Anda di halaman 1dari 17

TAKSONOMI BLOOM

Disusun oleh :

REVA AUZIRA (228620610170)


SAFIRA (228620610191)
SAFRATI RIZKA (228620610192)
ULFA FITRIA (228620610219)
Dosen Pengampu : Fatma Zuhra, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ALMUSLIM
BIREUEN
2023
2
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah. SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Taksonomi Bloom”.
Sholawat beserta salam kita sampaikan kepada nabi besar kita Muhammad
Saw yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.
Akhirnya pemakalah menyadari bahwa terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................... 3
2.1 Definisi Taksonomi Bloom.............................................................. 3
2.2 Bloom dan Aplikasi Dalam Pembelajaran....................................... 4
BAB III PENUTUP........................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan....................................................................................... 12
3.2 Saran................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara bahasa taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu tassein dan
nomos. Tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti
aturan. Taksonomi dapat pula diartikan secara istilah yaitu, sebagai
pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana
taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum atau masih luas dan taksonomi
yang lebih rendah bersifat lebih spesifik atau lebih terperinci.
Taksonomi dalam pendidikan dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan
pendidikan Pada Taksonomi Bloom, tujuan pendidikan di bagi menjadi tiga yaitu:
1) Ranah Kognitif, yang meliputi aspek- aspek kognitif pada diri seseorang seperti
cara berfikir, pengetahuan, pemahaman, 2) Ranah Afektif, yang meliputi aspek-
aspek perasaan dan emosi seperti bakat, minat, sikap, 3) Ranah Psikomotorik,
yang meliputi aspek- aspek psikomotor seperti olahraga, menggambar. Dari setiap
ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang
berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana
sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat
diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah.
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan
pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai "Taksonomi Bloom".
Guru sebagai seorang pendidik perlu memahami berbagai taksonomi
tujuan untuk memperoleh wawasan yang lebih luas tentang tujuan pembelajaran,
dan dapat memilih mana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diasuh dan
kegiatan pembelajaran yang dirancangnya.
Taksonomi tujuan pembelajaran diperlukan dengan pertimbangan sebagai
berikut:
1. Perlu adanya kejelasan terminologi tujuan yang digunakan dalam tujuan
pembelajaran karena tujuan pembelajaran berfungsi untuk memberikan
arah kepada proses belajar dan menentukan perilaku yang dianggap
sebagai bukti hasil belajar.

1
2. Sebagai alat yang akan membantu guru dalam mendeskripsikan dan
menyusun tes, teknik penilaian dan evaluasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi Taksonomi Bloom?
2. Taksonomi Bloom dan Aplikasi Dalam Pembelajaran?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Taksonomi Bloom


Taksonomi Bloom merupakan struktur hierarki yang mengidentifikasikan
skills mulai dari tingkat terendah hingga tertinggi. Setiap tingkatan dari struktur
hierarki ini memiliki tolak ukur tersendiri sesuai dengan kriteria yang berlaku.
Maka, apabila seorang siswa ingin menepati struktur hierarki paling atas maka
siswa harus bisa memnuhi kriteria yang ada dibawahnya. Jadi dengan kata lain
siswa harus memenui struktur hierarki satu persatu.
Pada taksonomi bloom ini dapat diterapkan untuk tingkat penddidkan
mulai dari sekolah dasar hingga sekola menengah atas. Akan tetapi penerapan
disetiap jenjang memiliki kriteria yang berbeda beda disesuaikan dengan umur
siswa. Konsep Taksonomi Bloom, membagi domainnya menjadi 3 ranah, yaitu :
1) ranah kognitif,
2) ranah afektif, dan
3) ranah psikomotorik.
Setiap ranah tersebut memiliki kriteria masing masing. Ranah yang
pertama berupa ranah kognitif yaitu dimana pada ranah ini mengurutkan
kemampuan siswa berdasarkan tujuan yang ingin diinginkan. Proses berpikir
menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa agar mampu
mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Pada ranah ini terbagi menjadi 6
tingkatan yaitu :
1) pengetahuan,
2) pemahaman atau persepsi,
3) penerapan,
4) penguraian atau penjabaran,
5) pemaduan, dan
6) penilaian
Penguasaan ranah kognitif meliputi perilaku siswa yang ditunjukkan
melalui aspek intelektual, seperti pengetahuan serta keterampilan berpikir.

3
Pengetahuan serta keterampilan siswa, dapat diketahui dari berkembangnya teori-
teori yang dimiliki oleh siswa, serta memori berpikir peserta didik yang dapat
menyimpan hal-hal baru yang diterimanya. Siswa yang memiliki kemampuan
pada ranah kognitifnya, dapat menghafal serta memahami definisi yang baru
diketahuinya. Selain itu, kemampuan siswa dalam mengingat teori yang baru
didapatnya, sangat kuat.Selanjutnya yaitu ranah afektif, penguasaan siswa pada
ranah ini dapat dilihat dari aspek moral, yang ditunjukkan melalui perasaan, nilai,
motivasi, dan sikap siswa. Pada ranah ini pada umumunya siswa memiliki
kelemahan dalam menguasainya. Hal tersebut dapat terlihat dari semakin
maraknya siswa yang melakukan kekerasan terhadap siswa lain. Kekerasan
tersebut dapat berupa perkataan maupu tindakan. Untuk mengatasi hal tersebut
dapat dilakukan dengan cara menerapkan nilai moral yang baik dalam proses
Kegiatan Belajar Mengajar berlangsung. Nilai moral yang dapat diterapakan pada
proses KBM berlangsung yaitu implementasi dari sikap yang baik, berupa saling
toleransi dalam pertemanan, jujur, amanah, serta mandiri. Ranah yang terakhir
yaitu ranah psikomotorik dapat ditinjau melalui aspek keterampilan siswa, yang
merupakan implementasi dari Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas. Siswa
tidak hanya menghafal suatu teori saja, akan tetapi siswa juga harus dapat
menerapkan teori yang bersifat hanya hafalan ke dalam perilaku di dunia nyata.
Hal ini menjadi sebuah tolok ukur, dipahami atau tidaknya sebuah ilmu secara
komprehensif oleh siswa.

2.2 Taksonomi Bloom dan Aplikasi Dalam Pembelajaran


Tujuan pembelajaran menurut Benyamin S. Bloom yang dikenal dengan
istilah "The Taxonomy of Education Objectives" menjadi tolak ukur proses
pembelajaran yang dilakukan. Hasil belajar yang diperoleh ditranformasikan
melalui tingkatan- tingkatan yang dapat diukur melalui definisi ranah Taksonomi
Bloom. Ranah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan
berfikir, mengetahui dan pemecahan masalah. Ranah ini mempunyai enam

4
tingkatan sesuai dengan kemampuan hasil belajar yang tersusun dari tingkatan
terendah (C1) sampai dengan tingkatan tertinggi (C6). Ranah kognitif tersebut:
a) Mengingat Pengetahuan (Remember)/C1
Mengingat diartikan sebagai mengeluarkan/menuangkan kembali
informasi/pengetahuan yang relevan dari ingatan jangka panjang. Mengingat
terdiri dari mengenali informasi yang sudah tersimpan
sebelumnya/mengidentifikasi kembali saat adanya petunjuk ingatan
(pertanyaan). Bentuk operasional dari mengingat meliputi rangkaian
penjabaran:
 Mengidentifikasi
 Menyebutkan
 Menjodohkan
 Memilih ketepatan
 Memberi nama/ istilah
Contoh evaluasi kemampuan mengingat pengetahuan berupa soal
adalah:
Pencernaan makanan pertama kali dilakukan oleh.......
a. Hidung c. Lambung
b. Mulut d. Usus

b) Pemahaman (Understanding)/ C2
Memahami diartikan sebagai menyusun makna dari pesan- pesan
pembelajaran mencangkup komunikasi oral/ verbal, tertulis dan grafis. Bentuk
operasional memahami meliputi :
 Menjelaskan
 Menterjemahkan/menginterpretasikan
 Menguraikan
 Merumuskan
 Merangkum
 Menyimpulkan

5
Contoh evaluasi pemahaman dalam pembelajaran :
Bagaimanakah proses pencernaan makanan di dalam mulut? Jelaskan!

c) Penerapan (Apply) / C3
Menerapkan diartikan sebagai menggunakan suatu prosedur dalam
situasi tertentu. Kemampuan dalam bentuk operasional dimensi ini meliputi:
 Memperhitungkan
 Membuktikan
 Menemukan
Contoh evaluasi kemampuan penerapan :
Siswa melakukan percobaan memakan biskuit. Lalu merasakan biskuit
tersebut ketika proses pencernaan di dalam mulut. Tuliskan bagaimana
prosesnya! Apa saja yang terjadi pada mulutmu saat makan biskuit!

d) Analisis (Analize) / C4
Menganalisis artinya menguraikan sesuatu ke dalam bagian- bagian
yang menentukan bagaimana hubungan antar bagian tersebut dengan struktur
keseluruhan atau tujuan. Kemampuan dalam bentuk operasional ini
mencangkup:
 Menunjukkan hubungan sebab akibat
 Memisahkan bagian yang relevan dengan bagian yang tidak relevan
 Membandingkan
 Membuat diagram/ skema
Contoh evaluasi kemampuan analisis adalah:
Amati contoh penyakit berikut ini, lalu kelompokkan penyakit tersebut
berdasarkan golongan penyakitnya!
a. Gondok d. Sembelit
b. Asma e. Katarak
c. Polip f. bronkitis

6
Penyakit Pencernaan Penyakit Pernafasan

e) Mengevaluasi (Evaluate) / C5
Mengevaluasi artinya membuat penilaian berdasarkan suatu kriteria
atau standar tertentu. Kemampuan ini meliputi:
 Membuktikan
 Menguji
 Melengkapi
Contoh kemampuan mengevaluasi:
Yudi menghitung detak jantungnya sendiri sebelum melakukan
aktifitas dan setelah melakukan aktifitas. Sebelum melakukan aktifitas, detak
jantungnya adalah 68 kali/ menit sedangkan setelah aktifitas berlari detak
jantungnya berubak menjadi 70 kali/ menit. Ujilah percobaan yang telah
dilakukan Yudi. Lakukan kegiatan seperti apa yang telah dilakukan Yudi. Lalu
catatlah hasilnya. Apakah ada perubahan?

f) Mencipta (Create) / C6
Mencipta artinya memadukan berbagai elemen untuk membentuk
sesuatu yang koheren atau berfungsi. Kemampuan mencipta terdiri dari:
 Merencanakan/ memdesain
 Memproduksi/ membangun pemecahan masalah yang memiliki spesifikasi
keahlian dan kemampuan tertentu
Contoh kemampuan mencipta :
Penyakit diare adalah penyakit yang disebabkan karena penyebab
tertentu. Buatlah obat tradisional dengan menggunakan bahan tradisional
untuk mengobati penyakit tersebut dengan takaran yang sesuai pada buku
obat.

7
2. Ranah afektif
Ranah ini berkaitan dengan sikap, nilai, interes apresiasi dan penyesuaian
perasaan sosial. Sebagaimana domain kognitif, ranah afektif juga memiliki
tingkatan tertentu dari yang sederhana sampai tingkatan kompleks. Urutan
tingkatan tersebut adalah :
a) Penerimaan (Receiving)
Kemauan adalah menerima untuk memperhatikan suatu gejala/rangsangan
tertentu dari luar diri. Kemampuan ini mencangkup:
 Mendengarkan/ menerima informasi dengan perhatian
 Menunjukkan kepekaan terhadap lingkungan dan masalah sosial
 Menerima perbedaan
 Melakukan dengan sungguh- sungguh

b) Menanggapi/ Partisipasi (Responding)


Kemampuan ini menunjukkan partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu.
Kemampuan ini dapat terlihat dengan adanya:
 Mengikuti diskusi kelompok dengan baik
 Menaati peraturan
 Menolong orang lain

c) Berkeyakinan / Penentuan (Valuing)


Berkeyakinan berarti kemauan menerima sistem tertentu dari proses
memahami. Kemampuan ini meliputi :
 Mengambil sikap
 Memprakarsai
 Membenarkan / Menolak

d) Penerapan Karya (Organisation)

8
Dimensi ini berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai
yang berbeda berdasarkan suatu sistem nilai yang lebih tinggi. Penerapan karya
ini meliputi kemampuan :
 Menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri dan orang lain
 Menyesuaikan
 Mengatur

e) Ketekunan / Pembentukan Pola (Charakterization)


Ranah ini adalah tingkat afektif yang tertinggi. Pada taraf ini individu
individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilaku dengan
sistem nilai yang diyakininya sebagai dasar mengambil keputusan. Kemampuan
ini meliputi:
 Bersikap obyektif
 Mempertimbangkan
 Menunjukkan
 Memberi contoh

3. Ranah Psikomotorik
Ranah ini berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual atau
motorik. Domain ini memiliki tingkatan dari yang sederhana sampai pada
tingkatan yang paling kompleks. Tingkatan ini meliputi:
1) Persepsi (Perseption)
Persepsi ini berkaitan dengan penggunaan indera dalam melakukan
kegiatan/ sesuatu hal. Bentuk operasional ini meliputi:
 Mengidentifikasikan
 Membedakan
 Menghubungkan

2) Kesiapan (Set)

9
Kesiapan berkenaan dengan kesiapan mental, kesiapan fisik dan kesiapan
emosi. Tindakan ini meliputi:
 Mempersiapkan
 Memprakarsai
 Bereaksi

3) Mekanisme (Mechanisme)
Mekanisme berkaiatan dengan penampilan respon yang sudah dipelajari
dan sudah menjadi kebiasaan sehingga tindakan yang ditampilkan menunjukkan
suatu kemahiran. Kemampuan ini meliputi:
 Mendemosntrasikan
 Memainkan
 Menyusun
 Membongkar dan memasan

4) Respon Terbimbing (Guided Respon)


Respon ini terdiri dari meniru dan mencoba (trial and error), mengulang
kegiatan dengan coba-coba. Kemampuan ini meliputi :
 Mempraktikkan
 Memainkan
 Menangani

5) Kemahiran (Complex Over Respons)


Kemahiran berkenaan dengan penampilan gerak motorik dengan
keterampilan penuh. Kemampuan ini meliputi:
 Membedakan
 Mempersiapkan
 Menghubungkan

6) Adaptasi (Adaptation)

10
Kemampuan ini adalah kemampuan yang sudah berkembang pada diri
individu sehingga yang bersangkutan mampu memodifikasi pola gerakan sesuai
dengan situasi dan kondisi tertentu. Kemampuan ini meliputi:
 Mengadaptasikan
 Mengatur kembali
 Membuat variasi

7) Originasi (Origination)
Kemampuan ini menunjukkan pola gerak baru untuk disesuaikan dengan
situasi atau masalah tertentu. Kemampuan ini meliputi:
 Merancang
 Menciptakan
 Mengatur

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Taksonomi Bloom merupakan struktur hierarki yang mengidentifikasikan
skills mulai dari tingkat terendah hingga tertinggi. Setiap tingkatan dari struktur
hierarki ini memiliki tolak ukur tersendiri sesuai dengan kriteria yang berlaku.
Maka, apabila seorang siswa ingin menepati struktur hierarki paling atas maka
siswa harus bisa memnuhi kriteria yang ada dibawahnya. Jadi dengan kata lain
siswa harus memenui struktur hierarki satu persatu.
Begitu pentingnya tujuan pembelajaran untuk mengetahui perkembangan
perubahan perilaku dari hasil belajar, mengharuskan pendidik memahami ranah
tujuan pembelajaran Taksonomi Bloom secara menyeluruh. Pembelajaran yang
diterapkan tidak hanya berpusat pada aspek kognitif saja, namun harus
mencangkup aspek afektif dan psikomotorik. Pemahaman tentang operasional
Taksonomi Bloom diatas, membantu pendidik untuk menerapkannya dalam
proses pembelajaran dan memiliki peta hasil belajar individu secara terukur.\

3.2 Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh
hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Lukmanul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Wahana Prima.Bandung


Majid, Abdul. 2009.Perencanaan Pembelajaran. ROSDA. Bandung Sugandi,
Achmad. 2007. TeoriPembelajaran. UNNES PRESS. Semarang Sa"ud, Udin S.
2009. Perencanaan Pendidikan. ROSDA. Bandung

13

Anda mungkin juga menyukai