“TAKSONOMI BLOOM”
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Dari Mata Kuliah Metode
Perkembangan Kognitif AUD
Dosen Pengampu: Dalety Jelita Hayaty M.Pd
Oleh :
1. NURHIDAYATI
2. SUPIATUL AENA
3. WAHDAH QOTHRUNNADA
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah yang diberikan oleh dosen
pengajar. Makalah ini diharapkan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sebagai seorang mahasiswa. Serta dapat memahami nilai-nilai dasar yang direflesikan
dalam berpikir dan bertindak.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu atas ilmu baru yang
penulis dapatkan dari makalah ini yang merupakan salah satu ilmu yang belum pernah
penulis dapatkan sebelumnya. Semoga saja dalam penyusunan makalah ini dapat
memberikan manfaat.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………....3
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.....................................................................................................4
B.Rumusan Masalah………………………………………………………………4
C.Tujuan Masalsah………………………………………………………………..4
BAB II PEMBAHASAN
A.SARAN……………………………………………………………………….9
B.KESIMPULAN……………………………………………………………….9
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis, kata “taksonomi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “tassein”
yang artinya mengklasifikasikan, dan “nomos” yang artinya aturan. Sehingga arti
taksonomi dapat didefinisikan sebagai hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau
aturan.
Dalam hal ini, ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan dalam aspek
pengetahuan dan penalaran.
Taksonimi yang diciptakan oleh Benjamin Samuel Bloom dibuat berdasarkan lima
prinsip dalam belajar. Adapun beberapa prinsip belajar tersebut adalaah:
1. Kematangan Jasmati dan Rohani; kematangan jasmani maksudnya adalah batasm
minimal umur dan kondisi fisik siswa cukup kuat untuk melaksanakan kegiatan
belajar. Sedangkan kematangan rohani maksudnya adalah kemampuan siswa
secara psikologis untuk mengikuti kegiatan belajar.
5
2. Keisiapan; seorang siswa harus memiliki kesiapan ketika hendak melakukan
kegiatan belajar. Kesiapan ini mencakup kesiapan fisik, mental, motivasi, minat,
serta perlengkapan belajar lainnya.
3. Memahami Tujuan; setiap siswa harus memiliki pemahaman mengenai arah
tujuan melakukan kegiatan belajar dan apa manfaat yang akan diperoleh. Dengan
pemahaman tersebut maka siswa akan lebih siap dalam kegiatan belajar.
4. Memiliki Kesanggupan; kegiatan belajar harus disertai dengan kesungguhan agar
hasil yang diperoleh dapat memuaskan sehingga tidak membuang-buang waktu
dan tenaga.
5. Ulangan dan Latihan; dengan melakukan ulangan dan latihan maka materi yang
telah dipelajari akan meresap dalam otak sehingga dimengerti sepenuhnya.
Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom, Lorin Anderson Krathwohl dan
para ahli psikologi aliran kognitivisme memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai
dengan kemajuan zaman. Hasil perbaikan tersebut baru dipublikasikan pada tahun 2001
dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Revisi hanya dilakukan pada ranah kognitif.
1. Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level
taksonomi.
2. Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan
level masih sama yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi. Perubahan
mendasar terletak pada level 5 dan 6. Perubahan-perubahan tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
o Pada level 1, knowledge diubah menjadi remembering [mengingat].
o Pada level 2, comprehension dipertegas menjadi understanding
[memahami].
o Pada level 3, application diubah menjadi applying [menerapkan].
o Pada level 4, analysis menjadi analyzing [menganalisis].
o Pada level 5, synthesis dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan
perubahan mendasar, yaitu creating [mencipta].
o Pada level 6, Evaluation turun posisisinya menjadi level 5, dengan
sebutan evaluating [menilai].
Jadi, Taksonomi Bloom baru versi Kreathwohl pada ranah kognitif terdiri dari enam
level: remembering [mengingat], understanding [memahami], applying [menerapkan], analyz
ing [menganalisis, mengurai], evaluating [menilai] dan creating [mencipta]. Revisi
6
Krathwohl ini sering digunakan dalam merumuskan tujuan belajar yang sering kita kenal
dengan istilah C1 sampai dengan C6.
Kata kerja kunci tersebut merupakan acuan bagi instruktur dalam menentukan
kedalaman penyampaikan materi, apakah cukup memahami saja, mendemonstrasikan,
menilai, dan sebagainya.
7
Cognitive Wheel. Pilihan media pembelajaran ini dapat dilihat pada lingkaran
terluar yang berwarna hijau.
Walaupun Bloom’s Cognitive Wheel ini belum direvisi, namun masih dapat
dijadikan acuan mengingat perubahannya yang tidak terlalu signifikan. Untuk lebih
jelasnya penerapan taksonomi bloom ini dapat dilihat dalam Bloom’s Cognitive
Wheel berikut ini.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
https://pusdiklat.perpusnas.go.id/berita/read/160/taksonomi-bloom-model-dalam-
merumuskan-tujuan-pembelajaran
https://www.defantri.com/2017/06/taksonomi-bloom-apa-dan-bagaimana-
menggunakannya.html
https://www.smpn2lobalain.sch.id/read/31/taksonomi-bloom
https://www.studocu.com/id/document/universitas-sains-alquran/makalah/makalah-teori-
pembelajaran/19999103#:~:text=disimpulkan%20bahwa%20Taksonomi%20Bloom
%20merupakan,dan%20(3)%20ranah%20psikomotorik.
10