Anda di halaman 1dari 8

ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)

OLEH :
ITA SARI (2102608157)

Dosen Pengampu:

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI PANCOR
Dunia anak adalah dunia bermain. Dengan bermain, anak akan memperoleh
pelajaran yang mengandung aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi dan
perkembangan fisik. Bermain merupakan sarana untuk menggali pengalaman belajar
yang sangat berguna untuk anak. Bermain juga dapat menjadi sarana untuk
mengembangkan kreativitas dan daya cipta, karena bermain adalah sumber
pengalaman dan uji coba.
Bermain, dari segi pendidikan adalah kegiatan permainan menggunakan alat
permainan yang mendidik serta alat yang bisa merangsang perkembangan aspek
kognitif, sosial, emosi, dan fisik yang dimiliki anak. Oleh karena itu, dari sudut
pandang pendidikan bermain sangat membutuhkan alat permainan yang mendidik.
Dan alat permainan yang mendidik inilah yang kita sebut dengan alat permainan
edukatif (APE).
Alat bermain adalah segala macam sarana yang bisa merangsang aktifitas
yang membuat anak senang. Sedangkan alat permainan edukatif yaitu alat bermain
yang dapat meningkatkan fungsi menghibur dan fungsi mendidik. Artinya, alat
permainan edukatif adalah sarana yang dapat merangsang aktivitas anak untuk
mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi modern
maupun teknologi sederhana bahkan bersifat tradisional.

A. Konsep Dasar Alat Permainan Edukatif (APE)


Ada beberapa konsep dasar yang perlu diketahui dalam memahami alat permainan
edukatif, yaitu sebagai berikut:
1. Alat Permainan Edukatif (APE) merupakan seperangkat instrumen, baik
merupakan metode atau cara maupun perkakas yang digunakan seseorang dalam
rangka mendidik anak dengan menekankan konsep bermain sambil belajar.
2. Alat Permainan Edukatif adalah serangkaian alat yang digunakan anak , orang tua
maupun guru dalam meningkatkan fungsi intelegensi, emosi, dan spiritual anak,
sehingga muncul kecerdasan yang dengannya seluruh potensi yang dimiliki anak
dapat melejit.
3. Jika dipandang dari sudut pandang materialnya, alat permainan edukatif terdiri
dari berbagai jenis yang dapat mengembangkan daya berpikir (kognisi), cipta
bahasa, motorik, dan keterampilan anak.
4. Bahan yang digunakan sebagai Alat Permainan Edukatif tidak mengikat, harus
terbuat dari salah satu bahan dasar, seperti plastik atau kayu, besi, tanah, plastisin,
spon, ataupun yang lainnya. Sebab, anak tidak memperdulikan bahan yang bagus
atau tidak, bahan yang mahal atau tidak. Tetapi yang terpenting adalah alat
permainan itu menyenangkan atau tidak, dan bagi orang tua atau guru, tujuan dari
materi dapat tersampaikan atau tidak.

ii
5. Anak-anak sangat membutuhkan sarana pendidikan berupa alat bermain yang
lengkap. Alat yang lengkap dapat memberi peluang kepada anak untuk dapat
bereksplorasi sepuasnya. Tetapi tidak harus mahal, sebab alat yang mahal bukan
satu-satunya kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan anak-anak.
Namun, harus disesuaikan dengan kebutuhan, fungsi, dan tujuan pendidikan itu
sendiri. Tujuan pendidikan anak dalam hal ini yaitu mengembangkan daya cipta,
berpikir,dan kemampuan dalam berbahasa dan motorik kasar anak.

B.Pengertian Alat Permainan Edukatif

Alat permainan sebagai sumber belajar mengandung makna bahwa alat permainan
tersebut dirancang, dibuat, dan dimanfaatkan untuk memberikan kemudahan kepada anak
dalam kegiatan bermainnya (belajar). Alat permainan adalah semua alat yang digunakan
anak untuk memenuhi kebutuhan naluri bermainnya.Alat permainan untuk anak dalam
pengadaannya selain dapat dibeli di toko mainan, juga dapat digali dan dikumpulkan dari
sekeliling kita. Dalam perkembangannya, istilah alat permainan ini seringkali dilengkapi.
Menggunakan istilah yang lain yaitu alat permainan edukatif yang disingkat APE.
Menurut Mayke Sugianto mengemukakan permainan edukatif adalah alat
permainan yang sengaja dirancang khusus untuk kepentingan pendidikan. Berkaitan dengan
alat permainan maka yang dirancang untuk aspek perkembangan anak.1 Sehingga
permainan edukatif merupakan salah satu bentuk permainan yang dapat mengembangakan
keterampilan, minat, pemikiran dan perasaan. Melalui kegiatan bermain bersama – sama
yang antara lain akan diperoleh melalui kegiatan bermain dengan orang lain. Dapat digaris
bawahi perbedaan dengan alat permaianan dengan alat edukatif.adalah bahwa pada alat
permainan edukatif terdapat unsur perencanaan pembuatan secara mendalam dengan
mempertimbangkan karakterisitk anak dan mengaitkannya pada pengembangan berbagai
aspek perkembangan anak.Sedangkan alat permainan biasa dibuat dengan tujuan yang
berbeda, mungkin saja dapat dikembangkan melalui alat permainan tersebut.

C.Manfaat Alat Permainan Edukatif


Alat-alat permainan yang dikembangkan memiliki berbagai fungsi dalam
mendukung penyelenggaraan proses belajar anak sehingga kegiatan dapat berlangsung
dengan baik dan bermakna serta menyenangkan bagi anak. Fungsi-fungsi tersebut adalah:
Menciptakan situasi bermain (belajar) yang menyenangkan bagi anak dalam proses
pemberian perangsangan indikator kemampuan anak. Sebagaimana yang telah
dikemukakan sebelumnya bahwa kegiatan bermain itu ada yang menggunakan alat, ada
pula yang tidak menggunakan alat.Khusus dalam permainan yang menggunakan alat,
dengan penggunaan alat-alat permainan tersebut anak-anak tampak sangat menikmati
kegiatan belajar karena banyak hal yang mereka peroleh melalui kegiatan belajar tersebut,
diantaranya:
1. Menciptakan situasi bermain (belajar) yang menyenangkan bagi anak dalam proses
pemberian perangsangan indikator kemampuan anak.
2. Menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak yang positif. Dalam
suasana yang menyenangkan, anak akan mencoba melakukan berbagai kegiatan
yang mereka sukai dengan cara menggali dan menemukan sesuai yang ingin mereka
ketahui. Kondisi tersebut sangat mendukung anak dalam mengembangkan rasa
percaya diri mereka dalam melakukan kegiatan. Alat permainan edukatif memiliki

1
Agung Triharso, Permainan Kreatif dan Edukatif untuk Anak Usia Dini. (Yogyakarta: ANDI OFFSET,
2013), h.10

iii
fungsi yang sangat strategis sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan
anak dalam melakukan kegiatan-kegiatannya sehingga rasa percaya diri dan citra
diri berkembang secara wajar. Pada kegiatan anak memainkan suatu alat permainan
dengan tingkat kesulitan tertentu misalnya menyusun balok-balok menjadi suatu
bentuk bangunan tertentu, pada saat tersebut ada suatu proses yang dilalui anak
sehingga anak mengalami suatu kepuasaan setelah melampaui suatu tahap kesulitan
tertentu yang terdapat dalam alat permainan tersebut. Proses-proses seperti itu akan
dapat mengembangkan rasa percaya secara wajar dimana anak merasakan bahwa
tiada suatu kesulitan yang tidak ditemukan penyelesaiannya.
3. Memberikan stimulus dalam pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan
dasar. Pembentukan perilaku melalui pembiasaan dan pengembangan kemampuan
dasar merupakan fokus pengembangan pada anak usia usia dini. Alat permainan
edukatif dirancang dan dikembangkan untuk memfasilitasi kedua aspek
pengembangan tersebut. Sebagai contoh pengembangan alat permainan dalam
bentuk boneka tangan akan dapat mengembangan kemampuan berbahasa anak
karena ada dialog dari tokoh-tokoh yang diperankan boneka tersebut, anak
memperoleh pengetahuan tentang berbagai hal yang disampaikan melalui tokoh-
tokoh boneka tersebut, dan pada saat yang sama anak-anak memperoleh pelajaran
berharga mengenai karakteristik dan sifat yang dimiliki oleh para tokok yang
disimbolkan oleh boneka-boneka tersebut.
4. Memberikan kesempatan anak bersosialisasi, berkomunikasi dengan teman sebaya.
Alat permainan edukatif berfungsi memfasilitasi anak-anak mengembangkan
hubungan yang harmonis dan komunikatif dengan lingkungan di sekitar misalnya
dengan temantemannya. Ada alat-alat permainan yang dapat digunakan bersama-
sama antara satu anak dengan anak yang lain misalnya anak-anak menggunakan
botol suara secara bersama-sama dengan suara yang berbeda sehingga dihasilkan
suatu irama yang merdu hasil karya anak-anak. Untuk menghasilkan suatu irama
yang merdu dengan perbedaan botol-botol suara tersebut perlu kerjasama,
komunikasi dan harmonisasi antar anak sehingga dihasilkan suara yang merdu.2

D.Tujuan Permainan Edukatif


1. Mainan edukasi bisa membantu untuk meningkatkan kemampuan pikir anak-anak
akan menjadi lebih aktif dan bisa berkembang dengan pesat.
2. Permainan edukasi anak bisa membantu anak dalam konsentrasi, konsentrasi adalah
hal yang penting dalam perkembangan anak kita agar dalam masa kedepannya anak
kita bisa fokus pada pelajaran ataupun pekerjaan.

2
Badru Zaman, Media Pembelajaran Anak Usia Dini,(Bandung: UPI Pers,2010), h. 24

iv
3. Alat permainan edukatif bisa membantu anak kita dalam mengenal bentuk dan
warna semenjak masih usia dini. Dengan menggunakan alat ini anak bisa mengenal
bentuk-bentuk dan juga warna yang ada di sekitar sehingga mereka bisa lebih
kreatif dalam membuat sesuatu.
4. Permainan edukatif juga bisa membantu anak untuk belajar membaca dan juga
melatih berbicara. Dengan diselingi cerita bisa membantu anak untuk
mengembangkan imajinasi.
5. Permainan anak yang mendidik bisa membantu anak untuk belajar sebab Akibat
seperti memasukan benda besar apakah bisa masuk ke dalam lubang yang kecil.

E.Prinsip-Prinsip Pokok Alat Permainan Edukatif


1. Prinsip Produktivitas
Alat permainan edukatif harus dapat mengembangkan sikap produktif
pada diri anak sebagai pengguna dari alat itu sendiri. Dengan demikian, anak akan
mampu menciptakan sesuatu yang baru, dan tentunya memberi makna tersendiri
bagi anak dan lingkungannya. Dengan demikian, prinsip produktivitas dari alat
permainan edukatif menekankan unsur orisinalitas, kebaruan, dan kebermaknaan.
Untuk itu orang tua atau pendidik harus dapat mengapresiasi hasil karya
anak dengan memberi pujian atau penghargaan. Hal ini akan membuat anak
percaya akan kemampuan karya dirinya.

2. Prinsip Aktivitas
Alat permainan edukatif juga harus dapat mengembangkan sikap aktif anak.
Anak melakukan berbagai aktivitas edukatif yang kreatif dengan penuh semangat.
Misalnya, anak diberikan APE berupa tali. Dengan tali, anak dapat melakukan
aktivitas bermain lompat tali, berlari mengikuti tali, menarik sesuatu dengan tali,
tali temali, dan lain-lain, yang amat bermanfaat dalam mengembangkan motorik
kasar dan motorik halusnya. Artinya, meskipun APE itu murah dan mudah di
dapat, ternyata dapat mengembangkan beberapa aspek yang terdapat dalam diri
anak, yaitu dapat mengembangkan daya berpikir, cipta, bahasa, motorik, dan
ketrampilannya.
3. Prinsip Kreativitas
Melalui eksperimentasi (percobaan) dalam bermain, anak-anak menemukan
bahwa merancang sesuatu yang baru dan berbeda dapat menimbulkan kepuasan.
Kreativitas ini menyangkut cara berpikir kreatif. Yaitu, kemampuan untuk
melihat bermacam-macam jawaban terhadap satu soal. Saat melihat sesuatu, pada
anak yang berpikir kreatif, akan segera muncul ide-ide. Ide itu timbul dalam
dirinya sendiri tanpa perlu pemberitahuan dari orang lain.

v
4. Prinsip Efektivitas dan Efisiensi
Prinsip ini yang harus menjadi tolak ukur bik buruknya efek dari alat
permainan yang digunakan anak. Bukan bagus atau jeleknya, mahal atau
murahnya dari alat yang dipakai, tetapi dapat menghasilkan makna yang besar
atau tidak terhadap perkembngan potensi anak.
Untuk itu, APE harus dapat mengembangkan potensi anak dengan
melakukan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat dalam mengembangkan diri secara
seutuhnya, meskipun biaya yang dikeluarkan relatif murah.
5. Prinsip Mendidik dengan Menyenangkan
APE yang baik bukanlah yang membuat pusing, menjenuhkan, dan
membuat anak bermain menonton. Utnuk itu, dalam pembuatan APE sebaiknya
pendidik atau orang tua mempertimbangkan sisi kemampuan anak dalam
melakukan aktivitas yang dibuatnya itu. Yang terpenting, anak merasa senang
dengan mainan yang dimainkannya. Tanpa disadari si anak, ternyata alat
permainan yang digunakan bermanfaat dalam mengembangkan (IQ) mengarah
pada kemampuan yang menyangkut kerja otak, seperti: daya pikir, cipta,
mengingat dan lain-lain, (EQ) mengarah kepada kemampuan seseorang untuk
mengenali emosi diri, mengenali emosi orang lain, memotivasi diri sendiri,
membina hubungan dengan orang lain. Sedangkan (SQ) mengarah kepada makna
serta nilai, seperti: semangat, visi, harapan, serta kesadaran akan makna dan nilai
kita.

F.Memilih Peralatan Untuk Kegiatan Kreatif Anak


Memilih mainan untuk anak memang tidak selalu mudah. Karena kalau
tidak teliti dan salah memilih, kita bisa terjebak. Bukannya mendidik, tetapi justru
memanjakan.
Ada beberapa hal yang sebaiknya menjadi perhatian kita sebelum memilih
mainan. Misalnya, apa yang bisa dilakukan anak dengan mainan itu. Apakah
mainan itu mampu melatih ketrampilan fisik serta merangsang aktivitas
mentalnya? Begitu juga soal keamanannya.
Dalam memilih alat dan perlengkapan bermain dan belajar anak untuk
kreatif anak, guru dan orang tua sebaiknya memperhatikan ciri-ciri peralatan yang
baik. Ciri-ciri peralatan yang baik di antaranya:
1. Desain Mudah dan Sederhana
Pemilihan alat untuk kegiatan kreativitas anak sebaiknya memilih yang
sederhana dari segi desainnya. Karena jika peralatan terlalu banyak detail (rumit)
akan menghambat kebebasan anak untuk berkreasi. Yang terpenting adalah alat

vi
tersebut tepat dan mengena pada sasaran edukatif, sehingga anak tidak merasa
terbebani oleh kerumitannya.
2. Multifungsi (Serba Guna)
Peralatan yang diberikan kepada anak sebaiknya serba guna, sesuai untuk
anak laki-laki maupun anak perempuan. Selain itu, alat kreativitas juga dapat
dibentuk sesuai dengan daya kreativitas dan keinginan anak.
3. Menarik
Sebaiknya pilihlah peralatan yang memungkinkan dan dapat memotivasi
anak untuk melakukan berbagai kegiatan serta tidak memerlukan pengawasan
terus-menerus, atau penjelasan panjang lebar mengenai penggunaannya. Dengan
demikian anak akan bebas dengan penuh kesukaan dan kegembiraan dalam
mengekspresikan kegiatan kreatifnya.
4. Berukuran Besar
Alat kreativitas yang berukuran besar akan memudahkan anak untuk
memegangnya. Anak-anak dalam fase anal biasanya semua yang dapat
dijangkau dan dipegang lalu dimasukkan ke mulutnya. Untuk menghindari
kemungkina yang membahayakan, maka sebaiknya memilih peralatan yang
berukuran besar.
5. Awet
Biasanya, peralatan yang tahan lama harganya lumayan mahal. Namun
demikian, tidak semua peralatan yang tahan lama harganya lebih mahal. Ciri dari
bahan yang tahan lama adalah tidak pegas, lentur, keras dan kuat.
6. Sesuai Kebutuhan
Sedikit banyaknya peralatan yang digunakan tergantung seberapa banyak
kebutuhan anak akan peralatan tersebut.
7. Tidak Membahayakan
Tingkat keamanan suatu peralatan kreativitas anak sangat membantu orang
tua atau pendidik dalam mengawasi anak. Karena banyak alat yang dapat
menimbulkan kekhawatiran jika anak menggunakannya, seperti; pisau, cutter,
jarum, peralatan kecil, dan lain sebagainya.
8. Mendorong Anak untuk Bermain Bersama
Untuk mendorong anak dapat bermain bersama, maka diperlukan alat yang
dapat merangsang kegiatan yang melibatkan orang lain. Oleh karenya, orang tua
sebaiknya memberi kesempatan pada anak untuk bersosialisasi dengan teman
sebayanya untuk bermain dengan segenap kreativitas positifnya. Contoh alat
yang cukup membantu anak bersosialisasi adalah rumah-rumahan atau tenda
yang sedikitnya dapat menampung minimal dua anak, pistol-pistolan dan bola.
9. Mengembangkan Daya Fantasi

vii
Alat permainan yang sifatnya mudah dibentuk dan diubah-ubah sangat sesuai
untuk mengembangkan daya fantasi anak, karena memberikan kesempatan pada
anak untuk mencoba dan melatih daya fantasinya.
10. Bukan Karena Kelucuan dan Kebagusannya
Alat-alat yang dipilih sebagai alat pengembangan kreativitas anak bukan
sekedar alat yang bagus atau lucu. Akan tetapi alat permainan yang mampu
mengembangkan intelektualitas, afeksi, dan motorik anak.
11. Bahan Murah dan Mudah Diperoleh
Kebanyakan orang tua lebih menyukai peralatan kreativitas yang harganya
cukup mahal. Karena ada image bahwa peralatan yang mahal adalah peralatan
yang berkualitas dan bagus. Peralatan yang mahal tersebut dianggap benar-benar
dapat meningkatkan perkembangan kreativitas anak.
Padahal, sesungguhnya tidaklah demikian. Dengan membeli peralatan yang
sudah jadi, sesungguhnya itu telah mengurangi prosentase nilai kreativitas. Jika
orang tua atau guru yang menciptakannya, anak justru lebih suka dan lebih
tertarik untuk dapat berkarya, membuat sesuatu seperti yang dilakukan orang tua
atau gurunya. Sehingga kreativitas anak memiliki nilai plus dibanding dengan
membeli yang sudah siap pakai.

viii

Anda mungkin juga menyukai