Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

‘’PERKEMBANGAN KOGNITIF LEV VYGOTSKY’’


Makalah Ini Di Buat Untuk Memenuhi Tugas Dari Mata Kuliah Metode Perkembangan Kognitif
AUD

Dosen pengampu : DALETY JELITA HAYATY M.Pd

Di susun oleh kelompok 3

ITA SARI

NIA ILWANI

ROSALINA

SUHAIRURROZI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI PANCOR

TAHUN AJARAN 2023


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim

Assalamualaikum.wr.wb.

Puji syukur kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada kita semua,sehingga senantiasa dalam keadaan sehat wal afiat, juga kesempatan,
sehingga kita bisa mengikuti kegiatan perkuliahan secara rutin dan mampu menyelesaikan
tugas kuliah, salah satunya tugas dari mata kuliah Perkembangan Kognitif AUD, sungguh nikmat
yang luar biasa dianugrahkan oleh Allah SWT yang patut kita syukuri. Dan tak lupa pula kita
haturkan sholawat serta salam kepada junjungan kita Nabi tercinta sekaligus sebagai Rasul
akhir zaman yaitu baginda Rasulullah Muhammad SAW. Yang atas perantara beliau lah kita
dapat berpengetahuan seluas-luasnya, dan juga mengetahui mana yang baik dan yang buruk.
Harapan kami sebagai penyusun, semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah ilmu
pengetahuan kita. Kami mohon maaf apabila ditemukan kesalahan penulisan dan penggunaan
bahasa dalam penulisan makalah ini.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Pancor, 10 April 2023

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Rumusan masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Belajar Kognitif Vygotsky

B. Konsep Teori Vygotsky

C. Implikasi Teori Vygotsky

D. Kelebihan dan kelemahan teori vygotsky

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Proses pembelajaran merupakan hal pokok yang perlu diperhatikan, suatu waktu seorang
siswa pasti akan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu. Ini merupakan hal yang wajar
karena siswa sedang melakukan proses berpikir. Pada dasarnya pengetahuan dan kemampuan
masing-masing anak tidaklah sama sehingga tingkat kesulitan yang dihadapi pun tidak sama.
Maka dari itu, sebagai seorang guru atau yang membimbing mereka belajar, sebaiknya kita dapat
memahami kesulitanyang dihadapi mereka para siswa. Karena jika dibiarkan begitu saja maka
kesulitan tersebut akan menjadi suatu masalah yang dapat menghambat perkembangan
intelektual anak. Konsep matematika yang bersifat abstrak merupakan kendala tersendiri
bagianak-anak. Sebagian besar anak tidak mampu menyelesaikan beberapa tahap yang tidak ia
kuasai, dari kesulitan-kesulitan yang semakin bertumpuk kemudianmuncullah anggapan atau
persepsi dalam diri anak bahwa pelajaran matematika itu sangat sulit bahkan sampai dianggap
momok yang menakutkan.

Nilai-nilai rendah yang diperoleh sebagian besar siswa merupakan bukti nyata bahwa
pelajaran matematika memang dirasa sangat sulit. Ketika hal ini diketahui oleh orang tua atau
guru-guru, mereka malah sering beranggapan bahwa nilai yang rendah itu adalah akibat dari
kemalasan anak dalam belajar.Pada kenyataannya masih banyak guru yang tidak menyadari atau
bahkanmemperhatikan tingkat pemahaman anak didiknya dalam proses pembelajran. Seringkali
guru hanya mengajar sebatas apa yang dituntut untuk diajarkan, bukan mengajar atas tuntutan
pemahaman siswa. Sedangkan disaat siswa memerlukan bantuan justrudiabaikan. !elas hal ini
akan membuat anak merasa terganggu. Salah satu teori yangbmembahas mengenai tingkat
kesulitan anak serta konsep pemberian bantuan adalah teori kontruktifisme.inilah yang menjadi
latar belakang penulis untuk menyusun makalah ini dengan judul “TeoriVygotsky”.

B.Rumusan Masalah
A.Bagaimana pandangan teori belajar kognitif yang dikemukakan oleh vygotsky?

B.apa saja konsep yang dikemukakan oleh vygotsky ?

C.Bagaimana implikasi teori vygotsky dalam proses pembelajaran Matematika ?

D.apa saja kelebihan dan kekurangan dari teori belajarbelajar Vygotsky?

C.Tujuan

A.Untuk mengetahui pandangan teori belajar kognitif yang dikemukakan oleh vygotsky.

B.untuk mengetahui konsep yang dikemukakan oleh vygotsky

C.Untuk mengetahui implikasi teori vygotsky dalam proses pembelajaran Matematika

D.Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teori belajar Vygotsky.


BAB 2

PEMBAHASAN

A. Teori Belajar Kognitif Vygotsky

Belajar adalah prases mental yang aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan
pengetahuan. Belajar menurut teori kognitif adalah perseptual. Tingkah laku seseorang
ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan teori
belajarnya. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat
terlihat sebagai tingkah laku yang tampak. Teori kognitif menekankan belajar sebagai proses
internal. Belajar adalah aktivitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.

Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses yang didasarkan atas
mekanisme biologis dalam bentuk perkembangan sistem syaraf Makin bertambah umur
seseorang, makin komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula kemampuannya.
Perubahan struktur kognitif merupakan fungsi dari pengalaman, dan kedewasaan akan terjadi
melalui tahap-tahap perkembangan tertentu. Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif
ini menjadi empat tahap yaitu, tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun),
tahap operasional kongkrit (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (II tahun ke atas).
Sedangkan menurut Lev Vygotsky (1896-1934) seorang psikolog berkebangsaan Rusia,
perolehan pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang sejalan dengan teori sosiogenesis.
Artinya, pengetahuan dan perkembangan kognitif individu berasal dari sumber-sumber sosial di
luar dirinya. Hal ini tidak berarti bahwa individu bersikap pasif dalam perkembangan
kognitifnya, tetapi Vygotsky juga menekankan pentingnya peran aktif seseorang dalam
mengkonstruksi pengetahuannya. Maka teori Vygotsky sebenarnya lebih tepat disebut dengan
pendekatan kokonstruktivisme. Maksudnya, perkembangan kognitif seseorang disamping
ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga oleh lingkungan sosial secara aktif pula.Pada
dasarnya Vigotsky setuju dengan teori Piaget bahwa perkembangan kognitif terjadi secara
bertahap dan dicirikan dengan gaya berpikir yang berbeda-beda, akan tetapi Vygotsky tidak
setuju dengan pandangan Piaget bahwa anak menjelajahi dunianya sendirian dan membentuk
gambara realitasya sendirian, karena menurut Vygotsky suatu pengetahuan tidak hanya didapat
oleh anak itu sendiri melainkan mendapat bantuan dari lingkungannya juga.
Karya Vygotsky didasarkan pada pada tiga ide utama, yiatu:a intelektual berkembang
pada saat individu menghadapi ide-ide bam dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa
yang mereka ketahui, b interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual dan
utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan mediator pembelajaran siswa.

B. Konsep Teori Vygotsky

1. Zone Of Proximal Development (ZPD)

Menurut Vygotsky yang dikutip oleh Tedjasaputra, setiap anak dapat membina mental
mereka melalui lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk dasar berpikir,
pendapat, keterampilan dan termasuk juga sikap mereka. Pertumbuhan mental mereka sangat
dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan juga tingkah laku orang lain. Ada dua konsep penting
dalam teori Vygotsky, yaitu Zone of Proximal Development (ZPD) dan scaffolding. Zone of
Proximal Development (ZPD) merupakan jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya
yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat
perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah
bimbingan orang dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sejawat yang lebih mampu.
Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada peserta didik selama tahap-tahap
awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk
mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya. Vygotsky
mengemukakan konsepnya tentang zona perkembangan proksimal (Zone Of Proximal
Development). Menurut Vygotsky, perkembangan kemampuan seseorang dapat dibedakan ke
dalam dua tingkat yaitu, tingkat perkembangan actual (independent performance) dan tingkat
perkembangan potensial (assisted performance) dengan Zone Of Proxmal Development (ZPD).

Tingkat perkembangan aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan


tugas-tugas atau memecahkan berbagai masalah secara mandiri. Sedangkan tingkat
perkembangan potensial tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas
dan memecahkan masalah ketika di bawah bimbingan orang dewasa atau ketika berkolaborasi
dengan teman sebayanya yang lebih berkompeten. Jarak antara keduanya, yaitu tingkat
perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial ini disebut zona perkembangan
proksimal atau yang kita kenal dengan Zone of Proximal Development (ZPD). Zona
perkembangan proksimal diartikan sebagai fungsi-fungsi atau kemampuan-kemampuan yang
belum matang yang masih berada di dalam proses pematangan. Kemampuan-kemampuan ini
akan menjadi matang apabila berinteraksi dengan orang dewasa atau berkolaborasi dengan teman
sebaya yang lebih berkompeten. Vygotsky menjelaskan bahwa proses belajar terjadi pada dua
tahap: Tahap pertama terjadi pada saat berkolaborasi dengan orang lain, dan tahap berikutnya
dilakukan secara individual yang di dalamnya terjadi proses internalisasi. Selama proses interaksi
terjadi baik antara guru-siswa maupun antar siswa, kemampuan yang perlu dikembangkan saling
menghargai , menguji kebenaran pernyataan pihak lain, bernegoisasi, dan saling mengadopsi
pendapat yang berkembang.

2. Teknik Scaffolding

Pada kalangan masyarakat awam, istilah scaffolding atau perancah tampaknya lebih
dipahami sebagai sebuah istilah yang berhubungan teknik konstruksi bangunan, yaitu upaya
memasang susunan bambu/kayu balok/besi sebagai tumpuan sementara ketika sedang
membangun sebuah bangunan, khususnya bangunan dalam konstruksi beton. Ketika konstruksi
beton dianggap sudah mampu berdiri kokoh, maka susunan bambu/kayu balok/besi itu pun akan
dicabut kembali. Dalam konteks pembelajaran, penggunaan istilah scaffolding atau perancah ini
tampaknya bisa dianggap relatif baru dan semakin populer bersamaan dengan munculnya
gagasan pembelajaran aktif yang berorientasi pada teori belajar konstruktivisme yang
dikembangkan oleh Lev Vygotsky, sang pelopor Konstruktivisme Sosial. . Scaffolding
merupakan interaksi antara orang-orang dewasa dan anak-anak yang memungkinkan anak-anak
untuk melaksanakan sesuatu di luar usaha mandiri-nya. Secara sederhana, pembelajaran
scaffolding dapat diartikan sebagai suatu teknik pemberian dukungan belajar secara terstruktur,
yang dilakukan pada tahap awal untuk mendorong siswa agar dapat belajar secara mandiri.

Pemberian dukungan belajar ini tidak dilakukan secara terus menerus, tetapi seiring
dengan terjadinya peningkatan kemampuan siswa, secara berangsur-angsur guru harus
mengurangi dan melepaskan siswa untuk belajar secara mandiri. Jika siswa belum mampu
mencapai kemandirian dalam belajarnya, guru kembali ke sistem dukungan untuk membantu
siswa memperoleh kemajuan sampai mereka benar-benar mampu mencapai kemandirian.
Dengan demikian, esensi dan prinsip kerjanya tampaknya tidak jauh berbeda dengan scaffolding
dalam konteks mendirikan sebuah bangunan. Pembelajaran Scaffolding sebagai sebuah teknik
bantuan belajar (assisted-learning) dapat dilakukan pada saat siswa merencanakan, melaksanakan
dan merefleksi tugas-tugas belajarnya. Istilah scaffolding digunakan pertama kali oleh Wood
dengan pengertian dukungan pengajar kepada peserta didik untuk membantunya menyelesaikan
proses belajar yang tidak dapat diselesaikannya sendiri.

Pengertian dari Wood ini sejalan dengan pengertian ZPD (Zone of Proxmal
Development) dari Vygotsky. Peserta didik yang banyak tergantung pada dukungan pembelajar
untuk mendapatkan pemahaman berada di luar daerah ZPD-nya, sedang peserta didik yang bebas
atau tidak tergantung dari dukungan pembelajar telah berada dalam daerah ZPD-nya. Konsep
scaffolding berhubungan erat dengan konsep ZPD. Menurut Horowitz yang dikutip oleh Jhon. W
Santrock mengemukakan scaffolding sering kali digunakan untuk membantu siswa mencapai
batas dari zona perkembangan proksimal mereka.5 Peserta didik yang banyak tergantung pada
dukungan pembelajar untuk mendapatkan pemahaman berada di luar daerah ZPD-nya, sedang
peserta didik yang bebas atau tidak tergantung dari dukungan pembelajar telah berada dalam
daerah ZPD-nya.

C. Implikasi Teori Vygotsky

Proses pembelajaran yang diberikan oleh guru harus sesuai dengan tingkat perkembangan
potensial siswa. Siswa seharusnya diberikan tugas yang dapat membantu mereka untuk mencapai
tingkat perkembangan potensialnya. Vygotsky mempromosikan penggunaan pembelajaran
kolaboratif dan kooperatif, dimana siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan
strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing-masing ZPD mereka. Menurut
Ruseffendi (1992) menjelaskan implikasi teori Vygotsky dalam pembelajaran diantaranya adalah
guru bertugas menyediakan atau mengatur lingkungan belajar siswa dan mengatur tugas-tugas
yang harus dikerjakan siswa, serta memberikan dukungan dinamis, sedemikian hingga setiap
siswa bisa berkembang secara maksimal dalam zona perkembangan proksimal. Implikasi utama
Teori vygotsky adalah bahwa para siswa membutuhkan banyak kesempatan untuk belajar
dengan guru dan teman sebaya yang lebih terampil.

D. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Vygotsky

A. Kelebihan dari Teori Vygotsky adalah sebagai berikut:


1) Berfikir

Dalam proses membina pengetahuan baru, siswa berfikir, untuk menyelesaikan masalah,
mencari ide dan membuat keputusan.

2) Paham

Oleh karena siswa terlibat secara langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih
paham dan boleh mengaplikasikannya dalam semua situasi.

3) Ingat

Oleh karena siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan mengingat lebih lama
semua konsep yang telah mereka pelajari. Melalui pendekatan ini siswa membina sendiri
kepahaman mereka. Dengan ini, mereka akan lebih yakin i dan menyelesaikan masalah dalam
situasi baru.

4) Kemahiran sosial.

Kemahiran sosial diperoleh apabila berinteraksi dengan teman atau guru dalam membina
pengetahuan baru.

5) Senang.

Oleh karena siswa terlibat secara terus – menerus mereka paham, ingat, yakin dan berinteraksi
dengan sehat, maka mereka akan merasa lebih senang belajar dalam membina pengetahuan baru.
Sedangkan kekurangan dari Teori Vygotsky dapat dilihat bahwa dalam proses pembelajaran,
peran guru sebagai pendidik kurang begitu mendukung, cakupan makna yang dipelajari lebih
luas dan sulit dipahami.

- kelebihan teori vygotsky:

1. Mengurangi kesenjangan antar siswa

2. Membantu siswa dalam memahami bahan belajar Secara lebih mudah

3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi.

B. kekurangan dari teori Vygotsky adalah

Kekurangan dari Teori Vygotsky dapat dilihat bahwa dalam proses pembelajaran, peran guru
sebagai pendidik kurang begitu mendukung, cakupan makna yang dipelajari lebih luas dan sulit
dipahami.
KESIMPULAN

Menurut Vygotsky bahwa pembelajaran terjadi apabila anak bekerja atau belajar
menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugastugas itu masih berada dalam
jangkauan kemampuannya. Vygotsky dalam Ruseffendi (1992:33) berpendapat pula bahwa
proses belajar akan terjadi secara efisien dan efektif apabila si anak belajar secara kooperatif
dengan anak-anak lain dalam suasana lingkungan yang mendukung (supportive) dalam
bimbingan atau pendampingan seseorang yang lebih mampu atau lebih dewasa, misalnya
seorang guru.
Daftar Pustaka:

Aniqiyah, Luluk 2012. Teori Perkembangan


Vygotsky.http://aniqiyah09luluk.blogspot.co.id/2012/12/teori-perkembangan-vygotsky.html
[Rabu, 7 Oktober 2015]
10-pembelajaran-matematika-berdasarkan-teori-konstruktivisme-sosial-1.pdf
file:///C:/Users/NIA%20ILWANI/Downloads/SKRIPSI%20RATNA%20SARI.pdf
BAB II.pdf
Herlianta Frebina.pdf

Anda mungkin juga menyukai