TAKSONOMI BLOOM
Di Susun Oleh :
Kelompok 4
Cut Ayu Lita Azmi 201926007
Dhea Salsabila 201926010
Nurfitri Akhira 201926023
Dosen Pengampu :
Samsul Bahri, S.Pd., M.Pd.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Taksonomi Bloom
B. Klasifikasi Taksonomi Bloom
C. Prinsip Belajar yang Melandasi Taksonomi Bloom
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Segala puji atas kehadirat Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkaan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan karunia dan rahmat-Nya kami mampu
menyelesaikan tugas makalah ini dalam bentuk maupun isi nya yang sangat sederhana, guna
memenuhi tugas Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, terkhusus dari Dosen
Pengajar guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk bisa menjadi lebih
baik di masa yang akan datang.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat membantu dan menambah pengetahuan
kami dan juga bagi para pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dan luhur, karena pada hakikatnya kita
akan terus belajar hingga sampai akhir hayat nanti. Pendidikan biasanya berawal saat seorang
bayi dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Dan pendidikan itu juga bisa saja berawal dari
sebelum bayi lahir, karena berdasarkan realita yang kita lihat ada sebagian orang yang
memperdengarkan musik atau membacakan berbagai macam cerita kepada bayi yang masih
di dalam kandungan dengan harapan agar bayi mereka nantinya dapat menjadi individu yang
cerdas.
Pendidikan itu sendiri pada dasarnya merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
manusia untuk memperluas pengetahuannya, guna untuk meningkatkan taraf hidup yang
lebih baik. Pendidikan dijadikan sebagai wadah untuk tumbuh dan berkembangnya kesadaran
setiap individu akan pentingnya ilmu pengetahuan, untuk merealisasikan tujuan nasional
pendidikan itu sendiri, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Taksonomi Bloom?
2. Apa saja Klasifikasi Taksonomi Bloom?
3. Bagaimana Prinsip Belajar yang Melandasi Taksonomi Bloom?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Taksonomi Bloom.
2. Untuk mengetahui Apa saja Klasifikasi Taksonomi Bloom.
3. Untuk mengetahui Bagaimana Prinsip Belajar yang Melandasi Taksonomi Bloom.
BAB II
PEMBAHASAN
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarti pengaturan dan nomos yang
berarti ilmu pengetahuan.1 Taksonomi adalah sistem klasifikasi.2 Taksonomi berarti ilmu
yang mempelajari tentang klasifikasi.
Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom.,
seorang psikolog bidang pendidikan beserta dengan kawan-kawannya. Pada tahun 1956,
terbitlah karya “Taxonomy of Educational Objective Cognitive Domain”, dan pada tahu 1964
terbitlah karya “Taxonomy of Educataional Objectives, Affective Domain”, dan karyanya
yang berjudul “Handbook on Formative and Summatie Evaluation of Student Learning” pada
tahun 1971 serta karyanya yang lain “Developing Talent in Young People” (1985).
Taksonomi ini mengklasifikasikan sasaran atau tujuan pendidikan menjadi tiga domain
(ranah kawasan): kognitif, afektif, dan psikomotor.3 Dan setiap ranah tersebut dibagi kembali
ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya.
Beberapa istilah lain yang juga meggambarkan hal yang sama dengan ketiga domain
tersebut yang secara konvensional telah lama dikenal taksonomi tujuan pendidikan yang
terdiri atas aspek cipta, rasa, dan karsa. 4 Selain itu, juga dikenal istilah penalaran,
penghayatan dan pengamalan.
12
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, hlm. 298.
13
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, hlm. 152
14
DimyatidanMudjiono, Belajar dan Pembelajaran, hlm. 28.
15
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, hlm. 152.
Contoh soal :
Kadal berkembang biak secara ovovivipar. (benar atau salah)
4) Organisasi (organization)
Kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan
pegangan dalam kehidupan sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang
membawa pada perbaikan umum.16
Contoh soal :
Buatlah sususan atau silsilah keluarga Nabi Muhammad!
5) Pembentukan Pola Hidup (characterization by a value)
Kemampuan untuk menghayati nilai kehidupan, mengacu kepada karakter
dan daya hidup seseorang (keteraturan pribadi, sosial, dan emosi jiwa). 17
Mampu mengendalikan perilaku berdasarkan nilai yang dianut dan
memperbaiki hubungan intrapersonal, interpersonal, dan sosial.
Contoh soal :
Apa yang akan kamu lakukan ketika melihat temanmu diperlakukan dengan
tidak baik oleh teman yang lain?
16
Ibid., hlm. 152.
17
Ibid., hlm. 153
18
DimyatidanMudjiono, Belajardan Pembelajaran, hlm. 298.
19
Muhammad Yaumi, Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran, hlm. 98.
20
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, hlm. 153.
Kemampuan untuk melakukan suatu gerakan sesuai dengan contoh yang
diberikan.21
4) Gerakan yang terbiasa (mechanical response)
Kemampuan melakukan gerakan tanpa memperhatikan lagi contoh yang
diberikan karena sudah dilatih secukupnya.22
5) Gerakan yang kompleks (complex response)
Kemampuan melakukan gerakan atau keterampilan yang terdiri dari banyak
tahap dengan lancar, tepat dan efisien.23
6) Penyesuaian pola gerakan (adjusment)
Kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerakan
dengan persyaratan khusus yang berlaku.24
7) Kreativitas (creativity)
Kemampuan untuk melahirkan pola gerakan baru atas dasar prakarsa atau
inisiatif sendiri.25
21
Ibid., hlm. 153.
22
Ibid., hlm. 153.
23
Ibid., hlm. 154.
24
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, hlm. 30.
25
Ibid., hlm. 30.
4) Artikulasi, kemampuan melakukan kegiatan yang komplek dan tepat sehingga
hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh. Contohnya, peserta didik dapat
mengejar bola kemudian memukulnya dengan cermat sehingga arah bola
sesuai dengan target yang diinginkan. Dalam hal ini, peserta didik sudah
dapat melakukan tiga kegiatan yang tepat, yaitu lari dengan arah dan
kecepatan tepat serta memukul bola dengan arah yang tepat pula.
5) Naturalisasi, adalah kemampuan melakukan kegiatan secara reflek, yakni
kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi.
Contohnya, tanpa berpikir panjang peserta didik dapat mengejar bola
kemudian memukulnya dengan cermat sehingga arah bola sesuai dengan
target yang diinginkan.
26
Dalyono, Psikologi Pendidikan, hlm. 51-52.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dengan adanya taksonomi Bloom,tenaga pendidik dapat merencanakan pembelajaran
sesuai dengan capaian pembelajaran.
2. Melalui pembagian ranah pada taksonomi Bloom, tenaga pendidik dapat dengan
mudah membuat evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa.
3. Melalui taksonomi bloom, tenaga pendidik dapat mengetahui kesiapan dan
kesungguhan siswa dalam proses belajar-mengajar.
4. Tenaga pendidik dapat memahami bahwa capaian pembelajaran dapat dilihat dari
segi kognitif, afektif, dan psikomotor.
B. Saran
1. Sebaiknya para tenaga pendidik dapat mengevaluasi siswa dari berbagai ranah, tidak
hanya mengukur tingkat pengetahuan saja.
2. Para pendidik sebaiknya dapat membuat perangakat pembelajaran dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA