TAKSONOMI BLOOM
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang dimana masih
memberikan kita rahmat dan karunianya serta nikmatnya seperti nikmat iman dan
islam. Serta nikmat kekuatan sehingga kami selaku penyusun makalah ini dapat
menyelsaikan makalah ini.
Tidak lupa pula kami ucapkan permohonan maaf atas segala kekurangan
karna dari makalah yang telah kami susun, kami sadar bahwa didalam penyusunan
makalah ini tentu banyak kekurangan ataupun kekeliruan didalam penyusunan
ataupun tulisan maka saran dan keritikan dari rekan rekan pembaca yang bersifat
membangun sangat kami butuhkan. Hanya ini yang dapat kami sampaikan kurang
dan lebihnya kami mohon maaf kami ucapkan terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Taksonomi Bloom dan revisisnya yang dilakukan oleh Anderson dan
krathwol pada tahun 2001 digunakan sebagai rujukan pada standar
kompetensi lulusan hal ini tercantum dalam peraturan mentri Pendidikan dan
kebudayaan nomor 21 tahun 2016 tentang standar isi Pendidikan dasar dan
menengah. Dimensi pengetahuan (factual, konseptual, procedural, serta
metakognitif) yang penguasaannya dimulai sejak tingkat Pendidikan dasar
hingga tingkat pendidikan menengah. Yakni memahami, menerapkan,
menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan factual, konseptual, procedural,
dan metakognitif dalam tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berkaitan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniorayang
dikutip dari lampiran peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan nomor
20 tahun 2016 tentang standar kompetensi Pendidikan dasar dan menengah.
Taksonomi berasal dari dua kata Yunani yaitu “Tassein” yang berarti
mengklasifikasi dan “Nomos” yang berarti aturan jadi taksonomi berarti
hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan, Taksonomi bloom ialah
klarifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri tertentu. Taksonomi
dalam bidang Pendidikan digunakan untuk klasifikasi tujuan insturksional
atau struktur tujuan pembelajaran, penampilan saran yg digolongkan dalam
klasifikasi umum. Pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan
Krathwohl berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang
dinamakan Taxonomy Bloom. Konsep berfikir yang rendah harus dipenuhi
dengan wawasan sehinggga mampu mencapai tingkat yang paling tinggi.
Jadi bisa disimpulkan bahwa taksonomi bloom adalah
mengklarifikasi aturan pengelolaaan benda yang sesui dengan urutan dan
mengelompokkan benda sesui dengan ciri tertentu, taksonomi bloom
1
melakukan reivisi untuk meningkatakan pengetahuan mulai dari pengetahuan
dasar hingga menengah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana fungsi taksinomi bloom dalam ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik ?
2. Mengapa taksonomi bloom 1956 melakukan pembaharuan ?
3. Bagaimana menggunakan taksonomi bloom ?
C. Tujuan
1. Memahami fungsi-fungsi taksonomi.
2. Mengatahuai alasan mengapa taksonomi bloom diperbaharui.
3. Mengetahui bagaimana cara menerapkan taksonomi bloom.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Taksonomi Bloom
1. Sejarah Taksonomi Bloom
3
dan ranah psikomotor berkaitan dengan motoric atau penggunaan otot
kerangka.
2
Ayub Putu dkk. Revisi Taksonomi Pembelajaran Benyamin S. Bloom (Jakarta, FKIP
Universitas Kristen Satya Wacana: 2020) hal 12.
3
Kusmiati, dalam Ina Magdalena, Desain Evaluasi Pembelajaran, (Jawa Barat, CV Jejak:
2021) hal 13.
4
Pada tahun 1956, Bloom, Englehart, Furst, Hill dan Krathwohl
berhasil mengenalkan kerangka konsep kemampuan berpikir yang
dinamakan Taxonomy Bloom. Konsep berfikir yang rendah harus
dipenuhi dengan wawasan sehinggga mampu mencapai tingkat yang
paling tinggi, tujuan Pendidikan bloom diagi menjadi tiga yaitu, ranah
kognitf,efektif, psikomotor.
5
dari pengetahuan dapat berhubungan dengan setiap tingkat dari proses kognitif
sehingga seorang pelajar dapat mengingat pengetahuan yang bersifat faktual
atau prosedural, memahami pengetahuan yang bersifat konseptual atau
metakognitif, serta menganalisis pengetahuan metakognitif atau faktual.5
Jelas disini bahwa Taksonomi Bloom versi baru terwujud karna keinginan
untuk memperbaiki beberapa kelemahan yang terdapat dalam Taksonomi
Bloom versi lama. Tidak ada kelemahan yang dapat dilihat dari Taksonomi
Bloom versi baru ini untuk dikiritik berbanding dengan Taksonomi Bloom
Versi lama karena kewujudannya juga adalah ingin memperbaiki kelemahan.
Taksonomi Bloom sekarang sudah sesuai dengan transformasi dalam
pendidikan ini dan zaman ini.
1. Domain Kognitif
5
I Made Lestiawati, Kurikulum Paud, (Jakarta, Insa Cendikia Mandiri: 2021) hal 15.
6
Ika Sriyanti, Evaluassi Pembelajaran Matematika, (Jawa Timur,Uais Inspirasi
Indonesia: 2019) hal 66.
6
taksonomi Bloom pada domain kognitif yang disampaikan oleh Anderson
et al. (2001).
C1 (Pengetahuan) (Mengingat)
C2 (Pemahaman) (Memahami)
C3 (Aplikasi) (Menerapkan)
C4 (Analisis) (Menganalisis)
C5 (Sintesis) (Mengevaluasi/Menilai)
C6 (Evaluasi) (Mencipta) 7
Berikut kata kerja opersional domain kognitif versi baru yang dapat digunakan
dalam merumuskan indikator hasil belajar.
Sumber: http://asip.madrasah.id/2017/05/domain-kognitif.html8
7
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, jurnal pendidikan, Vol. 21. No. 2.
(2021) Hal 151-172.
8
http://asip.madrasah.id/2017/05/domain-kognitif.html
7
Sumber: https://ainamulyana.blogspot.com/2016/03/taksonomi-bloom-harus-
dijadikan-acuan.html 9
a. Knowledge (pengetahuan)
b. Comprehension (pemahaman atau persepsi)
c. Application (penerapan)
d. Analysis (penguraian atau penjabaran)
e. Synthesis (pemanduan)
f. Evaluation (penilaian)
8
a) Pengetahuan (knowledge)
Merupakan kemampuan menyebutkan misalnya menjelaskan
kembali dam menyatakan kebijakan seperti mendefinisikan,
menyatakan, mengidentifikasikan, menggambarkan, dan memlih.
b) Pemahaman (comprehension)
Kemampuan memahami masalah, dan menyatakan kembali
dengan kata-kata sendiri semisalnya Menuliskan kembali atau
merangkum materi pelajaran.serta Menerangkan hingga menjelaskan
lalu menguraikan kedalam contoh dan menyatakan kembali.
c) Penerapan (application)
Kemampuan menggunakan konsep dalam praktek atau situasi
yang baru misalnya menggnakan pedoman dan aturan. Hingga mampu
menerapkan, mengubah, melengkapi, menemukan, membuktikan,
menggunakan, mendemontrasikan, memodifikasi, mengoperasikan,
menyiapkan, dan menghasilkan.
9
dan melaksanakan sekolah yang sesui dengan aturan yang ada pada
sekolah.
Itulah beberapa taksonomi bloom dalam ranah kognitif yang berlaku
pada tahun 1950. Yang pada akhirnya berubah seiring berjalannya waktu
dan perkembangan zaman taksonomi bloom ranah kognitif yang diubah
pada tahun 2001 oleh kreatwolh. Sama dengan sebelum revisi, tiga level
pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking Skills, sedangkan
tiga level berikutnya Higher Order Thinking Skill.11
Sumber: http://bind.fkip.unila.ac.id/taksonomi-bloom-apa-dan-bagaimana-menggunakannya 12
Perubahan kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level
taksonomi. Perubahan hampir terjadi pada semua level hierarkhis, namun urutan
level masih sama yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi. knowledge diubah
menjadi remembering (mengingat), comprehension menjadi understanding
(memahami), application diubah menjadi applying (menerapkan), analysis
11
Ella Yulaewati, Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi: Teori dan Aplikasi
(Jakarta:Pakar Raya: 2004) hlm 59.
12
http://bind.fkip.unila.ac.id/taksonomi-bloom-apa-dan-bagaimana-menggunakannya.
10
menjadi analyzing (menganalisis), synthesis menjadi creating (mencipta),
evaluation menjadi evaluating (menilai).13
13
Chairul Anwar, Teori-Teori Pendidikan Klassik Hingga Kontemporer, (Yogyakarta,
IRCiSoD :2017) hal 88.
14
Gunawann,dkk. Taksonomi Bloon Revisi Ranah Kognitif (Jakarta :2012) hal 3.
11
Sumber: http://asip.madrasah.id/2017/05/domain-kognitif.html15
15
Sumber: http://asip.madrasah.id/2017/05/domain-kognitif.html
12
ilmu pengetahuan dan teknologi melalui era revolusi industri 4.0 menuntuk
siswa tidak hanya sampai pada tahap evaluasi, akan tetapi di dorong agar siswa
mampu sampai ke level creating (mencipta) pada domain kognitif, mampu
memiliki sikap dan perilaku yang baik saat pembelajaran di dalam kelas
maupun di luar kelas secara jujur (domain afeksi), dan memiliki fisik yang
tangguh dan kuat (domain psikomotik) agar tujuan pembelajaran tercapai.16
16
Abdur R. As’ari,dkk, Bertanya Dan Berfikir, (Pemekasan, Duta Media
Publishing :2021) hal 26.
17
Abigail G Scheg,dkk, Critical Exsaminations Of Distance Educations Transformations
Acros Dischiplines, (America, IGI Global:2014) hal 127.
13
5. Sebagai tambahan, untuk penerapan taksonomi bloom dalam ranah
kognitif, dapat ditentukan pula media pembelajaran yang sesuai dengan
mengacu pada Bloom’s Cognitive Wheel.18
19
Nunung Suryana J, Pengembangan Afektif Anak Usia Dini, (Jawa Barat, CV Jejak:
2020) hal 36.
14
nilai-nilai etitut berbagai peran yang harus di lakukan dan yang harus di
berikan,menguntungkan internal seseorang terlebih dalam pergaulan sehari-
hari.dalam hal ini lingkungan yang sangat berperan besar dalam prihal tersebut
dalam artian saling menguntungkan (symbiosis mutualisme) saling
menguntungkan antara lingkungan dengan mahluk social.
a. Tingkat Menerima
Tingkat di mana mahasiswa memiliki keinginan menerima atau
memperhatikan (Reciving atau Attending) suatu rangsangan atau
stimulus yang diberikan dalam bentuk persoalan, situasi, fenomena.
b. Tingkat Menanggapi
Tingkat di mana mahasiswa mereaksi atau menanggapi
(Responding) suatu rangsangan atau stimulus yang diberikan dalam
bentuk persoalan, situasi, fenomena, dan sebagainya.
c. Tingkat Menghargai
Tingkat di mana mahasiswa menunjukkan kesediaan menerima
dan menghargai (valuing) suatu nilai-nilai yang disodorkan kepadanya.
d. Tingkat Menghayati
Tingkat di mana mahasiswa menjadikan nilai-nilai yang
disodorkan itu sebagai bagian internal dalam dirinya, menjadikan nilai-
nilai itu prioritas dalam dirinya (Organization).
e. Tingkat Mengamalkan
15
Tingkat di mana mahasiswa menjadikan nilai-nilai itu sebagai
pengendali perilakunya dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi
gaya hidup (Characterization).20
16
Contoh kemampuan meprioritaskan waktu belajar dan membantu
teman.
d) Tingkat Mengamalkan Tingkat di mana mahasiswa menjadikan
nilai-nilai itu sebagai pengendali perilakunya dalam kehidupan
sehari-hari sehingga menjadi gaya hidup (Characterization). Contoh
adalah menunjukkan sikap mandiri ketika bekerja.22
Sumber: http://asip.madrasah.id/2017/05/domain-afektif.html 24
22
Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum, Vol. 21. No. 2. (2021), 151-172.
23
Shilphy A. Oktavia, Profesionalisme Gru Dalam Memahami Perkembangan Peserta
Didik (Yogyakarta, DEEPUBLISH :2021) hal 46.
24
Sumber: http://asip.madrasah.id/2017/05/domain-afektif.html
17
Berikut ini kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk
merumuskan indikator hasil belajar pada domain sikap.
A1 A2 A3 A4 A5
Menerima Merespon Menghargai
Mengorganisasika Karakterisasi
n Menurut
Nilai
Mengikut Menyenangi Mengasumsikan Mengubah Membiasakan
i Menyambut Meyakinkan Menata Mengubah
Menganut Mendukung Memperjelas Membangun Perilaku
Mematuhi Melaporkan Menekankan Membentuk Berahlak
Meminati Memilih Menyumbang Pendapat Melayani
Menampilkan Mengimani Memadukan Membuktikan
Menyetejui Mengelola Memecahkan
Mengatakan Merembuk Mulia
Menegosiasi 25
25
M. Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran:Disusun Dengan Kurikulum 2013
Edisi Kedua (Jakarta, KENCANA:2017) hal 76.
18
harus teman-teman fahami, psikomotorik juga mempengaruhi terhadap
lingkungan sekitar teman-teman baik internal ataupun eksternal.
a. Persepsi.
Pengalaman tentang objek atau pristiwa yang diperoleh dengan
menimpulkan makna atas suatu informassi terhadap stimulu indrawi
(sensory stimulus).
b. Kesiapan.
Kondisi sesorag dalam menghadapi suatu kondisi yang mana sikap
tersebut memuat mental, keterampilan, dan persiapan yang dimiliki
selama melakukan kegiatan tertentu.
c. Meniru.
Melakukan sesuatu seperti yang orang lain lakukan.
d. Membiasakan.
26
Simpson dan Sudjana dalam Hendro Widodo, Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta, UAD
PRESS :2021) hal 42.
19
Sama halnya seperti kita yang mencoba meniru seseorang dan
berusaha membiasakn diri dengan selaukan melakukan hal yang kita
tiru dari orang lain untuk mencapai tujuan yang kita inginkan.
e. Mahir.
Seperti yang kita tau mahir adalah sebuah hal yang sudah kita ketahuai
dan sudah sangat terlatih dala hal tersebut.
f. Alami.
Alami yaitu memang sudah terdapat dalam dirikita,jika kita melakukan
suatu hal yang timbul secara tidak sengaja dan alami dari perilaku kita
sendiri.
g. Orisinal.
Ialah sesuatu yang memnag sudah ada sejak awal yang terdapat dalam
diri kita tanpa meniru orang lain.27
27
.
28
David Vima S, Prosedur Evaluasi Dalam Pembelajaran, (Yogyakarta, CV BUDI
UTAMA
:2018) hal 65.
20
kinestetik, seperti olah raga, seni musik, seni rupa, seni tari, drama,
percobaan dalam sains.
3. Domain Psikomotorik
Kemampuan psikomotor termasuk gerakan, koordinasi dan
keterampilan fisik. Perkembangan kemampuan tersebut membutuhkan
latihan berulang. sebuah kegiatan dapat digolongkan sebagai
psikomotorik apabila eksekusinya menggunakan gerakan otot tanpa atau
menggunakan peralatan. Kemampuan psikomotorik diukur dalam
besaran kecapatan, akurasi (ketepatan), jarak, kekuatan dan kelenturan
ddalam melakukan gerakan sesuai dengan prosedur atau teknik
pelaksanaan.29
Sumber: http://asip.madrasah.id/2017/05/domain-psikomotorik.html30
Berikut ini daftar kata kerja operasional ranah psikomotorik yang dapat
digunakan untuk merumuskan indikator hasil belajar.
P1 P2 P3 P4 P5
Meniru Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi
Menyalin Kembali menbuat Menunjukkan Mengatasi Mendsain
Mengikuti Membangun Melengkapi Menggabungkan Membentuk
Mereplikasi Melaksanakan Menyempurnakan Beradaptassi Mengelola 31
Mematuhi Menerapkan Mengkalibrasi Memodifikai
29
Herneta Fatirani, Pembelajaran Komperatif Tpe Jigsaw Pada Sistem Ekskresi Manusia
(Lombok Tengah NTB, Pusat Penegmbangan Pendidikan Dan Penelitian Indonesia: 2022
30
http://asip.madrasah.id/2017/05/domain-psikomotorik.html
21
Mengaktifkan Mengoreksi Mengendalikan Merumuskan
Menyesuaikan Mendemonstrasikan Mengalihkan Mengalihkan
Melamar Merancang Menggantikan Mempertajam
Mengatur Memilih Memutar Membentuk
Mengumpulkan Melatih Mengirim
memperbaiki
1. Imitasi – meniru gerakan yang dilakukan oleh orang lain. Contoh: peserta
didik meniru gerakan menendang bola gurunya.
2. Manipulasi – melakukan gerakan berbeda dengan yang diajarkan.
Contoh: peserta didik melakukan gerakan menendang bola dengan gaya
sendiri, tidak lagi persis yang dicontohkan.
3. Presisi – melakukan gerakan yang tepa atau akurat. Contoh: peserta didik
menendang bola lebih terarah dan tepat sasaran.
4. Artikulasi – memberikan sentuhan seni dengan menggabungkan beberapa
hal yang hasilnya sebuah harmoni. Contoh: peserta didik menendang bola
indah dengan gerakan melengkung (gerakan pisang).
5. Naturalisasi – gerakan yang berkualitas menjadi bagian dari dirinya yang
ketika dilakukan terjadi secara reflek. Contoh: peserta didik nampak sudah
biasa menendang bola secara terarah, akurat dan indah sepeti layaknya
seorang pesepak bola bertarap professional.32
31
M. Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran:Disusun Dengan Kurikulum 2013
Edisi Kedua (Jakarta, KENCANA:2017) hal 125.
32
M. Hasan,dkk, Evaluasi Pembelajaran (Jawa Barat, Media Sains Indonesia: 2021) hal
42.
33
Nuansa Bayu S, dkk, Evaluasi Belajar Dan Pembelajaran IPS, (Jawa Tengah,
Lakeisha: 2022) hal 27.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi taksinomi bloom dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik ?
a. Fungsi taksonomi bloom ranah kognitif, bisa digunakan untuk menentukan
materi, pemetaan konsep dalam koten pembelajaran di learning, selain itu
juga dapat digunakan sebagai sebuah standar atas pecapaian dari hasil
belajar.
b. Fungsi taksonomi bloom dalam ranah afektif, prilaku yang melibatkan
prasaan yang terkait dengan emosi, minat, sikap, dan motivasi.
c. Fungsi taksonomi bloom dalam ranah psikomotorik, memiliki ketrampilan
motoric atau kemampuan berenang dan mengoprasikan mesin.
23
a. Perubahan kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level taksonomi.
b. Perubahan hamper terjadi pada semua level hiekrasi, namun urutan level
masih sama yaitu dari urutan terendah hingga tertinggi. Perubahan
mendasar terletak pada level 5 dan 6.
B. SARAN
Taksonomi dan ranah dalam taksonomi merupakan hal yang sangat
penting kita kuasai dalam proses belajar agar mencapai tujuan yang kita
inginkan, berfokus dalam bidang pembelajaran yang kita ingin kuasai. Dari
segi Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan.
Berdasarkan penjelasan diatas yang sudah kami jabarkan dalam
makalah ini semoga karya ilmiah kami dapat membantu mahasiswa dan
pelajar mampu memahami konsep taksonomi bloom dalam ranah kognitif,
apektif, dan sikomotorik. Dalam ruang lingkup umum.
24
DAFTAR PUSTAKA
Ani Nur Aini. 2014. Pendidikan Karakter Untuk Mahasiswa PGSD. Bandung.
UPI PRESS
Ella Yulaewati. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi: Teori dan Aplikasi
Jakarta. Pakar Raya: 2004) hlm 59.
25
Hendro Widodo.2021. Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta. UAD PRESS.
Nuansa Bayu S, dkk, 2022. Evaluasi Belajar Dan Pembelajaran IPS. Jawa
Tengah. Lakeisha.
Nunung Suryana J. 2020. Pengembangan Afektif Anak Usia Dini. Jawa Barat. CV
Jejak.
26