Makalah Khauf
Makalah Khauf
Tentang Khauf
OLEH
Kelompok 6:
Ahmad Makie Ash Shiddieqi (222116715)
Gusti Muhammad Bakeri (222116728)
M.Rif’at Daraji (222116743)
Muhammad Rafi’i (222116740)
Ramadan (222116752)
2024
KATA PENGANTAR
Dengan rasa syukur dan puji, kami mengucapkan terima kasih kepada Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga kami berhasil
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Tentang Khauf" sesuai dengan waktu
yang ditentukan. Makalah ini disusun sebagai bagian dari tugas dalam mata kuliah
Tasawuf. Selain itu, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperluas
pemahaman kami dalam bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada Bapak Zainuddin
Sahbana, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang telah
memberikan tugas ini. Melalui tugas ini, kami dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman kami sesuai dengan bidang studi yang kami geluti.
Kami sadar bahwa makalah yang kami tulis masih memiliki kekurangan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................... i
A. Kesimpulan .......................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Khauf merupakan salah satu konsep sentral dalam ajaran Islam yang
merujuk pada rasa takut atau ketakutan yang mendalam terhadap Allah SWT dan
konsekuensi atas perbuatan manusia. Konsep ini memiliki akar yang dalam dalam
sejarah Islam dan memainkan peran penting dalam pengembangan spiritualitas
individu Muslim.
Dalam ajaran Islam, khauf tidak hanya dipahami sebagai rasa takut yang
bersifat negatif, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan, pengabdian, dan
kesadaran akan keagungan Allah SWT. Khauf mengarahkan individu Muslim
untuk mempertimbangkan tindakan mereka dan memperkuat hubungan mereka
dengan Allah SWT.
Sejak zaman awal Islam, para ulama telah menggali makna dan implikasi
khauf dalam berbagai konteks, termasuk dalam ibadah, moralitas, dan kehidupan
sehari-hari. Konsep ini juga muncul dalam berbagai sumber primer Islam, seperti
Al-Quran dan Hadis, memberikan landasan teologis yang kuat bagi
pengembangan pemahaman tentang khauf.
1
penting untuk memahami keragaman dalam pemahaman khauf di seluruh
masyarakat Muslim dan bagaimana hal itu memengaruhi kehidupan mereka.
Dengan memahami latar belakang dan makna khauf dalam konteks Islam,
kita dapat menggali lebih dalam tentang bagaimana konsep ini memengaruhi
spiritualitas, moralitas, dan perilaku individu Muslim, serta implikasinya dalam
masyarakat Islam secara lebih luas.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologi, "khauf" berasal dari bahasa Arab, yang memiliki arti takut
atau ketakutan. Dalam terminologi agama Islam, "khauf" seringkali merujuk pada
ketakutan atau kekhawatiran terhadap Allah SWT dan hukuman-Nya, serta rasa
takut akan dosa dan akibatnya di dunia dan di akhirat. Khauf juga dapat
diinterpretasikan sebagai rasa takut yang sehat dan bermanfaat dalam menahan
diri dari melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama atau
moralitas. Dalam konteks spiritual, khauf sering dianggap sebagai salah satu aspek
dari rasa takwa atau kesalehan.
Adapun secara linguistik, Khauf berasal dari kata khofa yakhofu khoufan
yang mengandung arti takut. Dalam konteks ini, Khauf menggambarkan sikap
batin yang menantikan atau khawatir terhadap hal-hal yang tidak diingini oleh
Allah, atau kecemasan yang muncul dalam pikiran atas kehilangan sesuatu yang
diinginkan Rosidi (2015:12).
Dia juga mengamati bahwa ada dua konsep yang terkait dengan masalah ini,
yaitu al-khauf minallah (takut akan Allah) dan al-takhwif minallah (ketakutan
akan Allah). Al-khauf minallah (takut kepada Allah) bukanlah ketakutan yang
3
membuat manusia gemetar dan merasakannya di dalam dada seperti takut kepada
seekor singa. Konsep ini lebih menekankan pada pengakuan dosa dan kesalahan,
serta mengarahkan individu untuk tunduk dan patuh kepada Allah. Oleh karena
itu, seseorang tidak dianggap sebagai orang yang takut ( )خَائِفjika dia belum
mampu menghindari perbuatan dosa.
Terjemah:
“Demikianlah Allah membuat takut hamba-hamba-Nya dengan azab itu.
Maka bertakwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku”.
Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada
Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang
mendapat kemenangan QS annur:52.
4
Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti
(kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu
janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-
benar orang yang beriman.” (QS. Ali ‘Imraan: 175).
5
Wahai Ka'ab bin 'Ujrah, shalat merupakan tanda keimanan, puasa ialah perisai
yang kokoh, serta sedekah dapat menghapuskan dosa sebagaimana air
memadamkan api. Wahai Ka'ab bin 'Ujrah, siapa pun hamba yang dagingnya
tumbuh dari (makanan) haram maka neraka lebih pantas baginya.” (Hadits
Riwayat at-Tirmidzi dari Ka’ab bin ‘Ujrah, Sunan at-Tirmidzi, II/512, hadits
nomor 614; Ahmad, Musnad Ahmad ibn Hanbal, V/344, hadits nomor 22960; Al-
Hakim, Al-Mustadrak, IV/141, hadits nomor 7162, Ath-Thabrani, Al-Mu’jam al-
Kabîr, XIII/456, hadits nomor 15562 dan Al-Mu’jam Al-Ausath, II/139, hadits
nomor 2730’ Al-Isybili, Al-Ahkâm asy-Syar’iyyah, III/346 dan Al-
Baihaqi, Syu’ab al-Îmân, VII/507, hadits nomor 5378)."
Tentang "khauf" atau ketakutan di dalam konteks mistik Islam, banyak ulama sufi
telah menyatakan pandangan mereka. Di antara mereka, ada yang menyoroti
pentingnya khauf sebagai bagian dari perjalanan spiritual, sementara yang lain
menekankan perlunya mengatasi ketakutan untuk mencapai pemahaman yang
lebih dalam tentang Tuhan. Berikut adalah beberapa kutipan dari ulama sufi
terkenal tentang khauf:
6
• Abdul Qadir al-Jilani: "Khauf adalah tanda dari cinta yang sempurna.
Orang yang mencintai Tuhan tidak akan bisa hidup tanpa khauf."
7
memberikan keamanan kepadanya di hari kiamat. Dan apabila dia
merasa aman (dari siksa-Ku) di dunia, niscaya Aku akan membuatnya
takut pada kiamat nanti”.
Khauf membawa faedah hati-hati, takwa, mujâhadah, ibadah, fikir, dzikir dan
sebab-sebab lain yang menyampaikan kepada Allah. Dan setiap yang demikian
membawa kehidupan serta kesehatan badan dan kesejahteraan akal. Maka setiap
yang mencederakan dari sebab-sebab itu adalah tercela. Jadi, khauf apabila tidak
membekas pada amal, maka sama saja seperti tidak ada.
1. Memperdalam Ma’rifatullah
Semakin seseorang mengenal Allah, akan semakin kuat rasa
takut kepada-Nya. Dan tentu saja, orang yang paling takut kepada Allah
adalah Rasulullah. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
8
ْ ش ُّد ُه ْم لَهُ َخ
شيَة َللا إهنهِّى أل َ ْعلَ ُم ُه ْم به ّ ه
َ َ اَلل َوأ فَ َو ّ ه
Jika saja kalian mengetahui apa yang aku ketahui, pastilah kalian akan
sedikit tertawa dan banyak menangis. (Muttafaq ‘alaih) Lalu para
sahabat menangis sesenggukan sambil menutup wajah mereka.
9
7. Ciri-ciri orang yang ada khauf di dalam hatinya
10
8. Kesadaran Akan Keterbatasan Manusia: Mereka menyadari bahwa
manusia memiliki keterbatasan dan hanya Allah yang Maha Kuasa,
sehingga mereka mengandalkan-Nya dalam segala hal.
9. Ketenangan dan Kedamaian Batin: Meskipun mereka memiliki rasa
takut, mereka juga merasakan kedamaian dan ketenangan batin karena
mereka yakin bahwa Allah akan selalu melindungi mereka.
10. Kasih Sayang dan Kepedulian Terhadap Sesama: Mereka memiliki rasa
kasih sayang dan peduli terhadap sesama manusia karena mereka
percaya bahwa cinta dan kasih sayang adalah nilai-nilai yang
diperintahkan oleh Allah.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
Japri, M. A. B. (2017). Konsep khauf dan raja’imam al-ghazali dalam terapi gangguan
kecemasan (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
13