Anda di halaman 1dari 3

Nama : Siti Nuroniah Magreth Febriola Haryanto

NIM : 1511422146
Psikologi Pendidikan

1. Analisis Perbedaan Perkembangan Kognitif Piaget dan Vygotsky


Perkembangan kognitif merupakan perubahan yang terjadi pada manusia dalam
memahami, memproses informasi, mengatasi masalah, dan pengetahuannya terhadap sesuatu.
Dua tokoh terkenal yang memberi teorinya terkait perkembangan kognitif yaitu Jean Piaget
dan Lev Vygotsky. Kedua tokoh memberi peran dalam metode pembelajaran yang diterapkan
sampai kini. Kedua tokoh menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam membangun
teorinya, tetapi terdapat perbedaan antara teori yang disampaikan oleh Piaget dan Vygotsky.
A. Sosiokultural
Vygotsky sangat menekankan pentingnya interaksi sosial dalam perkembangan
kognitif seseorang. Menurutnya, interaksi sosial yang terjadi di lingkungan dan budaya yang
ada di tempat tinggal seseorang adalah hal utama yang membangun pengetahuan dalam
dirinya. Sedangkan, Piaget tidak terlalu menekankan budaya dalam teorinya.
B. Konstruktivisme
Meskipun sama-sama menggunakan pendekatan konstruktivisme, yaitu penekanan
mengenai pentingnya lingkungan terhadap perkembangan individu, teori Vygotsky bersifat
sosial. Teori Piaget lebih banyak membahas kognitif dari individu.
C. Tahap-tahap
Dalam teori Piaget, terdapat empat tahapan perkembangan kognitif, yaitu
sensorimotor, pra-operasional, operasi konkret, dan operasi formal. Setiap tahap merupakan
perbaikan dari tahap sebelumnya sehingga bersifat progresif secara bertahap, tidak dapat
mundur ke tahap sebelumnya atau lompat ke tahap selain urutan yang disebutkan. Dalam
teori Vygotsky tidak ada tahapan seperti Piaget, hanya fokus terhadap penjelasan peran tiga
aspek dalam perkembangan kognitif berupa budaya, bahasa, dan ZPD.
D. Proses Utama
Aspek utama dalam perkembangan kognitif Piaget ada tiga, yaitu equilibrium, skema,
dan adaptasi. Individu memiliki pola dalam bagaimana merespon sebuah kejadian yang
serupa. Contohnya bayi yang menghisap dot, juga akan menghisap segala benda lain yang
dipegangnya, hal ini disebut dengan skema. Dalam berkembang, individu perlu melakukan
adaptasi. Piaget membagi adaptasi menjadi dua, asimilasi dan akomodasi. Asimilasi dimana
individu mengelompokkan informasi ke dalam pengetahuan yang sudah ada pada dirinya,
sedangkan akomodasi adalah proses mengubah, memperbarui, atau menggabung pengetahuan
sebelumnya untuk memecahkan masalah baru yang dihadapi. Proses asimilasi dan akomodasi
ini dilakukan untuk mencapai keseimbangan (ekuilibrium) antara tindakan diri terhadap
lingkungan dengan respon lingkungan terhadap tindakan diri.
Teori perkembangan sosiokultural Vygotsky memiliki tiga proses utama, yaitu:
1. Budaya, hal seperti lagu, kesenian, dan permainan dapat menjadi wadah belajar bagi
individu.
2. Bahasa, terdiri dari tiga tahapan,
a. Social Speech: Anak berbicara dengan tujuan mengendalikan perilakunya dan
mengekspresikan pemikirannya
b. Egocentric Speech: Berbicara sendiri mengenai apa yang dilakukan dan alasan
individu melakukannya
c. Inner Speech: Obrolan batin dalam diri individu, di tahap ini individu berada pada
tingkat maksimal fungsi mentalnya.
3. ZPD (Zone of Proximal Development)
Merupakan zona dimana individu tidak bisa memecahkan masalahnya tanpa bantuan
orang lain. Disini Vygotsky juga menyebutkan istilah scaffolding yaitu pendidik
ataupun teman sebaya yang membantu individu menyelesaikan masalah dalam ZPD.
E. Implikasi
Terakhir, perbedaan dalam implikasi teori. Dalam teori Piaget, individu didukung untuk
mengeksplor dunianya dan memperluas pengetahuannya. Pendidik hanya bertugas
memfasilitasi lingkungan yang memberi kesempatan untuk individu tersebut berproses dan
aktif di dalam kelas. Sedangkan, teori Vygotsky memandu pendidik untuk memfasilitasi
lingkungan belajar individu agar dapat berinteraksi satu sama lain untuk memecahkan setiap
ZPD dan ikut mendukung secara dinamis agar individu dapat berkembang secara maksimal
pada setiap ZPD.

2. Pengaruh Teori Perkembangan Kognitif Piaget dan Vygotsky terhadap


Pengembangan Bahasa Seseorang
A. Pengaruh Teori Piaget terhadap Pengembangan Bahasa
Pada teori tahap perkembangan Piaget, setiap tahap memiliki perkembangannya tersendiri
dalam bahasa. Dalam tahap sensori motor, kemampuan berbahasa bayi mulai muncul, tetapi
hal ini bukan berdasarkan perkembangan kognitif, melainkan karena kebiasaan bayi. Pada
tahap pra-operasional, anak mengembangkan egosentric speech dan social speech. Egosentric
speech merupakan tahap dimana anak berkomunikasi kepada dirinya sendiri mengenai apa
yang dilakukannya dan mengapa anak melakukan hal tersebut. Social speech merupakan
tahap dimana anak mengekspresikan pemikirannya melalui lisan. Pada tahap operasi konkret,
anak dapat memahami bahasa verbal dan pada tahap terakhir, tahap operasi formal, remaja
sampai dengan dewasa dapat mengekspresikan idenya dalam bahasa.
B. Pengaruh Teori Lev Vygotsky terhadap Pengembangan Bahasa
Pada teori sosiokultural Vygotsky, bahasa merupakan alat belajar utama dalam pembelajaran.
Melalui bahasa, lagu, kesenian, dan permainan, seorang anak dapat mengembangkan
pengetahuannya. Adapun tahap pengembangan bahasa menurut Vygotsky, social speech yang
terjadi di rentang usia 0-3 tahun, dilanjut dengan egosentric speech yang terjadi di rentang 3-
7 tahun. Definisi kedua speech ini sama dengan Piaget. Selanjutnya tahap ketiga yang
berbeda dengan Piaget, yaitu inner speech. Inner speech merupakan tahap yang terjadi di
rentang usia di atas 7 tahun sampai dewasa. Pada tahap ini, individu melakukan pembicaraan
batin dalam dirinya sendiri yang menandakan telah maksimalnya fungsi mental.

Referensi

Agustyaningrum, N., Pradanti, P., & Yuliana. (2022). Teori Perkembangan Piaget dan

Vygotsky: Bagaimana Implikasinya dalam Pembelajaran Matematika Sekolah

Dasar. Jurnal Absis, 5, 568–582.

Marinda, L. (2020). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Problematikanya Pada

Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Kajian Perempuan & Keislaman, 13, 116–152.

Anda mungkin juga menyukai