Anda di halaman 1dari 29

TEORI

VIGOTSKY DAN
DE PORTER
DALAM
PEMBELAJARAN
MATEMATIKA
Oleh:
FARIHA JUNAIDI
WAHYU FITRA NINGSIH
PEMBAHASAN
A
TEORI
PEMBELAJARAN
OLEH VIGOTSKY B
TEORI
PEMBELAJARAN
OLEH DE PORTER
TEORI PEMBELAJARAN
OLEH VIGOTSKY
Vigotsky
Lev Semyonovich Vygotsky, lahir pada 17 November 1896
di salah satu kota Tsarist, Russia.Ia berasal dari keluarga
kelas menengah keturunan Yahudi. Ia tertarik pada
psikologi saat usia 28 tahun.

Vygotsky dalam menyalurkan pemikiran-pemikirannya di


dunia psikologi kerap menghadapi rintangan oleh
pemerintah Rusia saat itu. Perkembangan pemikirannya
meluas setelah ia wafat pada tahun 1934, dikarenakan
menderita penyakit TBC.Vigotsky pun sering dihubungkan
dengan psikolog Swiss bernama Piaget, seorang psikolog
yang juga mempunyai keyakinan bahwa keaktifan anak
yang membangun pengetahuan mereka.
Teori Konstruktivisme Vigotsky
Menurut Vigotsky, setiap individu berkembang dalam konteks sosial. Seluruh
perkembangan intelektual yang mencakup makna, ingatan, pikiran, persepsi,
dan kesadaran bergerak dari wilayah interpersonal ke wilayah intrapersonal.
Vigotsky menekankan pentingnya hubungan antara individu dan lingkungan
sosial dalam pembentukan pengetahuan atas dasar pemikiran bahwa interaksi
sosial yaitu interaksi individu tersebut dengan orang lain merupakan faktor
terpenting yang dapat memicu perkembangan kognitif seseorang.

Teori Vigotsky ini merupakan salah satu teori penting dalam psikologi
perkembangan.Vigotsky berpendapat bahwa pembelajaran terjadi apabila anak
bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun
tugas-tugas itu masih berada dalam lingkungan kemampuannya.Menurut
Vigotsky, proses belajar akan terjadi secara efisien dan efektif apabila si anak
belajar secara kooperatif dengan anak-anak lain dalam suasana lingkungan
yang mendukung (supportive) dalam bimbingan atau pendampingan seseorang
yang lebih mampu atau lebih dewasa, misalnya seorang guru.
Teori Vigotsky berfokus pada
tiga faktor yaitu:
Budaya
(culture)
Bahasa
(language)

Zona perkembangan
proksimal atau Zone of
proximal development
(ZPD)
X Budaya (culture)
Y
Vigotsky berpendapat bahwa budaya dan lingkungan sosial seorang anak
adalah hal terpenting yang mempengaruhi pembentukan pengetahuan
mereka.Anak-anak belajar melalui lagu, bahasa, kesenian dan permainan.Ia

Z
juga menyatakan bahwa budaya mempengaruhi proses belajar, anak-anak
belajar melalui interaksi dan kerjasama dengan orang lain dan lingkungannya.

X
Vigotsky meyakini bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar
sosial budaya dan sejarahnya.
Bahasa (language)
Vigotsky mengemukakan bahwa bahasa berperan penting dalam proses perkembangan
kognitif anak. Menurutnya pula, ada hubungan yangjelas antara perkembangan bahasa
dan perkembangan kognitif.Ia menyatakan bahwa ada tiga tahap perkembangan bahasa.
Tiga tahap perkembangan tersebut dideskripsikan dalam tabel berikut:

Tahap Perkiraan Usia Deskripsi


Sosial speech Sampai 3 Bicara biasanya dilakukan untuk mengontrol
(Eksternal speech tahun tingkah laku, dan untuk mengekspresikan
pemikiran sederhana seperti emosi.
Anak-anak lebih sering berbicara dengan diri
Egocentric mereka sendiri, mereka membicarakan apa yang
3-7 tahun
speech mereka lakukan dan mengapa mereka
melakukannya.
Inner speech atau pembicaraan batin, merupakan
Di atas 7 tahun proses hubungan antara pikiran dan bahasa, pada
Inner speech
sampai dewasa tahap ini setiap individu telah sampai pada tipe
fungsi mental yang lebih tinggi.
Zona perkembangan proksimal atau Zone of
proximal development (ZPD)
Vigotsky mengemukakan konsep tentang Zone of Proximal Development (ZPD), yang dapat diartikan
sebagai Daerah Perkembangan Terdekat (DPT). Vigotsky yakin bahwa pembelajaran terjadi apabila siswa
bekerja atau belajar menangani tugas-tugas atau masalah kompleks yang masih berada pada jangkauan
kognitif siswa atau tugas-tugas tersebut berada pada Daerah Perkembangan Terdekat ( Zone of Proximal
Development (ZPD)). ZPD (DPT) adalah jarak antara taraf perkembangan aktual dan tingkat
perkembangan potensial. Dimana, taraf perkembangan aktual merupakan batas bawah ZPD (DPT),
sedangkan taraf perkembangan potensial merupakan batas atasnya. Vigotsky juga mencatat bahwa dua
anak yang mempunyai taraf perkembangan aktual sama, dapat berbeda taraf perkembangan potensialnya.
Jadi ZPD (DPT) mereka masing-masing berlainan meskipun berada dalam situasi belajar yang sejenis
(Jones & Thornton, 1993:20)
Interaksi sosial antara anak dan orang dewasa mempunyai peranan penting dalam ZPD (DPT).Pengaturan
dan panduan yang diberikan oleh orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu itu disebut
scaffolding.Scaffolding adalah bantuan atau support kepada seorang anak dari seseorang yang lebih
dewasa atau lebih kompeten dengan maksud agar si anak mampu untuk mengerjakan tugas-tugas atau
soal-soal yang lebih tinggi tingkat kerumitannya dari pada tingkat perkembangan kognitif yang aktual dari
anak yang bersangkutan.
Menurut Tharp & Gallimore (1988:35), tingkat
perkembangan ZPD (DPT) terdiri atas empat tahap
yaitu:
Pertama, More Dependence to Others Stage
Tahapan dimana kinerja anak mendapat banyak bantuan dari pihak lain.

Kedua, Less Dependence External Assistence Stage


Tahap dimana kinerja anak tidak lagi terlalu banyak mengharapkan
bantuan dari pihak lain.

Ketiga, Internalization and Automatization Stage


Tahap dimana kinerja anak sudah lebih terinternalisasi secara otomatis.

Keempat, De-automatization Stage


Tahap dimana kinerja anak mampu mengeluarkan perasaan dari hati,
jiwa, dan emosinya yang dilakukan secara berulang-ulang, bolak-
balik, recursion. Pada tahap ini, keluarlah apa yang disebut dengan
de automatization sebagai puncak dari kinerja sesungguhnya.
Implikasi Teori Vigotsky dalam
Pembelajaran
Menurut Ruseffendi, implikasi teori Vigotsky dalam
pembelajaran diantaranya adalah guru bertugas
menyediakan atau mengatur lingkungan belajar siswa,
serta memberikan dukungan dinamis, sedemikian
sehingga setiap siswa bisa berkembang secara maksimal
dalam zona perkembangan proksimal.
Penerapan Teori Vigotsky dalam Pembelajaran Matematika

Teori Vigotsky tentang peranan interaksi sosial dan daerah perkembangan terdekat ( zone
of proximum development) mempunyai beberapa penerapan dalam pembelajaran
Matematika. Mengingat awal mula terjadinya proses belajar berlangsung pada taraf sosial,
maka proses pembelajaran Matematika di kelas hendaknya bersifat interaktif, baik antara
siswa dan guru maupun antar siswa. Interaksi ini mengarah sampai kepada terjadinya
intersubjektivitas, yaitu kecocokan di kedua belah pihak yang memungkinkan keduanya
mampu mengerti, memeriksa, bernegosiasi, dan saling memanfaatkan sudut pandang pihak
lain.
Selain dari kegiatan interaktif, guru Matematika di kelas perlu juga menyediakan
kesempatan secukupnya bagi siswa untuk mengalami internalisasi.Supaya ada kesempatan
untuk internalisasi pada diri siswa, guru tidak boleh tergesa-gesa dalam memfasilitasi
kegiatan pembelajaran dan perlu memberikan jeda waktu di sela-sela kesatuan-kesatuan
kegiatan di kelas.
Selain itu guru disarankan untuk:
● Peka terhadap pengetahuan yang mungkin diberikan siswa dalam situasi
belajar.
● Mengusahakan pemecahan masalah interaktif sebagai panduan bagi belajar
siswa.
● Menyajikan beberapa masalah yang menantang.
● Mendorong, menggali, dan menerima penyelesaian dan strategi yang
berbeda.
● Mengusahakan agar siswa menerangkan dan memberikan alasan bagi
pendapat mereka (Jones & Thornton, 1993:19)
Keuntungan dari Teori Belajar Vigotsky

● Anak diberikan kesempatan yang besar untuk meningkatkan zona perkembangan


proksimalnya melalui belajar dan berkembang.
● Mengaitkan pembelajaran dengan tingkat perkembangan potensial dari pada tingkat
perkembangan aktual.
● Pembelajaran lebih diarahkan pada penggunaan strategi untuk mengembangkan kemampuan
intermentalnya daripada kemampuan intramentalnya.
● Anak diberikan kesempatan yang luas untuk mengintegrasikan pengetahuan deklaratif yang
telah dipelajarinya dengan pengetahuan prosedural yang dapat digunakan untuk melakukan
tugas-tugas dan memecahkan masalah.
● Proses belajar bukan hanya bersifat transfersal tetapi juga konstruksi dimana pengetahuan
dibangun antar sesama pihak yang terlibat.
TEORI
PEMBELAJARAN
OLEH DE PORTER
Awal Terbentuknya Quantum Learning
(De Porter)

Tokoh utama dibalik pembelajaran quantum adalah Bobby De Porter, seorang


ibu rumah tangga yang kemudian terjun di bidang bisnis property dan
keuangan. Metode pembelajaran Quantum Teaching di mulai dikembangkan
di Amerika sekitar tahun 1999, dimulai di Super Camp, sebuah lembaga
pembelajaran yang terletak di Kirkwood Meadows, Negara Bagian California,
Amerika Serikat.
Adapun hasil-hasil yang dicapai dalam SuperCamp: 68% meningkatkan
motivasi, 73% meningkatkan nilai, 81% meningkatkan rasa percaya diri, 84%
meningkatkan harga diri, dan 98% melanjutkan penggunaan keterampilan.
Jadi, metode pembelajaran Quantum Learning adalah suatu kegiatan
pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan. Quantum Learning
merupakan salah satu pengajaran yang menuntut adanya kebebasan, santai,
menakjubkan, menyenangkan, dan menggairahkan.
Asas utama dari Quantum Learning adalah
“Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan
antarkan dunia kita ke dunia mereka.”Inilah
asas utama atau alasan dasar dibalik segala
strategi, model, dan keyakinan. Asas ini
selebihnya akan dijelaskan dalam Quantum
Teaching.
Prinsip-prinsip dalam
Quantum Learning
● Segalanya berbicara (Everything Speech).

● Segalanya bertujuan (Everything is on Purpose).

● Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan.

● Akui setiap usaha.

● Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan.


Prinsip keunggulan yang diyakini dalam
quantum learning,
● Terapkanlah hidup dalam Integritas.

● Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan.

● Berbicaralah dengan niat baik.

● Hidup saat ini.

● Tegaskanlah komitmen.

● Jadilah pemilik (Bertanggung jawab atas tugas yang


diberikan).

● Tetaplah lentur (Pandai membaca situasi).

● Pertahankanlah keseimbangan.
Model Pembelajaran Quantum
Teaching

Model Quantum Teaching mempunyai kerangka rancangan


belajar yang dikenal sebagai TANDUR.

Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi dan Rayakan


Tumbuhkan merupakan tahap menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran yang akan
dilakukan. Melalui tahap ini, guru berusaha mengikut sertakan siswa dalam proses
belajar.
Alami merupakan tahap ketika guru menciptakan atau mendatangkan pengalaman yang
dapat di mengerti semua siswa.
Namai merupakan tahap memberikan kata kunci, konsep, model, rumus, atau strategi atas
pengalaman yang telah diperoleh siswa. dalam tahap ini siswa dengan bantuan guru
berusaha menemukan konsep atas pengalaman yang telah dilewati.
Demonstrasi memberikan kesempatan untuk menerapkan pengetahuan ke dalam
pembelajaran yang lain dan ke dalam kehidupan mereka. Tahap ini menyediakan
kesempatan siswa untuk menunjuk apa yang mereka ketahui.
Ulangi /Pengulangan akan memperkuat koneksi saraf sehingga menguatkan struktur kognitif
siswa. Semakin sering dilakukan pengulangan pengetahuan akan semakin mendalam.
Rayakan merupakan wujud pengakuan untuk menyelesaikan partisipasi dan memperoleh
keterampilan dalam ilmu pengetahuan.
Petunjuk Pelaksanaan Metode
Pembelajaran Quantum Teaching

● Guru harus membuat suasana belajar yang


menyenangkan.

● Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa


akan terlibat dan berpengaruh yang kuat pada proses
belajarnya.

● Guru dapat mempengaruhi suasana emosi siswa dengan


kegiatan belajar bersama.

● Guru yang seorang Quantum Teacher mempunyai ciri-


ciri dalam berkomunikasi yaitu: Antusias, berwibawa,
positif, dan lain-lain.
Penerapan Metode Pembelajaran
Quantum Teaching
● Kekuatan Ambak.

● Penataan lingkungan belajar.

● Memupuk sikap juara.

● Bebaskan gaya belajarnya.

● Membiasakan mencatat.

● Membiasakan membaca.

● Jadikan anak lebih kreatif.

● Melatih kekuatan memori.


Implikasi Quantum Teaching dalam
Pembelajaran Matematika

Konteks
1) Mengorkestrasi Suasana yang Menggairahkan
2) Mengorkestrasi Landasan yang Kukuh
3) Mengorkestrasi Lingkungan yang Mendukung
4) Mengorkestrasi Perancangan Pengajaran yang Dinamis
Rancangan
No Pembelajaran Dalam Aplikasinya Dalam Matematika
Quantum Learning

1. TANDUR Misalnya pada materi pengukuran, berikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan
apa saja pengalaman mereka tentang pengukuran tanpa memberitahu terlebih dahulu
tentang pengukuran. Carilah sebuah kata kunci yang berhubungan dengan pengukuran
kemudian mintalah siswa sendiri yang menamainya. Setelah semua itu dipahami,
demonstrasikan/paparkan konsep-konsep pengukuran berdasarkan pengalaman
mereka. Terus ulangi hingga siswa benar-benar mengerti. Jika siswa telah benar-benar
memahami rayakanlah hal itu.

2 SLIM-N-BIL S : Permainan menebak gambar (Mis, Puzzle, Segitiga).


L : Permainan mencari kata (dapat digunakan dalam statistika, misalnya untuk
membedakan populasi dan sampel).
I : Diskusi kelompok.
M : Matematika dapat dihadirkan dalam bentuk lagu.
N : Kegiatan dialami (Misalnya dapat melihat lingkaran tahun pada pohon sebagai
pengantar untuk belajar tentang lingkaran.
B : Tarian atau kegiatan atletik (konsep kubus dapat disajikan dalam tarian “Lompat
Katak”).
I : Refleksi (Misalnya persegi memiliki sisi yang sama panjang. Refleksikan dalam diri
siswa apakah sisi kehidupan mereka sudah seimbang, entah itu kehidupan dengan
sesame maupun dengan Sang Pencipta.
L : Matematika dapat di hadirkan dalam bentuk teka-teki sehingga menolong siswa
untuk berpikir kritis dan logis.
3. Metafora, Matematika dapat disajikan dalam bentuk cerita lucu, cerita dramatis yang diperankan oleh
Perumpamaan dan siswa sendiri. Soal matematika juga dapat disulap dalam bentuk sebuah perumpamaan.
Sugesti
ISI
Mengorkestrasi Presentasi/ Penyajian yang prima

Mengorkestrasi Fasilitasi yang Luwes dan Elegan

Mengorkestrasi Keterampilan Belajar

Mengorkestrasi Keterampilan Hidup


TERIMAKASI
H

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik.

Anda mungkin juga menyukai