Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Teori Belajar Kognitif
Kognitif dalam Kamus Bahasa Indonesia memiliki arti bahwa sesuatu yang
berhubungan dengan kognisi dan berdasarkan dengan fakta empiris. Kognitif juga
dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam berpikir dan bernalar terhadap
suatu peristiwa atau kejadian. Dalam teori belajar kognitif, belajar merupakan suatu
kegiatan yang tidak hanya berhubungan dengan stimulus dan respon, namun proses
interaksi berkesinambungan dengan lingkungannya sebagai usaha untuk mempelajari
atau memahami sesuatu. Belajar juga melibatkan suatu proses berpikir yang
kompleks. Teori belajar kognitif lebih mengedepankan pada proses belajar daripada
hasil belajar.
Teori kognitif berhubungan dengan tahap-tahap perkembangan suatu
individu. Setiap individu mengalami perkembangan kognitif yang ditandai dengan
terjadinya perubahan proses berpikir secara rasional dan sistematis. Berikut beberapa
prinsip umum dalam teori belajar kognitif.
1. Lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar.
2. Belajar adalah kegiatan yang melibatkan proses berpikir yang kompleks.
3. Dalam pembelajaran memperhatikan keterlibatan siswa secara aktif.

2.2 Teori Vygotsky


Vygotsky dikenal dengan teori perkembangan kognitif yang berhubungan
dengan interaksi sosial. Teori kognitif sosiokultural merupakan teori yang dicetuskan
oleh Vygotsky yang menjelaskan mengenai pembelajaran sebagai proses sosial dan
budaya. Pada teori tersebut, Vygotsky menyatakan bahwa adanya pengaruh besar
suatu proses belajar seorang individu dengan interaksi sosial. Seorang individu dapat
memaksimalkan kemampuan yang dimilikinya melalui interaksi sosial. Berikut
konsep dalam perkembangan kognitif menurut Vygotsky.
1. Bahasa dan budaya
Vygotsky menyatakan bahwa bahasa adalah komponen yang memiliki
peran penting dalam perkembangan kognitif anak. Perkembangan Bahasa
juga akan mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Bahasa membantu
anak dalam berkomunikasi kepada orang lain mengenai sesuatu. Dengan
bahasa, anak juga dapat mengungkapkan permasalahan-permasalahan yang
terjadi dan dapat meminta bantuan kepada orang lain yang dianggap mampu
membantunya. Berikut tahapan perkembangan bahasa oleh anak menurut
Vygotsky.
1. Social speech (0-3 tahun)
Berbucara dengan tujuan mengendalikan perilaku dan
mengekspresikan pemikiran sederhana seperti emosi.
2. Egocentric speech (3-7 tahun)
Berbicara kepada diri mereka sendiri dan berbicara mengenai apa
yang mereka lakukan dan mengapa mereka melakukannya.
3. Inner speech (7 tahun hingga dewasa)
Pada tahap ini, setiap individu telah sampai pada jenis fungsi
mental yang lebih tinggi. Pembicaraan akan dilakukan sebagai proses
hubungan antara pikiran dan bahasa.
Budaya juga turut membantu dalam proses perkembangan kognitif
anak. Budaya dan lingkungan dapat menjadi aspek berpengaruh dalam
pengembangan pengetahuan anak. Anak belajar berinteraksi sosial dengan
lingkungannya menggunakan bahasa, dapat diartikan bahwa budaya juga
turut terlibat dalam proses belajarnya. Menurut Vygotsky harus dipahami
berdasarkan latar sosial budaya dan sejarahnya.
2. Zone of Proximal Development (ZPD)
Suatu keadaan dimana seorang anak merasa kesulitan dan memerlukan
orang lain dalam mengerjakan suatu hal disebut zona perkembangan
proksimal. ZPD adalah kesenjangan antara apa yang peserta didik itu mampu
melakukannya secara mandiri, dan apa yang mungkin mereka butuhkan untuk
membantu dalam mencapai (Daniels, 2001). Berikut tahapan dalam zona
perkembangan proksimal.
1. Tindakan anak masih dipengaruhi atau dibantu orang lain.
2. Tindakan anak didasarkan atas inisiatif sendiri.
3. Tindakan anak berkembang spontan dan terinternalisasi.
4. Tindakan spontan terus diulang-ulang hingga anak siap untuk berpikir
secara abstrak.
Dalam prosesnya, setiap anak akan melakukan pemecahan masalah
dengan berinteraksi dengan lingkungan dan bantuan orang lain. Jika dirasa
permasalahn tersebut dapat dipecahkan sendiri, maka anak akan melakukan
pendalaman terhadap hasil belajar.

Gambar 2.2 Dua Level Pembelajaran (Jones & Thornton, 1993:21)


3. Scaffolding
Scaffolding merupakan konsep penting yang diperkenalkan oleh
Vygotsky (Ruseffendi, 1992). Dalam proses pembelajaran, scaffolding
memiliki peran yang penting disetiap aspek untuk dapat mencapai
perkembangan anak. Anak membutuhkan scaffolding untuk dapat mencapai
suatu aspek tertentu. Scaffolding dapat diartikan bantuang yang diberikan
orang yang kompeten terhadap suatu hal kepada seorang anak agar mampu
menyelesaikan permasalahan dengan tingkat kerumitan yang tinggi daripada
perkembangan kognitif anak tersebut. Pada awal pembelajaran, seorang anak
akan diberi bantuan penuh dan berangsur-angsur akan dikurangi dengan
tujuan untuk memberikan tanggung jawab kepada anak setelah ia mempu
melakukannya.

2.3 Implementasi Pada Pembelajaran


Teori belajar Vygotsky dapat diterapkan dalam pembelajaran. Berikut konsep
pembelajaran berdasarkan teori belajar Vygotsky (Santrock, 2008).
1. Menggunakan zona perkembangan proksimal dengan mengajar yang dimulai
dari atas zona.
2. Menggunkan teknik scaffolding.
3. Menciptakan pembelajaran yang kolaboratif.
4. Memberikan nilai pada ZPD, bukan IQ.
5. Membuat suatu keadan dengan kawan sesama murid sebagai ahli.
Pembelajaran tersebut akan berdampak baik untuk anak jika terealisasikan
dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan teori Vygotsky juga memberikan
manfaat kepada setiap anak karena dilakukan sesuai dengan kebutuhannya.
2.4 Perbandingan Teori Piaget dengan Teori Vygotsky
Terdapat perbedaan antara teori kognitif Piaget dengan teori kognitif Vygotsky.
Berikut perbandingan antara kedua teori tersebut.

Aspek Teori Piaget Teori Vygotsky


Pengetahuan Dibangun secara Dibangun dalam konteks
individual dan internal. sosial sebelum menjadi
bagian pribadi individu.
Peran guru Minimal dan lebih Penting dalam membantu
membiarkan siswa siswa mencapai
menemukan sendiri ide kemandirian melalui
sehingga posisi guru interaksi sosial.
sebagai pengajar menjadi
kabur
Strategi belajar Experience based & Sharing & Cooperative
discovery oriented learning
Key process dalam Asimilasi, akomodasi, Bahasa & budaya, Zona
perkembangan dan dan ekuilibrasi perkembangan proksimal,
pembelajaran dan scaffolding
Peranan bahasa Minimal, bahasa Mayor, bahasa berperan
menyediakan label untuk kuat dalam membentuk
pengalaman anak pikiran
Implikasi pembelajaran Mendukung anak untuk Menciptakan kesempatan
mengeksplor dunianya bagi anak untuk belajar
dan menemukan dengan pendidik maupun
pengetahuan teman sebaya

Anda mungkin juga menyukai