Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH TASAWUF

Tentang Khauf

Dosen Pengampu : Zainuddin Sahbana, M.Pd

OLEH
Kelompok 6:
Ahmad Makie Ash Shiddieqi (222116715)
Gusti Muhammad Bakeri (222116728)
M.Rif’at Daraji (222116743)
Muhammad Rafi’i (222116740)
Ramadan (222116752)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-JAMI BANJARMASIN


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2024
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dengan rasa syukur dan puji, kami mengucapkan terima kasih kepada Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya sehingga kami berhasil
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Tentang Khauf" sesuai dengan waktu
yang ditentukan. Makalah ini disusun sebagai bagian dari tugas dalam mata kuliah
Tasawuf. Selain itu, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memperluas
pemahaman kami dalam bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada Bapak Zainuddin
Sahbana, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang telah
memberikan tugas ini. Melalui tugas ini, kami dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman kami sesuai dengan bidang studi yang kami geluti.

Kami sadar bahwa makalah yang kami tulis masih memiliki kekurangan. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini.

Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

Banjarmasin, 24 April 2024

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

1. Pengertian khauf secara etimologi dan terminologi ............................... 3

2. Ayat-ayat Al-Quran tentang khauf. ........................................................ 4

3. Hadits-hadits tentang khauf.................................................................... 5

4. Perkataan-perkataan ulama sufi tentang khauf ...................................... 6

5. Keutamaan-ketuamaan yang didapat oleh orang yang bersifat khauf ... 7

6. Cara menanamkan khauf ke dalam hati ................................................. 8

7. Ciri-ciri orang yang ada khauf di dalam hatinya .................................. 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12

A. Kesimpulan .......................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Khauf merupakan salah satu konsep sentral dalam ajaran Islam yang
merujuk pada rasa takut atau ketakutan yang mendalam terhadap Allah SWT dan
konsekuensi atas perbuatan manusia. Konsep ini memiliki akar yang dalam dalam
sejarah Islam dan memainkan peran penting dalam pengembangan spiritualitas
individu Muslim.

Dalam ajaran Islam, khauf tidak hanya dipahami sebagai rasa takut yang
bersifat negatif, tetapi juga sebagai bentuk penghormatan, pengabdian, dan
kesadaran akan keagungan Allah SWT. Khauf mengarahkan individu Muslim
untuk mempertimbangkan tindakan mereka dan memperkuat hubungan mereka
dengan Allah SWT.

Sejak zaman awal Islam, para ulama telah menggali makna dan implikasi
khauf dalam berbagai konteks, termasuk dalam ibadah, moralitas, dan kehidupan
sehari-hari. Konsep ini juga muncul dalam berbagai sumber primer Islam, seperti
Al-Quran dan Hadis, memberikan landasan teologis yang kuat bagi
pengembangan pemahaman tentang khauf.

Selain itu, khauf memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk


sikap dan perilaku individu Muslim dalam kehidupan sosial dan politik. Rasa takut
akan akibat dosa dan penghukuman Allah SWT mendorong individu untuk
menjauhi perbuatan dosa dan mengamalkan kebajikan dalam kehidupan mereka.

Namun, pemahaman tentang khauf tidak selalu seragam di seluruh dunia


Muslim. Interpretasi lokal, budaya, dan historis dapat memengaruhi cara individu
dan masyarakat memahami dan mempraktikkan konsep ini. Oleh karena itu,

1
penting untuk memahami keragaman dalam pemahaman khauf di seluruh
masyarakat Muslim dan bagaimana hal itu memengaruhi kehidupan mereka.

Dengan memahami latar belakang dan makna khauf dalam konteks Islam,
kita dapat menggali lebih dalam tentang bagaimana konsep ini memengaruhi
spiritualitas, moralitas, dan perilaku individu Muslim, serta implikasinya dalam
masyarakat Islam secara lebih luas.

B. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai khauf. Pertanyaan-pertanyaan


yang akan dijawab adalah:

1. Pengertian khauf secara etimologi dan terminologi?


2. Ayat-ayat Al-Quran tentang khauf?
3. Hadits-hadits tentang khauf?
4. Perkataan-perkataan ulama sufi tentang khauf?
5. Keutamaan-ketuamaan yang didapat oleh orang yang bersifat khauf?
6. Cara menanamkan khauf ke dalam hati?
7. Ciri-ciri orang yang ada khauf di dalam hatinya?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini memiliki beberapa tujuan, antara lain:

1. Mengetahui semua pembahasan tentang khauf.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian khauf secara etimologi dan terminologi

Secara etimologi, "khauf" berasal dari bahasa Arab, yang memiliki arti takut
atau ketakutan. Dalam terminologi agama Islam, "khauf" seringkali merujuk pada
ketakutan atau kekhawatiran terhadap Allah SWT dan hukuman-Nya, serta rasa
takut akan dosa dan akibatnya di dunia dan di akhirat. Khauf juga dapat
diinterpretasikan sebagai rasa takut yang sehat dan bermanfaat dalam menahan
diri dari melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ajaran agama atau
moralitas. Dalam konteks spiritual, khauf sering dianggap sebagai salah satu aspek
dari rasa takwa atau kesalehan.
Adapun secara linguistik, Khauf berasal dari kata khofa yakhofu khoufan
yang mengandung arti takut. Dalam konteks ini, Khauf menggambarkan sikap
batin yang menantikan atau khawatir terhadap hal-hal yang tidak diingini oleh
Allah, atau kecemasan yang muncul dalam pikiran atas kehilangan sesuatu yang
diinginkan Rosidi (2015:12).

Al-Ashfahani menyatakan bahwa kha’uf adalah:


ٍ‫ارة‬ َ ‫ع ْن أَ َم‬ َ ‫ب‬ ٍ ‫ط َم َع ت ََوقُّ ُع َمحْ ب ُْو‬ َ ‫الر َجا َء َو ال‬ ْ ‫ارةٍ َم‬
َّ ‫ظنُ ْونَ ٍة أَ ْو َم ْعلُ ْو َم ٍة َك َما َ أَ َّن‬ َ ‫ع ْن أَ َم‬
َ ‫ت ََوقُّ ُع َم ْك ُر ْو ِه‬
‫ظنُ ْونَ ٍة أَ ْو َم ْعلُ ْو َم ٍة ِف ْي األ ُ ُم ْو ِر الدُّ ْنيَ ِويَّ ِة َواأل ُ ْخ َر ِويَّ ِة‬
ْ ‫َم‬

“ Perkiraan akan terjadinya sesuatu yang dibenci karena bertanda yang


diduga atau yang diyakini, sebagaimana harapan dan hasrat tinggi itu adalah
perkiraan akan terjadinya sesuatu yang disenangi karena pertanda yang diduga
atau diyakini, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi”.

Dia juga mengamati bahwa ada dua konsep yang terkait dengan masalah ini,
yaitu al-khauf minallah (takut akan Allah) dan al-takhwif minallah (ketakutan
akan Allah). Al-khauf minallah (takut kepada Allah) bukanlah ketakutan yang

3
membuat manusia gemetar dan merasakannya di dalam dada seperti takut kepada
seekor singa. Konsep ini lebih menekankan pada pengakuan dosa dan kesalahan,
serta mengarahkan individu untuk tunduk dan patuh kepada Allah. Oleh karena
itu, seseorang tidak dianggap sebagai orang yang takut (‫ )خَائِف‬jika dia belum
mampu menghindari perbuatan dosa.

Adapun at-takwif minallah (Membuat seseorang takut akan Allah) adalah


perintah agar tetap melaksanakan dan memelihara kepatuhan kepada-Nya seperti
firman-Nya di dalam QS.Az-Zumar [39]:16 yang berbunyi:
َ‫ ِعبَادَهُ يَ ِعبَا ِد َفاتَّقُ ْون‬,‫ف هللاُ بِ ِه‬
ُ ‫ذَلِكَ يُ َح ِو‬

Terjemah:
“Demikianlah Allah membuat takut hamba-hamba-Nya dengan azab itu.
Maka bertakwalah kepada-Ku hai hamba-hamba-Ku”.

2. Ayat-ayat Al-Quran tentang khauf.

Dalil al-Qur’an tentangg khauf.

Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut kepada
Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang
mendapat kemenangan QS annur:52.

4
Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti
(kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu
janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-
benar orang yang beriman.” (QS. Ali ‘Imraan: 175).

3. Hadits-hadits tentang khauf

Al-Ashfahani menyatakan bahwa kha’uf adalah:

‫الر َجا َء َو‬ ْ ‫ارةٍ َم‬


َّ ‫ظنُ ْونَ ٍة أ َ ْو َم ْعلُ ْو َم ٍة َك َما َ أ َ َّن‬ َ ‫ع ْن أ َ َم‬
َ ‫ت ََوقُّ ُع َم ْك ُر ْو ِه‬
‫ظنُ ْونَ ٍة أ َ ْو َم ْعلُ ْو َم ٍة فِ ْي األ ُ ُم ْو ِر‬
ْ ‫ارةٍ َم‬ َ ‫ع ْن أ َ َم‬
َ ‫ب‬ ٍ ‫ط َم َع ت ََوقُّ ُع َمحْ ب ُْو‬
َ ‫ال‬
‫ال ُّد ْن َي ِويَّ ِة َواأل ُ ْخ َر ِويَّ ِة‬
“Perkiraan akan terjadinya sesuatu yang dibenci karena bertanda yang diduga
atau yang diyakini, sebagaimana harapan dan hasrat tinggi itu adalah perkiraan
akan terjadinya sesuatu yang disenangi karena pertanda yang diduga atau
diyakini, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi”.

Demikianlah kira-kira rasa khauf yang dirasakan seorang muslim saat


mengingat dosa-dosanya yang demikian banyak sehingga seakan-akan azab api
neraka sudah ada di depan matanya dan hampir pasti membakarnya. Saat
mengingat bahwa dia pernah memakan makanan yang haram (mencuri atau
korupsi) maka dia menyadari bahwa makanan yang telah menjadi darah dan
daging dalam tubuhnya tidak akan bersih kecuali dibakar dengan api neraka.
Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w.:

« ‫ئ ْال َما ُء‬ ْ ‫ئ الخَطِ يئَةَ َك َما ي‬


ُ ‫ُط ِف‬ ْ ُ ‫صدَقَةُ ت‬
ُ ‫ط ِف‬ َّ ‫ َوال‬،‫صينَة‬ ِ ‫ص ْو ُم ُجنَّة َح‬ َّ ‫ َوال‬،‫صالَة ُ ب ُْرهَان‬ َ ‫يَا َك ْع‬
َّ ‫ب بْنَ عُجْ َرة َ ال‬
‫ار أ َ ْو َلى بِ ِه‬
ُ َّ‫ت الن‬ِ َ‫ إِنَّهُ لَ يَ ْربُو لَحْ م نَبَتَ مِ ْن سُحْ ت إِلَّ كَان‬،َ ‫ب بْنَ عُجْ َرة‬ َ َّ‫» الن‬. “
َ ‫ يَا َك ْع‬،‫ار‬

5
Wahai Ka'ab bin 'Ujrah, shalat merupakan tanda keimanan, puasa ialah perisai
yang kokoh, serta sedekah dapat menghapuskan dosa sebagaimana air
memadamkan api. Wahai Ka'ab bin 'Ujrah, siapa pun hamba yang dagingnya
tumbuh dari (makanan) haram maka neraka lebih pantas baginya.” (Hadits
Riwayat at-Tirmidzi dari Ka’ab bin ‘Ujrah, Sunan at-Tirmidzi, II/512, hadits
nomor 614; Ahmad, Musnad Ahmad ibn Hanbal, V/344, hadits nomor 22960; Al-
Hakim, Al-Mustadrak, IV/141, hadits nomor 7162, Ath-Thabrani, Al-Mu’jam al-
Kabîr, XIII/456, hadits nomor 15562 dan Al-Mu’jam Al-Ausath, II/139, hadits
nomor 2730’ Al-Isybili, Al-Ahkâm asy-Syar’iyyah, III/346 dan Al-
Baihaqi, Syu’ab al-Îmân, VII/507, hadits nomor 5378)."

4. Perkataan-perkataan ulama sufi tentang khauf

Tentang "khauf" atau ketakutan di dalam konteks mistik Islam, banyak ulama sufi
telah menyatakan pandangan mereka. Di antara mereka, ada yang menyoroti
pentingnya khauf sebagai bagian dari perjalanan spiritual, sementara yang lain
menekankan perlunya mengatasi ketakutan untuk mencapai pemahaman yang
lebih dalam tentang Tuhan. Berikut adalah beberapa kutipan dari ulama sufi
terkenal tentang khauf:

• Imam Al-Ghazali: "Khauf adalah pelindung bagi jiwa yang beriman,


seperti dinding yang menjaga kota. Tetapi jika khauf itu melebihi batas, itu
akan merampas kedamaian dan kegembiraan."
• Jalaluddin Rumi: "Jika khauf membunuhmu, biarkanlah itu
membunuhmu. Jika khauf menghidupkanmu, biarkanlah itu
menghidupkanmu."
• Ibnu Arabi: "Khauf adalah pintu gerbang bagi pengetahuan. Tanpa khauf,
seseorang tidak akan pernah mengetahui apa itu ketaatan."
• Abu Sa'id Abul-Khair: "Khauf adalah kunci bagi segala kebaikan."

6
• Abdul Qadir al-Jilani: "Khauf adalah tanda dari cinta yang sempurna.
Orang yang mencintai Tuhan tidak akan bisa hidup tanpa khauf."

5. Keutamaan-ketuamaan yang didapat oleh orang yang bersifat khauf

Keutamaan-ketuamaan yang didapat oleh orang yang bersifat khauf, sebagai


berikut:

1. Mendapatkan balasan surga


Sifat khauf kepada Allah SWT akan mengantarkan seseorang ke
surga. Ini dilandaskan pada sabda Nabi Muhammad yang diriwayatkan
At Tarmidzi. “Siapa yang takut tentulah dia berangkat sejak permulaan
malam, dan mereka yang berangkat di permukaan malam niscaya dia
akan sampai di tempatnya. Ingatlah sesungguhnya barang dagangan
Allah itu mahal. Ingatlah sesungguhnya Allah itu adalah surga”.

2. Menjadi benteng dari penyakit hati


Khauf dapat menjadi benteng dari sikap sombong, ujub, dan
penyakit hati lainnya. Orang yang takut kepada Allah SWT akan
senantiasa memfokuskan diri untuk memperbaiki kekurangannya,
sehingga tidak ada celah dalam hatinya untuk membenci orang lain atau
kagum atas dirinya sendiri.

3. Meninggikan derajat seseorang


Orang yang takut kepada Allah SWT akan mendapat kemuliaan
dan derajat yang tinggi di akhirat. Dijelaskan Rasulullah dalam hadits
Qudsi, bahwa Allah akan menjamin keselamatan manusia yang takut
kepada-Nya di akhirat kelak. “Demi keagungan dan kebesaran-Ku, Aku
tidak akan menghimpun dalam diri seorang hamba dua rasa takut dan
dua rasa aman. Apabila dia takut kepada-Ku di dunia niscaya Aku akan

7
memberikan keamanan kepadanya di hari kiamat. Dan apabila dia
merasa aman (dari siksa-Ku) di dunia, niscaya Aku akan membuatnya
takut pada kiamat nanti”.

Adapun keutamaan khauf adalah segala sesuatu yang membawa kebahagiaan


bertemu dengan Allah. Untuk sampai kepada Allah, melalui dua jalan, yaitu bagi
yang memperoleh kasih sayangNya dan jinak hati kepadaNya di dunia. Kasih
sayang itu tidak akan berhasil tanpa ma’rifah, dan ma’rifah tidak akan berhasil
selain dengan tafakkur. Sedangkan kejinakan hati hanya akan berhasil dengan
kasih sayang dan dzikir yang terus-menerus. Dzikir dan tafakkur dapat dicapai
dengan memutuskan kecintaan dunia dari hati dengan cara meninggalkan
kelezatan dunia dan hawa nafsunya. Dan hawa nafsu dapat ditinggalkan dengan
cara mencegah nafsu syahwat. Dan khauf adalah api yang membakar nafsu
syahwat. Maka keutamaan khauf menurut kadar yang membakar nafsu
syahwatnya, kadar pencegahan perbuatan-perbuatan maksiat dan kadar yang
menggerakkan kepada perbuatan-perbuatan tha’at. Khauf ini menghasilkan ‘iffah,
wara’, taqwa dan mujâhadah.

Khauf membawa faedah hati-hati, takwa, mujâhadah, ibadah, fikir, dzikir dan
sebab-sebab lain yang menyampaikan kepada Allah. Dan setiap yang demikian
membawa kehidupan serta kesehatan badan dan kesejahteraan akal. Maka setiap
yang mencederakan dari sebab-sebab itu adalah tercela. Jadi, khauf apabila tidak
membekas pada amal, maka sama saja seperti tidak ada.

6. Cara menanamkan khauf ke dalam hati

1. Memperdalam Ma’rifatullah
Semakin seseorang mengenal Allah, akan semakin kuat rasa
takut kepada-Nya. Dan tentu saja, orang yang paling takut kepada Allah
adalah Rasulullah. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

8
ْ ‫ش ُّد ُه ْم لَهُ َخ‬
‫شيَة‬ ‫َللا إهنهِّى أل َ ْعلَ ُم ُه ْم به ّ ه‬
َ َ ‫اَلل َوأ‬ ‫فَ َو ّ ه‬

Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling tahu


di antara mereka tentang Allah, karena itu aku orang yang paling takut
di antara mereka kepada-Nya. (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Banyak Mengingat Akhirat


Membaca ayat-ayat dan hadits-hadits tentang hari kiamat,
akhirat, surga dan neraka akan membuat kita memiliki gambaran yang
benar sekaligus menguatkan rasa khauf kita. Tidak sekedar membaca
atau menghafalkan tetapi membayangkan dan merenunginya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menyampaikan
khutbah kepada para sahabat tentang surga dan neraka. Kemudian
beliau bersabda:

َ َ‫َل ْو ت َ ْعلَ ُمونَ َما أ َ ْعلَ ُم ل‬


‫ضحه ْكت ُ ْم قَلهيل َولَ َب َك ْيت ُ ْم َكثهيرا‬

Jika saja kalian mengetahui apa yang aku ketahui, pastilah kalian akan
sedikit tertawa dan banyak menangis. (Muttafaq ‘alaih) Lalu para
sahabat menangis sesenggukan sambil menutup wajah mereka.

3. Membaca Keteladanan Nabi, Sahabat dan Para Ulama

4. Mujahadah dengan Riyadhah

9
7. Ciri-ciri orang yang ada khauf di dalam hatinya

Orang yang memiliki khauf di dalam hatinya biasanya menunjukkan ciri-ciri


tertentu dalam perilaku, sikap, dan pandangan hidup mereka. Berikut adalah
beberapa ciri-ciri yang mungkin dimiliki oleh seseorang yang memiliki khauf:

1. Ketaatan Terhadap Ajaran Agama: Mereka cenderung taat terhadap


perintah dan larangan agama karena mereka menyadari konsekuensi
dari melanggar-Nya.
2. Kesederhanaan dan Kerendahan Hati: Mereka tidak membanggakan
diri atau sombong karena kesadaran akan kebesaran Allah membuat
mereka merasa rendah diri di hadapan-Nya.
3. Kepedulian Terhadap Akhirat: Mereka cenderung memprioritaskan
persiapan untuk akhirat daripada kesenangan duniawi karena mereka
menyadari bahwa hidup ini sementara dan kehidupan abadi akan datang
setelahnya.
4. Rasa Hormat Terhadap Semua Makhluk: Mereka memperlakukan
orang lain dengan hormat dan kebaikan karena mereka menyadari
bahwa setiap makhluk adalah ciptaan Allah yang patut dihormati.
5. Kejujuran dan Integritas: Mereka cenderung jujur dan berintegritas
dalam segala hal karena mereka takut akan hukuman Allah jika mereka
berbohong atau berbuat curang.
6. Ketekunan dalam Ibadah: Mereka rajin dalam melakukan ibadah dan
berusaha untuk meningkatkan kualitas ibadah mereka karena mereka
menyadari pentingnya hubungan pribadi dengan Allah.
7. Rasa Malu dan Takut akan Celaan Allah: Mereka merasa malu jika
melakukan kesalahan atau dosa karena mereka takut akan celaan Allah
dan berusaha untuk memperbaiki diri.

10
8. Kesadaran Akan Keterbatasan Manusia: Mereka menyadari bahwa
manusia memiliki keterbatasan dan hanya Allah yang Maha Kuasa,
sehingga mereka mengandalkan-Nya dalam segala hal.
9. Ketenangan dan Kedamaian Batin: Meskipun mereka memiliki rasa
takut, mereka juga merasakan kedamaian dan ketenangan batin karena
mereka yakin bahwa Allah akan selalu melindungi mereka.
10. Kasih Sayang dan Kepedulian Terhadap Sesama: Mereka memiliki rasa
kasih sayang dan peduli terhadap sesama manusia karena mereka
percaya bahwa cinta dan kasih sayang adalah nilai-nilai yang
diperintahkan oleh Allah.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada makalah ini adalah bahwa khauf memiliki akar


etimologi dari bahasa Arab yang berarti takut atau ketakutan, dan dalam
terminologi Islam, merujuk pada ketakutan atau kekhawatiran terhadap Allah dan
hukuman-Nya, serta rasa takut akan dosa dan akibatnya di dunia dan di akhirat.
Khauf juga dianggap sebagai bagian dari rasa takwa atau kesalehan dalam Islam.
Dalil Al-Quran dan Hadits menggarisbawahi pentingnya khauf dalam
memperkuat iman dan mendekatkan diri kepada Allah. Para ulama sufi menyoroti
khauf sebagai aspek penting dalam perjalanan spiritual, sementara keutamaan
yang didapat oleh orang yang memiliki khauf mencakup balasan surga,
meningkatkan derajat, dan memperoleh keselamatan di akhirat. Orang yang
memiliki khauf di dalam hatinya menunjukkan ciri-ciri seperti ketaatan terhadap
agama, kesederhanaan, dan kerendahan hati, serta rasa hormat terhadap semua
makhluk.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dacholfany, M. I. (2014). Al-khauf dan al-raja’menurut al-ghazali. As-Salam: Jurnal


Studi Hukum Islam & Pendidikan, 3(1), 35-44.

Rosidi, Pengantar Akhlak Tasawuf, (Semarang: Karya Abadi Jaya, 2015)

Shihab, Quraish, 2007, Ensiklopedia al-Qur’an Kajian Kosakata Cet. I, Jakarta:


Letera Hati.

Ngadisuryan. (2016). Membangun Sikap Khauf Dan Rajâ. muallimin.sch.id. di akses


24 April 2024. https://muallimin.sch.id/2016/10/23/membangun-sikap-khauf-
dan-raja/

Ikrar, I. (2018). KONSEP KHAUF DALAM TAFSIR AL-MISBAH Telaah Atas


Pokok-Pokok Pikiran Tasawuf M. Quraish Shihab. Mumtaz: Jurnal Studi Al-
Quran dan Keislaman, 2(1), 27-56.

Japri, M. A. B. (2017). Konsep khauf dan raja’imam al-ghazali dalam terapi gangguan
kecemasan (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).

Zulkifli, 2015, diakses dari http://zulkiflialmandary.blogspot.co.id/2015/04/khauf-


dan-raja-makalah-akhlak_21.html. tanggal 18 mei 2016.

13

Anda mungkin juga menyukai