Disusun oleh :
FAKULTAS TARBIYAH
Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Alquran sebagai pedoman hidupdan
telah mengutus rasulNya yang mulia, Muhammad saw. sebagai pembawa
risalahterakhir dan sebaik-baik suri teladan bagi sekalian makhluk.
Dalam diri manusia kita mengenal dimensi lahir dan batin. Dimensi lahir
terkaitdan diatur dengan ilmu fikih, sedangkan dimensi batin inilah yang kemudian
terkaitdan diatur dalam ilmu tasawwuf, sehingga ilmu tasawwuf terkadang disebut
juga dengan istilah ‘fikih batin’. Jika seseorang benar -benar telah berhasil
memperbaiki sisibatinnya, maka kelak itu akan termanifestasikan pada sisi lahir
kehidupannya sehari-hari yang berupa akhlak yang baik, apakah itu akhlak kepada
Allah, kepada sesamamanusia maupun akhlak kepada diri sendiri.
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Artinya:Suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan
pikiran (lebih dahulu).
حْوا َل النَّ ْف ِس َمحْ ُم ْودُهَا َو َمذْ ْْ ُم ْو ُم َها َو َك ْي ِفيَةُ ت َْط ِهي ِْرهَا مِ ْن ْال َمذْ ُم ْو ِم مِ ْن َها َوتَحْ ِليَت ُ َها ُ ف ه َُو ع ِْل ٌم يَ ْع َر
َ َ ف بِ ِه ا َ َّ الت
ُ س ُّو
ُ س ِي ِر اِلَى هللا تَ َعالَى َو ْالن َِر
ار اِلَ ْي ِه ُّ صافِ ِب َمحْ ُم ْو ِدهَا َو َك ْي ِفيَةُ ال
َّ سلُ ْوكِ َوال َ ِْبا ْ ِالت
Artinya: Tashawuf adalah suatu ilmu yang dengannya dapat diketahui hal ihwal
kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkan diri yang buruk dan mengisinya
dengan yang terpuji, cara melakukan suluk, melangkah menuju keridhaan Allah
dan meninggalkan (larangan-Nya) menuju kepada (perintah-Ny
a) Ilmu Syariah
b) Ilmu Thariqah
c) Ilmu Haqiqah
d) Ilmu Ma’rifah
C. Wara
D. Zuhud
Sesudah maqam wara‟ di kuasai mereka baru berusaha mengapai maqam
(station) diatasnya, yakni maqam zuhud. Berbeda dengan wara‟ yang
pada dasarnya merupakan laku menjahui yang syubhat dan setiap yang
haram, maka zuhud pada dasarnya adalah tidak tamak atau tidak ingin
dan tidak mengutamakan kesenangan duniawi.Adapun zuhud menurut
bahasa Arab materinya tidak berkeinginan. Dikatakan, zuhud pada
sesuatu apabila tidak tamak padanya. Adapun sasaranya adalah
dunia.Dikatakan pada seseorang apabila bila dia menarik diri untuk tekun
beribadah danmenghindarkan diri dari keinginan menikmati kelezatan
hidup adalah zuhud padadunia.Dalam tasawuf zuhud dijadikan maqam
dalam upaya melatih diri dan menyucikanhati untuk melepas ikatan hati
dengan dunia. Maka di dalam tasawuf diberi pengertiandan diamalkan
secara bertingkat. Pada dasarnya dibedakan zuhud pada tingkat
awal(biasa) dan zuhud bagi ajaran sufi.
E. Fakir
Al-Ghazali menganjurkan atau mengajarkan untuk membuang dunia itu
sama sekali.Maka fakir dirumuskan dengan “tidak punya apa-apa dan
juga tidak menginginkan apa-apa”.
F. Sabar
Dalam tasawuf sabar dijadikan satu maqam sesudah maqam fakir.
Karena persyaratan untuk bisa konsentrasi dalam zikir orang harus
mencapai maqam fakir. Tentuh idupnya akan dilanda berbagai macam
penderitaan dan kepincangan. Oleh karena itu harus melangkah ke
maqam sabar.
G. Tawakal
Tasawuf menjadikann maqam tawakkal sebagai wasilah atau sebagai
tangga untukmemalingkan dan menyucikan hati manusia agar tidak
terikat dan tidak ingin danmemikirkan keduniaan serta apa saja selain
Allah.
H. Ridho
Setelah mencapai maqam tawakkal, nasib hidup mereka bulat-bulat
diserahkan pada pemeliharaan dan rahmat Alloh, meniggalkan
membelakangi segala keinginanterhadap apa saja selain Tuhan, maka
harus segera diikuti menata hatinya untuk mencapai maqam. Maqam
ridlo adalah ajaran menanggapi dan mengubah segala bentuk
penderitaan, kesengsaraan, dan kesusahan, menjadi kegembiraan dan
kenikmatan. Yakni sebagaimana di katakana imam ghozali, rela
menerima apa saja
5. Model A. J. Arberry
Tasawuf bukanlah jalan yang sama seperti jalan hidup para pendeta, juga
tidak sekedar makan dengan makanan yang sederhana seperti gandum ataupun
kurma kering. Tetapi itu semua didasarkan kepada kesabaran dalam menjalankan
perintah dan yakin terhadap hidayah. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:
Itulah landasan tasawuf yang diajarkan oleh ulama-ulama Ahlu Sunnah wal Jam’ah.
Akhlak memerintahkan berbuat apa yang berguna dan melarang berbuat segala
apa yang mudarat. Sedang ilmu hukum tidak, karena banyak perbuatan yang baik
dan berguna tidak diperintahkan oleh ilmu hukum. Seperti berbuat baik kepada
fakir miskin da perlakuan baik antara suami istri.
Akhlak adalah merupakan sikap jiwa yang telah tertanam dengan kuat yang
mendorong pemiliknya untuk melakukan perbuatan. Demikian juga
iman/kepercayaan adalah bertempat dalam hati yang mempunyai daya dorong
terhadap tingkah laku perbuatan seseorang.
Artinya: orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang terbaik budi
pekertinya.
Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak Salah satu ciri khas ilmu adalah bersifat
pragmatis. Orang yang berakhlak karena kelakuan terhadap Tuhan semata-mata,
maka dapat menghasilkan kebahagiaan antara lain:
Dalam islam kedua jalur hubungan tersebut diatur apa yang dinamakan dengan
“amal saleh ”atau lebih tegasnya disebut dengan akhlak. Oleh karena itu, maka
akhlak adalah sangat penting bagi manusia dan juga merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia
Di dunia akademik, definisi etika, moral, dan akhlak kerap kali disamakan.
Padahal, jika ditelurusi lebih dalam, ketiga istilah ini memiliki perbedaan yang
cukup signifikan.
Berbeda dengan etika, moral adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan
yang secara layak dikatakan benar, salah, baik dan buruk.
Perbedaan etika, moral, dan akhlak bisa dilihat dari makna dan sumber
pemikirannya. Etika lebih berbicara soal ilmu yang bersumber pada adat istiadat.
Sedangkan moral berupa nilai dan akhlak berupa perangai yang bersumber pada
Alquran dan sunnah.
Etika dan moral memiliki sifat yang sama yakni lokal dan temporer.
Sedangkan akhlak memiliki sifat yang universal dan abadi. Ini karena akhlak
bersumber pada firman Allah yang diterapkan sejak zaman Rasulullah SAW.
Al-Mawardi dalam studinya yang berjudul “Etika, Moral dan Akhlak”
menjelaskan perbedaan tiga istilah tersebut dari segi rumpun keilmuan.
Menurutnya, akhlak memiliki posisi lebih tinggi dibanding moral dan etika.
Di sisi lain, Althof Berkowitz dan Victor Battistich dalam studinya yang
yang berjudul “Moral Education and Character Education: Their Relationship and
Roles in Citizenship Education and Character Education, Prevention, and Positive
Youth Development” memberikan pandangan lain terhadap perbedaan tiga istilah
ini.
Mereka membedakan etika, moral, dan akhlak dari segi teori dan
implementasinya. Kedua tokoh ini berargumen, jika moral dan etika diambil dari
teori filsafat.
Kemudian lebih lanjut, akhlak memiliki cakupan yang sangat luas meliputi
ilmu agama dan umum yang dipelajari umat manusia. Karena sejumlah perbedaan
itu, diperlukan sikap bijak dalam memaknai etika, moral, dan akhlak. Perlu ada
diskusi lebih lanjut mengenai konsep pendekatan rasional dan aplikasi dalam
pendidikan ketiga istilah tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
http://sugiartoagribisnis.wordprees.com/
http.//www.aminazizcenter.com/artikel-61-kuliah-akhlak-
tasawuf.html/2009
Nasution, Harun, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
1983).
Nasution, Harun. 1986. Islam ditinjau dari berbagai aspeknya. Jakarta: UI Press.