan tersebut di atas mengajarkan kepada anak konsep sebab
akibat.
4. Melatih bahasa dan wawasan
Alat permainan edukatif biasanya digunakan juga untuk melatih bahasa anak,
khusunya saat anda bercerita atau mendongeng. Mendongeng menggunakan alat
permainan edukatif dapat memberikan kesan yang lebih menarik dan lebih hidup
dibandingkan mendongeng tanpa alat bantu. Selain itu, pada saat anak bermain
menggunakan alat permainan edukatif, anda dapat mengatur permainan tersebut
agar anak mau berbicara atau mengucapkan kata dan kalimat tertentu. Latihan
berbahasa juga dapat dilakukan pada saat anak selesai membuat karya dengan
menggunakan alat permainan edukatif, misalnya setelah menyusun sebuah gedung
menggunakan balok, anak-anak dapat menceritakan kepada teman-temannya
terkait gedung yang dibangun tersebut.
5. Mengenalkan warna dan bentuk
Alat permainan edukatif pasti memiliki warna dan bentuk yang bervariasi.
Tujuannya adalah untuk menghasilkan alat permainan edukatif yang menarik
perhatian dan sekaligus mengenalkan warna dan berbagai bentuk kepada anak yang
memainkan alat permainan edukatif tersebut.
E. Jenis APE Konstruktif
Menurut KEMENDIKBUDRISTEK dalam panduan APE aman bagi anak usia dini,
jenisnya diabagi menjadi dua yaitu berdasarkan proses pembuatan dan lingkungan
belajar9. Jenis APE berdasarkan pembuatan :
1. Pabrikan, yaitu yang sudah tersedia/dibeli di toko-toko mainan.
2. Dibuat sendiri, yaitu sarana bermain yang dibuat sendiri oleh pendidik/orang tua,
terbuat dari bahan-bahan yang tersedia di lingkungan, termasuk dari bahan bekas
yang layak pakai, seperti: kayu, karton, botol plastik, tutup botol bekas, dan lain-
lain. Bahan daur ulang yang digunakan sebagai sarana bermain peserta didik harus
aman
3. Tersedia di alam, yaitu sarana bermain yang memanfaatkan bahan alam yang
tersedia di lingkungan sekitar. Contohnya pewarna alami dari daun, bunga, kunyit,
dan lain-lain, bau-bauan dari rempah-rempah, tekstur dari bebatuan, kayu, daun,
biji-bijian, tanah, pasir, kerang, dan lain-lain

Jenis APE bersadarkan lingkungan belajar adalah :

1. APE dalam ruangan


- Alat permainan edukatif, eksploratif dan konstruktif
- Alat permainan edukatif manipulative
- Alat permainan sensorimotor
- Alat permainan edukatif social
2. APE luar ruangan
- Permanen
- Dapat dipindah-pindah

APE konstruktif termasuk dalam jenis APE dalam ruangan yang dalam proses
pembuatannya bisa dari pabrik maupun buat sendiri. Contoh APE konstruktif pada
satuan PAUD adalah Balok, Puzzle, Mazze, Playdogh dan lain-lain.

Beberapa contoh APE konstruktif yang bisa diterapkan pada PAUD10:

9
Wulan Ardiati Nurfadilah, Sisca Nurul Fadilla, Panduan APE Aman Bagi Anak Usia Dini (Jakarta: Direktorat
Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021).
10
Qadafi, hal 119.
1) Balok
Bermain balok merupakan aktivitas bermain yang digemari anak-anak dan banyak
sekali manfaatnya bagi perkembangan anak secara menyeluruh. Variasi bentuk,
ukuran, warna dan beeart balok juga menunjang pengalaman dalam
mengembangkan kreativitas anak usia dini. Saat bermain balok anak bebas
mengeluarkan dan menggunakan imajinasi serta keinginannya untuk menemukan
agar dapat bermain dengan kreatif.
Departemen Pendidikan Nasional 2009, ada tahapan bermain balok yaitu:
(1)Tahap bangunan: anak menggunakan baloktetapi tidak membangun,meneliti
ciri-cirifisik, membuat suara, membuat percobaan,memanipulasi dan main
mengosongkan danmengisi, (2) Susunan garis lurus keatas:anak menumpuk
atau menyusun baloksecara vertical, (3) Susunan garis luruskesamping:
anakmenempatkan balokbersisian atau dari ujung keujung dalamsatu garis, (4)
Susunan daerah lurus keatas:anak menggabungkan tumpukan balok atau garis
demi garis sisi demi sisi menumpuk. (5) Susunan daerah mendatar:
anakmengkombinasikan barisan-barisan daribalok dalam daerah mendatar
(6) Ruang tertutup keatas: anak menempatkan duabalok yang sejajar yang
berjarak dan menghubungkan diantara dua balokdiatasnya,membentuk
lengkungan ataujembatan. (7) Ruang tertutup mendatar:anak membuat
bentuk seperti kotak terbukadari empat atau lebih balok. (8)
Menggunakan balok untukmembangunbangunan tiga dimensi yang padat:
anakmembuat daerah mendatar dan menumpuksatu atau lebih lapisan dari
balok,menyusunbangunan tiga dimensi yang penuh tidakberongga. (9) Ruang
tertutup tiga dimensi:anak membuat atap pada bangunan sepertikotak yang
terbuka menjadi rung tertutuptiga dimensi. (10)Menggabungkan
ataumembentuk beberapa bangunan: anakmenggunakan berbagai macam
kombinasibangunan garis lurus, dua dimensi, tigadimensi ruang dan anak
belum memberinama bangunannya. (11) Mulai memberinama: anak
membangun satubangunan danmemberi nama pada balok satu-satusebagai
“benda” walaupun bangunanbaloktidak seperti “benda” itu, tetapi
tetapmewakili pikiran anak. (12) Satu bangunansatu nama: anak memberi
nama padaseluruh bangunan balok sebagai satu“benda”, satu bangunan
mempresentasikansatu benda. Misalnya :ini masjid, ini gedungtinggi. (13)
“Bentuk bentuk” balok diberinama: anakmemberi nama “bentuk-bentuk” balok
dalam satu bangunanmewakili “benda-benda”, lebih dari satubalok
digunakan untuk membuat obyekmisal :kursi. (14) Memberi nama obyek-
obyek yang terpisah: anak memberi namabangunan dari beberapa obyek
misal: inimasjid dan kolam disebelahnya. (15) Mempresentasikan ruang
dalam:anakmembangun bangunan tertutup yangmempresentasikan ruang
dalam,ruangdalambelum sempurna. (16) Obyek-obyekdi dalam ditempatkan
di luar: anakmembangun bangunan tertutup yang mempresentasikan
ruang dalam dan luar,obyek didalam ditempatkan diluar. (17) Representasi
ruang dalam dan luar secaratepat: anak membangun bangunan tertutupyang
mempresentasikan ruang dalam danluar. Obyek di dalam dan di luar
dipisahkansecara tepat. (18) Bangunan dibangunsesuai skala: anak
membangun bangunandengan “bentuk-bentuk” terpisah,beberapapengertian
tentang skala mualaiterlihat dalam bangunan. (19) Bangunan yang terdiri
dari banyak bagian: anakmembangun secara rumit terdiri dari ruangdalam,
petunjuk, jalan dan pengertian skala11.
2) Kotak Ajaib
Kotak ajaib adalah APE yang dibuat dengan menggunakan papan dan triplek
yang dibentuk menjadi kotak dan diberi ruangan-ruangan pembatas untuk setiap
lubang. Kemudian setiap sisi diberi berbagai jenis mainan yang mengandung nilai
edukatif, seperti: sisi depan kotak ini diberi lubang-lubang yang membentuk
bangun datar seperti lingkaran, kotak dan segi tiga masing-masing 2 lubang
sehingga menjadi 6 lubang. Pada sisi belakang, terdapat bentuk-bentuk bangun
datar sebagaimana yang ada di depan, namun pada sisi belakang ini tidak terdapat
lubang, melainkan bangun datar timbul dan dipasangkan perekat pada setiap atas
belakang bagian bangun datar sebagai media tempat bagi anak-anak untuk belajar
mengenal warna dan bermain tebak-tebakan. Adapun pada sisi sebelah kanan kotak
11
Dadan Suryana dan Desmila, “Mengembangkan Kreativitas Anak melalui Kegiatan Bermain Balok,” PAUD
Lectura: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5.02 (2022), 143–53 <https://doi.org/10.31849/paud-
lectura.v5i02.8632>.
ini terdapat gelas-gelas plastik yang dibentuk seperti tangga zigzag untuk bermain
running ball.
Cara memainkan kotak ajaib untuk anak usia dini :
a. Buatkan garis star dengan jarak 2 meter dari kotak ajaib.
b. Buat pula garis pelemparan dengan jarak 1 meter dari kotak ajaib dan
siapkan pohon ajaib pada garis pelemparan ini.
c. Bagi anak-anak/peserta didik menjadi dua kelompok
d. Minta anak-anak/ peserta didik untuk berbaris sesuai kelompoknya di
belakang garis star.
e. Beritahukan kepada peserta didik mengenai peraturan permainannya.
f. Berikan kode sebagai pertanda dimulainya permainan, seperti dengan
meniupkan peluit dengan bunyi yang panjang sebagai tanda bahwa peserta
didik sudah boleh memulai permainannya.
g. Bila kode atau peluit sudah dibunyikan, anak-anak berlari dari garis star
menuju pohon ajaib yang ada pada garis pelemparan.
h. Selanjutnya anak-anak harus memetik salah satu buahbuahan yang ada pada
pohon ajaib dan melemparkannya ke dalam lubang yang sudah disediakan
pada kotak ajaib.
i. Setelah salah satu anak selesai melemparkan buahbuahannya, anak tersebut
harus berlari ke samping kotak ajaib dan membuat barisan sesuai
kelompoknya lagi.
j. Bila anak pemain pertama sudah terlihat berada di samping kotak ajaib,
anak selanjutnya sebagai pemain kedua harus segera berlari sebagaimana
anak pemain pertama tadi dan begitu seterusnya.
3) Puzzle
Permainan puzzle ialah salah satu aktivitas yang dapat membuat anak
tertarik untuk dapat lebih memperhatikan penjelasan pendidik dan juga dapat
mempengaruhi kecerdasan kognitif anak usia dini. Media permainan puzzle
merupakan media gambar yang masuk ke dalam jenis media visual karena
bisa dicerna melalui indera penglihatan. Puzzle yakni permainan yang
penggunaannya dengan menyusun kepingan-kepingan gambar menjadi satu
bentuk yang utuh. Aktivitas bermain menggunakan media puzzle akan
mengimplikasikan kerjasama antara tangan dengan mata sehingga anak
memiliki keahlian dalam mendalami sesuatu hal menurut kemampuan
dan minat anak. Selain itu, dengan beraktivitas menggunakan puzzle dapat
mengasah kemampuan otak anak dalam hal mengingat, mengenal bentuk,
dan mengasah daya pikir. Media permainan Puzzle merupakan aktivitas
membongkar dan menata kembali kepingan-kepingan.
Permainan puzzle memiliki manfaat dalam hal perkembangan kogntif
anak. Dengan permainan tersebut dapat meningkatkan keterampilan kognitif,
melatih logika, memperluas kesabaran, mengasah otak, melatih nalar,
memecahkan masalah, dan sebagainya12.
F. Implementasi Alat Permainan Edukatif Konstruktif Pada PAUD (RPPH)
Pada satuan PAUD diperlukan RPPH dalam menyusun suatu pembelajaran
sebagai pedoman pendidik dalam menyampaikan materi. Implementasi APE dalam
penyusunan RPPH adalah dengan persiapan APE, pelaksanaan pembelajaran melalui
APE dan asesmen atau penilain dengan media APE.
1. Perencenaan
Dalam perencenaan terdapat tujuan pembelajaran, isi atau materi
pembelajaran dan media atau alat yang digunakan dalam pembelajaran.
Para pendidik menyiapkan APE sesuai dengan tema atau materi yang akan
disampaikan.
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan para pendidik bisa memilih strategi, teknik atau
metode dalam menyampaikan materi. Dalam pelaksanaan memggunakan
APE, maka pendidik harus menjelaskan nama APE kemudian aturan
permainan dalam APE tersebut.
3. Penilaian
Pengumpulan dan penafsiran informasi dalam membuat keputusan.
Penilaian disini bertujuan untuk mengukur kemampuan yang telah
ditetapkan dan tercapai.

12
Rista Dwi Permata, “PENGARUH PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH ANAK
USIA 4-5 TAHUN penyelenggaraannya difokuskan sebagai program pendidikan bagi seseorang dengan rentang
usia empat tahun sampai,” Jurnal PINUS: Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran, 5.2 (2020), 1–10.
BAB II

PENUTUP

Alat permainan edukatif konstruktif merupakan alat permainan yang mengandung


unsur edukatif atau pendidikan dalam membangun seluruh perkembangan anak usia dini
terutama pada kognitif anak. Tujuan dan manfaat dari APE konstruktif adalah mempermudah
pendidik dan orang tua dalam menymapaikan sebuah materi sehingga anak lebih cepat
menangkap materi dan anak tidak merasa bosan. APE pada anak usia dini memiliki ciri ciri,
seperti mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak, aman bagi anak, mengandung
unsur keindahan atau estetika, mendorong kreativitas anak serta multiguna. Beberapa contoh
atau jenis APE konstruktif yang sering digunakan dalam satuan PAUD adalah balok, puzzle,
maze, playdogh da nada satu lagi APE buatan yaitu kotak ajaib. Dalam jenis APE terdapat
APE yang buatan pabrik, buatan sendiri serta dari bahan alam. Dalam lingkungan belajar APE
dibagi menjadi dua yaitu APE dalam ruangan dan APE luar ruangan. Untuk implementasi
APE dala rpph yaitu melalui perencenaan, pelaksanaan dan penilaian.
DAFTAR PUSTAKA

Anggani Sudono, Sumber Belajar dan Alat Permainan (Jakarta: PT Grasindo, 2006)

E. Sari Setianingsih, Ismatul Khasanah, Asep Ardiyanto, Yustis Setyoadi, “PEMANFAATAN


ALAT PERMAINAN KONSTRUKTIF PADA LEMBAGA PAUD DI KOTA
SEMARANG Eka Sari Setianingsih 1 , Ismatul Khasanah 2 , Asep Ardiyanto 3 , Yuris
Setyoadi 4 email:,” SEMINAR NASIONAL HASIL PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT (SNHPKM)-VII LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PGRI SEMARANG, 2017, 693–94

Hatta, Mohamad, “Pengembangan Alat Permainan Edukatif Berbasis Model,” Jurnal


Pendidikan Aura, 13.1 (2021), 3

Nurfadilah, Sisca Nurul Fadilla, Wulan Ardiati, Panduan APE Aman Bagi Anak Usia Dini
(Jakarta: Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak
Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021)

Permata, Rista Dwi, “PENGARUH PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN


PEMECAHAN MASALAH ANAK USIA 4-5 TAHUN penyelenggaraannya difokuskan
sebagai program pendidikan bagi seseorang dengan rentang usia empat tahun sampai,”
Jurnal PINUS: Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran, 5.2 (2020), 1–10

Qadafi, Muammar, Pengembangan Alat Permainan Edukatif Untuk Pendidikan Anak Usia
Dini (Mataram: Sanabil, 2021)

Suryana, Dadan, dan Desmila, “Mengembangkan Kreativitas Anak melalui Kegiatan Bermain
Balok,” PAUD Lectura: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5.02 (2022), 143–53
<https://doi.org/10.31849/paud-lectura.v5i02.8632>

Anda mungkin juga menyukai