Anda di halaman 1dari 7

BALQIS IKA PUTRI HERMANTO

17-095

Bahasa dan Pemikiran

Penggunaan dialog sebagai alat dari scaffolding merupakan salah satu contoh penting terkait
peran bahasa dalam perkembangan anak. Menurut Vygotsky, tujuan dari percakapan yang dilakukan
anak-anak sebetulnya tidak hanya untuk berkomunikasi sosial namun juga untuk membantu mereka
dalam menyelesaikan tugas. Di samping itu Vygotsky (1962) berkeyakinan bahwa anak-anak kecil
menggunakan bahasa untuk merencanakan, membimbing, dan memonitor perilaku mereka.
penggunaan bahasa untuk meregulasi diri ini disebut private speech. Dalam teori piaget, private
speechmerupakan sesuatu yang bersifat egosentris dan tidak matang, namun menurut Vygotsky
private speech merupakan sarana berfikir yang penting di masa kanak-kanak awal (John-Steiner,
2007).

Menurut Vygotsky, awalnya bahasa dan pikiran berkembang secara sendiri-sendiri namun
kemudian keduanya bergabung. Ia menekankan bahwa semua fungsi mental memiliki asal-mula yang
bersifat eksternal atau sosial. Anak-anak harus menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan
orang lain sebelum mereka dapat berfokus ke dalam fikiran mereka masing-masing. Aanak-anak juga
harus berkomuikasi eksternal dan menggunakan bahasa selama periode waktu yang lama, sebelum
akhirnya mereka mampu melakukan transoisi dari pembicaraan eksternal ke internal. Periode transisi
ini terjadi antara usia 3 hingga 7 tahun dan mencakup berbicara pada diri sendiri (self-talk). Setelah
beberapa waktu, self-talk kemudian menjadi sifat dasar kedua bagi anak-anak dan mereka mampu
bertindak tanpa melakukan verbalisasi. Ketika hal ini terjadi, anak-anak telah menginternalisasikan
percakapan egosentris mereka ke dalam bentuk inner speech, yang kemudian menjadi pemkiran
mereka.

Vygotsky berkeyakinan bahwa anak-anak yag menggunakan private speech dalam jumlah
banyak adalah anak-anak yang lebih memiliki kompetensi sosial dibandingkan anak-anak yang tidak.
Beliau berpendapat bahwa private speech mempresentasikan sebuah transisi awal dalam proses untuk
lebih komunikatif secara sosial. Bagi Vygotsky, ketika anak-anak berbicara kepada diri mereka
sendiri , mereka sebenarnya sedang menggunakan bahasa untuk memerintah perilakunya sendiri dan
mengarahkan dirinya. Sebagai contoh, seorang anak yang sedang mengerjakan sebuah puzzle
mungkin berkata pada dirinya sendiri, “potongan manakah yang harus aku gabungkan pertama kali?
Pertama-tama aku akan mencoba dengan potongan puzzle yang berwarna kuning. Sekarang aku
membutuhkan yang berwarna biru. Oh tidak, yang biru tudak cocok di situ. Aku akan
mencocokkannya di sini.”
Piaget berkeyakinan bahwa bicara sendiri adalah egosentris dan mencerminkan
ketidakdewasaan. Meskipun demikian, para peneliti telah menemukan bukti yang mendukung
pandangan Vygotsky bahwa private speech berperan positif di dalam perkembangan anak-anak
(Winsler,Carlton, & Barry, 2000). Anak-anak menggunakan banyak private speech ketika
menghadapi tugas-tugas yang sulit, ketika membuat kesalahan, dan ketika merasa tidak yakin
bagaimana untuk melanjutkannya (Berk, 1994). Para peneliti juga menemukan bahwa anak yang
menggunakan private speech menjadi lebih perhatian dan meningkat prestasinya dibandingkan
dengan anak-anak yang tidak menggunakan private speech (Berk, Spuhl, 1995)

Stategi Pengajaran

Teori Vygotsky dianut oleh pendidik dan telah berhasil diterapkan dalam pendidikan (Daniels, 2007 :
Holtzman, 2009). Berikut beberapa cara mengenai teori Vygotsky yang dapat digunakan dalam kelas.:

 Menilai ZPD (Zona Perkembangan Proksimal) anak

Vygotsky tidak merekomendasikan tes-tes formal dan terstandarisasi sebagai cara terbaik dalam
menilai kegiata pembelajaran anak-anak. Bahkan Vygotsky berpendapat bahwa penilaian seharusnya
berfokus pada penentuan zona perkembangan proksimal anak. seorang pelatih yang terampil akan
menyajkan kepada anak tugas-tugas dengan kesulitan yang bervariasi untuk menentukan level yang
terbaik dalam memulai instruksi.

 Menggunakan zona perkembagan proksimal dalam mengajar

mengajar sebaiknya dimulai dengan mengarah daerah batas atas, supaya anak dapat meraih sasran
melalui bnatuan serta beranjak ke level keterampilan dan pengetahuan yang lebih tinggi. Tawarkan
bantuan secukupnya. Anda dapat bertanya, “Apa yang dapat saya lakukan untuk membantumu?” atau
cukup dengan mengobservasi intensi-intensi da usaha-usaha serta menyediakan dukungan apabila
diperlukan. Ketika anak ragu-ragu, besarkan hatinya. Doronglah juga agar anak melatih keterampilan
tersebut. Anda dapat memperhatikan dan menghargai latihan anak atau menawarkan dukungan ketika
anak lupa apa yang harus diperbuat.

 Mengguakan kawan-kawan sebaya yang lebih terampil sebagai guru

Ingatlah bahwa tidak hanya orang dewasa yang dapat berperan penting dalam membantu anak-anak
belajar. Anak-anak juga memperoleh keuntungan melalui dukungan dan bimbingan yang diberikan
oleh anak-anak yang lebih terampil (John-Steiner & Mahn, 2003).

 Tempatkan instruksi di dalam koneksi yang bermakna


Kini para pendidik telah meningkatkan penyajian materi secara abstrak; kini mereka lebih anyak
menyediakan kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar di dalam lingkungan dunia nyata.
Contoh, daripada hanya sekadar mengingat rumus matematika, para siswa menyelesaikan soal-soal
matematik a dengan implikasi-implikasinya di dunia nyata (Santrock, 2006)

 Mengubah ruang kelas dengan ide-ide Vygotsky

Seperti ruang kelas apakah yang sesuai dengan vygotsky? Kamehameha Elementary Education
Program (KEEP) di Hawaii berdasarkan pada teori vygotsky (Tharp, 1994). ZPD adalah element
kunci instruksi program ini. Anak-anak dapat membaca suatu cerita kemudian menginterpretasikan
artinya. Sebagian besar aktivitas itu dilakukan dalam kelompok kecil. Semua anak mengabiskan
waktu 20 menit setiap pagi dalam sebuah setting yang disebut “Center one.” Dalam konteks ini,
scaffolding digunakan untuk meningkatkan keterampilan literasi para siswa. Instruktur bertanya,
merespon pertanyaan, serta membangun ide-ide yang dilakukan oleh siswa.
Tabel Komparasi (Perbandingan) Antara Teori Vygotsky dan Teori Piaget

Vygotsky Piaget
Konteks Sosial Kultural Sangat ditekan Kurang ditekan
Konstruktivisme Konstruktivis sosial Konstruktivis kognitif
Tahap-Tahap Tidak ada tahap-tahap Memberi penekanan yang kuat
perkembangan umum, pada tahap-tahap
(sensorimotorik, preoperasional,
operasional konkrit, dan
operasional formal)
Proses Kunci Zona perkembangan proksimal, Skema, asimilasi, akomodasi,
bahasa, dialog, sejumlah operasi, konservasi, klasifikasi
pengalaman budaya
Peran Bahasa Peran utama; bahasa Bahasa memiliki peran minimal
memainkan peran penting kognisi terutama mengarhkan
dalam membentuk pikiran bahasa
Pandangan Mengenal Pendidikan memainkan peran Pendidikan hanya
pendidikan penting membantu anak-anak menghaluskan keterampilan
mempelajari budaya kognitif anak yang muncul
Implikasi Pengajaran Guru sebagai fasilitator dan Juga memandang guru sebagai
pembimbing bukan sebagai fasilitator dan pembimbing
pengarah; meraih banyak bukan sebagai pengarah;
kesempatan bagi anak-anak menyediakan dukungan bagi
untuk belajar dengan guru dan anak-anak untuk
kawan-kawan sebaya yang lebih mengeksplorasi dunia mereka
terampil dan menemukan
pengetahuannya

Evaluasi terhadap teori Vygotsky

Meskipun teori Vygotsky dan Piaget diajukan secara bersamaan, sebagian besar orang
mengetahui teori Vygotsky setelah mengetahui teori Piaget. Jadi, teori Vygotsky belum dievaluasi
secara menyeluruh. Meskipun demikian, pandangan vygotsky mengenai pentignya pengaruh sosio-
kultural terhadap perkembangan anak-anak sesuai dengan keyakinan saat ini mengenai pentingnya
mengevaluasi faktor-faktor kontekstual dalam pembelajaran (Holzman, 2009).
Beberapa perbandngan antara teori Vygotsky dan Piaget seperti penekanan Vygotsky
terhadap pentingnya inner speech dalam perkembangan dan andangan piaget bahwa inner peech itu
tidak dewasa. Meskipun kedua aliran tersebut beraliran konstruktif, Vygotsky mengambil
pendekatan konstruktivis sosial, suatu pendekatan yang menekankan konteks sosial dari belajar dan
bhawa pengetauan merupakan sesuatu yang dibangun dan diususn secara timbal-balik. Teori
Vygotsky ini menekankan konteks sosial dan pembelajaran dan konstruksi pengetahuan melalui
interaksi sosial.

Dalam perlaihan dari piaget ke Vygotsky, pergeseran konsepnya adalah dari satu individu ke
kolaborasi, interaksi sosial, dan aktivitas sosio-kultural (Halford, 2008). Titik akhir perkembangan
kognitif untuk piaget adalah pemikiran operasioal formal. Bagi Vygotsky titik akhirnya dapat
berbeda, tergantng ketermapilan mana yang dianggap penting dalam budaya tertentu. Bagi Piaget,
anak-anak menyusun pengetahuan dengan mentransformasi, mengorganisasi, dan mengorganisasi
pengetahuan sebelumnya. Bagi Vygotsky, anak-anak menyusun pengetahuan mealui interaksi sosial
(Rogoff dkk, 2007). Implikasi dari teori Piaget bagi pengajaran adalah bahwa anak-anak
membutuhkan dukungan untuk mengeksplorasi dunia mereka dan menemukan pengetahuan.
Implikasi utama dari teori Vygotsky bagi pengajaran adalah menyadarkan bahwa para siswa
membutuhkan banyak kesempatan untuk dapat belajar dengan seorang guru dan teman-teman yang
lebih terampil. Dalam teori Piaget maupun vygotsky, guru bertindak sebagai fasilitator dan
pembimbing.

Beberapa kritik terhadap teori Vygotsky yang terkemuka, kritik-kritik itu menyatakan bahwa
Vygotsky tidak terlalu spesifik mengenai perubahan yang terkait usia (Gauvain, 2008). Tapi, ada juga
yang mengatakan bahwa Vygotsky terlalu menekankan pentingnya bahasa di dalam berpikir.

Pemrosesan informasi

Teori-teori yang dicetuskan oleh Piaget dan Vygotsky memberikan sejumlah gagasan penting
mengenai bagaimana anak-anak kecil berfikir serta bagaimana pemikiran mereka bisa berubah.

Atensi adalah kegiatan memfokuskan sumber daya mental terhadap informasi tertentu. Anak-anak
memiliki kemampuan peningkatan yang signifikan dalam memberikan perhatian selama masa pra
sekolah. Anak kecil yang baru belajar berjalan, berkeliling di sekitarnya, mengalihkan perhatian dari
aktivtas satu ke aktivitas lainnya, dan tampak perhatiannya pada objek atau peristiwa apapun hanya
berlangsung sebentar. Sebagai perbandingan, anak pra sekolah mungkin terlihat sedang menonton
televisi selama setengah jam.

Anak-anak kecil yang terutama mengalami kemajuan dalam dua aspek atensi, yaitu: atensi
eksekutif dan atensi yang tertahan. Atensi eksekutif (excecutive attention) melibatkan perencanaan,
mengalokasikan atensi menuju sasaran, mendeteksi dan kompensasi kesalahan, mengawasi
perkembangan tugas, serta menghadapi situasi yang sulit dan rumit. Atensi tertahan (sustained
attention) adalah keterlibatan yang jauh dan mnedalam dengan sebuah objek, tugas, kejadian atau
aspek lain dari lingkungan.

Mary Rothbart dan Maria Garstein baru-baru ini menjelaskan mengapa kemajuan dalam
atensi eksklusif dan atensi yang tertahan sangat penting di masa kanak-kanak awal:

Perkembangan... sistem atensi eksklusif mendukung cepatnya peningkatan dalam usaha


pengendalian terhadap masa-masa balita dan prasekolah. Meningkatnya atensi tersebut sebagian
disebabkan oleh kemajuan dalam komprehesi dan perkembangan bahasa. Ketika anak-anak lebih baik
dalam memahami lingkungannya ini membantu anak-anak mempertahankan atensinya untuk beberapa
waktu.

Meskipun demikian, setidaknya atensi anak-anak prasekolah masih kurang di dalam dua hal:

 Dimensi yang menonjol vs dimensi yang relevan

Anak-anak prasekolah cenderung menaruh perhatian pada stimuli yang menonjol atau mencolok,
meskipun stimuli tersebut tidak relevan untuk memecahkan masalah ataupun menjalani sebuah
tugas. Contohnya, jika ada seorang badut mencolok memberikan pengarahan kepada anak-anak
untuk menyelesaikan suatu masalah, anak-anak prasekolah cenderung lebih menaruh perhatian
pada badut tersebut dibandingkan dengan pengarahan yang diberikan si badut.

 Perencanaan

Ketika pelaku eksperimen meminta anak-anak untuk menilai apakah gambar yang kompleks itu sama
atau tidak, anak-anak prasekolah cenderung melakukan perbandingan dengan menggunakan strategi
yang serampangan, tidak menelaah semua detail sebelum membuat penilaian.

Di negara-negara Eropa Tengah, seperti Hungaria, siswa taman kanak-kanak berpartisipasi


dalam latihan yang didesain untuk meningkatkan atensi (Mills & Mills, 2000; Posner & Rothbart,
2007). Contohnya, dalam suatu latihan kontak mata yang dilakukan oleh seorang guru yang duduk di
tengah-tengah lingkaran yang terdiri dari para siswa yang masing-masing siswa diharuskan untuk
menatap mata gurunya sebelum diizinkan keluar dari lingkaran.

Latihan komputer telah dikembangkan untuk meningkatkan atensi anak-anak (Jaeggi, Berman
& Jonides, 2009; Tang & Posner, 2009). Contohnya, suatu studi mengungkap bahwa latihan komputer
selama lima hari yang mencakup pembelajaran yang menggunakan joystick, working memory, dan
penyelesaian konflik meningkatkan atensi anak-anak usia 4 hingga 6 tahun (Rueda dkk, 2005).
Kemampuan anak-anak prasekolah untuk mengendalikan dan mempertahankan atensi
berkaitan dengan kesiapan bersekolah (Posner & Rothbart, 2007). Contohnya, berdasarkan hasil studi
terakhir yang dilakukan terhadap 1.000 anak, ditemukan bahwa kemampuan mereka untuk
mempertahankan atensi pada usia 54 hulan terkait dengan kesiapan sekolah mereka (mencakup
prestasi dan keterampilan bahasa) (NICHD Early Child Care Research Network, 2005). Dalam studi
terbaru, anak-anak yang orang tua dan gurunya menilai terdapat masalah atensi pada usia 54 bulan
memeiliki keterampilan sosial yang rendah dalam hal relasi kawan sebaya di kelas satu dan tiga,
dibandingkan anak-anak yang tidak memiliki masalah atensi pada usia 54 bulan (NICHD) Early Child
Care Research Network, 2009).

Anda mungkin juga menyukai