Anda di halaman 1dari 14

Assalamu’alaiku

Kognisi ( Berfikir )
dalam perspektif Islam

Fedrio wibawa (12160115059)


Shalsabila Bustami (12160121932)
Kognisi (Berfikir) dalam perspektif Islam

01 03 05

Pengertian kognitif dalam Jenis Kognisi dalam Manfaat Berfikir dalam


perspektif Islam perspektif Islam perspektif Islam

02 04

Perkembangan kognitif Tujuan Berfikir dalam


dalam perspektif Islam perspektif Islam
01

Pengertian kognitif dalam perspektif Islam


01 Pengertian Kognisi ( Berfikir ) dalam perspektif
islam

Akal adalah karunia Allah Swt yang besar bagi manusia. Agama Islam berisi pedoman bagi
manusia yang berakal, hanya manusia yang berakal dan berilmu saja yang dapat mengambil
pelajaran dari penciptaan langit dan bumi. Terdapat dalam surat al-Ankabut ayat 49 adalah :

ّ ٰ ‫ص ُد ْو ِر ال َّ ِذي َْن اُ ْوتُوا ْال ِع ْل ۗ َم َو َما يَجْ َح ُد بِ ٰا ٰي ِتنَٓا اِاَّل‬


‫الظلِ ُم ْو َن‬ ٌ ۢ ‫بَلْ هُ َو ٰا ٰي‬
ٌ ‫ت بَي ِّٰن‬
ُ ‫ت فِ ْي‬
“Sebenarnya. Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak
ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim”

Hubungan Surat al-Ankabuut ayat 49 dengan kognitif; Ahli-ahli psikologi kognitif Islam
dalam banyak penelitiannya, mempercayai bahwa kejiwaan dan tingkahlaku manusia banyak
dipengaruhi oleh faktor kognitif yang merupakan pusat berfikir (akal), selanjutnya menjadi motor
penggerak jiwa dan tingkahlaku manusia.
01 Pengertian Kognisi ( Berfikir ) dalam perspektif
islam

Dalam Psikologi Islam tidak memusatkan otak sebagai sentral dalam proses berfikir. Proses
berfikir melibatkan banyak elemen termasuk otak atau akal, nafiu, dan hati nurani atau golb.
Berfikir merupakan sebuah proses kerja dan pusatnya adalah di hati dan hati terletak di dalam
dada. Terdapat dalam al-Qur'an surat al-Hajj ayat 46.

َ ‫ان يَّ ْس َمع ُْو َن بِهَ ۚا فَاِنَّهَا اَل تَ ْع َمى ااْل َ ْب‬
‫صا ُر َو ٰل ِك ْن تَ ْع َمى ْالقُلُ ْوبُ ال َّ ِت ْي‬ ٌ ‫ض فَتَ ُك ْو َن لَهُ ْم قُلُ ْوبٌ يَّ ْعقِلُ ْو َن بِهَٓا اَ ْو ٰا َذ‬
ِ ْ‫اَفَلَ ْم يَ ِس ْير ُْوا فِى ااْل َر‬
‫فِى الصُّ ُدوْ ِر‬

Artinya : “ Maka tidak pernahkah mereka berjalan di bumi, sehingga hati (akal) mereka dapat
memahami, telinga mereka dapat mendengar? Sebenarnya bukan mata itu yang buta, tetapi yang
buta ialah hati yang di dalam dada”
02

Perkembangan kognitif dalam


perspektif Islam
02 Perkembangan kognitif dalam perspektif Islam

Menurut Shehu (2015) tahapan perkembangan kognitif manusia dalam pandangan islam sebagai berikut;
1. Tahap Satu: Periode Persepsi Sensorik (Dari Lahir hingga 2 tahun)
2. Tahap Dua: Anak usia dini (Dari 2-7 tahun)
3. Tahap Tiga: Masa kanak-kanak (Dari 7–10 tahun)
4. Tahap Empat: Periode Remaja Awal (Dari 10 - 15 tahun)
5. Tahap Lima: Periode Pubertas – Periode Kekuatan Fisik dan Intelektual Penuh (Dari 15 –33 tahun)
6. Tahap Enam: Periode Kekuatan Fisik dan Intelektual Penuh – Perkembangan Intelektual Lengkap (Dari 33–40
tahun)
7. Tahap Tujuh: Periode Keteguhan dalam Perkembangan Kognitif (Dari 40 –60 tahun)
8. Tahap Delapan: Periode Usia Tua (Dari 60–80 tahun)
9. Tahap Sembilan: Periode Usia Indra yang semakin lemah (Dari 80 tahun ke atas)
03

Jenis Kognisi dalam


perspektif Islam
Jenis Kognisi dalam perspektif Islam

1
1 2

Husnudzan Suudzhan
04
Tujuan Berfikir dalam perspektif Islam
04 Tujuan berfikir dalam perspektif Islam

Dalam Taufik (2016) tujuan berpikir dalam Alquran sebagai berikut:


1. Mendapatkan Kebenaran
2. Mengamalkan Syariat Islam
3. Lebih Dekat dengan Allah
4. Berakhlak Baik
05

Manfaat Berfikir dalam perspektif Islam


05

Dalam Taufik (2016) kedudukan dan manfaat berpikir


dalam Alquran sebagai berikut:

1. Berpikir hal yang Sangat Dimuliakan Allah karena


:
- mengetahui hikmah dan syariat Islam,
- mengetahui hikmah dan tujuan ciptaan Allah,
- Sehingga termotivasi melakukan kebaikan

2. Mendapat Rahmat dan Terhindar dari Azab


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai