Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MODEL TAKSONOMI BLOOM DALAM PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA


DINI

Mata Kuliah : Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini

Dosen Pengampu : Revina Rizqiyani, M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok 1

CITRA MAMIKAT ( 2001041004 )

ISNA ARIFAH DWI ASTUTI ( 2001040017 )

NANSI WIDIANTI ( 2001041018 )

PRASETYAWATI ALFI NUARI ( 2001041022 )

Kelas : A

PRODI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI ( PIAUD )

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

T.A 2022/2023

KATA PENGANTAR

i
Rasa syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah- Nya, shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, nabi akhir zaman yang telah mengarahkan dari
jalan kegelapan menuju kebenaran.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kognitif
Anak Usia Dini yang berjudul ‘’Model Taksonomi Bloom Dalam Perkembangan Kognitif
Anak Usia Dini’’. Alhamdulillah Robbil Alaamiin kami dapat menyelesaikan makalah ini
dan tak lupa kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
berkontribusi ikut menyumbangkan pikirannya dengan tulus dan ikhlas.

Terlepas dari semua itu, kami selaku penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat ataupun tata bahasa. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembelajaran selanjutnya dan inspirasi terhadap pembaca.

Metro, 12 April 2022

Kelompok 1

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................... i

ii
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Tingkat Perilaku Kognitif Model Taksonomi Bloom........................................... 3


B. Kegunaan Model Taksonomi Bloom.................................................................... 5

C. Manfaat Model Taksonomi Bloom........................................................................ 5

D. Sasaran Model Taksonomi Bloom ........................................................................ 6

E. Contoh Model Taksonomi Bloom.......................................................................... 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................... 8
B. Saran..................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara bahasa Taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu Tassein dan
Nomos. Tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos berarti aturan.
Taksonomi dapat pula diartikan secara istilah yaitu, sebagai pengelompokkan suatu
hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Dimana taksonomi yang lebih tinggi
bersifat lebih umum atau masih luas dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih
spesifik atau lebih terperinci.
Taksonomi dalam pendidikan dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan
pendidikan. Pada Taksonomi Bloom, tujuan pendidikan dibagi menjadi tiga yaitu: 1).
Ranah Kognitif, yang meliputi aspek-aspek kognitif pada diri seseorang seperti cara
berfikir, pengetahuan dan pemahaman. 2). Ranah Afektif, yang meliputi aspek-aspek
perasaan dan emosi seperti bakat, minat dan sikap. 3). Ranah Psikomotorik, yang
meliputi aspek-aspek psikomotorik seperti olehraga dan menggambar. Dari setiap
ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan sub kategori yang
berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai
tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkatan diasumsikan
menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah. Taksonomi ini pertama
kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga
sering pula disebut sebagai “Taksonomi Bloom”.
Guru sebagai seorang pendidik perlu memahami berbagai taksonomi tujuan
untuk memperoleh wawasan yang lebih luas tentang tujuan pembelajaran, dan dapat
memilih mana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diasuh dan kegiatan
pembelajaran yang dirancangnya.
Taksonomi tujuan pembelajaran diperlukan dengan pertimbangan sebagai
berikut: 1). Perlu adanya kejelasan terminologi tujuan yang digunakan dalam tujuan
pembelajaran karena tujuan pembelajaran berfungsi untuk memberikan arah kepada
proses belajar dan menentukan perilaku yang dianggap sebagai bukti hasil belajar, 2).
Sebagai alat yang akan membantu guru dalam mendeskripsikan dan menyusun tes,
teknik penilaian dan evaluasi.
B. Rumusan Masalah
4
1. Apa saja enam tingkat perilaku kognitif model Taksonomi Bloom?
2. Bagaimana kegunaan model Taksonomi Bloom?
3. Apa saja manfaat model Taksonomi Bloom?
4. Bagaimana sasaran dalam model Taksonomi Bloom?
5. Bagaimana contoh dalam model Taksonomi Bloom?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui enam tingkat perilaku kognitif model Taksonomi Bloom.
2. Untuk mengetahui kegunaan model Taksonomi Bloom.
3. Untuk mengetahui manfaat model Taksonomi Bloom.
4. Untuk mengetahui sasaran model Taksonomi Bloom.
5. Untuk mengetahui contoh model Taksonomi Bloom.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Tingkat Perilaku Kognitif Model Taksonomi Bloom


Para ahli pada umumnya sepakat untuk menggunakan pemikiran dari Bloom
sebagai tujuan pembelajaran yang dikenal dengan nama Taksonomi Bloom (Bloom’s

5
Taxonomy). Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah
termasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses
berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai jenjang yang tertinggi yang meliputi 6
tingkatan perilaku kognitif antara lain:
1. Pengetahuan (Knowledge).
Pada level atau tingkatan terendah ini adalah kemampuan mengingat
kembali materi yang telah dipelajari.
2. Pemahaman (Comprehension)
Pada level atau tingkatan kedua ini, pemahaman diartikan sebagai
kemampuan memahami materi tertentu.
3. Penerapan (Application)
Pada level atau tingkatan ketiga ini, aplikasi dimaksudkan sebagai
kemampuan untuk menerapkan informasi dalam situasi nyata atau kemampuan
menggunakan konsep dalam praktek atau situasi yang baru.
4. Analisa (Analysis)
Pada level atau tingkatan keempat ini, analisis merupakan kemampuan
menguraikan suatu materi menjadi bagian-bagiannya.
5. Sintesis (Syntesis)
Pada level atau tingkatan kelima, sintesis dimaknai sebagai kemampuan untuk
memproduksi materi seperti gaya komunikasi yang unik, rencana yang ingin
dilakukan, dan mimpi yang ingin dicapai. Anak didik belajar bahasa dari ayah, ibu,
saudara dan orang-orang disekitarnya.
6. Evaluasi (Evaluation)
Pada level atau tingkatan keenam, kemampuan melakukan evaluasi diartikan
sebagai kemampuan menilai manfaat suatu benda/ hal untuk tujuan tertentu
berdasarkan kriteria yang jelas. Evaluasi bisa berasal dari dalam maupun dari luar
anak didik.
Dalam ranah kognitif, ada enam kemampuan/ skill yang dikembangkan, yaitu:
 Mengingat (Remember).
Anak didik memiliki kemampuan untuk menggunakan kembali
pengetahuan yang relevan dengan kejadian yang terjadi saat ini dari memori yang
tersimpan jangka panjang. Dalam mengingat, ada dua macam proses kognitif yaitu
kemampuan mengenali dan mengingat kembali. Mengingat adalah ketika memori

6
digunakan untuk menghasilkan definisi, fakta, atau daftar atau membacakan atau
mengambil materi dengan cara mengenali kesamaan antara ilmu yang dibutuhkan
dengan ilmu yang sudah dimiliki namun tersimpan dimemori kemudian
mengingat kembali memori tersebut.
 Memahami (Understand)
Anak didik memahami sesuatu dengan cara menentukan maksud dari
perintah-perintah instruksional termasuk lisan, tulisan dan grafik. Memahami
merupakan langkah mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan
pengetahuan awal yang dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru
kedalam skema yang ada dalam pemikiran siswa, baik itu lisan, tulisan atau dalam
bentuk grafik. Memahami mencakup tujuh proses kognitif yaitu menafsirkan,
memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkas, menarik inferensi,
membandingkan dan menjelaskan.
 Mengaplikasikan (Apply)
Anak didik menemukan dan menggunakan sebuah prosedur dalam situasi
yang ditentukan oleh gurunya dengan cara menjalankan dan
mengimplementasikannya. Mengaplikasikan ilmu dengan menggunakan suatu
prosedur untuk menyelesaikan suatu masalah atau mengerjakan tugas yang
diberikan kepada anak didik.
 Menganalisis (Analyze)
Anak didik menganalisis dengan memisahkan materi kedalam unsur-unsur
pokok dan menemukan bagaimana bagian-bagian tersebut berhubungan satu sama
lain dan terhadap suatu struktur atau tujuan secara keseluruhan. Kemampuannya
adalah membedakan, mengorganisasikan dan menghubungkan semua bagian-
bagian untuk menemukan pesan tersembunyi.
 Evaluasi (Evaluate)
Anak didik melakukan evaluasi dengan membuat keputusan berdasarkan
atas kriteria dan standar dengan memeriksa dan meninjau. Proses kognitif yang
dilakukan adalah memeriksa apakah pengetahuan yang dia miliki smaa dengan
kejadian yang sedang terjadi dan mengkritik apabila ada perbedaan yang terjadi.
 Mencipta (Create)
Anak didik menciptakan sesuatu dengan menyusun unsur-unsur untuk
membentuk sebuah ide baru dengan pertalian yang utuh atau membuat produk

7
sendiri dengan merumuskan, merencanakan dan memproduksi karena mencipta
adalah proses menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk dengan cara
merumuskan, merencanakan dan menghasilkan produk.

B. Kegunaan Model Taksonomi Bloom


Kegunaannya yaitu:
1. Taksonomi Bloom digunakan sebagai cara untuk mengembangkan dan
mengevaluasi pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa.
2. Digunakan untuk menentukan level kognitif dalam menentukan materi, pemetaan
konsep dalam konten pembelajaran e-learning.
3. Selain itu juga dapat digunakan sebagai sebuah standar atas pencapaian dari hasil
pembelajaran.
C. Manfaat Model Taksonomi Bloom
Manfaat Model Taksonomi Bloom dalam PAUD adalah:
1. Sebagai sistem klasifikasi sasaran belajar.
2. Sebagai cara untuk mengembangkan dan mengevaluasi pertanyaan yang diajukan
pendidik kepada siswa. Dengan pengembangan keterampilan untuk mengajukan
pertanyaan pada setiap tingkat taksonomi, pendidik merangsang siswa untuk lebih
menggunakan kemampuan kognitif dan mengembangkan keterampilan berpikir
tinggi.
3. Untuk mengembangkan kegiatan dan untuk menulis soal-soal ujian. Dengan ini
mereka diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya untuk berpikir
diluar tingkat pengetahuan dan pemahaman.
4. Pendidik dapat mendirensiasi pembelajaran tanpa perlu memisahkan siswa
berbakat dan siswa yang lain.
D. Sasaran Model Taksonomi Bloom
Sasaran model Taksonomi Bloom yaitu pendidikan ranah kognitif. Yang
merupakan model yang relatif sederhana untuk diterapkan dan sangat bermanfaat bagi
yang menggunakannya. Anak dapat mengembangkan dan menggunakan keterampilan
berpikir mereka dan guru dapat mendiferensiasi pembelajaran tanpa perlu
memisahkan anak berbakat dari anak yang lain. Guru hanya perlu menyesuaikan
jumlah waktu untuk setiap tingkat taksonomi dengan tingkat kemampuan anak. Anak
yang cepat menguasai tingkat-tingkat rendah taksonomi dapat menggunakan lebih

8
banyak waktu untuk tingkat-tingkat pemikiran yang tinggi. Dengan demikian, semua
anak memperoleh pembelajaran yang sesuai dalam kerangka kerja yang sama.
E. Contoh Model Taksonomi Bloom
Contohnya yang terjadi pada anak usia dini yaitu misalnya:
 Anak didik pada bulan kemarin diajarkan mengenai binatang, dan dia mengenali
berbagai jenis binatang. Pada bulan ini, dia diajak kekebun binatang dalam tema
rekreasi, tanpa diberi tahu lagi, dia bisa menyebutkan nama-nama binatang
dikebun binatang tersebut yang sudah dipelajarinya bulan sebelumnya.
 Anak didik diajari mengenai peralatan makan dan kegunaannya. Disaat yang lain,
dia akan mengerti ketika diberikan piring berisi nasi dan diminta untuk
mengambilkan sendok, dia bisa mengambil sendok dan bukan yang lain,
kemudian dia tahu bagaimana memakainya.
 Anak didik diajari untuk menghitung balon. Saat ada dia sudah bisa berhitung dan
terdapat banyak balon, dia menghitung balon. Bahkan benda apapun yang ada
didekatnya dihitung. Anak didik memahami kalau berhitung bisa dilakukan untuk
menghitung bukan hanya balon tetapi bisa juga benda lain.
 Anak didik diajari mengenai bersimpati dengan temannya, dan ketika ada
temannya yang menangis karena makanannya jatuh, dia akan berusaha memahami
apa yang terjadi dan membantu temannya dengan menenangkan dan membagi
makanannya.
 Anak didik belajar bahasa dari ayah, ibu, saudara dan orang-orang yang
disekitarnya. Saat dia mulai berbicara dan memiliki kosa kata yang selalu
bertambah, dia akan menirukan orang-orang disekitarnya dan dia berubah menjadi
meramu kosa kata yang dia miliki menjadi gaya komunikasi yang unik.
 Anak didik yang sudah diajari sopan santun akan tahu perilaku mana yang boleh
dilakukan dan perilaku mana yang tidak boleh dilakukan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

9
Dari pemaparan materi diatas dapat diambil kesimpulan yaitu: Dalam ranah
kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari jenjang terendah sampai
jenjang yang tertinggi yang meliputi 6 tingkatan perilaku kognitif antara lain: 1).
Pengetahuan (Knowledge), 2). Pemahaman (Comprehension), 3). Penerapan
(Application), 4). Analisa (Analysis), 5). Sintesis (Syntesis), 6). Evaluasi (Evaluation).
Dalam ranah kognitif, ada enam kemampuan/ skill yang dikembangkan, yaitu: a.
Mengingat (Remember), b. Memahami (Understand), c. Mengaplikasikan (Apply), d.
Menganalisis (Analyze), e. Evaluasi (Evaluate), f. Mencipta (Create).
Model taksonomi bloom dapat digunakan untuk mengembangkan dan
mengevaluasi pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa, untuk menentukan level
kognitif dalam menentukan materi, pemetaan konsep dalam konten pembelajaran e-
learning, kemudian dapat digunakan sebagai sebuah standar atas pencapaian dari hasil
pembelajaran. Sebagai sistem klasifikasi sasaran belajar. Adapun manfaatnya sebagai
berikut: Sebagai cara untuk mengembangkan dan mengevaluasi pertanyaan yang
diajukan pendidik kepada siswa, untuk mengembangkan kegiatan dan untuk menulis
soal-soal ujian. Dengan ini mereka diberi kesempatan untuk menunjukkan
kemampuannya untuk berpikir diluar tingkat pengetahuan dan pemahaman, dan
Pendidik dapat mendirensiasi pembelajaran tanpa perlu memisahkan siswa berbakat
dan siswa yang lain. Dan adapun contohnya dalam taksonomi bloom seperti yang
sudah dijelaskan diatas.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini disadari ataupun tidak masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki dalam penyempurnaan penulisan makalah ini.
Kepada para pembaca hendaknya tidak hanya mengacu pada makalah ini, dan
dimohon untuk kritik dan saran didalam makalah ini. Atas kritik dan sarannya kami
ucapkan terimaksih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Taxonomy for Learning, Teaching and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of


educational Objectivites. A Bridged Edition. Wesley Longman, Inc. 2001.

Arikunto, Suharsimi, 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara


Prihantoro, Agung. 2010. Pengajaran dan Asesmen, Revisi Taksonomi, Yogyakarta: Pustaka
Pengajar.

11
Naturesecrets, 2012. Analisis-Kritis-Ranah-Kognitif.

Kreativitas & Keberbakatan, Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat. Prof Dr. S.C.
Utami Munandar. (Hal. 235-240).

Khadijah, 2016. Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. Medan: Perdana Publishing. Hal.
140-141.

Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,
2012.

Yuli Kwartolo, Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taxonomi Bloom, Jurnal
Penabur di http://bpkpenabur.or.id/wp-contect/uploads/2 015/10/ jurnal-No18-Thn11-
Juni2012.pdf

Yuliani Nurani Sujiono, dkk. Metode Pengembangan Kognitif, Jakarta: Universitas Terbuka,
2011.

Sagala Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran: Alfabeta .2010.

Rahman, Musdalifah M. 2011. Psikologi Perkembangan. Kudus: Nora Media Enterprise.

Suyadi. 2014. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Remaja Rosdakarya

Undang-Undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

12
13

Anda mungkin juga menyukai