Anda di halaman 1dari 15

Aqidah Akhlak dan Ruang Lingkupnya

Disusun Oleh :

1) M. Rofi Fauzi_20102050046

2) Febiansyah Zakaria_20102050058

3) Rika Ayu Aldani_20102050062

4) Ulfa Nur Azizah_20102050084

PROGRAM STUDI ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2021
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin dan
kehendak-Nya makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Penulisan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Aqidah dan Akhlak.
Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai “Aqidah Akhlak
dan Ruang Lingkupnya”. Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai
hambatan yang dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang
berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami
berterima kasih kepada Bapak Dr. Mahbub Ghozali selaku dosen pengampu mata
kuliah aqidah dan akhlak yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada
kami.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih terbatas. Dalam makalah
ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami yakin, makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik yang
bersifat membangun agar lebih maju di masa yang akan datang.
Harapan kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi
bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat
berguna bagi orang lain yang membacanya.

Yogyakarta,14 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan ...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Aqidah Akhlak..............................................................3


B. Sumber Aqidah dan Akhlak dalam Islam........................................................................6
C. Tujuan Aqidah dan Akhlak..............................................................................................7
D. Kedudukan Aqidah dan Akhlak dalam Islam..................................................................8

BAB III PENUTUP

Kesimpulan .........................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA…….......…………………………………………………..…….........12

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Agama Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW yang kita yakini dapat menjamin
terwujudnya kehidupan umat islam yang sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-petunjuk agama
islam mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber
ajarannya, Al-Qur’an dan Hadits, tampak amat ideal dan agung. Sedangkan, akal pikiran
manusia sebagai alat untuk memahami Al-Quran dan Hadits. Ketentuan ini sesuai dengan
agama Islam itu sendiri sebagai wahyu yang berasal dari Allah SWT. Hal demikian tertulis
dalam firman Allah, Al-Quran Surah An-Nisa’ ayat 59

‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِط ْيعُوا[ هّٰللا َ َواَ ِط ْيعُوا ال َّرسُوْ َ[ل َواُولِى ااْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ۚ ْم فَاِ ْن تَنَازَ ْعتُ ْم فِ ْي َش ْي ٍء فَ ُر ُّدوْ هُ اِلَى‬
‫ك َخ ْي ٌر َّواَحْ َسنُ تَْأ ِو ْياًل‬ َ ِ‫ࣖ هّٰللا ِ َوال َّرسُوْ ِل اِ ْن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُوْ نَ بِاهّٰلل ِ َو ْاليَوْ ِ[م ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذل‬

Yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya” (QS. An-Nisa’: 59).

Aqidah sebagai sistem kepercayaan yang berisikan elemen-elemen dasar keyakinan,


menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Sedangkan akhlak sebagai sistem
etika menggambarkan arah dan tujuan yang hendak dicapai agama. Muslim yang baik adalah
yang memiliki aqidah yang lurus dan kuat yang mendorongnya untuk melaksanakan syariat
yang hanya ditujukan kepada Allah sehingga tergambar kesalehan akhlak yang terpuji pada
dirinya. Aqidah, syariat dan akhlak dalam Al-Quran disebut iman dan amal shaleh. Iman
menunjukkan makna aqidah, sedangkan amal shaleh menunjukkan pengertian akhlak.

Sehingga berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih
dalam mengenai “Aqidah Akhlak dan Ruang Lingkupnya” yang dimana dengan adanya
makalah ini kami tulis sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Aqidah Akhlak dan diharapkan
kedepannya makalah ini dapat dijadikan referensi bagi pembaca.
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan ruang lingkup dari Aqidah Akhlak?
2. Apa saja sumber Aqidah Akhlak dalam Islam?
3. Apa tujuan Aqidah Akhlak dalam Islam?
4. Bagaimana kedudukan Aqidah Akhlak dalam Islam?

C. Tujuan Makalah
1. Memahami dan ruang lingkup dari Aqidah Akhlak?
2. Mengetahui sumber Aqidah Akhlak dalam Islam?
3. Mengetahui tujuan Aqidah Akhlak dalam Islam?
4. Memahami kedudukan Aqidah Akhlak dalam Islam?

D. Manfaat Makalah
1. Menjelaskan definisi dan ruang lingkup dari Aqidah Akhlak?
2. Menjelaskan sumber Aqidah Akhlak dalam Islam?
3. Menjelaskan tujuan Aqidah Akhlak dalam Islam?
4. Menjelaskan kedudukan Aqidah Akhlak dalam Islam?
3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Aqidah Akhlak
Kata “aqidah” diambil dari kata dasar “al-‘aqdu” yaitu ar-rabth (ikatan), al-
Ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat), asy-
syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan) dan al-itsbaatu
(penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-
jazmu(penetapan). “Al-‘Aqdu” (ikatan) lawan kata dari al-hallu(penguraian, pelepasan). Dan
kata tersebut diambil dari kata kerja: ” ‘Aqadahu” “Ya’qiduhu” (mengikatnya), ” ‘Aqdan”
(ikatan sumpah), dan ” ‘Uqdatun Nikah” (ikatan menikah). Allah Ta’ala berfirman, “Allah
tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk
bersumpah), tetapi dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja
…” (Al-Maa-idah : 89).
Secara Terminologi Menurut Abu Bakar Jabir al Jazairy, Aqidah adalah sejumlah
kebenaran yang dapat diterima secara umum (aksioma) oleh manusia berdasarakan akal,
wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini
kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan
dengan kebenaran itu. Secara Etimologi Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti
pengikatan. Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Aqidah merupakan perbuatan
hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenaran terhadap sesuatu.1
Akhlak islami adalah keadaan yang melekat pada jiwa manusia. Karena itu suatu
perbuatan baru di sebut pencerminan akhlak, harus memenuhi beberapa syarat antara lain :
1. Di lakukan berulang-ulang jika dilakukan sekali saja tidak bisa dikatakan akhlak misalnya
memberi kepada orang lain karena alasan tertentu.
2. Timbul dengan sendirinya. Yaitu tidak dipikir berulang – ulang karena perbuatan itu
pencerminan akhlak.
Akhlak menempati posisi yang sangat penting dalam islam. Pentingnya kedudukan
akhlak dapat di lihat dari berbagai sunah diantaranya adalah ‘ sesungguhnya aku di utus
untuk menyempurnakan akhlak “ dan “ mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang

1
Qomari, Rohmad. "Prinsip dan Ruang Lingkup Pendidikan Aqidah Akhlaq." INSANIA: Jurnal Pemikiran
Alternatif Kependidikan 14.1 (2009): 47-67.
4

yang paling baik akhlaknya” dan akhlak nabi muhammad yang di utus untuk
menyempurakan akhlak di muka bumi, yang terdapat di dalam al-Quran.
Akhlak adalah sikap yang melahirkan perbuatan tingkah laku manusia. Karena itu
selain dengan akidah, akhlak tidak dapat di cerai pisahkan debgan syri’ah. Kategori penilaian
itu tidak hanya wajib dan haram tetapi juga sunat, makruh, mubah atau jaiz. Wajib dan haram
termasuk kategori hukum duniawi. Sedangkan makruh, sunat dan mubah termasuk kategori
kesusilaan akhlak.2 Terdapat akhlak terhadap allah, kepada manusia dan lingkungan hidup
Dalam ruangan ini, hanya di cantum kan beberapa macam akhlak, diantaranya:
1. Akhlak Terhadap Allah
a. Mencintai allah melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga dengan mempergunakan
firman nya dalam alquran sebagai pedoman hidup dan kehidupan.
b. Melaksanakan segala perintah nya dan menjauhi segala larangannya.
c. Mengharapkan dan berusaha memperoleh keridhoan allah.
d. Mensyukuri nikmat dan karunia allah.
e. Menerima dengan Ikhlas semua kada dan khadar ilahi setelah berikhtiar maksimal.
f. Memohon ampunan kepada Allah.
2. Akhlak terhadap Manusia
a. Mencitai Rasulullah secara tulus dan mengamalkan semua sunnah-Nya.
b. Menjadikan Rasulullah sebagai idola dan suritauladan.
c. Menjalankan apa yang diperintah-Nya dan tidak melakukan apa yang di larang-Nya.
3. Akhlak Terhadap Orang Tua
a. Mencintai mereka melebihi kerabat lainnya.
b. Merendahkan diri terhadap kedua orang tua.
c. Berkomunikasi dengan Hikmat.
4. Akhlak Terhadap Diri Sendiri
a. Memelihara kesucian diri.
b. Menutup aurat.
c. Jujur.
d. Ikhlas.
e. Sabar.
2
Rahmah, Nada Asrir. Ruang lingkup dan metode pendidikan akhlak telaah hadits-hadits Kitab Akhlak Lil
Banin jilid 4. Diss. UIN Sunan Ampel Surabaya, 2020.
5

f. Rendah hati
g. Malu melakukan perbuatan jahat.
5. Akhlak Terhadap Keluarga
a. Saling membina rasa cinta dan kasih.
b. Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak.
c. Berbakti kepada ibu dan bapak.
d. Mendidik anak-anak dengan kasih sayang
e. Memelihara hubungan silaturahmi
6. Akhlak Terhadap Tetangga
a. Saling mengunjungi.
b. Saling membantu.
c. Saling memberi
d. Saling menghormati
e. Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan.
7.   Akhlak Terhadap Masyarakat
a. Memuliakan Tamu
b. Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
c. Saling menolong dalam kebajikan dan taqwa
d. Menganjurkan anggota masyarakat untuk berbuat baik dan melarang berbuat jahat.
e. Memberi makan fakir miskin dan berusaha melapangkan kehidupan.
f. Bermusyawarah dalam segala urusan demi kepentingan bersama.
g. Mentaati keputusan yang telah di ambil dalam bermusyawarah.
h. Menepati janji   
8. Akhlak Terhadap Bukan Manusia (Lingkungan Hidup)
a. Sadar dan menjaga kelestarian lingkungan hidup
b. Menjaga dan memanfaatkan alam
c. Sayang terhadap sesama makhluk.

Penggolongan sikap manusia dalam butir-butir akhlak tersebut diatas, kalau dikelompokkan
secara lain akan sama dengan penggolongan hubungan taqwa dalam kehidupan manusia.3

3
Wahyudi, Dedi. Pengantar Akidah Akhlak dan Pembelajarannya. Lintang Rasi Aksara Books, 2017.
6

B. Sumber Aqidah dan Akhlak dalam Islam


1. Sumber Aqidah
Sumber aqidah dalam islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah artinya informasi apa
saja yang wajib diyakini hanya diperoleh melalui Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Al-Qur’an
memberikan penjelasan kepada manusia tentang segala sesuatu. Dalam firman Allah
(QS.An-Nahl/16:89)

َ‫ث فِ ْي ُكلِّ اُ َّم ٍة َش ِه ْيدًا َعلَ ْي ِه ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ِه ْم َو ِجْئنَا بِكَ َش ِه ْيدًا ع َٰلى ٰهُٓؤاَل ۤ ۗ ِء َونَ َّز ْلنَا َعلَ ْيك‬
ُ ‫َويَوْ َم نَ ْب َع‬
َ‫ب تِ ْبيَانًا لِّ ُكلِّ َش ْي ٍء َّوهُدًى َّو َرحْ َمةً َّوبُ ْش ٰرى لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْين‬ ْ
َ ‫ࣖ ال ِك ٰت‬
Yang artinya : “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (AlQur’an) untuk menjelaskan
segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat, bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al-
Nahl/16: 89).
Sedangkan akal fikiran bukanlah merupakan sumber aqidah, dia hanya berfungsi
untuk memahami nashnash (teks) yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan
mencoba membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan oleh Al-Qur’an dan
Al-Sunnah (jika diperlukan)4. Itupun harus didasari oleh semua kesadaran bahwa
kemampuan akal manusia sangat terbatas. Informasi mengenai pencipta alam ini dan
seisinya adalah dalil Allah yang hanya bisa diketahui melalui AlQur’an dan Al-Sunnah.
Manusia dengan akalnya semata tidak dapat mengetahui siapa yang meciptakan alam.
Akal manusia hanya dapat memikirkan keteraturan dan keseimbangan. akidah merupakan
sesuatu keyakinan yang teguh dan tetap dan kuat mengenai Allah dan Rasull-Nya
Sumber aqidah Islam adalah al-Qur’an dan as-sunnah. Artinya apa saja yang
disampaikan oleh Allah dalam alQur’an dan Rasulullah dalam sunnah-nya wajib diimani,
diyakini, dan diamalkan. Akal fikiran sama sekali bukan sumber aqidah Islam, tetapi
merupakan instrumen yang berfungsi untuk memahami nash-nash yang terdapat dalam
kedua sumber tersebut dan mencoba –kalau diperlukan– membuktikan secara ilmiyah
kebenaran yang disampaikan oleh al-Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu
kesadaran penuh bahwa kemampuan akal sangat terbatas, sesuai dengan terbatasnya

4
Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Press, 2009).
7

kemapuan semua makhluk Allah. Sehingga akidah merupakan sesuatu keyakinan yang
teguh dan tetap dan kuat mengenai Allah dan Rasull-Nya5.
2. Sumber Akhlak
Akhlak yang benar akan terbentuk bila sumbernya benar. Sama halnya seperti
aqidah, sumber akhlak bagi seorang muslim adalah al-Qur’an dan as-Sunnah. Sehingga
ukuran baik atau buruk, patut atau tidak secara utuh diukur dengan al-Qur’an dan as-
Sunnah. Sedangkan tradisi merupakan pelengkap selama hal itu tidak bertentangan
dengan apa yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya6. Menjadikan al-Qur’an dan
as-Sunnah sebagai sumber akhlak merupakan suatu kewajaran bahkan keharusan. Sebab
keduanya berasal dari Allah dan oleh-Nya manusia diciptakan. Pasti ada kesesuaian
antara manusia sebagai makhluk dengan sistem norma yang datang dari Allah swt.

C. Tujuan Aqidah dan Akhlak


1. Tujuan Aqidah
Aqidah erat hubungannya dengan akhlak. Aqidah merupakan landasan dan dasar
pijakan untuk semua perbuatan. Akhlak adalah segenap perbuatan baik dari seorang mukalaf,
baik hubungannya dengan Allah, sesama manusia, maupun lingkungan hidupnya. Berbagai
amal perbuatan tersebut akan memiliki nilai ibadah dan terkontrol dari berbagai
penyimpangan jika diimbangi dengan keyakinan aqidah yang kuat. Oleh sebab itu, keduanya
tidak dapat dipisahkan, seperti halnya antara jiwa dan raga.
Tujuan beraqidah dalam islam pada umumnya adalah untuk menjadi pondasi agama
yang kuat dan benar bagi pemeluknya.Tujuan dari Aqidah adalah mempelajari dasar-dasar
ajaran agama Islam yang pokok materinya mengenai pengenalan terhadap Allah dan apa
yang telah diturunkan-Nya, entah itu berupa kitab atau lainnya serta pengenalan terhadap
utusan-utusan Allah dan pengenalan terhadap apa yang akan terjadi kelak setelah kematian.
Hingga menimbulkan rasa keyakinan yang benar akan agama Islam dan tahu apa yang harus
dijalankan sebagai seorang muslim.
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang diberi kelebihan kepadanya berupa akal
pikiran yang membedakannya dengan makhluk lainnya.Pendapat-pendapat atau pikiran-

5
Abdullah Al-Hamid Al-Atsari, Al-Wajiz fi Aqidati as-Salafu as-Shalih Ahli as-Sunnah (Saudi Arabia: Dar
al-Alamiyah, n.d.), 14.
6
Anwar, Rosihon. Akhlak Tasawuf. (Bandung: Pustaka Setia.2009)
8

pikiran yang semata-mata didasarkan atas akal manusia, kadang-kadang menyesatkan


manusia itu sendiri. Oleh karena itu, akal pikiran perlu dibimbing oleh aqidah akhlak agar
manusia terhindar dari pemahaman dan perilaku yang sesat.
2. Tujuan Akhlak
Akhlak pada umumnya bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada umat
Islam tentang Aqidah Islam untuk mengembangkan kehidupan beragama sehingga menjadi
muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam
kehidupan bermasyarakat dan sebagai warga negara. Tujuan pendidikan akhlak dalam Islam
yaitu untuk membentuk manusia yang bermoral, bersifat bijaksana dan beradab. Aqidah
akhlak bertujuan pula membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia. Seseorang muslim
yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik ketika berhubungan dengan
Allah SWT, dengan sesama manusia, makhluk lainnya serta dengan alam lingkungan. Oleh
karena itu, perwujudan dari pribadi muslim yang luhur berupa tindakan nyata menjadi tujuan
dalam aqidah akhlak.Dengan kata lain pendidikan akhlak memiliki tujuan untuk menciptakan
manusia yang memiliki nilai.

D. Kedudukan Aqidah dan Akhlak dalam Islam


Kedudukan Aqidah Akhlak dalam kehidupan seorang muslim merupakan hal yang
sangat penting. Aqidah Akhlak bagaikan poros atau inti kemanakah tujuan hidup umat
muslim. Apabila Aqidah Akhlaknya bagus maka akan sejahtera dan damai batinnya.
Sebaliknya, apabila aqidah akhlaknya buruk tentu saja akan rusak lahir dan batinnya. Oleh
karena itu aqidah dan akhlak merupakan salah satu kunci jatuh bangunnya peradaban suatu
bangsa. Aqidah adalah suatu kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan
dimana hati membenarkannya sehingga timbul ketenangan jiwa.7
Aqidah dalam islam memiliki kedudukan yang sangat penting dalam islam. Hal
tersebut dikarenakan aqidah yang benar adalah landasan tegaknya agama dan kunci
diterimanya amalan. Selain itu juga diperkuat dengan dakwah dari para Rasul yang sangat
memperhatikan perbaikan aqidah sebagai prioritas pertama dalam dakwah mereka. Aqidah
merupakan pondasi bagi setiap perbuatan manusia. Apabila pondasi dalam bangunan tersebut
kokoh, maka bangunan perbuatan manusia itu akan kuat dan tahan dari berbagai ancaman
7
Nursiyam, “Pengaruh Sistem Pembelajaran Pesantren Kampus terhadap Penguatan Akidah Akhlak
Mahasiswa IAIN Samarinda.” SYAMIL 3, no.2 (1 Desember 2015). 342
9

yang menerjang. Sebaliknya, apabila pondasi bangunan perbuatan manusia tersebut lemah,
maka bangunan perbuatan itu akan tidak ada gunanya atau tidak bermakna dan mudah roboh
dengan ancaman sekecil apapun itu.
Seorang manusia yang lisan dan hatinya menyatakan tanduk dan patuh serta tidak ada
keraguan pada kehendak Allah, pasti dampak dari perbuatannya akan bermanfaat bagi orang
lain di sekitarnya. Dalam ajaran agama islam akhlak menempati kedudukan yang istimewa
dan penting, sehingga menempatkan akhlak dalam posisi yang sama pentingnya dengan
aqidah. Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai tujuan
pokok dalam risalah islam. Hal tersebut terdapat pada hadis (H.R. Ahmad) yang artinya
“Sesungguhnya aku yang diutus untuk menyempurnakan akhlak, perangai (budi pekerti yang
mulia”. Oleh karena itu, akhlak perlu mendapatkan perhatian dan pembinaan yang serius
sebagai pondasi bangunan sebuah masyarakat. Apabila akhlaknya baik, maka sejahterlah
hidupnya lahir dan batin, namun jika akhlaknya rusak maka rusaklah hidupnya lahir dan
batin.
Akhlak memiliki keadaan yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari sehingga
pembinaan akhlak melalui lembaga pendidikan ataupun berbagai cara terus dikembangkan.
Pembinaan tersebut bertujuan untuk membentuk pribadi-pribadi muslim yang memiliki
akhlak yang mulia, taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, menghormati kedua orang tua,
saying kepada sesama makhluk dan lain sebagainya. Apabila akhlak manusia tidak dibina,
maka dampaknya manusia menjadi tidak bertika, nakal, menganggu masyarakat, melakukan
perbuatan yang maksiat dan tercela, dan sebagainya. Dalam kehidupan manusia dari waktu
ke waktu tersebut memberikan pengalaman dan pembelajaran tentang pentingnya
pembentukan akhlak.
Pada kitab Al-Qur’an terdapat kurang lebih 1500 ayat yang membicarakan tentang
akhlak, dua kali lipat lebih banyak dari ayat-ayat tentang hukum baik secara teoritis maupun
yang praktis. Selain itu juga banyak hadis yang membicarakan akhlak. Dengan demikian,
semakin menyakinkan bahwa Al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup tersebut sangat
memperhatikan pembentukan dan pembinaan akhlak manusia. Akhlak manusia yang baik
bisa menghapus dosa manusia, sebaliknya jika kita mempunyai akhlak yang buruk bisa
merusakkan pahala. Berdasarkan sabda Rasulullah SAW yaitu: “ Sesungguhnya aku
10

diutuskan untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. Dari hadis tersebut bisa
menunjukkan betapa pentingnya kedudukan akhlak dalam agama islam.
Akhlak manusia dapat menentukan nasib seseorang Ketika di akhirat nanti. Apabila
manusia mempunyai akhlak yang baik maka timbangan amalan yang baik kelak akan
banyak. Begitu pun juga sebaliknya jika amalannya buruk maka timbangan amalannya akan
ringan. Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud: “Tiada sesuatu yang lebih berat dalam daun
timbangan melainkan akhlak yang baik.” Akhlak merupakan sifat Rasulullah saw di mana
Allah swt telah memuji Rasulullah kerana akhlaknya yang baik seperti yang terdapat dalam
al-Quran, firman Allah swt yang bermaksud: “Sesungguhnya engkau seorang yang memiliki
peribadi yang agung mulia).” Pujian allah swt terhadap Rasul-Nya dengan akhlak yang mulia
menunjukkan betapa besar dan pentingnya kedudukan akhlak dalam Islam. Banak lagi ayat-
ayat dan hadith-hadith Rasulullah saw yang menunjukkan ketinggian kedudukan akhlak dan
menggalakkan kita supaya berusaha menghiasi jiwa kita dengan akhlak yang mulia.

BAB III
PENUTUP
11

Kesimpulan

Aqidah adalah sesuatu yang diyakini oleh seseorang sedangkan akhlak adalah suatu
sifat yang tertanam dalam jiwa yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
melakukan pertimbangan fikiran . Aqidah dan Akhlak keduanya berasal dari sumber yang
sama yakni Al-Qur’an dan sunnah. Tujuan dari aqidah akhlak dalam islam adalah untuk
menanamkan ajaran islam sebagai pedoman untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di
akhirat. Kedudukan Aqidah Akhlak dalam kehidupan seorang muslim merupakan hal yang
sangat penting. Aqidah Akhlak bagaikan poros atau inti kemanakah tujuan hidup umat
muslim. Apabila Aqidah Akhlaknya bagus maka akan sejahtera dan damai batinnya.
Sebaliknya, apabila aqidah akhlaknya buruk tentu saja akan rusak lahir dan batinnya. Oleh
karena itu aqidah dan akhlak merupakan salah satu kunci jatuh bangunnya peradaban suatu
bangsa. Aqidah adalah suatu kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan
dimana hati membenarkannya sehingga timbul ketenangan jiwa.

Daftar Pustaka
12

Abdullah Al-Hamid Al-Atsari, Al-Wajiz fi Aqidati as-Salafu as-Shalih Ahli as-Sunnah (Saudi
Arabia: Dar al-Alamiyah, n.d.), 14.

Anwar, Rosihon. 2009. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.

Nata, Abuddin, 2009. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Rajawali Press.

Nursiyam, “Pengaruh Sistem Pembelajaran Pesantren Kampus terhadap Penguatan Akidah


Akhlak Mahasiswa IAIN Samarinda.” SYAMIL 3, no.2 (1 Desember 2015). 342
Qomari, Rohmad. "Prinsip dan Ruang Lingkup Pendidikan Aqidah Akhlaq." INSANIA: Jurnal
Pemikiran Alternatif Kependidikan 14.1 (2009): 47-67.

Rahmah, Nada Asrir. Ruang lingkup dan metode pendidikan akhlak telaah hadits-hadits Kitab
Akhlak Lil Banin jilid 4. Diss. UIN Sunan Ampel Surabaya, 2020.

Wahyudi, Dedi. 2017.  Pengantar Akidah Akhlak dan Pembelajarannya. Jakarta : Lintang Rasi
Aksara Books.

Anda mungkin juga menyukai