Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH STUDY ISLAM II

“PENGERTIAN AHLAK DAN MACAM-MACAM AKHLAK”

Di susun oleh :

1. Afiya Nurul Kharisma 1603010007


2. Sigit 1603010024
3. Wibi Yudistira 1603010037

Dosen pengampuh : Bayu Dwi Cahyono S.Pd.I,M.Pd

PRODI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO TAHUN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah atas segala limpahan Karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala berkat
Ridho-Nya, kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga
kami haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu”ataihi Wa
Sallam.

Penulisan makalah ini memiliki tujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Studi Islam I dengan Tema “Penjelasan akhlak dan Macam macam akhlak”

Didalam makalah ini kami menjelaskan tentang penjelasan akhlak, macam-macam


akhlak, sebagaimana dalam buku “ KULIAH AKIDAH ISLAM” , dengan tujuan penulisan
sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperdalam pemahaman dari materi
ini. Selain itu, penulisan makalah tak terlepas pula dengan tugas kuliah studi islam I.

Namun penulis cukup menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan Penulis............................................................................................................................1
BAB II....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................................2
A. Pengertian Akhlak......................................................................................................................2
B. Macam – Macam Akhlak............................................................................................................3
1. Akhlak Kepada Allah..............................................................................................................3
2. Akhlak Kepada Rasulullah.....................................................................................................6
3. Akhlak Induvidual dan Sosial...............................................................................................10
4. Akhlak Berbangsa Dan Negara.............................................................................................21
BAB III................................................................................................................................................22
PENUTUP............................................................................................................................................22
A. Kesimpulan...............................................................................................................................22
B. Saran.........................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................23

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia bukanlah malaikat yang lepas dari kesalahan dan dosa, sanggup beribadah dan
bertasbih selamanya, namun manusia bukan syaitan yang senantiasa salah,sesat dan
menyesatkan. Akan tetapi manusia adalah makhluk yang diberikan dan dibekali oleh allah
akal dan nafsu.
Seperti kita ketahui bahwa aklak merupakan salah satu unsur yang tanpa kita sadari
harus melekat pada setiap pribadi manusia yang hidup didunia ini. Akhlak mempunyai
peranan penting dalam menuntut kita bagaimana cara kita bersikap. Sejalan dengan penulisan
makalah ini kita akan bersama-sama membahas pengertian akhlak secara menyeluruh dan
segala sesuatu yang memiliki korelasi akhlak dan kehidupan dalam makalah ini kita akan
menjabarkan kata demi kata yang akan menuju kepada penjabaran akhlak secara mendetail.
Oleh karena itu, kita dengan adanya makalah ini kami akan berusaha menjelaskan pengertian
tentang aklak dan lingkupnya.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian akhlak yang di lihat dari segi kebahasaan (Linguistik) dan segi peristilahan
(Terminologi).
2. Macam-macam akhlak yang yang di sertai hadits sebagai dalil atau penguatnya.

C. Tujuan Penulis
Secara umum Diharapkan baik penyusun maupun pembaca dapat lebih memahami dan
menerapkan perihal Akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga baik penyusun maupun
pembaca dapat menjadi contoh yang baik bagi lingkungannya. Selain itu juga sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah Studi Islam II

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak
Ada dua pendekatan untuk mendefenisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik
(kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan). Kata “Akhlak” berasal dari bahasa
arab, jamak dari khuluqun yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku
atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun yang
berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliq yang berarti pencipta; demikian
pula dengan makhluqun yang berarti yang diciptakan.
Secara epistemologi atau istilah akhlak bisa diartikan berbagai perspektif sesuai
dengan para ahli tasawuf diantaranya :
1. Ibnu Maskawaih memberikan definisi sebagai berikut:

‫س ٍوداوعيوةة ٍلوهواَ ٍاوولىَ ٍاوفكفوعاَلووهاَ ٍومكن ٍغوكيور ٍفوككةر ٍوورروويةة‬


‫وحاَلل ٍوللِنيفكف و‬

Artinya :

“Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa


melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.

2. Imam Al-Ghozali mengemukakan definisi Akhlak sebagai berikut:

‫سرهكولوةة ٍوويركسةرومكن ٍغوكيور ٍوحاَوجةة ٍاوولىَ ٍفوككةر ٍوورروويةة‬ ‫و‬ ‫اولكرخلِررق ٍوعوباَورةة ٍوعكن ٍوهكيئوةة ٍوفىَ ٍالنيفكف و‬
‫س ٍوراوسوخةة ٍوعنكفوهاَ ٍتو ك‬
‫صردرر ٍاكولفكفوعاَرل ٍب ر‬

Artinya:

“Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-
perbuatan dengan mudah, dengan tidak memertrlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.

3. Prof. Dr. Ahmad Amin memberikan definisi, bahwa yang disebut akhlak “Adatul-
Iradah” atau kehendak yang dibiasakan. Definisi ini terdapat dalam suatu
tulisannya yang berbunyi:

‫سيماَرة ٍوباَلكرخلِروق‬ ‫و‬ ‫ضرهكم ٍكالرخلِروق ٍبوأونيره ٍوعاَودرة ٍاكولوراودوة ٍيوفكعونىَ ٍأوين ٍاكولوراودوة ٍاووذا ٍاكعوتاَود ك‬
‫ت ٍوشكيلأ ٍفوفوعاَودترفوهاَ ٍهوي ٍالكرم و‬ ‫ف ٍبوفكع ر‬
‫وعور و‬

Artinya:

2
“Sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang
dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu
dinakamakan akhlak.”

Makna kata kehendak dan kata kebiasaan dalam pernyataan tersebut dapat diartikan
bahwa kehendak adalah ketentuan dari beberapa keinganan manusia setelah bimbang, sedang
kebiasaan ialah perbuatan yang diulang-ulang sehingga mudah melakukannya. Masing-
masing dari kehendak dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan, dan gabungan dari kekuatan
dari kekuatan yang besar inilah dinamakan Akhlak.

Sekalipun ketiga definisi akhlak diatas berbeda kata-katanya, tetapi sebenarnya tidak
berjauhan maksudnya, Bahkan berdekatan artinya satu dengan yang lain. Sehingga Prof. Kh.
Farid Ma’ruf membuat kesimpulan tentang definisi akhlak ini sebagai berikut:

“Kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena kebiasaan,
tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu.

B. Macam – Macam Akhlak


1. Akhlak Kepada Allah
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik.

· Empat alasan mengapa manusia perlu beakhlak kepada Allah.

a) Karena Allah-lah yang mencipatakan manusia. Dia yang menciptakan manusia dari air
yang ditumpahkan keluar dari tulang punggung dan tulang rusuk hal ini sebagai mana
di firmankan oleh Allah dalam surat at-Thariq ayat 5-7. sebagai berikut :

( (٧ )‫( يرج من بي الصلب والتائب‬٦ )‫( خلق من ماء دافق‬٥ )‫فلينظرالناسان مم خلق‬

ٍ (٧ -0 : ‫)الطار ق‬

Artinya : (5) “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?,
(6). Dia tercipta dari air yang terpancar, (7). yang terpancar dari tulang sulbi dan
tulang dada. (at-Tariq:5-7)

3
b) Karena Allah-lah yang telah memberikan perlengkapan panca indera, berupa
pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan
yang kokoh dan sempurna kepada manusia. Firman Allah dalam surat, an-Nahl ayat,
78.

(٧٨ : ‫وال اخرجكم من بطون امها تكم ل تعلمون شيئا وجعل لكم السمع وال بصار وال فئدة لعلكم تشكرون ) النحل‬

Artinya: “Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati,
agar kamu bersyukur. ( Q.S an-Nahal : 78)

c) Ketiga, karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah dalam
surat al-Jatsiyah ayat 12-13.

(١٢ ) ‫ال الذي سخرلكم البحر لتجري الفلك فيه بامره ولتبتغوا من فضله ولعلكم تشكرون‬

ٍ ‫و سخرلكم ما ف السموات وما ف الرض جيعا منه ان ف ذلك ليت لقوم يتفكرون‬

ٍ (١٣ -١٢ :‫)الا ثية‬

Artinya (13) “Allah-lah yang menundukkan lautan untuk kamu supaya kapal-kapal
dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, supaya kamu dapat mencari sebagian dari
karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. (13), “Dan Dia menundukkan
untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai
rahmat) dari pada Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kamu yang berpikir.(Q.S al-Jatsiyah :12-13 ).

d) Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan, daratan


dan lautan. Firman Allah dalam surat Al-Israa’ ayat, 70.

(٧٠ ‫ولقد كرمنا بن ادم وحلنهم ف الب والبحر ورزقنهم من طيبت وفضلنهم على كثيمرن خلقنا تفضيل )السراء‬

4
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak cucu Adam, Kami
angkut mereka dari daratan dan lautan, Kami beri mereka dari rizki yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan. (Q.S al-Israa : 70).

Menurut Kahar Masyhur dalam bukunya yang berjudul “Membina Moral dan
Akhlak” bahwa akhlak terhadap Allah, itu antara lain :

1) Cinta dan ikhlas kepada Allah SWT.


2) Berbaik sangka kepada Allah SWT.
3) Rela terhadap kadar dan qada (takdir baik dan buruk) dari Allah SWT.
4) Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
5) Bertawakal/ berserah diri kepada Allah SWT.
6) Senantiasa mengingat Allah SWT.

Akhlak baik kepada Allah antara lain :

 Bertaubat (At-Taubah), yaitu suatu sikap yang menyesali perbuatan buruk yang
pernah dilakukannya dan berusaha menjauhinya, serta melakukan perbuatan baik;
 Bersabar (Ash-Shabru), yaitu suatu sikap yang betah atau dapat menahan diri pada
kesulitan yang dihadapinya. Tetapi bukan berarti bahwa sabar itu langsung menyerah
tanpa upaya untuk melepaskan diri dari kesulitan yang dihadapi oleh manusia. Maka
sabar yang dimaksudkannya adalah sikap yang diawali dengan ikhtisar, lalu diakhiri
dengan ridha dan ikhlas, bila seseorang dilanda suatu cobaan dari Tuhan;
 Bersyukur (Asy-Syukru), yaitu suatu sikap yang selalu ingin memanfaatkan dengan
sebaik-baiknya, nikmat yang telah diberikan oleh ALLAH kepadanya, baik yang
bersifat fisik maupun non fisik. Lalu disertai dengan peningkatan pendekatan diri
kepada yang member nikmat, yaitu ALLAH;

 Bertawakkal (At-Tawakkal), yaitu menyerahkan segala urusan kepada ALLAH


setelah berbuat semaksimal mungkin, untuk mendapatkan sesuatu yang
diharapkannya. Oleh karena itu, syarat utama yang harus dipenuhi bila seseorang
ingin mendapatkan sesuatu yang diharapkannya, ia harus lebih dahulu berupaya
sekuat tenaga, lalu menyerahkan ketentuannya kepada ALLAH. Maka dengan cara
yang demikian itu, manusia dapat meraih kesuksesan dalam hidupnya;
 Ikhlas (Al-Ikhlaash), yaitu sikap menjauhkan diri dari riya (menunjuk-nunjukkan
kepada orang lain) ketika mengerjakan amal baik, maka amalan seseorang dapat
dikatakan jernih, bila dikerjakannya dengan ikhlas;

5
 Raja (Ar-Rajaa), yaitu sikap jiwa yang sedang menunggu (mengharapkan) sesuatu
yang disenangi dari ALLAH S.W.T., setelah melakukan hal-hal yang menyebabkan
terjadinya sesuatu yang diharapkannya. Oleh karena itu, bila tidak mengerjakan
penyebabnya, lalu menunggu sesuatu yang diharapkannya, maka hal itu disebut
“tamanni”;
 Bersikap takut (Al-Khauf), yaitu suatu sikap jiwa yang sedang menunggu sesuatu
yang tidak disenangi dari ALLAH, maka manusia perlu berupaya agar apa yang
ditakutkan itu, tidak akan terjadi.
2. Akhlak Kepada Rasulullah

Berakhlak kepada Rasulullah dapat diartikan suatu sikap yang harus dilakukan
manusia kepada Rasulullah sebagai rasa terima kasih atas perjuangannya membawa umat
manusia kejalan yang benar.

· Berakhlak kepada Rasulullah perlu dilakukan atas dasar pemikiran sebagai berikut:

a.) Rasulullah SAW sangat besar jasanya dalam menyelamatkan kehidupan manusia dari
kehancuran. Berkenaan dengan tugas ini, beliau telah mengalami penderetin lahir
batin, namun semua itu diterima dengan ridha.
b.) Rasulullah SAW sangat berjasa dalam membina akhlak yang mulia. Pembinaan ini
dilakukan dengan memberikan contoh tauladan yang baik. Allah berfirman:

٢١ ‫﴾ لننقسد نكانن لنأكسم هف نرأسوهل اللهه أسسنوة نحانسننة ﴿الحازاب‬

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik.
(al-Ahzab 21).

c.) Rasulullah SAW berjasa dalam mejelaskan al-Qur’an kepada manusia, sehingga
menjadi jelas dan mudah dilaksanakan. Penjelasan itu terdapat dalam haditsnya,
Firman Allah SWT:

‫ه‬ ‫أه ينو اليهذي بيننع ي ن‬


‫ب نواسلهسكنم يةن نوهإن نكيياناأوا هميين قنيبس يلأ لنفيييِ ن‬
‫ض ينليل مبه ي‬
‫يي‬ ‫ه‬ ‫هه‬
‫ي ي نرأسييولل لمنسيأه يسم يينتسيلأييو نعلنسي ه يسم آينيياته نوييأنزلكي ه يسم نوييأنعلأمأه يأم السكتنييا ن‬
‫ث هف ي اسلألميل ن‬
٢ ‫﴾﴿ألمعة‬

Artinya: Dialah yang mengutus kepada kamu yang buta huruf seorang Rasul diantara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan
mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya, mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS al-Jumu’ah, 62; 2).

6
d.) Rasulullah SAW telah mewariskan hadits yang penuh dengan ajaran yang sangat
mulia dalam berbagai bidang kehidupan.
e.) Rasulullah SAW telah memberikan contoh model masyarakat yang sesuai dengan
tuntunan agama, yaitu masyarakat yang beliau bangun di Madinah.

Cara Berakhlak Kepada Rasulullah:

1) Mengikuti dan mentaati Rasulullah SAW


Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi
orang-orang yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari
akhlak kepada Rasul, bahkan Allah SWT akan menempatkan orang yang mentaati
Allah dan Rasul ke dalam derajat yang tinggi dan mulia, hal ini terdapat dalam
firman Allah:

٦٩ ‫ك نرهفيقال ﴿ألنسا‬
‫ي نونحاأسنن أأولنيئه ن‬ ‫صلديهقي والمشهنداء وال ل هه‬
‫صال ن‬ ‫ي نوال ل ن ن ن ن‬
‫ه‬ ‫﴾نونمن يأهطهع اللهن نواللرأسونل فن أسولنيئه ن‬
‫ك نمنع الذينن أنناسينعنم اللهأ نعلنسيههم لمنن النلبهيل ن‬

Artinya: Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-
sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi,
orang-orang yang benar, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan
mereka itulah teman yang sebaik-baiknya (QS 4:69).

2) Mencintai dan memuliakan Rasulullah


Keharusan yang harus kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul
adalah mencintai beliau setelah kecintaan kita kepada Allah Swt. Penegasan bahwa
urutan kecintaan kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah disebutkan dalam
firman Allah

‫ب إهلنسيأكيم لمينن‬ ‫قأسل هإن نكانن آنباأؤأكسم نونأبسيننآَأؤأكسم نوإهسخنواناأأكسم نوأنسزنواأجأكسم نونعهشينيتأأكسم نوأنسمينواةل اقسيتنينرفسيتأأمونهيا نوهتنيانرة نتسنشيسونن نكنسياندنها نونمنسياكهأن تنيسر ن‬
‫ضيسونايننها أننحاي ل‬
‫هه‬ ‫ه‬ ‫هه‬ ‫ه هه ه ي‬
‫صواس نحالت ينأسهتن اللهأ بهأنسمهره نواللهأ لن يينسهدي السنقسونم السنفاسق ن‬
٢٤ ﴿ ‫ي‬ ‫﴾الله نونرأسوله نوجنهاد هف نسهبيله فنيتنينربل أ‬

Artinya: Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri,


keluarga, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu
cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dasn (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang fasik (QS 9:24).

7
Mencintai ajaran yang di bawanya, Nabi Muhammad SAW, bersabda:

‫ب اليه من نافسه وواهلده وونلده واللناس أجعي‬


‫ليؤمن أحادكم حالت اكون أحا ل‬.

Artinya: Tidak beriman salah seorang diantaramu, sehingga aku lebih dicintai olehnya
daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya dan manusia semuanya. (H.R. Bukhari
Muslim).

3) Mengucapkan sholawat dan salam kepada Rasulullah

Mengucapkan sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai


tanda ucapan terimakasih dan sukses dalam perjuangannya. Secara harfiyah, shalawat
berasal dari kata ash shalah yang berarti do’a, istighfar dan rahmah. Kalau Allah
bershalawat kepada Nabi, itu berarti Allah memberi ampunan dan rahmat kepada
Nabi, Firman Allah SWT,

Rasulullah SAW dalam sabdanya menyatakan sebagai berikut:

‫البخيل من ذكرت عنده فلم يصلل عللى‬

Artinya: Orang yang kikir ialah orang yang menyebut namaku didekatnya, tetapinia
tidak bersholawat kepadaku. (H.R Ahmad ).

‫من صللى عللى صلة صللى ال عليه با عشرا‬

Artinya: Siapa yang bersholawat kepadaku satu kali, Allah akan bersholawat
kepadanya sepuluh kali sholawat. (H.R Ahmad).

‫إلن اول اللناس ب يوم القيامة اكثرهم علليِ صلة‬

Artinya: Sesungguhnya orang yang paling dekat denganku pada hari kiamat, ialah
orang yang paling banyak bersholawat kepadaku. (H.R Turmudzi).

4) Mencontoh akhlak Rasulullah.


Jika Rasulullah bersikap kasih saying keras dalam memperthankan prinsip,
dan seterusnya maka manusia juga harus demikian. Allah berfirman:

‫ضلل لمنن اللهه نوهر س‬ ‫ه‬ ‫ه ه‬


(٢٩ ) ‫ضنواناال الفتح‬ ‫ ٍممنلمةد لرأسوأل الله نوالذينن نمنعهأ أنشلداء نعنلى السأكلفاهر أر نن‬
‫حاء بنسيييننيأهسم تنينراأهسم أرلكعال أسلجدال يينسبتنيأغونن فن س‬

8
Artinya: Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan
dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka,
kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya.(QS al-
Fath 29).

5) Melanjutkan Misi Rasulullah.


Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam.
Tugas yang mulia ini harus dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah wafat
dan Allah tidak akan mengutus lagi seorang Rasul. Meskipun demikian,
menyampaikan nilai-nilai harus dengan kehati-hatian agar kita tidak menyampaikan
sesuatu yang sebenarnya tidak ada dari Rasulullah Saw. Keharusan kita melanjutkan
misi Rasul ini ditegaskan oleh Rasul Saw:
Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah tentang Bani
Israil tidak ada larangan. Barangsiapa berdusta atas (nama) ku dengan sengaja, maka
hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di neraka (HR. Ahmad, Bukhari dan
Tirmidzi dari Ibnu Umar).
6) Menghormati Pewaris Rasul
Berupaya menjaga nama baiknya dari penghinaan dan cemoohan yang
orang-orang yang tidak suka padanya.Berakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti
harus menghormati para pewarisnya, yakni para ulama yang konsisten dalam
berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam, yakni yang takut kepada Allah Swt dengan
sebab ilmu yang dimilikinya.
7) Menghidupkan Sunnah Rasul
Kepada umatnya, Rasulullah Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi
yang beliau wariskan adalah Al-Qur’an dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang
berakhlak baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan sunnah
(hadits) agar tidak sesat, beliau bersabda:
“Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat selamanya
bila berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku (HR.
Hakim)”.1

3. Akhlak Induvidual dan Sosial


1. Akhlak Terhadap Diri Sendiri (Individual)
Manusia sebagai makhluk Allah mempunyai kewajiban terhadap dirinya
sendiri. Namun bukan berarti kewajiban ini lebih penting daripada kewajiban kepada

1
Muhammad ibn ‘Alan ash-Shiddiqi, Dalil al-Falibin.
9
Allah. Dikarenakan kewajiban yang pertama dan utama bagi manusia adalah
mempercayai dengan keyakinan yang sesungguhnya bahwa “Tiada Tuhan melainkan
Allah”. Keyakinan pokok ini merupakan kewajiban terhadap Allah sekaligus
merupakan kewajiban manusia bagi dirinya untuk keselamatannya.
Manusia mempunyai kewajiban kepada dirinya sendiri yang harus ditunaikan
untuk memenuhi haknya. Kewajiban ini bukan semata-mata untuk mementingkan
dirinya sendiri atau menzalimi dirinya sendiri. Dalam diri manusia mempunyai dua
unsur, yakni jasmani (jasad) dan rohani (jiwa). Selain itu manusia juga dikaruniai akal
pikiran yang membedakan manusia dengan makhluk Allah yang lainnya. Tiap-tiap
unsur memiliki hak di mana antara satu dan yang lainnya mempunyai kewajiban yang
harus ditunaikan untuk memenuhi haknya masing-masing.
Berikut ini macam akhlak pribadi yang baik:
a) Shidiq
Shidiq artinya benar atau jujur. Seorang muslimin dituntut untuk selalu
berada dalam keadaan yang benar baik lahir dan batin, baik benar dalam hati, benar
perkataan dan benar perbuatan. Benar hati yaitu apabila hati dihiasi dengan iman
kepada Allah dan selelu bersih dari penyakit hati. Benar perkataan adalah semua
yang telah diucapkan dari mulut merupakan suatu kebenaran bukan kebathilan.
Rosulullah saw telah memrintahkan setiap muslim untuk selalu jujur, karena
sikap sidiq membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan menghantarkan ke
surga. Ada lima bentuk shidiq yaitu :
 Benar perkataan ( shidiq al hadist )
Orang ang selalu berkata benar akan dikasihioleh Allah dan akan dipercaya oleh
masyarakat, dan sebaliknya orang yang berdusa oleh masyarakat akan
dikucilkan dan selamnya tidak akan dipercaya seperti peribahasa “Sekali
lancung keujian seumur hidup orang tidak akan dipercaya”
 Benar pergaulan ( shidiq al mu’amalah )
Seorang muslim akan selalu bergaul dengan benar tidak menipu, tidak
berkhianat, dan tidak memalsu sekalipun kepadakaum non muslim. Dia akan
selalu bersikap melalui pergaulan dengan benar tanpa memendang kekayaan,
kekuasaan, ataupun status sosial.
 Benar kemauan ( shidiq al-azam )
Seorang mukmin sebelum dia memutuskan sesuatu tentu ia harus
mempertimbangkan dan menilai terlebih dahulu apakah terhdapa apa yang
dilakukan apakah akan mendatangkan mudhorot atau manfaat kepada orang lain.

10
Tetapi bukan berarti dia menutup diri terhadap masuka atau kritik dari orang
lain.
 Benar Janji ( shidq al-wa’da )
Janji merupakan sebuah hutang yang harus dilaksanaka. Apabilaseorang muslim
berjanimaka ia akan selalu menepatinya seklipun dengan musuh ataupun anak
kecil. Karena mungkir janji merupakan salah satu sifat munafik yang telah
disebutkan dalam hadist ( HR. Hmad ). Karena sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang menepati janji dalam firmannya :
Artinya : “ Dan ceritakanlah ( Hai Muhammad kepada mereka) kisah ismail
( yang tersebut) didalam Al-Quran. Sesungguhnya ia adalah seseorang yang
benar janjinya, dan dia adalah seorang Rosul dan Nabi.” (Qs .maryam 19 : 45 )
 Benar kenyataan ( sidq al-bal )
Seorang muslim akan menampilkan diri seperti keadaan yang sebenarnya. Dia
tidak akan menipu kenyataan,tidak memakai baju kepalsuan, tidak mencari
nama, dan tidak pula mengada ada.

Lawan dari shidiq adalah kebohongan. Kebohongan yaitu mengatakan


sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataanya, entah itu di kurangi atau di tambahi
sehingga tidaksesuai dengan kebenarannya. Sifat bohong adalah sifat yang sangat
tercela.seorang muslim harus menjauhi segala macam bentuk kebohongan, baik
dalam bentukpengkhianatan,mungkir janji, kesaksian, palsu, fitnah, gunjing,
ataupun bentuk bentuk lainnya. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk dari sifat
kebohongan :

 Khianat
Sifat khianat merupakan sifat sejelek-jeleknya yang dimiliki orang karena sifat
khianat dapat membawa mudhorot kepada orang lain secara langsung. Kalau
sifat ini telah berkembang kedalam masyarakat maka lama-kelamaan masyarakat
itu akan hancur. Allah tidak menyukai orang yang memiliki sifat khianat
berdasarkan firmannya :
Artinya : “ Dan janganlah kamu berdebat ( untuk membela ) orang-orang yang
menghianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berhianat lagi bergelimang dosa”
 Mungkir janji
Mungkir janiji atau ingkar janji merupakan sebagai salah satu sifat orang-orang
munafik karena sifat mungkir janji menunjukkan sikap jiwa manusia yang

11
lemah, mungkir janji menyebabkan waktuterbuang sia-sia dan melahirkan
angan-angan kosong.
 Kesaksian palsu
Kesaksian palsu termasuk dalam dosa-dosa besar karena akan mendatangkan
kemudhorotan yang besar terhadap masyarakat, orang yang tidak bersalah akan
menanggung akibat baiknyawa, harta benda dan lain sebagainya.
 Fitnah
Pada dasarnya tujuan dari memfitnah orang lain adalah untuk menjatuhkan nama
atau menggagalkanusahanya. Oleh sebab itu Allah memerintahkan kepada orang
yang beriman sebelum mempercayai suatu berita di adakan suatu penyelidikan
terlebih dahulu. Hal ini terdapat dalam surat Al-Hujarat 49 : 6
 Gunjing
Sifat mengunjinag adalah sifat sikap seseorang yang meiliki jiwa sakit, tidak ada
keinginan dalam hidupnya yang ada hanya dia akan senang jika melihat
seseorang bermusuhan dan bertengkar. Allah memberi perumpamaan orang-
orang yang memilik sifat gunjing seperti memakan bamgkai saudaranya. Oleh
karena itu sebaik-baik senjata meawan gunjing adalah dengan tidak
mendengarkannya.
b) Amanah ( dipercaya )
Amanah dalam pengertian sempit adalah memelihara titipan dan
mengembalikannya kepada pemiliknya dalam bentuk semula. Dalam pengertian
luas amanah mencakup beberapa hal yaitu : menyimpan rahasia dan kehormatan
orang lain, menjaga dirinya, menunaikan tugas-tugas yang diberikan oleh Allah
ataupun manusi dengan baik. Bentuk-bentuk amanah daoat dikemukakan sebagai
berikut :
 Memelihara titipan dan mengembalikannya seperti semula.
Sekalipun dalam penitipan tidak ada bukti atau transaksai tertulis dalam
penitipan tersebut maka seorang muslim akan mengembalikannya apa adanya.
Hal ini terlihat contoh pada barang berharga yang dititpkan karena akan
bebergian jauh, maka pada saatnya akan dikembalikan seperti semula
 Menjaga rahasia
Seorang muslim akan dapat menjaga rahasianya baik itu rahasia pribadi,
keluarga, organisaisi, dan lain sebagainya agar tidak di ketahui orang lain.
Misalnya : dalam sebuah keluarga seorang suami isri harus dapat manjaga
rahasia keluarga apalagi rahasia dalam ranjang kecuali karena alasan medi
ataupun hukum.
 Tidak menyalahgunakan jabatan

12
Jabatan adalah suatu amanah yang harus dijaga. Hukumnya wajib.
Penyalahgunaan jabatan untuk kepentingan person , baik keluarga, pribadi
ataupun kelompok yang termasuk perbuatan tercela yang melanggar amanah
hukumnya haram. Misalnya seorang baigian storage di sebuah perusahan
membeli barang dan mendapatkan potongan harga kepada penjual, dari sisa
potongan harga tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi tidak
diserahkan oleh perusahaan maka hukum komisi tersebut adalah haram.
 Menunaikan kewajiban dengan baik.
Semua tugas yang diberikan kepada Allah ataupun manusia, maka manusia
wajib menjalankannya karrena itu semua sebuah pertanggung jawaban
dihadapan Allah Swt.
 Memelihara nikmat yang telah diberikan oleh Allah
Semua nikmat yang diberikan oleh Allah kepada manusia merupakan suatu
amanah yang harus dijaga dengan baik. Termasuk didalamnya umur, kesehatan,
rizki, nikmat, harta benda dan lain sebaginya. Misalnya harta benda yang
diberikan oleh Allah harus digunakan untuk mencari ridho Allah, selalu
bersyukur dan membiasakan bersedekah.

Lawan dari sifat Amanah adalah khianat. Khianat adalah sifat munafik yang
dibenci oleh Allah apalagi jika yang dikhianati adlah Allah atau Rosulnya. Dalam
firman Allah : Artinya : “ Hai orang, orang yang eriman janganlah kamu
menghianati Allah, dan rosul dan juga janganlah kamu menghianatiamanh-
amanahyang dipercayakan kepada kamu, sedangkan kamu mengetahuinya.” ( Qs.
Al anfal 8 : 27 )

c) Istiqomah
Secara epistemologi istiqomah berasal dari istiqoma-yastaqimu yang berarti
tegak lurus.[3] Daam terminologi akhlak istiqomah adalah sikap teguh dalam
mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam
rintangan dan godaan. Perintah dalam beristiqomah dinyatakan dalam al-Aquran
dan sunnah :
Artinya : “ Maka karna itu serulah ( mereka kepada agama itu ) dan
istiqomahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka..” ( Qs. Asy Sura : 42 : 15 )
Iman yang sempurna adalah iman yang mencakup tiga dimensi yaitu hati,
lisan dan amal perbuatan. Seorang yang beriman harus dapat beristiqomah dalam
tiga dimensi tersebut. Ibarat berjalan seorang yang beristiqomah akan selalu
13
berjalan kepada yang lurus yang cepat alam menghntarkan tujuan. Hal ini tercermin
dalam perkataan dan perbuatanya yang benar untuk mensucikan hati dan dirinya.
Tentulah orang yang berisitiqomah akan mengalami beberapa ujian dari Allah,
dalam firmannya :
Artinya : “Apakah manusia tidak mengira bahwa mereka dibiarkan saja
mengatakan : “ kami telah beriman’, sedangkan mereka tidak di uji lagi.” ( Qs.Al
Ankabut 29: 4 )

Ujian dari Allah tidaklah berupa kesedihan semata melainkan ujian dari Allah
termask kesenangan juga. Namun seorang yang istiqomah akan akan tetap teguh
dalam mengahdapi kedua ujian terebut. Dia tidak akan pernah mundur terhadap
ancaman, kemunduran, hambatan dan lain sebagainya. Tidak terbujuk oleh harta
benda, kemegahan, pujian, kesenangan. Itulah yang di pesankan oleh Rosulullah
Saw kepada Sufyan untuk selalu beristiqomah. Dalam Qs. Funshshilat 41 : 30 – 32
dijelaskan beberapa buah yang akan dipetik oleh orang yang beristiqomah baik
didunia maupun di akhirat. Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa buah dari istiqomah
adalah :
 orang yang beristiqomah akan dijauhkan oleh Allah dari rasa takut dan sedih
yang negatif. Misalnya takut mnghadapi masa depan, takut menyatakan
kebenaran namun orang yang beristiqomah senantiasa akan mendapatkan
kesuksesan dalm kehidupannya didunia karena akan dilindungi oleh Allah.
 Akan mendapatkan lindungan oleh Allah yang dijamin akan mendaptkan
kesuksesan dalam kehidupan perjuangan di dunia.
d) Iffah
Secara epistemologi, ‘iffah adalah bentuk masdardari affa-ya’iffu ‘iffah yang
berarti menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik. Dan juga berarti kesucisn
tubuh. Secara terminologi ‘iffah adalah memelihara kehormatan diri dari segala hal
yang akan merendahkan, merusak dan menjauhkanny.
Bentuk-bentuk iffah, alquran dan hadist mmberikan beberapa contoh dari
‘iffah diantara lain ;
Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan masalah seksual,
seorang muslim dan muslimah diperintahkan untuk menjaga penglihatan,
pergaulan, dan pakaiannya.tidak mengunjungi tempat-tempat hiburan yang ada
kemaksiatanya, dan tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa
mengantarkannya kepada perzinaan. Dalam firman allah artinya

14
“dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaknya menjaga kesucian
dirinya, sehingga allah memampukan mereka dengan karunia-Nya,,,”(QS.An-Nur
23:33)
Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan masalah harta,
islam mengajarkan, terutama bagi orang miskin untuk tidak menadahkan tangan
meminta minta. Al-Qur’an menganjurkan kepada orang-orang berpunya untuk
membantu orang-orang miskin yang tidak mau memohon bantuan karena sikap
mereka.
Meminta minta adalah perbuatan yang merendahkan kehormatan diri. Dari
pada meminta-minta seseorang lebih baik mengerjakan apa apa saja untuk
mendapatkan penghasilan asal halal.
Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan kepercayaan
orang lain kepada dirinya, seseorang harus betul-betul menjauhi segala macam
bentuk ketidakjujuran.sekali-kali jangan dia berkata bohong, mungkir janji, khianat,
dan laian sebagainya.
e) Mujahadah
Mujahadah berasal dari kata jahada yang berarti mencurahkan segala
kemampuan. Mujahadah adalah mencurahkan segala kemampuan untuk
melepaskan diri dari segala sesuatu yang menghambat dalam melakukan
pendekatan terhadap Allah swt. Untuk mengatasi dan melawan semua hambatan
tersebut diperlukan kemauan keras dan perjuangan yang sungguh-sungguh, usaha
inilah yang disebut mujahadah. Apabila seseorang bermujahadah untuk mencari
keridhaan Allah swt., maka Allah berjanji akan menunjukkan jalan kepadanya
untuk mencapai tujuannya tersebut. Dalam hal ini Allah swt. berfirman dalam surat
Al-Ankabut ayat 69 :
”Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-
benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya
Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al-‘Ankabuut :
69)
Secara terperinci objek mujahadah ada 6 :
 Jiwa yang selalu mendorong seseorang untuk melakukan kedurhakaan. Karena
pada dasarnya manusiajuga diberi oleh Allah jiwa yang mendorong manusia
untuk melakukan kejahatan yang di dalam Alquran disebut dengan nafsu
ammarah bissuui.

15
 Hawa nafsu yang tidak terkendali sehingga seseorang melakukan apa saja untuk
memenuhi hawa nafsunya tanpa memperdulikan larangan Allah swt. dan tanpa
memperdulikan dampak bagi dirinya dan orang lain.
 Syaitan. Mereka selalu menggoda manusia untuk menuruti hawa nafsu sehingga
mereka lupa kepada Allah swt.
 Kecintaan terhadap dunia yang berlebihan sehingga mengalahkan kecintaannya
kepada Akhirat, padahal keberadaan manusia didunia hanya bersifat sementara,
secara individual sampai maut datang menjemput, dan secara umum sampai
kiamat datang. Kehidupan yang abadi adalah kehidupan di akhirat.
 Orang-orang kafir dan munafik yang tidak pernah puas hati sebelum orang-
orang yang beriman kembali menjadi kufur.
 Para pelaku kemaksiatan dan kemungkaran, termasuk dari orang-orang yang
mengaku beriman sendiri, yang tidak hanya merugikan mereka sendiri, tapi juga
merugikan masyarakat.
f) Syaja’ah
Syaja’ah berarti berani yang berlandaskan pada kebenaran dan dilakukan
dengan penuh pertimbangan. Ukuran keberanian adalah terletak pada kekuatan hati
dan kebersihan jiwa. Mengendalikan amarah adalah salah satu contoh keberanian
yang lahir dari hati.
Bentuk-bentuk keberanian yang disebutkan dalam Alquran dan Sunnah :
 Keberanian menghadapi musuh dalam peperangan. Seorang muslim harus berani
membela agamanya hingga titik darah penghabisan dan mati syahid.Contohnya
yaitu ketika Rasulullah melakukan perang Badar, dengan kekuatan personil 300
orangberani menghadapi musuh dengan kekuatan 1000 personil dan ternyata
Rasulullah dan para sahabat berhasil mencapai kemenangan.
 Keberanian menyatakan kebenaran. Bahwasannya kabenaran harus disampaikan
sekalipun mengandung resiko.

 Keberanian untuk mengendalikan diri tatkala marah.


Menurut Raid Abdul Hadi, ada tujuh faktor yang meyebabkan seseorang
memiliki keberanian.
 Rasa takut kepada Allah swt.
Takut kepada Allah swt membuat orang tidak takut kepada siapapun selama dia
yakin bahwa yang dilakukannya adalah dalam rangka menjalankan perintah
Allah swt. Allah berfirman :Artinya : (yaitu) orang-orang yang menyapaikan
risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut

16
kepada seorang(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat
Perhitungan.” (Q.S.AL-Ahzab:39)
 Lebih mencintai akhirat daripada dunia
Akhirat merupakan tujuan akhir dari setiap kehidupan manusia, dunia hanyalah
jembatan menuju akhirat. Karena manusia tidak akan ragu untuk meninggalkan
dunia yang fana ini asalkan mendapatkan kebahagiaan di akhirat.
 Tidak takut mati
Kematian merupakan sesuatu yang sudah pasti bagi makhluk hidup. Ketika ajal
sudah datang maka tidak ada yang bisa mencegahnya.bagi seorang pejuang
agama, kematian merupakan sesuatu yang didambakan. Semangat itulah yang
menyebabkan para pejuang memiliki keberanian luar biasa.
 Tidak ragu-ragu
Yang menyebabkan manusia memiliki rasa takut adalah rasa keragu-raguan.
Ketika seseorang sedang ragu akan kebenaran yang ia miliki, maka ia akan takut
menghadapi resiko yang ada, begitu juga sebaliknya.
 Tawakal dan yakin akan pertolongan Allah
 Hasil pendidkan atau pembiasaan
 Tidak menomorsatukan kekuatan materi

2. Akhlak Sosial
a) Akhlak Saling Menyayang
Banyak Peristiwa pada akhir-akhir ini yang menunjukkan semakin hilangnya
akhlak saling menyayangi di antara anggota masyarakat. Perkelahian antar
kampung di beberapa propinsi, perampokkan dan pembunuhan, pembalakan hutan
dan penyiksaan hewan, bahkan ada penyiksaan terhadap anak-anak dan sesama
umat islam .
Setiap orang yang beriman harus saling menyayangi, tidak hanya sesame teman,
tetapi kasih sayang kepada hal-hal yang bersifat umum, seperti sesama manusia,
terhadap manusia yang berbeda keyakinan, terhadap keluarga dan bahkan terhadap
alam.
b) Beramal Sholeh
Amal artinya melakukan/melaksanakan/membuat. Sedangkan soleh artinya ialah
kebaikan-kebaikan yang berbentuk perintah-perintah dan larangan-larangan /halal
dan haram yangberhak hanya ditentukan oleh Allah swt,pencipta manusia
kehidupan dan alam semesta.
Beramal sholeh dapat di artikan berbuat baik/ kebajikkan, memeberi sumbangan
atau bantuan kepada orang miskin. Amal sholeh juga dapat berati melakukan
sesuatu yang baik seprti memeberi nasehat, bekerja untuk kepentingan masyarakat,
dan mengajarkan suatu ilmu. Beramal sholeh merupakan wujud akhlak social
17
dalam rangka mewujudkan kepeduliansosial, sehingga seseorang berbuat baik
terhadap orang lain. Hal demikian sangnat di perlukan, karena kalau kita
memebutuhkan bantuan orang lain, maka kita harus membantu juga orang lain.
Tekait dengan anjuran agar kita beramal bagi orang yang tidak mampu, Allah
berfirman:

‫نيا أنييمنها الهذينن آنمنأوا أنناسهفأقوا ه لمرا نرنزقسينناأكسم همسن قنيسبهل أنسن ينأسهتن يينسوةم نل بينسيةع هفيهه نونل أخل ة نونل نشنفانع ة نوالسنكافهأرونن أهأم اللظالهأمونن‬

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah dijalan Allah sebagian


rejeki yang telah kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu
tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada
lagi syafa’at. Dan Orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim (QS Al-
Baqarah 254)

c) Saling Menghormati
Saling menghormati adalah sikap social yang mendasar dan luas. Sikap social ini
lebih banyak tampil dalam wujud yang kelihatan, dan umumnya bersifat langsung,
dalam setiap perjumpaan kita satu sama lain. Karena masing-masing hanya
mengutamakan kepentingannya sendiri dan mengabaikan kepentingan orang lain.
Wujud-wujud dari tindakan saling menghormati dapat berupa tindakkan spontan
dalam kehidupan sehari-hari, dalam setiap pertemuan dan kebersamaan kita
dengan orang lain. Sikap-sikap hormat diharapkan muncul dari dalam diri sebagai
style of life, pembawaan yang sudah terpatri dalam diri kita dan menjadi citra diri
kita, karena merupakan sikap dasar kita yaitu bersikap rendah hati agar kita selalu
saling menghormati dimanapun kita berada, Sebagai contoh: setiap hari, setiap saat
kita berharapan dengan orang, dengan bebagi latar belakang yang berbeda. Secara
fisik kita bias berdekatan satu sama lain seperti di bus, mikrolet, di lift, di rumah
makan dan sebagainya.
d) Berlaku Adil
Keadilan dapat di artikan sebagai sikap berpihak pada yang benar, tidak memihak
salah satunya, dan tidak berat sebelah. Dengan kata lain yang dimaksud adil di sini
ialah memberi hak kepada yang berhak tanpa membeda-bedakan antara orang-
orang yang berhak itu, dan melakukan tindakan kepada orang yang salah sesuai
dengan kejahatannya dan kelalaiannya, tanpa mempersukarnya atau bersikap pilih
kasih kepadanya
Mengapa kita harus adil? Karena dalm kehidupan social, kita suatu saat akan
dimintai untuk mendamaikan dua belah pihak yang berselisih, seperti perselisihan
18
dalam keluarga, masyarakat bahkan dalam bernegara. Oleh sebab itu, dalm upaya
menjadi pendamai, kita harus berbuat adil. Banyak sekali Ayat Al-Qur’an yang
memerintahkan kita berbuat adil diantaranya adalah :

‫إهلن اللهن ينأسأمأر هبالسنعسدهل نواسهلسحانساهن نوهإينتاهء هذي السأقسرنب نويينسنينهى نعهن السنفسحنشاهء نوالسأمسننكهر نواسلبنيسغهيِ ينعهظأأكسم لننعلأكسم تننذلكأرونن‬

Artinya :“ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat


kebajikan, memeberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan
keji, kemungkaran dan permusuhan, Dia memberi pengajaran kepada much agar
kamu mendapat pelajaran” ( QS An-Nahl:90)

‫ي‬ ‫هه‬ ‫ت نفاسحاأكسم بنسيييننيأهسم هبالسهقسسهط إهلن اللهن أهي م‬


‫ب السأمسقسط ن‬ ‫نوإهسن نحانكسم ن‬

Artinya : “Dan Jika Kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlaha


perkara itu di antra mereka dengan adil. Sesungguhnya Allah menyukai orangng-
orang yang adil” (QS Al-Maidah:42)2

4. Akhlak Berbangsa Dan Negara


Akhlak Terhadap Bangsa Dan Negara1. Kewajiban Membela NegaraKewajiban
membela Negara merupakan kewajiban seluruh warga Negara yang ada di negeri
ini,dalam rangka menyelamatkan Negara dari berbagai ancaman, tantangan maupun
gangguanterhadap kadaulatan Negara.Dalam tuntunan Islam, membela Negara itu
hukumnya wajib. Sebagai contoh, pada zamanRasulullah hampir seluruh penduduk
negeri Madinah aktif berjuang dimedan perang untuk membela Negara dari rongrongan
musuh yang dating dari luar yaitu dari serangan kaun kafir Quraisy. Ketika itu Negara
Madinah sedang menghadapi ancaman yang besar dari dari tentaraQuraisy, maka saat itu
Rasulullah mengobarkan semangat berperang untuk membela NegaraMadinah.Dalam hal
ini, Allah memberikan perintah agar kaum muslimin berjuang keras untuk
memerangikaum musyrikin, karena kaum musyrikin itu berbuat dzalim (aniaya) terhadap
umat islam.3

2
Sayyid Sabiq, Islamuna.
3
Muhammad Abdul Qadir Abu Faris, Hakekat.
19
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong melakukan suatu perbuatan secara
spontan tanpa pertimbangan dan proses berfikir terlebih dahulu dan tanpa ada unsur
paksaan, akhlak juga merupakan salah satu bagian dari unsur jiwa manusia yang berfungsi
untuk mengarahkan manusia tersebut, akhlak juga memilik cakupan yang luas, yang terdiri
dari akhlak terhadap Allah swt, akhlak terhadap Rosullulah saw, akhlak terhadap individual
dan sosial, serta akhlak terhadap bangsa dan negara yang mencerminkan kebaikan,
kesucian, kesopanan, dan lain sebagainya yang bertujuan untuk menggapai ridho Allah
SWT sesuai As sunnah dan Al-Qur’an.

B. Saran
Dengan demikian disusunnya makalh ini , baik pembaca maupun penyusun dapat
menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari.
Walaupun tidak sempurna Nabi Muhammad S.A.W, setidaknya kita termasuk golongan
kaumnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Yanuhar Ilyas. Lc.,M.A. “Kuliah akhlak” , LPPI, Yogyakarta, 1 Juni 1999
Ghoni Asykur, Abdul. “Kumpulan Hadits-Hadits Pilihan Bukhori Muslim. Bandung: Husaini
Bandung, 1992
https://makalah4you.wordpress.com/2011/10/05/4/

21

Anda mungkin juga menyukai