Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH AL-QURAN II

DOSEN PENGAMPU : Amri Amin,M.Pdi

Kelompok 4 :

 Faris Farhan
 Helmawati
 Hendra Kurniawan
 Ida Yulia Fitri

FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM

2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbilalamin, Segala puji hanya layak kita panjatkan kehadirat Allah Swt.
Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira
besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.

Semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang
lebih baik lagi kedepannya. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari
kekurangan dan kesalahan namun tak ada gading yang tak retak, penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir
kata, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Mataram,07 Juni 2021

penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….

A. Latar Belakang…………………………………………………………

B. Rumusan Masalah……………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………

A. Ruang Lingkup Obyek,Metode,Dan Sistematika Ilmu Al-Quran…….


B. Asbabun nuzul dan kandungan surah………………………………….
1. Al bayyinah…………………………………………………………….
2. Al Zalzalah…………………………………………………………………..
3. Al Adiyat ……………………………………………………………………
4. Al Qoriah……………………………………………………………………

BAB III PENUTUP………………………………………………………………

A. Kesimpulan…………………………………………………………….

B. Saran……………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada Rasul Allah (Nabi
Muhammad SAW). Al-Qur’an dijadikan sebagai pedoman umat Islam dalam menata dan
melaksanakan kehidupan dunia dan akhirat. Al-Qur’an adalah sumber utama dari segala sumber
hukum dalam kehidupan, Al-Qur’an sebagai way of life, untuk itu umat Islam harus berusaha
mengetahui dan memahami isi kandungannya secara komprehensif. Pengetahuan dan
pemahaman terhadap Al-Qur’an semestinya diterapkan dan dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari. Prinsip kita menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup bukan hanya pada tahu
dan paham tentang isi dari kandungannya namun juga pada pengetahuan dan pemahaman cara
mengkaji Al-Qur’an tersebut.

B. Rumusan Masalah

1.Apa saja yang termasuk ke dalam ruang lingkup ilmu alquran?


2.Bagaiamana metode dan sistematika ilmu alquran?
3.Bagaiamana asbabun nuzul dari surah
 Al bayyina
 Al zalzalah
 Al adiyat
 Al qoriah
4.Apa isi dan kandungan dari
 Al bayyina
 Al zalzalah
 Al adiyat
 Al qoriah

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Obyek,Metode,Dan Sistematika Ilmu Al-Quran


 Ruang Lingkup Ilmu Alquran
Ruang lingkup pembahasan ulumul quran berarti adalah cakupan pembahasan-pembahasan
atau masalah yang dibahas dalam ilmu al-Quran itu sendiri. Lebih detail lagi bahwa ruang
lingkup pembahasan ulumul Quran adalah wilayah kajian yang berisi pembahasan dalam ulumul
Quran.Dari kemunculan ulumul Quran hingga masa sekarang ini tentu keluasan ruang lingkup
pembahasan ulumul Quran tidaklah sama. Pada saat dimana al-Quran baru turun dan masyarakat
baru mengetahui al-Quran, maka pembahasan ulumul Quran pun hanya berkutat pada kata-kata
yang sulit dipahami oleh masyarakat Arab. Lambat laun ulumul Quran pun memiliki ruang
lingkup pembahasan yang lebih luas dan semakin tajam dalam membahas al-Quran. Hingga
ulumul Quran dibukukan dan menjadi konsep yang jelas sehingga ulumul Quran menjadi ilmu
yang berdiri sendiri.
Model klasifikasi lain dalam ruang lingkup ulumul Quran bisa kita lihat dari pendapat
Imam Jalal al-Din al-Bulqiny dimana beliau membagi kajian ilmu al-Qur’an menjadi enam
kelompok besar berupa:
1. Nuzul atau turunnya al-Quran,
2. Sanad atau periwayatan al-Quran,
3. Ada’ yang membahas tentang waqaf dan ibtida,
4. Al-Alfaz yang membahas Al-Quran dari segi lafadz seperti gharib, muarrab, majaz dan lain
sebagainya,
5. Ma’nan Muta‘alliq bi al-Ahkam seperti am khas, mutlak muqayyad dan lain sebagainya, dan
6. Ma’nan muta’alliq bi al-alfaz seperti mubham, ithnab dan lain sebagainya.
Pendapat Hasby al-Shiddieqi tentang cakupan pembahasan Ulumul Qur’an ini bisa
dibilang mirip dengan apa yang diutarakan oleh Jalaluddin al-Bulqini, dimana rinciannya adalah
seperti berikut:
1. Aspek Nuzul.

5
Dimana pembahasan ini mengkaji tentang Ayat-ayat yang menunjukan tempat dan waktu
turunya ayat al-Qur’an misalnya makkiyah, madaniyah, hadhariah, safariyah, nahariyah, lailiyah,
syita’iyah, shaifiyah, dan firasyiah.
2. Aspek Sanad.
Dimana pembahasan ini mengkaji tentang segi sanad yang mutawattir, ahad, syadz, bentuk-
bentuk qira’at nabi, para periwayat dan para penghapal al-Qur’an, dan cara tahammul
(penerimaan riwayat).
3. Ada’ al-Qira’ah.
Yaitu pembahasan yang menyangkut waqaf, ibtida’, imalah, madd, takhfif hamzah, idgham.
4. Pembahasan lafadz-lafadz al-Quran
Yaitu pembahasan yang menyangkut lafadz Al-Qur’an, yaitu tentang gharib, mu’rab, majaz,
musytarak, muradif, isti’arah, dan tasybih.
5. Pembahasan makna al-Qur’an yang berhubungan dengan hukum
yaitu ayat yang bermakna Am dan tetap dalam keumumanya, Am yang dimaksudkan khusus,
Am yang dikhususkan oleh sunnah, nash, zahir, mujmal, mufashal, mantuq, mafhum, mutlaq,
muqayyad, muhkam, mutasyabih, musykil, nasikh mansukh, muqaddam, mu’akhar, ma’mul pada
waktu tertentu, dan ma’mul oleh seorang saja.
6. Pembahasan makna
Yaitu ilmu al-Qur’an yang berhubungan dengan lafadz, yaitu fasl, wasl, i’jaz, itnab, musawah,
dan qasr.
Dengan melihat ruang lingkup kajian ‘Ulum Al-Qur’an baik dari yang sederhana sampai
yang terperinci maka akan terlahir berbagai cabang disiplin ‘Ulum Al-Qur’an, dan pada suatu
waktu tidak menutup kemungkinan akan timbul perkembangan baru disiplin ‘Ulum Al-Qur’an
yang pada generasi sebelumnya belum ditemukan.
 Metode Ilmu Alquran
Pembahasan yang dipakai dalam ‘Ulumul Qur’an ialah metode deskripif, yaitu dengan cara
memberikan penjelasan dan keterangan yang mendalam mengenai bagian-bagian Al-Qur’an
yang mengandung aspek-aspek ‘Ulumul Qur’an. Misalnya, orang yang membahas Ilmu Majazil
Qur’an, maka dia mengambil lafal-lafal Al-Qur’an yang majaz, lalu dijelasakan dngan panjang
lebar bentuk-bentuk lafal majaz dan segala macamnya.Pertumbuhan ‘Ulumul Qur’an dan metode

6
pembahasannya adalah secara diskusi, yaitu tumbuh dan membahas hal-hal yang khusus terlebih
dahulu, baru kemudian ilmu itu digabungkan menjadi satu, lalu membahas hal-hal yang umum.
Sebab, yang timbul lebih dahulu adalah cabang ‘Ulumul Qur’an yang masih idhafi, yang masing-
masing berdiri sendiri-sendiri. Tiap-tiap cabang hanya membicarakan Al-Qur’an dari segi-segi
khusus, menjadi bidang pembahasannya, yang sesuai dengan nama dan sebutannya
masingmasing.

B. Asbabun nuzul dan kandungan surah


1. Al bayyinah

Surah al bayyinah adalah surahyang ke 98 dalam alquran.surat ini terdiri atas 8


ayat,termasuk dalam golongan surah madaniyah,diturukan sesudah at-talaq.dinamai al-bayyinah
diambil dari perkataan al-bayyinah yang terdapat pada ayat pertama.

 Asbabun Nuzul

Sebelum Nabi Muhammad diutus menjadi seorang Rasul, orang-orang kafir telah
mengetahui bahwa kelak akan datang seorang nabi akhir zaman di kalangan mereka. Seharusnya
saat nabi benar-benar diutus mereka percaya dan beriman kepada Allah SWT. Namun, bukan itu
yang terjadi. Ketika Allah mengutus Nabi Muhammad dan mukjizatnya Al-Qur'anul karim,
mereka orang kafir mengingkari janji mereka dengan tidak mau meninggalkan kepercayaan
mereka yaitu menyembah berhala.Maka Allah turunkan Surah Al-bayyinah untuk membuktikan
kepada mereka bahwa Islam lah agama yang paling benar.

Isi Kandungan
Nabi Muhammad dan Al-qur'an merupakan buktinya yang diberikan oleh Allah kepada
jalan yang lurus dalam islam. Bukti itu diturunkan untuk orang-orang kafir dan musyrik yang
tidak mau meninggalkan kepercayaan lama mereka sebelum datang bukti yang nyata. Namun,
mereka malah mengingkarinya. Dalam surah ini juga disebutkan ganjaran neraka Jahannam bagi
orang-orang kafir tersebut. Dan juga balasan surga 'And bagi mereka yang beriman dan beramal
shaleh.adapun isi kandungan yang lebih rinci adalah :

7
 Orang-orang kafir terdiri dari ahli kitab dan orang musyrik. Ahli kitab adalah Yahudi dan
Nasrani, sedangkan orang musyrik adalah penganut paganisme dan penyembah berhala.
 Orang-orang kafir menutupi kebenaran dengan mengatakan tidak akan meninggalkan
agama mereka sebelum datang bukti nyata (al bayyinah). Namun setelah datang bukti
nyata, mereka berselisih. Banyak dari mereka yang tidak mau beriman.
 Pengutusan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan kebutuhan mendesak untuk
meluruskan persepsi orang kafir dan mengubah perselisihan mereka.
 Rasulullah adalah al bayyinah. Al Qur’an yang diturunkan kepada beliau juga merupakan
al bayyinah.
 Ahli kitab berselisih bukan karena mereka tidak tahu. Mereka berselisih justru setelah
datangnya pengetahuan dan keterangan yang jelas kepada mereka.
 Sesungguhnya agama-agama dari Allah itu pada hakikatnya adalah satu. Intinya adalah
tauhid, memurnikan ibadah dan ketaatan hanya kepada-Nya.
 Orang-orang yang kafir setelah datang keterangan kepada mereka, mereka itulah seburuk-
buruk makhluk dan tempatnya adalah abadi di neraka.
 Orang yang beriman dan beramal shalih, mereka adalah sebaik-baik makhluk dan tempat
kembalinya adalah surga. Serta mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2. Al Zalzalah
Surat Al Zalzalah merupakan surat ke-99 dalam mushaf Al Quran yang terdiri dari 8 ayat.
Surat ini tergolong ke dalam surat Madaniyah karena diturunkan di Kota Madinah.Nama Al
Zalzalah diambil dari kata ‘zilza’ yang artinya goncangan yang dahsyat dari ayat pertama. Surat
Al Zalzalah memiliki isi kandungan tentang hari kiamat dan apa yang akan dialami manusia di
saat fenomena itu. Pada hari itu, segala persoalan akan terbuka dan menjadi nyata apa yang
tersembunyi.Surat Al Zalzalah menguraikan tentang bumi yang bergoncang sangat dahsyat.
Semua yang ada di dalam perut bumi dimuntahkan. Pada bagian akhir surat, dikabarkan tentang
nampaknya segala sesuatu dari amalan manusia sampai dengan amal yang sekecil apapun.
 Asbabun Nuzul
Jumhur ulama berpendapat surat Al Zalzalah turun sebelum RasulullahSaw hijrah. Namun
sebagian ulama berpendapat bahwa surat ini diturunkan setelah Nabi Saw hijrah.Ibnu Katsir,
Sayyid Qutb dan Buya Hamka termasuk ulama yang berpendapat surat Al Zalzalah adlah surat

8
Makiyah. Sedangkan Syeikh Wahbah Az Zuhaili berpendapat surat ini tergolong
Madaniyah.Dalam tafsir al Munir, Syekh Wahbah Az Zuhaili menyebut asbabun nuzul surat Al
Zalzalah. Orang-orang kafir saat itu bertanya tentang hari kiamat dan hari perhitungan. Oleh
sebab itu Allah Swt menurnkan surat ini.
Allah menjelaskan kepada mereka tentang tanda-tanda hari kiamat supaya mereka
mengetahui bahwa hanya Allah yang tahu kapan datangnya hari itu.Ibnu Umar radhiyallahu
‘anhu mengatakan terkait turunnya surat ini. “ Idza zulzilat turun sementara saat itu Abu Bakar
radhiyallahu ‘anhu sedang duduk menangis.”Secara umum surat Al Zalzalah berbicara tentang
kondisi mencekam saat hari kiamat. Terjadinya gempa dahsyat dan bumi mengeluarkan segala
isi perutnya. Hingga manusia pergi ke padang mahsyar untuk mendapat balasan atas amal
perbuatan yang telah dilakukan, baik maupun buruk akan terlihat.
 Isi Kandungan
Sebagaimana surat-surat di dalam al Quran yang lainnya, surat Al Zalzalah juga memiliki isi
kandungan yang layak dijadikan pelajaran dan peringatan bagi umat Muslim sedunia.Isi
kandungan surat Al Zalzalah menjelaskan tentang kejadian dahsyat yang terjadi saat hari kiamat
tiba. Allah Swt menjelaskan kejadian hari kiamat itu ditandai dengan adanya goncangan besar
yang dialami oleh bumi.Kuatnya goncangan membuat bumi mengeluarkan semua yang ada di
dalamnya seperti logam, bebatuan, harta-harta terpendam, sumber daya alam, termasuk mayat-
mayat di kuburan berhamburan keluar.Gambaran mengerikan akibat goncangan dahsyat bumi itu
ditafsirkan seperti:
 Perempuan yang sedang menyusui anaknya akan melupakan anaknya.
 Perempuan yang sedang hamil akan keguguran kandungannya.
 Manusia kebingungan hingga seperti orang mabuk.

Isi kandungan surat Al Zalzalah selanjutnya adalah tertera pada ayat ketiga. Pada ayat
ketiga Allah Swt mengungkapkan orang-orang yang berkesempatan menyaksikan dan
mengalami kejadian yang dahsyat dan belum pernah terjadi itu, terperanjat dan berkata, “ apa
gerangan yang terjadi pada bumi ini?”Manusia ketakutan melihat fenomena alam yang terjadi
pada hari itu. Ketika terjadi goncangan yang dahsyat, bumi seakan ingin menjelaskan kepada

9
manusia bahwa kejadian yang belum pernah terjadi ini tidak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di alam semesta dalam keadaan biasa.
Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa pada waktu kerusakan dan kehancuran bumi serta
terjadinya alam baru dan kehidupan baru, muncullah manusia-manusia yang berbeda.Orang-
orang yang memiliki amal baik tidak sama dengan orang yang banyak amal buruknya. Orang
yang taat tidak sama dengan orang yang berbuat maksiat. Mereka semua dibangkitkan untuk
diperlihatkan oleh Allah kepada mereka apa yang telah mereka lakukan atas hasil usaha mereka
hidup di dunia.Sebab barangsiapa berama baik walaupun hanya seberat atom atau sekecil
apapun, niscaya mereka akan menerima hasilnya. Begitu juga sbelaiknya, barangsiapa yang
melakukan kejahatan sekecil apapun tetap akan menerima balasannya.
3. Al Adiyat

Surat al Adiyat merupakan salah satu surat di dalam mushaf Al Quran yang terdiri dari 11
ayat dan termasuk ke dalam golongan Makkiyah. Surat Al Adiyat diturunkan setelah surat Al
‘Asr.Nama Al-'Adiyat diambil dari kata Al-'Adiyat pada ayat yang pertama, artinya kuda yang
berlari kencang. Nama ini diambil dari ayat pertama yang Allah bersumpah dengannya. Surat ini
tidak memiliki nama lain.Jumhur ulama berpendapat bahwa surat ini termasuk surat Makkiyah.
Bahkan disebutkan, Surat Al Adiyat merupakan surat ke-13 yang turun kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Yakni turun setelah Surat Al Ashr dan sebelum Surat Al
Kautsar.Sedangkan secara urutan mushaf, ia merupakan surat ke-100, yakni setelah Surat Al
Zalzalah. Jika surat Al Zalzalah diakhiri dengan balasan atas setiap kebaikan dan keburukan,
maka surat Al Adiyat menjelaskan apa yang mengantarkan pada amal-amal buruk tersebut.

Asbabun Nuzul
Meski di atas telah dijelaskan bahwa Surat Al Adiyat merupakan surat Makkiyah, namun
sebagian ulama berpendapat bahwa surat Al Adiyat ini diturunkan setelah Nabi Muhammad Saw
hijrah Ilustrasi.Pendapat bahwa surat Al Adiyat adalah Madaniyah karena ada hadis yang
diriwayatkan oleh Bazzar, Ibnu Abi Hatim dan Hakim tentang asbabun nuzul ayat 1 surat Al
Adiyat.Dari Ibnu Abbas, ia berkata Rasulullah Saw mengirim pasukan berkuda. Selama satu
bulan taka da kabar, lantas turunlah surat Al Adiyat.

10
Asbabun Nuzul surat ini tercantum dalam Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam tafsir Al
Munir.Sementara itu, secara urutan mushaf, surat Al Adiyat merupakan surat ke-100 yakni
setelah surat Al Zalzalah. Apabila surat Al Zalzalah diakhiri dengan balasan atas setiap kebaikan
dan keburukan manusia, maka surat Al Adiyat menjelaskan apa yang mengantarkan manusia
pada amal-amal buruk tersebut.Surat Al Adiyat secara umum menunjukkan kerugian manusia
pada saat hari kiamat, yaitu ketika mereka ingkar kepada nikmat Allah Swt, bakhil karena terlalu
cinta dunia, dan tidak menyiapkan bekal untuk akhirat.
Isi Kandungan
Surat Al Adiyat ini diawali dengan sumpah Allah. Dia bersumpah dengan kuda perang
yang lari kencang tengerah-engah hingga memercikkan api saat kakinya bergesekan dengan batu.
Semua itu rela dilakukan kuda demi memenuhi kehendak tuannya. Mengingatkan manusia,
mengapa justru mereka ingkar kepada nikmat-nikmat Allah. Mengapa tidak seperti kuda yang
siap dikendalikan ke medan perang kapan saja.Maka manusia diingatkan agar tidak mencintai
dunia yang membuat bakhil. Sementara nanti ketika dibangkitkan dari kubur, harta dunia yang
dulu dicintainya itu tak memberi manfaat apa-apa. Pada saat itu, ditampakkan segala yang
tersembunyi dalam hati. Termasuk betapa besar cintanya kepada dunia. Termasuk betapa besar
kebakhilannya.Manusia diingatkan hari kebangkitan; ada hisab, ada balasan. Dan Allah Maha
Mengetahui serta tak ada yang tersembunyi dari-Nya meskipun dirahasiakan rapat-rapat dalam
hati
4. Al Qoriah

Surat Al Qoriah merupakan salah satu surat yang ada dalam Al-Quran. Surat Al Qoriah
termasuk golongan surat Makkiyah karena diturunkan saat Nabi Muhammad SAW sedang
berada di Mekkah.Surat Al Qoriah terdiri dari 11 ayat yang merupakan surat ke 30 dalam Al-
Quran. Surat Al Qariah turun sesudah surat Quraisy dan sebelum surah Al Qiyamah. Sedangkan
secara urutan mushaf, Al Qariah merupakan surat ke-101. Yakni setelah Surat Al Adiyat.Nama
Al Qariah diambil dari kata Al Qariah yang terdapat pada ayat pertama, artinya menggebrak atau
mengguncang, kemudian kata ini dipakai untuk nama hari kiamat.

11
Isi Kandungan
Ayat 1-3 ini berisi pemberitahuan akan datangnya hari kiamat, dan pertanyaan apakah hari
kiamat itu.Pertanyaan bukan berarti ketidaktahuan Allah Swt melainkan untuk menarik perhatian
siapa saja yang mendengarkan.
Ayat 4-5 menjelaskan peristiwa yang terjadi pada hari kiamat keadaan manusia sangat
panik, ketakutan dan kebingung. Mereka berlarian tak tentu arah sehingga mereka digambarkan
seperti anai-anai yang bertebaran. Di antara para mufassir ada yang menjelaskan makna anai-
anai adalah laron-laron yaitu binatang yang terbang tak tentu arah, ia hanya terbang apakah ia
akan selamat tau celaka. Ada yang memaknai anai-anai dengan binatang atau serangga kecil
yang sering bertebarang mengelilingi lampu.Sedangkan gunung-gunung digambarkan seperti
bulu yang berhamburan. Gunung adalah sesuatu yang bermateri berat dan bulu adalah sesuatu
yang sangat ringan. Bisa dibayangkan kedahsyatan kiamat pada saat itu sehingga gunung
diibaratkan seperti bulu yang dihambur-hamburkan sehingga menjadikan manusia menjadi
kebingungan.

Ayat 6-9 menjelaskan adanya dua golongan manusia, yaitu golongan orang-orang yang
mempunyai timbangan kebaikannya lebih berat dan orang-orang yang mempunyai timbangan
kebaikannya ringan. Setelah hari kiamat ada yang disebut dengan yaumul ba’ast yang artinya
hari dibangkitkannya manusia dari kubur.(ba’ast = bangkit) sedangkan yaumul mahsyar yaitu
dikumpulkannya manusia di padang mahsyar setelah itu manusia menerima catatan amalnya
selama di dunia. Dengan catatan amal itu manusia di hisab (dihitung) dan di mizan (ditimbang)
semua amalnya.Hal tersebut dinamakan yaumul hisab. Setelah itu manusia mendapatkan reward
dan punishment atas seluruh perbuatannya di dunia pada saat yaumul jaza’ (jaza’=pahala) orang
yang memiliki timbangan amal kebaikan yang banyak akan mendapatkan kehormatan dengan
dimasukkannya ke dalam kehidupan yang memuaskan (surga). Dan kebalikannya orang yang
memiliki timbangan amal kebaikan yang sedikit akan dimasukkan Allah Swt ke dalam Neraka
Hawiyah.

Ayat 10-11 menjelaskan tentang neraka Hawiyah. Hawiyah artinya yang turun. Maka
orang yang memiliki amal kebaikan yang sedikit akan dimasukkan Allah Swt ke dalam neraka
Hawiyah.

12
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Dari uraian-uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa Alquran merupakan


pedoman bagi umat islam dalam menata dan melaksanakan kehidupan di dunia dan akhirat.
Untuk menghetahui secara keseluruhan mengenai alquran itu tidak hanya membutuhkan
pemahaman tentang isi dari kandungannya namun juga pada penghetahuan dan pemahaman cara
mengkaji al quran tersebut atau dengan mempelajari ilmu alquran.

Ilmu aq quran adalah pembahasan pembahasan atau masalah yang di bahas dalam ilmu al
quran. Selain itu terdapat ruang lingkup, metode dan sistematika dalam mempelajari alquran.Isi
kandungan beberapa surah diatas semuanya mengajarkan kepada manusia agar bisa menjadikan
al quran sebagai pedoman hidup mereka dan juga sebagau peringatan bagi umat manusia agar
senantiasa mempersiapan diri untuk kehidupan akhirat nanti.

B.SARAN

Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh dari
sempurna.oleh karena itu, untuk memperbaiki kesalahan itu,penulis meminta kritik yang
membangun dari pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

1 Acep Hermawan, ‘Ulumul Quran Ilmu untuk Memahami Wahyu, (PT Remaja Rosdakarya : Bandung,
2013), hlm. 1-2.

2.Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran Untuk UIN, STAIN, dan PTAIS, (CV Pustaka Setia : Bandung, 2007), hlm.
14-16

3. Khalid H.M. Rusydi ‘Mengkaji Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Cet.I ;

14

Anda mungkin juga menyukai