KOGITIF
VYGOTSKY
1. FEDRIO WIBAWA [12160115059]
2. ROVITA YUZA [13160124989]
3. VARADHIVA AISYAH [12160123152]
Sejarah singkat tentang Vygotsky
Lev Semyonovich Vygotsky adalah seorang psikolog asal Rusia yang dikenal
atas kontribusinya dalam teori perkembangan anak. Salah satu hasil kerjanya
yang dikenal di bidang psikologi anak adalah merumuskan konsep "zone of
proximal development". Konsep ini menerangkan bahwa dalam proses
pembelajaran seorang anak ada sebuah area di mana anak tersebut harus
diberikan bantuan eksternal untuk dapat belajar hal yang baru sedangkan ada
area lain di mana anak tersebut dapat belajar mandiri tanpa dibantu. Vygotsky
menekankan pentingnya kehadiran 'orang lain', seperti guru, orangtua, atau
teman, yang distilahkan sebagai orang yang lebih berpengetahuan (the more
knowledgeable other).
Teori Perkembangan Kognitif menurut
Konsep Vygotsky
“
memiliki fungsi mental yang lebih tinggi. Pengalaman dengan
orang lain secara berangsur menjadi semakin mendalam dan
membentuk gambaran batin anak tentang dunia. Vygotsky juga
menekankan baik levelkonteks sosial yang bersifat inter personal.
Pada level institusional, sejarah kebudayaan menyediakan
organisasi dan alat-alat yang berguna bagi aktivitas kognitif melalu
instuisi seperti sekolah, penemuan seperti computer. Interaksi
intuisional memberi kepada anak suatu norma-norma perilaku dan
social yang luas untuk membimbing hidupnya. Level interpersonal
memiliki suatu pengaruh yang lebih langsung pada kefungsian
mental anak. Menurut Vygotsky keterampilan-keterampilan dalam
keberfungsian mental berkembang melalui interaksi social
langsung. Melalui pengoranisasian pengalaman-pengalaman
interaksi social yang berada dalam suatu latar belakang
Kebudayaan ini. Perkembangan anak menjadi matang.
1. Zone proximal Development
1. Menghendaki setting kelas kooperaif, sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan saling
memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efekif dalam masing-masing zone of
proximal development mereka.
2. Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran dalam menekankan scaffolding. Jadi teori belajar
vigotsky adalah salah satu teori belajar social sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran
kooperatif karena dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaktif social yaitu interaksi
antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru dalam usaha menemukan konsep-konsep
danpemecahan masalah.
Komputer juga dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dalam
berbagai cara. Dalam prespektif pengikut vygotsky - bruner, perintah-perintah dilayar
komputer merupakan scaffolding. Ketika anak menggunakan perangkat lunak atau
software pendidikan, komputer menggunakan bantuan atau petunjuk scara detail
seperti yang diisyaratkan sesuai kedudukan anak dalam ZPD. Tidak dipungkiri lagi
beberapa anak dikelas lebih terampil dalam menggunakan computer sebagai tutor bagi
teman sebayanya. Dengan murid-murid yang bekerja dengan komputer guru bisa bebas
mencurahkan perhatiannya kepada individu-individu yang memerlukan bantuan dan
menyiapkan scaffolding yang sesuai bagi masing-masing anak.
Penerapan dalam pembelajaran
Jika terjadi tidak kekesuaian antara sikap dengan prilaku (attitude and behavior), maka salah satu
harus berubah untuk mehilangkan disonansi (ketidak-sesuaian) tersebut. Dalam hal, ada perbedaan sikap
dan perilaku, maka biasanya orang akan merubah sikap untuk mengakomodasi perilaku. Ada dua faktor
yang mempengaruhi tingkat ketidak sesuaian tersebut yaitu:
● 1. Jumlah disanonsi keyakinan
● 2. kepentingan yang ada dalam masing-masing keyainan
● Untuk menghilangkan ketidak sesuaian tersebut, pada dasarnya ada tiga cara yang dapat dilakukan
oleh seseorang, yaitu:
● 1. mengurangi tingkat kepentingan dalam disonansi keyakinan
● 2. menembah kesesuain keyakinan melebihi disonansi keyakinan
● 3. merubah disonansi keyakinan untuk menghilangkan inkonsistensi
Disonansi sering terjadi dalam keadaan dimana seseorang harus membuat pilihan antara dua
tindakan atau keyakinan yang tidak saling bersesuaian. Disonansi terbesar terjadi jika kedua elternatif
memiliki tingkat atraktif yang sama. Perubahan sikap biasanya terjadi dalam arah yang memilki insentif
yang lebih sedikit karena hasilnya adalah disonansi yang lebi kecil.
Menurut Vygotsky, dengan melibatkan anak berdiskusi dan berfikir (reasoning) dalam
mempelajari segala kejadian, akan mendorong anak untuk merefleksikan apa yang telah dikatakan
atau diperbuatnya. Hal ini dapat menjadi “inner speech” atau “inner dialogue”, dialog dengan
dirinya sendiri. Ini proses awal bagi anak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri. Selanjutnya,
dikemudian hari ia akan mampu mengevaluasi diri, menganalisis kekurangan serta kekuatan yang
dimilikinya. Dengan terbiasa melibatkan anak diskusi, akan membantu anak untuk bisa berfikir
pada tahapan yang lebih tinggi atau meta-cognition. Proses seperti ini dapat membuatnya menjadi
manusia spiritual, yaitu manusia yang tahu siapa dirinya, dan mempunyai kesadaran bahwa dirinya
adalah bagian dari masyarakat, komunitas dan alam semesta.