Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRODAK PEMIKIRAN DALAM BERMAZHAB

Disusun Oleh: Kelompok IV


• A.Muh. Husnul Fuady Sul Husni (10300123026)
• Nur Fadilah (10300123010)
• Aisyah Idham (10300123015)

PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023/2024

1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kita panjakan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Pengantar Perbandingan Mazhab ” ini.

Shalawat serta salam senantiasa terlimpah curahkan kepada Baginda Nabi


Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, sahabatnya, para tabi’in tabi’at nya
dan kepada kita sebagai umatnya.

Kami ucapkan banyak teima kasih kepad aberbagai pihak yang telah ambil
serta dalam proses pembuatan makalah ini. Tentunya kepada bapak Dr. Achmad
Musyahid, M.Ag. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah yang
telah membimbing kami selama proses perkuliahan berlangsung.

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok yang
diharapkan juga dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan bermanfaat
bagi penyusun, umumnya bagi teman teman semua.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan atau kesalahan di Makalah ini
dikarenakan pengalaman dan kemampuan yang kami miliki masih jauh dari kata
semputna. Oleh karnanya, kritik dan saran membangun dai para pembaca sangat
kami harapkan demi terciptanya makalah-makalah yang lebih baik kedepannya.

Samata, 7 April 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2


DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 5
C. TUJUAN ................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 6
A. Pengertian prodak pemikiran dalam bermazhab .............................................. 6
B. Macam macam prodak pemikiran dalam bermazhab ...................................... 7
C. Manfaat dan tujuan prodak pemikiran dalam bermazhab ............................ 10
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 12
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 12
B. SARAN ................................................................................................................. 13

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. adalah
agama yang membawa perubahan di tengah tengah kehidupan bangsa
Arab yang dalam sejarah disebut kehidupan jahiliyah. Disebut jahiliyah,
sebab dalam aktifitas mereka tidak sesuai dengan prinsi-prinsip ajaran
Islam yang berlaku pada saat itu dan dianut oleh umat Islam saat ini.
Namun ternyata, dalam proses asbab al-nuzul Alquran, praktik-praktik
sosial bangsa Arab seperti itu menjadi salah satu latar belakang turunnya
Alquran, baik dengan cara melarang maupun dengan cara mengadopsi
sebahagian ke dalam syariat atau hukum Islam sampai pada zaman
modern. Pendekatan seperti yang tergambar tersebut, menjadi inspirasi
dalam pemikiran hukum tak terkecuali di Indonesia, yang kemudian
melahirkan apa yang dinamakan produk pemkiran dalam bermazhab di
Indonesia. Dalam merumuskan hukum Islam khususnya di bidang
muamalah, selain merujuk kepada sumber pokok (Alquran dan hadis) juga
mempertimbangkan kondisi kehidupan masyarakat, selama hal itu tidak
ber tentangan dengan substansi Alquran dan hadis.
Para ulama fikih (ahli hukum Islam) telah mempraktikkan
pendekatan seperti itu, sehingga pemikiran-pemikiran mereka
mengandung unsur-unsur keselerasan kondisi-kondisi kehidupan
masyarakat yang mereka saksikan. Salah satu di antaranya yang sangat
terkenal dalam dunia pemikiran hukum Islam adalah: Ketika Imam Syafi’i
merumuskan qawl al-qadim wa al-qawl jadid. Hal ini menjadi salah satu
bukti bahwa produk produk pemikiran hukum Islam dikaji dan
dirumuskan dengan memperhatikan ke arifan lokal atau faktor kehidupan
sosial masyarakat.

4
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari prodak pemikiran dalam bermazhab ?
2. Sebutkan apa saja macama macam prodak pemikiran dalam bermazhab
?
3. Apa tujuan dan manfaat dari prodak pemikiran dalam bermazhab ?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat memahami pengertian prodak pemikiran dalam bermazhab !
2. Dapat mengetahui macam macam prodak pemikiran daam bermazhab !
3. Mengetahui tujuan dan manfaat prodak pemikaran dalam bermazhab !

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian prodak pemikiran dalam bermazhab
Prodak mengandung banyak arti diantaranya adalah sebuah nilai,
barang, jasa yang dibuat untuk menghasilakan sebuah hasil akhir dari
sebuah hasil proses produksi, dari pengertian tersebut sangat berkaitan
dengan prodak pemikiran dalam bermazhab yakni hasil dari pemikiran
para ulama atau ahli ahli fikih yang sangat berkompoten tentang pemikiran
dalam bermazhab itu sendiri.1
Prodak pemikiran dalam bermazhab merupakan hasil dari
berijtihad atau hasil pemikiran para ulama untuk menetapkan suatu hukum
islam. Berdasarkan informasi yang ditemukan, prodak pemikiran dalam
bermazhab ada empat jenis yaitu prodak pemikiran fikih, produk
pemikiran fatwa para ulama dan prodak pemikiran keputusan pengadilan.
Produk pemikiran fikih merupakan jenis prodak pemikiran hukum
Islam yang melahirkan berbagai jenis buku yang dipedomani. Prodak
pemikiran fatwa ulama berasal dari pemikiran ulama secara kolektif, yang
dituangkan dalam bentuk fatwa untuk menegakkan hukum. Prodak
pemikiran keputusan pengadilan (yurisprudensi) merupakan jenis prodak
pemikiran hukum Islam yang berasal dari pemikiran majelis hakim,
kemudian dihimpun dan dijadikan sebagai keputusan pengadilan.
Produk pemikiran dalam bermazhab tentunya sangat ditegakkan
dan sangat diberlakukan secara komprehensif, berbicara tentang prodak
pemikran dalam bermazhab itu tidak lepas dari persoalan ijtihad para
ulama karena dari ijtihad ulamalah banyak melahiran berbagai macam
prodak pemikiran dalam bermazhab, baik itu bersifat formal maupun
bersifat informal.
Sebagai mana yang di jelaskan dalam Q. S An-nisa ayat 59 yang
membahas tentang prodak pemikiran dalam bermazhab.

1
Hannani, ‘PRODUK PEMIKIRAN HUKUM ISLAM DAN PROBLEMATIKANYA DI INDONESIA
Hannani Sekolah Tinggi Agaa Islam Negeri (STAIN) Parepare’, 8 (2010), 190–201.

6
ٰ ‫ش ْيءٍ فَ ُرد ُّْوهُ اهلَى‬
‫ّللاه‬ َ ْ ‫س ْو َل َواُولهى‬
َ ‫اْل ْم هر مه ْن ُك ْم فَا ْهن تَنَازَ ْعت ُ ْم فه ْي‬ َّ ‫ّللا َواَطه ْيعُوا‬
ُ ‫الر‬ َ ٰ ‫ياَيُّ َها الَّ هذيْنَ ا َمنُ ْوا اَطه ْيعُوا‬
‫س ُن ت َأْ هويْل‬ َ ‫اّلل َو ْاليَ ْو هم ْاْلخه هر ذلهكَ َخي ٌْر َّوا َ ْح‬
‫س ْو هل ا ْهن ُك ْنت ُ ْم تُؤْ مه نُ ْونَ به ٰ ه‬
ُ ‫الر‬
َّ ‫َو‬

Artinya: Wahai oranag-orang yanag beriman, taatilah Allah dan taatilah


Rasul (Nabi Muhammad) serta ululamri (pemegang kekuasaan) di antara
kamu. Jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, kembalikanlah kepada
Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunahnya) jika kamu beriman kepada Allah
dan hari Akhir. Yang demikian itu lebih baik (bagimu) dan lebih bagus
akibatnya (di dunia dan di akhirat).

B. Macam macam prodak pemikiran dalam bermazhab


Berbicara tentang prodak prodak pemikiran dalam bermazhab
diantaranya ialah Prodak pemikiran fikih, prodak pemikiran fatwa ulama
dan prodak pemikiran keputusan pengadilan, dari ketiga prodak pemikiran
dalam bermazhab sangat berhubungan satu dengan yanag lain. Hal
tersebut dapat dipahami karena masing-masing merujuk pada Al-Qur’an
dan hadis sebagai sumber pokok.2
1. Prodak pemikiran fikih
Fikih secara etimoogi adalah tahu atau paham, sedangkan menurut
termonologi fikih memiliki pengertian salah satunya yang di
kemukakan oleh fuqaha yaitu mengetaahui hukum furu’, baik Bersama
sama dengan dalilnya atau tidak. Jadi, fikih adalah mengetahui hukum
syara’yang bersifat far’iyah (cabang), yanag dihasilkan dari dalil-
dalilnya yang tafsili (khusu,terperinci).3
Fikih menjadi salah satu prodak pemikiran dalam bermazhab,
pemikiran fikih sudah ada pada zaman khulafa al-rasyidin. Dengan
kemampuan berfikir para khulafa al-rasyidin mereka sangat berusaha
memahami dan mengkaji isi Al-Qur’an dan hadis Rasulullah SAW.
2
Muh. Haras Rasyid, ‘PRODUK PEMIKIRAN HUKUM ISLAM INDONESIA (Telaah Dalam
Prespektif Kearifan Lokal)’, 9.2 (2011), 103–12.
3
Ahmad Mathar, ‘Problematika Penerapan Produk-Produk Pemikiran Hukum Islam’,
SANGAJI: Jurnal Pemikiran Syariah Dan Hukum, 3.2 (2019), 190–208
<https://doi.org/10.52266/sangaji.v3i2.468>.

7
Untuk menyelesaikan suatu persoalan hukum yang terjadi di
masyarakat, contoh suatu permasalahan yanag merujuk pada
pengkajian tersebut adalah Ketika Umar bin khattab berusaha
berijtihad untuk meyelesaikan suata pertikain yang terjadi di
masyarakat meskipun ijtihadnya seolah olah bertengtangan dengan Al-
Qur’an dan apa yang diamalkan Rasulullah SAW. Salah satu contoh
aplikasi dari kaidah ini adalah firman Allah dalam Q. S Al-Baqarah
ayat 184:
‫علَى الَّذهينَ يُطه يقُونَه‬
َ ‫سف ٍَر فَ هعدَّة ٌ همن اَي ٍَّام اُخ ََر َو‬ َ ‫ت فَ َمن َكانَ مه ن ُكم َّم هريضا اَو‬
َ ‫ع لى‬ ٍ ‫اَيَّاما َّمعدُود‬
َ‫صو ُموا خَي ٌر لَّـ ُکم اهن ُكنتُم ت َعلَ ُمون‬
ُ َ ‫ع خَيرا فَ ُه َو خَي ٌر لَّهؕ  َواَن ت‬ َ ٌ‫فهديَة‬
َ َ ‫ط َعا ُم مه سكهي ٍن فَ َمن ت‬
َ ‫ط َّو‬
Artinya: Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib lah baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan
wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak
berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.
Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka
itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika
kamu mengetahui.
Berdasarkan ayat diatas maka dapat dipahami bahwa sebab
dibolehkannya meninggalkan puasa pada bulan Rhamadan adalah
ketika sakit dan jika melakukan perjalanan.4
2. Prodak pemikiran Fatwa Ulama
Fatwa menurut etimologi adalah jawaban atau nasihat orang lain,
sedangkan menurut ulama, fatwa adalah pendapat yang dikemukakan
seorang mujtahid sebagai jawaban yang diberikan oleh seorang
peminta fatwa dalam suatu permasalahan atau kasus yang sifatnya
tidak mengikat. Dari pengertian fatwa itu sendiri tidak dapat
dipisahkan dengan prodak pemikiran fikih dengan prodak pemikiran

4
Achmad Musyahid Idrus, Moderasi Bermazhab Dalam Tinjauan Normatif, Sosiologis,
Dan Filosofis, 2020 <http://repositori.uin-alauddin.ac.id/id/eprint/19711>.

8
fatwa ulama, karena fikih merupakan hasil dari ijtihad ulama, dan
ulama merupakan orang sangat ahli di bidang fikih.
Tugas dan peran ulama fatwa diantaranya adalah menyampaikan
ajaran Al-Qur’an, menjelaskan ayat ayat Al-Qur’an, memutuskan
perkara yang dihadapi masyarakat, memberi contoh pengalaman,
dengan menjalankan amanah tersebut maka ulama memiliki tugas yang
sangat mulia.
Eksistensi fatwa biasanya bersifat dinamis , karena merupakan
respon terhadapat suatu permasalahan baru yang muncul dikalangan
masyarakat sipeminta fatwa. Fatwa itu sendiri belum tentu dinamis,
karena boleh jadi diambil dari kitab kitab fikih yang dibacanya, tetapi
sifat responsifnya itu yang dikatakan dinamis.5
Tidak semua orang bisa menduduki sebagai mufti karena fatwa
menyangkut masalah agama, adapun syarat syarat menjadi seorang
mufti diantaranya adalah:
1. Fatwanya harus didasarkan kepada kitab kitab induk yang mutabar
agar fatwa yang diberikan itu dapat diterima oleh penerima fatwa.
2. Apabia ia berfatwa berdasarkan qoul seseorang alim, maka ia dapat
menunjukan dasar sumber pengambilan fatwanya itu, dengan
demikian ia terhindar dari berbuat salah dan bohong
3. Seorang mufti harus mengerti atau mengetahui berbagai macam
pendapat ulama agar tidak terjadi kesalah pahaman antara ia dan
penerima fatwanya.
4. Seorang mufti haruslah seorang alim yang memiliki kejujuran.6
3. Prodak pemikiran undang-undang
Pemikiran undang-undang merupakan jenis prodak pemikiran
hukum islam di Indonesia, prodak seperti ini sifatnya mengikat,
bahkan daya ikatnya lebih luas melebihi yang lain. Namun demikian

5
Supardin Supardin, ‘Produk Pemikiran Hukum Islam Di Indonesia’, Jurnal Al-Qadau:
Peradilan Dan Hukum Keluarga Islam, 4.2 (2018), 223 <https://doi.org/10.24252/al-
qadau.v4i2.5695>.
6
Mathar.

9
agak lamban, karena sebagai peraturan organik, kadang-kadang tidak
cukup elastis untuk mengantisipasi tuntutan waktu dan perubahan. Hal
tersebut dapat dimengerti, sebab dalam pembuatan undang-undang
biasanya mengalami proses yang berbelit-belit dan menggunakan
waktu yang lama, apalagi kalau masalah yang ingin dibuatkan undang
undang terjadi prokontra dalam masyarakat.
Lahirnya produk pemikiran undang-undang tidak dapat dipisahkan
dengan hasil produk hukum lainnya. Undang-undang lahir setelah
mendapat renspons positif dari masyarakat, terutama di kalangan
lembaga legislatif dan lembaga-lembaga peradilan. Masyarakat yang
taat pada hukum, berarti ia telah menerapkan peraturan perundang
undangan, sebab undang-undang merupakan bagian dari tata
kehidupan dalam berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.
Hasil produk pemikiran hukum telah dituangkan dalam undang-
undang dan peraturan-peraturan lainnya dalam kerangka hukum Islam
yang meliputi undang undang, peraturan pemerintah, keputusan
presiden/peraturan presiden (perpres) atau instruksi presiden,
keputusan/peraturan atau instruksi menteri (menag), dan lembaga
tinggi lainnya. Peraturan-peraturan tersebut meliputi tentang: Peradilan
Agama; hukum keluarga Islam (perkawinan, kewarisan, dan
perwakafan); ibadah sosial ekonomi; pendidikan dan kesehatan Islami;
ekonomi syari’ah/ekonomi Islami; dan peraturan lainnya. Lembaga
Peradilan Agama dalam pengembangannya semakin kompleks apalagi
dengan menyatunya lembaga-lembaga peradilan di Mahkamah
Agung.7
C. Manfaat dan tujuan prodak pemikiran dalam bermazhab
1. Bertujuan untuk mengubah cara bermazhab dari mengikuti pemikiran
prodak dalam metode penetapan hukum.

7
Supardin.

10
2. Untuk mengetahui bermazhab secara metodologis merupakan proses
penyelesaian masalah hukum yang diikuti dengan kaidah penetapan
hukum dalam bermazhab.
3. Untuk menjawab berbagai permasalahan yang muncul di kehidupan
sehari-hari.
4. Dapat memudahkan para ulama dalam menuangkan penetapan dalam
bentuk fatwa hukum.
5. Memudahkan seorang hakim dalam menghimpun sebuah penetapan
yang dijadikan sebagai keputusan pengadilan agama.
6. Sebagai sumber untuk menetapkan hukum
7. Sebagai prodak pemikiran undang-undang dalam prodak pemikiran
hukum Islam.

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Uraian tentang jenis-jenis produk pemikiran hukum Islam di
Indonesia, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Produk pemikiran fikih merupakan jenis produk pemikiran hukum
Islam di Indonesia yang melahirkan berbagai jenis buku yang
dipedomani dalam menemukan hukum, sekaligus dijadikan sebagai
sumber hukum seperti buku Kompilasi Hukum Islam (KHI) di
Indonesia.
2. Produk pemikiran fatwa ulama merupakan jenis produk pemikiran
hukum Islam di Indonesia yang berasal dari pemikiran ulama secara
kolektif, kemudian dituangkan dalam bentuk fatwa untuk menetapkan
hukum, seperti fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI).
3. Produk pemikiran keputusan pengadilan (yurisprudensi) merupakan
jenis produk pemikiran hukum Islam di Indonesia yang berasal dari
pemikiran majelis hakim, kemudian dihimpun dan dijadikan sebagai
keputusan pengadilan. Keputusan pengadilan tersebut dijadikan
sebagai sumber untuk menetapkan hukum, dipedomani oleh para
hakim sebagai sebagai sumber hukum terutama yang masalah-masalah
baru yang serupa dengan yurisprudensi tersebut. Keputusan
pengadilan/mahkamah itu adalah sifatnya mengikat bagi hakim dan
para pencari keadilan.
4. Produk pemikiran undang-undang merupakan jenis produk pemikiran
hukum Islam di Indonesia yang berasal dari pemikiran para pakar
hukum, akademisi, politisi, dan instansi terkait. Hasil dari pemikiran
hukum tersebut dirancang oleh eksekutif (pemerintah); dibahas,
diputus, dan ditetapkan oleh legislatif (DPR); disahkan oleh presiden.
Undang-undang tersebut tidak serta merta dilaksanakan/diterapkan,
karena harus menunggu petunjuk teknis baik berupa peraturan
pemerintah (PP)

12
B. SARAN
Jenis-jenis prodak pemikiran hukum Islam di Indonesia, yang
meliputi: prodak pemikiran fikih, prodak pemikiran fatwa ulama, prodak
pemikiran keputusan pengadilan (yurisprudensi), dan prodak pemikiran
undang-undang, kiranya dapat diberlakukan dan ditegakkan secara jujur
dan adil. Untuk dapat merealisasikan kejujuran dan keadilan dalam
penerapan peraturan perundang-undangan di Indonesia, tergantung aparat
penegak hukumnya. Namun di balik itu, masyarakat secara luas pun
hendaknya mematuhi segala hukum perundang-undangan yang berlaku,
agar tujuan negara dapat tercapai yakni mewujudkan masyarakat adil dan
Makmur.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hannani, ‘PRODUK PEMIKIRAN HUKUM ISLAM DAN PROBLEMATIKANYA DI


INDONESIA Hannani Sekolah Tinggi Agaa Islam Negeri (STAIN) Parepare’, 8
(2010), 190–201

Idrus, Achmad Musyahid, Moderasi Bermazhab Dalam Tinjauan Normatif, Sosiologis,


Dan Filosofis, 2020 <http://repositori.uin-alauddin.ac.id/id/eprint/19711>

Mathar, Ahmad, ‘Problematika Penerapan Produk-Produk Pemikiran Hukum Islam’,


SANGAJI: Jurnal Pemikiran Syariah Dan Hukum, 3.2 (2019), 190–208
<https://doi.org/10.52266/sangaji.v3i2.468>

Muh. Haras Rasyid, ‘PRODUK PEMIKIRAN HUKUM ISLAM INDONESIA (Telaah


Dalam Prespektif Kearifan Lokal)’, 9.2 (2011), 103–12

Supardin, Supardin, ‘Produk Pemikiran Hukum Islam Di Indonesia’, Jurnal Al-Qadau:


Peradilan Dan Hukum Keluarga Islam, 4.2 (2018), 223
<https://doi.org/10.24252/al-qadau.v4i2.5695>

14

Anda mungkin juga menyukai