Anda di halaman 1dari 23

AKHLAK TERHADAP TEMAN SEBAYA

Oleh :

1. Anjar Risma Aprilia (17009)


2. Evi Ernawati (17019)
3. Latif Muhaji (17026)
4. Murdiono Udek (17031)
5. Peggy Wijayanti (17039)
6. Sindi Ika Fibriyanti (17047)
7. Yolanda Ayu Puspita (17057)

AKPER YAPPI SRAGEN

TAHUN AKADEMI 2017/2018

i
KATA PEGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan taufik dan hidayah-NYA kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini, Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW.

Makalah ini menyajikan tentang akhlak terhadap teman sebaya. Selain itu kami juga
memaparkan dalam makalah ini hikmah atau manfaat bergaul dalam islam. Seiring dengan
berakhirnya penyusunan makalah ini, sepantasnyalah kami mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah turut membantu penyusun dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh
karena itu kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun. Kami berharap kiranya
makalah ini dapat bermanfaat bagi kami maupun pembaca dan mudah-mudahan makalah ini
dijadikan ibadah di sisi Allah Swt. Aamiin.

Sragen, 5 Mei 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................ ii

Daftar Isi ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pegertian Akhlak ................................................................................................. 2


B. Akhlak Dalam Berteman ..................................................................................... 3
C. Adab Pergaulan Dalam Islam ............................................................................. 4
D. Rambu-Rambu Isalam Dalam Pertemanan ........................................................ 14
E. Manfaat Berteman .............................................................................................. 15
F. Realita Akhlak Terhadap Teman Sebaya pada Jaman Sekarang ........................16
G. Solusi Megatasi Masalah Akhlak Terhadap Teman Sebaya Jaman Sekarang ...17
H. Akhlak yang Baik Terhadap Teman Sebaya .......................................................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................................................19
B. Saran .................................................................................................................. 19

Daftar Pustaka ............................................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata “Akhlak” berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun ‫ ُخلُق‬yang menurut bahasa
berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi-segi
persesuaian dengan perkataan khalqun ‫ خ َْلق‬yang berarti kejadian, yang juga erat
hubungannya dengan khaliq‫ خَا ِلق‬yang berarti pencipta; demikian pula dengan akhluqun
‫ َم ْخلُ ْوق‬yang berarti yang diciptakan. Pendidikan akhlak adalah jiwa dari pendidikan Islam
dan mencapai suatu akhlak yang sempurna adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan.
Sebagaimana diutusnya Rasulullah Muhammad SAW sebagai penyempurna Akhlak.
Allah telah menganugerahkan akal pikiran kepada manusia sebagai suatu penghormatan,
membebaninya dengan kewajiban hukum dan memberinya kebebasan memilih antara
mengerjakan atau meninggalkan perintah Allah di bawah kendali akal pikirannya. Sedangkan
pada diri manusia itu sebenarnya telah dibekali oleh Allah suatu alat penyaring (filter) yang
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Akhlak sangatlah urgen bagi
manusia. Urgensi akhlak ini tidak saja dirasakan oleh manusia dalam kehidupan
perseorangan, tetapi juga dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat, bahkan juga
dirasakan dalam kehidupan berbangsa atau bernegara. Akhlak adalah mustika hidup yang
membedakan makhluk manusia dari makhluk hewani. Manusia tanpa akhlak adalah manusia
yang telah “membinatang” dan sangat berbahaya. Manusia akan lebih jahat dan lebih buas
daripada binatang buas sendiri.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi pegertian dari akhlak itu ?
2. Akhlak seperti apakah yang harus kita tunjukan terhadap teman sebaya kita ?
3. Bagaimana realita akhlak pergaulan teman sebaya pada jaman sekarang ?
4. Seperti apakah solusi untuk megatasi masalah akhlak pada jaman sekarang ini ?

C. Tujuan
1. Megetahui tentang definisi akhlak.
2. Megetahui, memahami, meghayati dan mempratikkan akhlak yang baik terhadap
teman sebaya.
3. Megetahui perkembangan akhlak pada jaman sekarang.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak

Diterjemah dari kitab Is’af thalibi Ridhol Khllaq bibayani Makarimil Akhlaq. Akhlak
adalah sifat-sifat dan perangai yang diumpamakan pada manusia sebagai gambaran batin yang
bersifat maknawi dan rohani.Dimana dengan gambaran itulah manusia dibangkitkan disaat
hakikat segala sesuatu tampak dihari kiamat nanti.

Akhlak adalah kata jamak dari khuluk yang kalau dihubungkan dengan manusia,kata
khuluk lawan kata dari kholq. Perilaku dan tabiat manusia baik yang terpuji maupun yang tercela
disebut dengan akhlak.Akhlak merupakan etika perilaku manusia terhadap manusia lain,perilaku
manusia dengan Allah SWT maupun perilaku manusia terhadap lingkungan hidup.

Secara terminologis (ishthilabah) ada beberapa definisi tentang akhlaq :

Ibnu Maskawaih memberikan definisi sebagai berikut:

‫َحا ًل ِللنَّ ْف ِس دَا ِع َية ل َها َ اِلَى ا َ ْف َعا ِل َها ِم ْن َغي ِْر ِف ْك ٍر َو ُر ِويَّ ٍة‬
Artinya:

“Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa


melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.

Imam Al-Ghozali mengemukakan definisi Akhlak sebagai berikut:

ُ ِ‫صد ُُر اْ َل ْفعَا ُل ب‬


‫س ُه ْولَ ٍة َويُس ٍْر ِم ْن َغي ِْر َحا َج ٍة اِلَى‬ ْ َ‫ع ْن َه ْيئ َ ٍة ِفى النَّ ْف ِس َرا ِس َخ ٍة َع ْن َها ت‬ َ َ‫ا َ ْل ُخلُ ُق ِعب‬
َ ‫ارة‬
‫فِ ْك ٍر َو ُر ِويَّ ٍة‬
Artinya:

Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan
dengan mudah, dengan tidak memertrlukan pertimbangan pikiran(lebih dahulu)”.

Prof. Dr. Ahmad Amin memberikan definisi, bahwa yang disebut akhlak “Adatul-Iradah” atau
kehendak yang dibiasakan. Definisi ini terdapat dalam suatu tulisannya yang berbunyi:

َ ‫ي ْال ُم‬ ً َ ‫ت‬ْ َ‫عادَة ُ اْ ِل َرادَ ِة َي ْع ِنى أ َ َّن اْ ِِل َرادَة َ اِذَا ا ْعتَاد‬
َ ُ‫ض ُه ْم اْل ُخلُقَ ِبأَنَّه‬
ُ ‫س َّماة‬ َ ‫شيْأ فَ َعادَت ُ َها ِه‬ ُ ‫ف َب ْع‬ َ ‫ع َر‬ َ
ِ ُ‫بِ ْال ُخل‬
‫ق‬
Artinya:

“Sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang
dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu
dinakamakan akhlak.”

Dari keterangan diatas. Jelaslah bagi kita bahwa akhlaq itu haruslah bersifat konstan,
spontan, tidak temporer dan tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan
dari luar. Sekalipun dari beberapa definisi di atas kata akhlak bersifat netral, belum merunjuk
kepada baik dan buruk, tapi pada umumnya apabila disebut sendirian, tidak dirangkai dengan

2
sifat tertentu, maka yang dimaksud adalah akhlak yang mulia. Misalnya, bila seseorang
berlaku tidak sopan kita mengatakan padanya. “kamu tidak berakhlak”. Padahal tidak sopan
itu adalah akhlaknya.

Kedudukan dan Keistimewaan Akhlak dalam Islam

Dalam keseluruhan ajaran Islam akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan sangat
penting. Hal itu dapat di lihat dari uraian di bawah ini :

1. Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai risalah pokok
Islam.

2. Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.

B. Akhlak Dalam Berteman

Dalam ajaran islam manusia sebagai makhluk sosial memang di sunnahkan untuk melakukan
pergaulan, sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Hujurat ayat 13 yang artinya:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”

Ayat Allah ini memberi petunjuk dan motivasi kepada manusia, agar melakukan
pergaulan atau berintraksi sosial antara satu dengan lainnya, baik dengan
teman sebaya, teman sejenis maupun teman lain jenis. Pergaulan juga dilakukan
dengan orang yang berbeda agama, bahasa, adat istiadat dan budayanya. interaksi
sosial dalam pergaulan itu hendaknya di peroyeksikan sebagai wahana saling
mengenal, membaca tabiat kelebihan dan pengalaman bangsa yang satu dengan
bangsa yang lainnya.

Islam jelas mengajarkan dan mendorong manusia agar melakukan pergaulan dalam rangka
mengenal satu dengan yang lainnya { dalam rangka ta’aruf },pertanyaannya yang muncul
kemudian ialah bagaimana pergaulan yang Islami itu, bagaimana pergaulan mesti dilakukan
dengan tidak melanggar ajaran Islam, ketika harus bergaul dengan : teman sebaya,dengan sesame
jenis, dengan lain jenis dan dengan orang lain agama. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu
Islam menunjukkan ketinggian dan keluhuran ajarannya, karena pada perinsipnya ajaran Islam
justru memberi ruang seluas-luasnya pada manusia untuk melakukan pergaulan sesama manusia,
meski berbeda agama, jenis kelamin, warna kulit, adat istiadat, budaya, bahasa, suku bangsa dan
lain-lainnya. Akan tetapi pergaulan itu adalah yang dilandasi oleh etika dan penghargaan
terhadap nilai-nilai agama, adat istiadat dan budaya serta menghormati harkat dan martabat
kemanusiaan. Dengan kata lain pergaulan Islami adalah bentuk intraksi sosial yang menjunjung
tinggi nilai-nilai ketuhanan (teoisme), nilai kemanusiaan (Humanisme), nilai persamaan
(Egaliterianisme), nilai perdamaian (koeksistentionisme) dan nilai keadilan (justisisme). Bertolak
dari nilai-nilai tersebut pergaulan islami karenanya tidak memberikan kesempatan kepada
manusia untuk melakukan pergaulan bebas tanpa batas, meskipun dengan dalih HAM dan
kebebasan. Budaya free love, free sex, kumpul kebodan semacamnya yang berakibat timbulnya
penyakit Aids yang dialami sebagian umat manusia jelas tidak islami dan bertentangan dengan
ajaran Islam.

3
C. Adab Pergaulan dalam Islam
1. Pengertian Bergaul dengan Teman Sebaya
Dalam bahasa Arab bergaul diartikan dengan shuhbah yang diambil dari
katashahiba yang berarti pertemanan. Dalam bahasa Indonesia bergaul berarti
campur. Sementara teman sebaya dalam kamus besar bahasa Indonesia teman sebaya
diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang usia hampir sama. Dengan
demikian yang dimaksud dengan bergaul sesama teman sebaya adalahpertemanan
seorang individu dengan individu lainnya (anak-anak, usia remaja ataudewasa) yang
tingkat usianya hampir sejajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, teman sebaya
diartikan sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-sama bekerja atau berbuat.
Teman sebaya (peers) adalah hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan
tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam
kelompoknya.

Remaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima kawan sebaya
atau kelompok. Sebagai akibatnya, mereka akan merasa senang apabila diterima dan
sebaliknya akan merasa sangat tertekan dan cemas apabila dikeluarkan dan
diremehkan oleh kawan-kawan sebayanya. Bagi remaja, pandangan kawan-kawan
terhadap dirinya merupakan hal yang paling penting.
Teman sebaya adalah kelompok baru yang memiliki ciri, norma dan kebiasaan
yang jauh berbeda dengan apa yang ada di lingkungan keluarganya, dimana
kelompok teman sebaya ini merupakan lingkungan sosial yang pertama dimana anak
bisa belajar untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan merupakan anggota
keluarganya. Disinilah anak dituntut untuk memiliki kemampuan baru dalam
menyesuaikan diri dan dapat dijadikan dasar dalam interaksi sosial yang lebih besar.
Di antara fungsi terpenting dari kelompok teman sebaya adalah:
a. Sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga
b. Memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya dari kelompok teman
sebaya
c. Mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik, sama baik,
atau kurang baik, dibandingkan remaja-remaja lainnya..

2. Cara Mencari Teman Sebaya yang Baik Menurut Islam


Dalam hadits dari Abu Hurairah Rasulullah Saw bersabda:

‫المرء ع دِي ِن خ ِلي ِل ِه فلينظر احدكم من يال ِل‬


“Seseorang bergantung pada agama temannya, perhatikan siapa yang dijadikan
teman”.(HR. Ahmad)
Berdasarkan hadits di atas menjadi jelas bahwa seseorang perlu mencari teman
sebaya yang baik yang akan bergaul dengannya. Secara umum seseorang hendaklah
mencari teman yang cerdas, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik dan tidak
semata-mata rakus terhadap kehidupan duniawi.
a. Pertama, cerdas.
Kecerdasan bagi seseorang adalah modal awal. Oleh karena itu di dalam Islam
dianjurkan untuk mencari teman yang cerdas bukan yang bodoh atau dungu.
Bergaul dengan orang bodoh atau dungu pada akhirnya akan menimbulkan
keburukan dan putusnya hubungan silaturahmi sekalipun dalam waktu yang relative
lama. Oleh karena menurut al Ghazali orang yang memutuskan persahabatan
dengan orang yang bodoh merupakan ibadah.

4
b. Kedua, memiliki akhlak yang baik
Carilah teman yang memiliki akhlak baik. Seorang teman yang telah diliputi
oleh emosi, kikir, penakut dan cenderung mengikuti hawa nafsunya tidak akan
menghasilkan pergeulan atau pertemanan yang baik.

Oleh karena itu Allah Swt berfirman mengingatkan hal ini:

ِ ‫علَى ْال َك ِذ‬


‫ب َو ُه ْم‬ َ َ‫علَ ْي ِه ْم َما ُه ْم ِم ْن ُك ْم َوال ِم ْن ُه ْم َو َي ْح ِلفُون‬ َّ ‫ب‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ ‫أَلَ ْم ت َ َر إِلَى الَّذِينَ تَ َولَّ ْوا َق ْو ًما غ‬
َ ‫َض‬
َ‫يَ ْعلَ ُمون‬
“Tidakkah kamu perhatikan orangorang yang menjadikan suatu kaum yang
dimurkai Allah sebagai teman? Orangorang itu bukan dari golongan kamu dan
bukan (pula) dari golongan mereka. dan mereka bersumpah untuk menguatkan
kebohongan, sedang mereka mengetahui..Allah telah menyediakan bagi mereka
azab yang sangat keras, Sesungguhnya Amat buruklah apa yang telah mereka
kerjakan”.(QS. AlMujadilah(58):1415)
c. Ketiga, bukan orang fasik
Teman yang baik sangat berpengaruh terutama dalam masalah prilaku. Orang
yang fasik adalah orang yang senntiasa berbuat dosa walaupun perbuatan dosanya
merupakan dosa kecil. Tidak ada kebaikan sama sekali bergaul denagn orang fasik
karena biasanya orang fasik akan meremehkan perbuatan maksiat kepada Allah Swt
dan menjadikan hati semakin dekat terhadap perbuatan maksiat itu sendiri. Selain
itu orang yang fasik adalah orang yang jarang berbuat baik karena ia tidak takut
kepada Allah Swt di samping merupakan sosok yang tidak bisa dipercaya
pertemanannya. Allah Swt berfirman:

َ ‫س َك َم َع الَّذِينَ َي ْدعُونَ َربَّ ُهم بِ ْالغَدَاةِ َو ْال َعشِي ِ ي ُِريد ُونَ َو ْج َههُ َو َال تَ ْعد ُ َع ْين‬
ُ ‫َاك َع ْن ُه ْم ت ُ ِريد‬ َ ‫صبِ ْر نَ ْف‬
ْ ‫َوا‬
‫طا‬ َ ُ‫ِزينَةَ ْال َحيَاةِ الدُّ ْنيَا َو َال ت ُ ِط ْع َم ْن أ َ ْغفَ ْلنَا قَ ْلبَه‬
ً ‫عن ِذ ْك ِرنَا َواتَّبَ َع ه ََواهُ َو َكانَ أ َ ْم ُرهُ فُ ُر‬

“Dan bersabarlah kamu bersamasama dengan orangorang yang menyeru


Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaanNya; dan
janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan
perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah
Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah
keadaannya itu melewati batas”(QS.Al-Kahfi(18):28)

Banyak fakta yang menyatakan bahwa sebagian besar apalagi pemuda terjerumus
kepada perbuatan maksiat karena teman sebayanya. Banyak sekali pemuda yang
awalnya memiliki perangai baik, taat beribadah, berbakti kepada orang tua, rajin
belajar dan memiliki prestasi, namun setelah bergaul dengan si A misalnya
seluruhnya berubah total. Pertanyaannya adalah dari mana perubahan itu terjadi?
Tentunya dari sahabatnya tadi. Ia telah terpengaruh oleh temannya di mana
temannya tersebut suda dipengaruhi oleh hawa nafsu dan prilaku setan. Akhirnya ia
menjadi pemuda yang malas, melawan terhadap orang tua, tidak taat kepada guru
dan malas belajar sehingga tidak berprestasi dan akhirnya dikeluarkan dari sekolah
karena prilakunya yang buruk tersebut.

5
d. Keempat, bukan orang yang rakus
Menurut al-Ghazali bergaul dengan orang yang rakus terhadap hal-hal dunia
merupakan racun pembunuh. Oleh karena itu bergaulah dengan orang yang tidak
rakus terhadap hal duniawi. Hal-hal yang bersifat duniawi perlu dicari tetapi
rakus terhadap duniawi tidak baik. Oleh karena itu Abu Sulaiman al-Darani
mengingatkan:”Janganlah bergaul kecuali kepada salah satu dari dua orang ini:
orang yang menyertaimu(menasehati) di dalam halhal duniawi atau kepada
seseorang yang senantiasa bertambah setiap saat amalamal akhiratnya.”

3. Adab Bergaul dengan Teman Sebaya


a. Saling Menghormati
Teman sebaya dimungkinkan dapat berasal dari berbagai kalangan berbeda
agama, tradisi dan kebudayaan dengan perbedaan Sikap saling menghormati
inilah yang harus dimiliki oleh orang yang bergaul Sikap saling menghormati
berarti menempatkan hak dan kewajiban secara seimbang. Menempatkan
prsamaan hak dan kewajiban secara seimbang sangat dianjurkan oelh Islam. Hal
tersebut dilakukan sebagai perwujudan ukhuwah insaniah. Oleh karena itu Allah
menempatkan manusia sebagai mahluk yang paling mulia. Allah Swt berfirman :

َ‫ف ٱلبۡ َۡ ِۡۡ َوٱلۡ َۡحۡ ِر َو َرزَ قۡنَ ُهم ِمن‬


ِ ۡ‫َولَقَدۡ َك َرمۡنَا بَ ِنۡ َءادَ َم َو َح َۡلۡنَ ُهم‬
ۡ‫ضلۡنَ ُهم‬ َ َ‫ت َوف‬
ِ َۡ ‫ب‬ َ ‫ٱل‬
ِ ‫طي‬
ِ ۡ‫ع َۡ َكثِرۡ ِم َمنۡ َخ َلقۡنَا تَف‬
٠ ۡ‫ضيل‬ َ
“Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anakanak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan
di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik baik dan Kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.(Qs
AlIsra(17):70

Sikap saling menghormati juga dapat dilakukan pada perintah untuk bersikap
toleran terhadap teman sebaya yang tidak seagama. Perintah Al-Quran dalam rangka
saling menghormati keyakinan beragama terdapat dalam al-Qur’an Allah Swt
berfirman:

َ‫ِين و ِلَْ مدِْينُكُمَ لك‬


َِ ‫د‬
“Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.” (QS. AlKafirun(109): 6

b. Tolong Menolong
Tolong-menolong merupakan bagian dari ajaran Islam yang dianjurkan. Tolong-
menolong yang dimaksud di sini adalah tentu saja tolong-menolong dalam hal
kebajikan. Allah Swt berfirman:

‫ام يَبْـتَغُ ْونَ فَض ًًْل ِم ْن‬َ ‫ـر‬ َ ‫ْي َو َال ْال َق َلۡائِدَ َو َ ٰۤال اۡ ِميْنَ ْالبَيْتَ ْال َح‬ َ ‫ام َو َال ْال َهد‬
َ ‫ـر‬ َ ‫ش ْه َر ْال َح‬َّ ‫َّللاِ َو َال ال‬
‫ش َعاۡ ِئ َر ه‬ َ ‫ٰۤيـاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ا َمنُ ْوا َال ت ُ ِحلُّ ْوا‬
َ ‫ع ِن ْال َمس ِْج ِد ْال َح‬
‫ـر ِام اَ ْن تَ ْعتَد ُْوا ۡ َوت َ َع َاونُ ْوا َعلَى‬ َ ‫صد ُّْو ُك ْم‬ َ ‫شنَانُ َق ْو ٍم ا َ ْن‬ َ ‫طاد ُْوا ۡ َو َال يَجْ ِر َمنَّ ُك ْم‬ َ ‫ص‬ْ ‫َّر ِب ِه ْم َو ِرض َْوانًا ۡ َواِذَا َحلَ ْلت ُ ْم فَا‬
ِ ‫ش ِد ْيدُ ْال ِعقَا‬
‫ب‬ ‫َّللاَ ۡ ا َِّن ه‬
َ َ‫َّللا‬ ‫ان ۡ َواتَّقُوا ه‬ ِ ‫االثْ ِم َو ْالعُد َْو‬
ِ ْ ‫ْال ِب ِر َوالت َّ ْقوى ۡ َو َال ت َ َع َاونُ ْوا َعلَى‬

“Hai orangorang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi’arsyi’ar Allah,


dan jangan melanggar kehormatan bulanbulan haram, jangan (mengganggu)
binatangbinatang hadya, dan binatangbinatang qalaaid, dan jangan (pula)
mengganggu orang orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari
kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan
ibadah haji, Maka bolehlah berburu. dan janganlah sekalikali kebencian(mu)

6
kepada sesuatu kaum karena mereka menghalanghalan kamu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan
tolongmenolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolongmenolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksaNya. (QS. AlMaidah( 5):2)

Oleh karena itu ketika seorang teman memiliki hajat ataupun kegiatan yang membutuhkan
pertolongan, maka diusahakan untuk menolongnya. Dari sini kelak akan timbul
keharmonisan dalam berteman.Rasulullah Saw bersabda:

‫ع ْن‬ َ َ ‫سو ُل قَا َل قَا َل ُه َري َْرة‬


َ ِِ ‫اب‬ َ ُ‫علَيه ِِْ اه‬
ُ ‫ص َل ا ِه َر‬ َ ‫سلَ َم‬
َ ‫ف َواهُ َو‬
ِ ‫ع ْو ِن‬ َ ِِْ ‫َماانَ َِ ْال َعبد‬
ُ ‫ف ْال َع ْبد‬
ِ ‫اَ ِخ ْي ِه َع ْو ِن‬

“Dari Abu Hurairah r.a Rasulullah SAW bersabda, ”Allah akan slalu menolong hambaNya
selama hamba itu mau menolong saudaranya”.(H.R Muslim)
c. Cinta dan Kasih Sayang
Cinta berarti perasaan kasih sayang yang besar. Sementara kasih sayang terdiri
dari dua kata, kasih dan sayang. Kasih sebenarnya berasal dari rasa belas kasih
seperti Allah Swt mengasihi manusia karena kelemahan dan memang perlu diberi
belas kasih. Rasa kasih biasanya menjadi awal munculnya rasa sayang. Sementara
rasa sayang itu sendiri merupakan perasaan ingin saling menjaga dan membuat
bahagia siapapun yang disayangi. Kasih sayang antara teman atau anggota
masyarakat sangat penting. Kasih sayang akan melahirkan kekuatan yang besar.
Kasih sayang akan menciptakan masyarakat yang rukun, solid dan kompak dan
akan melahirkan kepekaan sosial yang kuat, bahkan seseorang yang menyayangi
temannya dengan tulus akan melahirkan persaudaraan yang hakiki. Pergaulan
dengan teman sebaya termasuk dengan siapa pun harus dilandasi oleh rasa kasih
sayang dan keikhlasan. Allah Swt tidak akan menyayangi seseorang jika ia tidak
menyayangi sesamaya. Rasulullah Saw bersabda:
َ‫ا َهُ يرحْ َهُ لَ اناسَ يرح َُم لَ من‬

“Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia, niscaya tidak akan disayangi oleh
Allah”.(HR. Bukhari Muslim)
Ketika seorang teman mendapat ancaman atau serangan dari pihak lain misalnya, wajib bagi kita
memberikan perlindungan dengan catatan ia berada pada pihak yang benar. Dalam hal ini dari
Ibnu Umar Rasulullah Saw bersabda:
‫ي ال ُمؤْ ِم ُن‬ ُ ‫ي َِا ِل‬
ْ ًِِ ‫ط ال‬ َ ‫بُِ ان‬
ُ ‫َاس‬ ِ ‫ص‬ َ ‫ط ا َل ِِى اْل ُمؤْ ِمنَ ِمنَ افضل اَذا ُه ْم‬
ْ َ‫ع َِ َوي‬ ُ ‫ي َِا ِل‬
ُ َ‫ل‬
َ ‫بُِ ان‬
‫َاس‬ ِ ‫ص‬ ْ ‫ع َِ َو َي‬َ ‫اَذا ُه ْم‬
“Seorang mukmin yang bergaul dengan sesama manusia serta bersabar (tahan
uji) atas segala gangguan, mereka lebih baik daripada orang mukmin yang tidak
bergaul dengan yang lainnya serta tidak tahan uji atas gangguan mereka”. (HR.
Baihaqi)
d. Saling Menasehati
Bergaul dengan teman sebaya terkadang tidak selalu berjalan mulus. Mungkin
saja terjadi hal-hal yang tidak diharapkan seperti terjadi salah pengertian atau
bahkan ada teman yang membatasi diri terhadap kita atau bahkan sering membuat
ulah dan masalah. Menghadapi persoalan seperti ini , hendaklah kita harus bijak.
Ketika ada teman yang berselisih atau bertengkar ataupun melakukan perbuatan
yang tidak baik terhadap teman-teman yang lain maka kita wajib menasehatinya.
Allah Swt berfirman:

7
ِ ‫ص ْوا ِب ْال َح‬
‫ق‬ َ ‫ت َوتَ َوا‬ َّ ‫﴾ ِإ َّال الَّذِينَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا ال‬٢﴿ ‫سانَ لَ ِفي ُخس ٍْر‬
ِ ‫صا ِل َحا‬ ِ ْ ‫﴾ ِإ َّن‬١﴿ ‫ص ِر‬
َ ‫اْلن‬ ْ ‫َو ْال َع‬
٣﴿ ‫صب ِْر‬ َ ‫َوتَ َوا‬
َّ ‫ص ْوا بِال‬
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benarbenar dalam kerugian,Kecuali orangorang yang
beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al‘Ashr(103):13)

Kepada teman yang berbuat salah hendaklah segera meminta maaf dari kesalahannya. Begitu
juga apabila kita berbuat salah atau kekeliruan, hendaklah kita segera meminta maaf, baik
disengaja maupun tidak disengaja, jangan sampai menunda-nunda dalam meminta maaf.

“Barangsiapa yang meminta maaf kepada saudaranya yang muslim sedangkan ia tidak mau
memaafkannya, maka ia mempunyai dosa sebesar dosa orang yang merampok”. (HR. lbnu
Majah)
4. Larangan dalam bergaul dengan teman sebaya
a. Bermusuha
Bermusuhan artinya tidak ramah atau tidak bersahabat. Oleh karena itu
bermusuhan berarti tindakan tidak bersahabat atau tidak ramah terhadap sesama.
Agama Islam melarang bermusuhan, apalagi dalam waktu yang cukup lama.
Tawuran antar pemuda dan pelajar yang kerap terjadi sudah menjadi
budaya dan trend yang salah di kalangan remaja. Tawuran dapat menyebabkan
perpecahan di kalangan para pelajar dan dapat mengakibatkan korban harta dan
jiwa. Seorang muslim dilarang saling membenci. Sebab Allah Swt telah
menjadikan mereka teman dan saudara yang saling menyayangi, bukan saling
membenci. Allah Swt telah mengharamkan permusuhan dan kebencian . Allah
Swt berfirman:
َّ ‫ع ْن ِذ ْك ِر‬
ِ‫َّللا‬ ُ ‫ضا َء فِي ْالخ َْم ِر َو ْال َم ْيس ِِر َو َي‬
َ ‫صدَّ ُك ْم‬ َ ‫ان أ َ ْن يُوقِ َع بَ ْي َن ُك ُم ْالعَدَ َاوة َ َو ْالبَ ْغ‬ ُ ‫ط‬ َ ‫ش ْي‬
َّ ‫إِنَّ َما ي ُِريد ُ ال‬
َ‫صًلةِ فَ َه ْل أَ ْنت ُ ْم ُم ْنت َ ُهون‬ َّ ‫ع ِن ال‬ َ ‫َو‬
“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara
kamu lantaran meminum khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan
shalat; maka berhentilahkamu dari mengerjakan pekerjaan itu”. (QS. AlMaidah(5): 91).

b. Pergaulan Mebas
Pergaulan bebas merupakan salah satu akhlak madzmumah(tercela). Bebas
di sini berarti telah melewati norma-norma yang ada, baik norma agama maupun
norma sosial. Pergaulan bebas yang dimaksud adalah berbaurnya kaum lelaki dan
perempuan yang bukan muhrim di suatu tempat di mana mereka dapat saling
memandang, memberi isyarat, berbicara, bahkan saling bersentuhan dan berlanjut
kepada perbuatan negatif yang diharamkan. Pergaulan bebas juga mengakibatkan
berkembangnya kebiasaan negatif, seperti berpacaran. Kebiasaan ini banyak
terjadi pada remaja dan umumnya mereka tidak mampu mengendalikan hawa
nafsu.
Untuk menghindari pergaulan bebas ini tentu dengan mencari teman
sebaya yang shaleh. Sebagai pemuda janganlah anda berkata:”Saya tidak akan
terpengaruh oleh teman sebaya saya. Saya hanya sekedar bergaul dan tidak akan
mengikuti ucapan dan model pergaulannya yang bebas itu”. Ungkapan di atas
adalah ungkapan yang keliru karena al-Quran telah menyatakan pengaruh burk
teman serta nabi juga telah bersabda bahwa prilaku teman sangat berpengaruh
sekali.
c. Melanggar norma-norma

8
Pergaulan yang tidak beretika terkadang dapat melanggar norma terutama
norma agama. Melanggar norma agama berrati melakukan perbuatan yang tidak
sesuai dengan aturan-aturan dalam agama. Sedangkan norma masyarakat dan
Negara adalah segala peraturan, baik tertulis maupun tidak tertullis yang
ada dalam,masyarakat atau Negara. Mengenai hal ini Allah Swt berfirman
Perilaku seperti ini bisa terjadi karena budaya menonton film-film yang tidak
mendidik yang berasal dari teman sebaya.

ً ‫(يَا َو ْيلَت َى َل ْيتَنِي َل ْم أَت َّ ِخ ْذ فُ ًَلنًا َخ ِل‬27). ‫يًل‬


(28). ‫يًل‬ ً ِ‫سو ِل َسب‬
ُ ‫الر‬ َّ ‫ض‬
َّ ‫الظا ِل ُم َعلَى يَدَ ْي ِه يَقُو ُل يَا لَ ْيتَنِي اتَّ َخ ْذتُ َم َع‬ ُّ َ‫َويَ ْو َم يَع‬
ً ُ‫ان َخذ‬
(29). ‫وال‬ ِ ‫س‬َ ‫ْل ْن‬ َ ‫ضلَّنِي َع ِن ال ِذ ْك ِر بَ ْعدَ ِإ ْذ َجا َءنِي ۡ َو َكانَ ال َّش ْي‬
ِ ْ ‫طانُ ِل‬ َ َ ‫َلقَ ْد أ‬
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata:
“Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersamasama Rasul”. Kecelakaan besarlah bagiku;
kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku).Sesungguhnya Dia telah
menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu
tidak mau menolong manusia”.(QS.alFurqan(25):2729)

Ayat di atas diturunkan berkenaan dengan persahabatan yang terjadi antara Ubay
bin Khalaf dan Uqbah bin Abi Mu’ith. Suatu saat Uqbah sedang duduk di sisi
Rasulullah Saw mendengarkan sabdanya. Di sisi lain Ubay bin Khalaf memarahinya
secara berlebihan karena suatu hal sampai akhirnya Uqbah tidak kuat dengan cacian
tersebut dan akhirnya ia keluar dari Islam. Ayat ini tentunya tidak khusus untuk kasus
Uqbah melainkan untuk umum. Dengan demikian hal yang dapat diteladani adalah
bahwa persahabatan dapat mempengaruhi prilaku. Andai saja saat itu Ubay tidak
memaki sahabatnya, niscaya Uqbah tetap menjadi sahabatnya yang baik. Oleh karena
itu dalam memilih teman harus benar-benar selektif karena yang dimaksud dengan
“menggigit tangan” pada ayat di atas maksudnya adalah menyesali perbuatannya
karena gegabah dalam mengambil sikap. Sementara yang dimaksud dengan si Fulan
adalah setan atau orang yang telah menyesatkannya di dunia, yaitu teman atau
sahabat kita. Diantara perbuatan-perbuatan yang melanggar norma agama,
masyarakat dan Negara antara lain

1) Berzina
Berzina adalah hubungan suami istri yang tidak terikat dengan pernikahan
(perkawinan). Di antara akibat buruk berzina adalah berkurangnya iman,
hilangnya sikap menjaga diri dari perbutan dosa, memiliki kepribadian buruk
dan tidak memiliki rasa cemburu. Berzina dapat menghilangkan rasa malu,
padahal dalam Islam rasa malu merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan
dan ia merupakan sebagian dari iman apalagi bagi seorang perempuan.
Perzinahan juga menyebabkan menularnya penyakit-penyakit berbahaya
seperti AIDS dan penyakit-penyakit lainnya yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Dalam Islam perzinahan juga merupakan salah satu dosa
besar. Allah Swt berfirman:

(2). ‫َّللاِ ِإ ْن‬ ِ ‫اح ٍد ِم ْن ُه َما ِمائَةَ َج ْلدَةٍ ۡ َو َال تَأ ْ ُخ ْذ ُك ْم بِ ِه َما َرأْفَةٌ فِي د‬
َّ ‫ِين‬ ِ ‫اج ِلد ُوا ُك َّل َو‬ ْ َ‫الزانِي ف‬ َّ ‫الزانِيَةُ َو‬َّ
َ‫طائِفَةٌ ِمنَ ْال ُمؤْ ِمنِين‬ َ ‫عذَابَ ُه َما‬َ ‫اَّللِ َو ْال َي ْو ِم ْاْل ِخ ِر ۡ َو ْليَ ْش َه ْد‬
َّ ‫ُك ْنت ُ ْم تُؤْ ِمنُونَ ِب‬
“Perempuan yang berzina dan lakilaki yang berzina, Maka deralah tiaptiap seorang dari
keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu
untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan

9
hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orangorang yang
beriman”. (QS.alNur(24): 2)

2) Minuman keras
Pergaulan terkadang ditambah dengan hal-hal yang sebenarnya tidak
bermanfaat. Banyak hal yang menyebabkan orang melakukan hal-hal yang
tidak bermanfaat seperti berfoya-foya atau menghabiskan masa muda sperti
mengkonsumi minuman keras. Minuman keras haram hukumnya dan
meminumnya termasuk salah satu dosa besar juag. Allah swt berfirman:

90. ‫ان‬
ِ ‫ط‬َ ‫ش ْي‬
َّ ‫ع َم ِل ال‬
َ ‫س ِم ْن‬ ْ ‫اب َو‬
ٌ ‫األزال ُم ِر ْج‬ ُ ‫ص‬َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإنَّ َما ْالخ َْم ُر َو ْال َم ْيس ُِر َواأل ْن‬
َ‫اجت َ ِنبُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬
ْ َ‫ف‬
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. AlMaidah(5): 90)

Sabda Rasulullah SAW,

‫َّللاِ صلى هللا عليه وسلم َع ْن ُك ِل ُم ْس ِك ٍر َو ُمفَ ِت ٍر‬


َّ ‫سو ُل‬
ُ ‫نَ َهى َر‬
“Rasulullah SAW melarang dari segala yang memabukkan dan mufattir (yang membuat lemah)
(HR. Abu Daud)

3) Narkoba
Narkoba singkatan dari narkotika dan obat-batan terlarang . ada istilah lain
yaitu Napza yang beraati napza atau narkotika, psikotropika dan zat Adiktif.
Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin
menggunakan kembali karena terdapat zat-zat tertentu yang mengakibatkan
seseorang cenderung menjadi kecanduan karena secara tidak langsung ia dapat
memutuskan syarafsyaraf dalam otak.
Jika terlalu lama dikonsumi seseorang akan memiliki ketergantungan yang
tinggi terhadap narkoba dan lambat laun dapat merusak organ tubuh manusia
dan jika penggunaannya sudah melebihi takaran, maka si pengguna akan
mensgalami overdosis dan pada akhirnya akan berujung pada kematian.
Hukum mengkonsumsi Narkoba sama halnya dengan zat yang memabukkan
lainnya, yaitu diharamkan. Bahkan setiap zat yang dapat menghilangkan atau
menurunkan kesadaran akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak
memabukkan.

َ ِ‫علَ ْي ِه ُم ْال َخبَائ‬


..............‫ث‬ َ ‫ت َويُ َح ِر ُم‬ َّ ‫َوي ُِح ُّل لَ ُه ُم‬
ِ ‫الطيِبَا‬
“ Menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
buruk” (QS. AlA’raf(7): 157)

5. Adab Bergaul Dengan Lawan Jenis


1. Pengertian lawan jenis
Islam adalah agama yang mengatur tata kehidupan manusia. Islam sesungguhnya
tidak melarang bergaul dengan siapapun termasuk pergaulan dengan lawan jenis.
Lawan jenis berarti lawan dari jenis kelamin. Apabila laki-laki, maka lawannya
perempuan dan begitu pula sebaliknya. Laki-laki dan perempuan merupakan
makhluk Allah yang telah diciptakan untuk berpasang-pasangan sehingga

10
merupakan suatu keniscayaan dan sangat wajar, jika terjadi pergaulan di antara
mereka. Dalam pergaulan tersebut, masing-masing berusaha untuk saling
mengenal. Bahkan lebih jauh lagi, ada yang berusaha saling memahami, saling
mengerti dan ada yang sampai hidup bersama dalam kerangka hidup berumah
tangga. Hal tersebut sangat wajar karena manusia memiliki dorongan psikologik
dan kebutuhan akan cinta dan arsa memiliki. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:

‫اس إ ِ ن َّ ا َخ ل َ قْ ن َا كُ ْم ِم ْن ذ َكَ ٍر َو أ ُنْ ث َى َو َج ع َ لْ ن َا كُ ْم شُ ع ُ و ب ً ا َو ق َ ب َ ا ئ ِ َل‬


ُ َّ ‫ي َ ا أ َي ُّ َه ا ال ن‬
َّ ‫َّللا ِ أ َت ْ ق َ ا كُ ْم ۡ إ ِ َّن‬
‫َّللا َ عَ لِ ي مٌ َخ ب ِ ي ٌر‬ َّ َ ‫ار ف ُوا ۡ إ ِ َّن أ َ ْك َر َم كُ ْم ِع نْ د‬ َ َ ‫ل ِ ت َع‬

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lakilaki Dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsabangsa dan bersukusuku supaya kamu saling
kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.
(QS. AlHujurat(49): 13)

Pergaulan yang baik dengan lawan jenis. hendaklah tidak didasarkan pada nafsu
(syahwat) yang dapat menjerumuskan pada pergaulan bebas yang dilarang agama.
Inilah yang tidak dikehendaki dalam Islam. Islam sangat memperhatikan
batasanbatasan yang sangat jelas dalam pergaulan antara laki-laki dengan
perempuan. Islam mengajarkan agar dalam pergaulan dengan lawan jenis untuk
senantiasa saling menjaga diri, menghormati dan menghargai atas dasar kasih
sayang yang tulus karena Allah.
2. Tata cara bergaul dengan lawan jenis
a) Berteman semata-mata karena Allah
Siapa saja yang bersahabat, bergaül dan berkomunikasi dengan lawan
jenisnya, maka harus didasarkan pada pandangan hanya karena Allah.
Indikatornya adalah senantiasa berusaha untuk melakukan aktifitas dengan saling
menjaga kehormatan sesuai dengan petunjuk Allah. Hal ini merupakan bukti
kesempurnaan serta ketulusan iman di mana kedua-duanya berhak untuk
mendapatkan pahala yang paling besar di sisi Allah. Dalam hal ini Rasulullah
Saw bersabda:

،‫ان‬ ِ ْ َ‫ث َم ْن ك َُّن فِ ْي ِه َو َج َد ِب ِه َّن َح ََل َوة‬


ِ ‫اْل ْي َم‬ َّ ‫س ْولُهُ أ َ َح‬
ٌ ‫ب إِلَ ْي ِه ِم َّما ث َ ََل‬ ُ ‫َان هللاُ َو َر‬َ ‫َم ْن ك‬
‫ب ا ْل َم ْر َء َل‬
َّ ‫ـح‬ ِ ُ‫س َوا ُه َما َوأ َ ْن ي‬ ِ ُ‫ َوأ َ ْن يَك َْر َه أ َ ْن يَعُ ْو َد فِـي ا ْل ُك ْف ِر بَ ْع َد أ َ ْن أ َ ْنقَذَه‬،ِ‫يُ ِحبُّهُ إِ َّل ِلِل‬
‫ف فِـي النَّ ِار‬ َ َ‫ َك َما يَك َْرهُ أ َ ْن يُ ْقذ‬،ُ‫هللاُ ِم ْنه‬.

“Ada tiga perkara, barangsiapa yang terdapat padanya ketiga hal tersebut, maka ia akan
merasakan lezat (manisnya) iman: “Jika ia mencintai Allah dan rasulnya melebihi yang lainnya;
mencintai dan membenci sematamata hanya karena Allah; Jika dilemparkan ke dalam api
neraka yang menyalanyala, lebih disukai daripada berbuat syirik (menyekutukan) Allah”. (HR.
Muslim)

b) Menutup Aurat
Islam memerintahkan wanita untuk memanjangkan pakaian secara sempurna
sehingga menutupi seluruh tubuhnya kecuali bagian tubuh yang biasa terlihat.
Menutupi bagian tubuh tersebut disebut dengan menutupi aurat Dengan demikian

11
aurat adalah bagian-bagian tertentu pada tubuh manusia yang wajib ditutup. Dalam
Islam terdapat bagian-bagian tertentu dari tubuh manusia yang wajib ditutupi dari
pandangan orang lain selain mahramnya karena perbuatan tersebut dianggap telah
melewati batas ajaran agama. Dalam pergaulan dengan lawan jenis diwajibkan
bagi lelaki dan perempuan untuk menutup aurat. Batas aurat lelaki adalah dari
pusar sampai lutut. Sedangkan aurat perempuan adalah seluruh tubuh, kecuali
muka dan telapak tangan. Tidak diperbolehkan bagi laki-laki melihat aurat wanita
yang bukan mahramnya walaupun tidak dengan syahwat ataupun tidak untuk
tujuan kesenangan. Adapun melihat bagian yang tidak termasuk kepada aurat
seperti wajah dan telapak tangan diperbolehkan dengan syarat hal tersebut tidak
menimbulkan fitnah dan bukan untuk memuaskan kesenangan. Bila hal tersebut
menimbulkan fitnah dan membangkitkan syahwat, maka melihatnya juga dilarang.
Dalam hal ini Allah Swt berfirman:

‫ك َو ن ِ سَ ا ِء الْ ُم ْؤ ِم ن ِ ي َن ي ُدْ ن ِ ي َن عَ ل َ يْ ِه َّن ِم ْن‬


َ ِ ‫ك َو ب َ ن َا ت‬ ِ ‫ي ق ُ ْل ِأل َ ْز َو‬
َ ‫اج‬ ُّ ِ ‫ي َ ا أ َي ُّ َه ا ال ن َّ ب‬
‫ور ا َر ِح ي ًم ا‬ َّ ‫ك أ َدْ ن َى أ َ ْن ي ُعْ َر فْ َن ف َ ًَل ي ُ ْؤ ذ َيْ َن َو كَ ا َن‬
ً ُ ‫َّللا ُ غَ ف‬ َ ِ‫َج ًَل ب ِ ي ب ِ ِه َّن ذ َ ل‬
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteriisterimu, anakanak perempuanmu dan isteriisteri orang
mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian
itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah
adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(QS. AlAhzab(33): 59)

c) Menjaga Kemalua
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberikan kenikmatan
dan kemudahan hidup sekaligus ancaman apabila tidak pandai menyaringnya.
Ancaman karena melalui teknologi itulah terjadinya banyak terjadinya pelecehan.
Oleh karena itu menjaga kemaluan sangat penting karena dewasa ini banyak
sekali remaja yang terjebak ke dalam pergaulan bebas. Sebagai muslim wajib
mengetahui bagaimana caranya menjaga kemaluan. Caranya antara lain dengan
tidak melihat gambar-gambar yang tidak senonoh atau atau gambar –gambar
yang membangkitkan hawa nafsu. Alalh Swt berfirman:

‫ك أ َ ْز كَ ى ل َ ُه ْم‬
َ ِ‫ار ِه ْم َو ي َ ْح ف َ ظُ وا ف ُ ُر و َج ُه ْم ۡ ذ َ ل‬
ِ ‫ص‬َ ْ‫ق ُ ْل لِ لْ ُم ْؤ ِم ن ِ ي َن ي َ غ ُضُّوا ِم ْن أ َب‬
َّ ‫ۡ إ ِ َّن‬
ْ َ ‫َّللا َ َخ ب ِ ي ٌر ب ِ َم ا ي‬
‫ص ن َ ع ُو َن‬
“Katakanlah kepada orang lakilaki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya,
dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS. AlNur(24): 30)

d) Menundukkan pandangan
Islam Memerintahkan laki-laki dan perempuan untuk menundukkan
pandangan. Islam juga mengajarkan agar selalu menjaga mata sehingga
tidak melakukanperbuatan maksiat. Memandang wanita (bukan mahram)
denagn hawa nafsu sudah dianggap perbuatan maksiat. Oleh karena itu
Rasulullah Saw bersabda:

َ َّ‫َان ِزنَا ُهـ َمـا الن‬


‫ظ ُر‬ ِ ‫ فَ ْال َع ْين‬: َ‫َص ْيبُـهُ ِمنَ الـِزنَا ُم ْد ِر ٌك ذ ِل َك َال َمـ َحالَـة‬ِ ‫ب َعلَـى اب ِْن آدَ َم ن‬ َ ِ‫ُكـت‬
‫الر ْج ُل‬
ِ ‫ َو‬، ‫ش‬ ُ ‫ط‬ْ ‫ َو ْال َيـد ُ ِزنَاهَا ْال َب‬، ‫ان ِزنَاهُ ْالـ َك ًَل ُم‬
ُ ‫س‬ َ ‫ َوالـِل‬، ‫ع‬
ُ ‫اال ْستِ َمـا‬ ِ ‫ َو ْاألُذُن‬،
ِ ْ ‫َان ِزنَا ُهـ َمـا‬
ُ‫ِق ذَ ِل َك ْالفَ ْر ُج َو يُـ َك ِـذبُـه‬
ُ ‫صد‬ َ ُ‫ َوي‬، ‫ب َيـ ْه َوى َويَت َ َمنَّى‬ ُ ‫ َو ْالقَ ْل‬، ‫طى‬ َ ‫ِزنَاهَا ْالـ ُخ‬

12
“Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi SAW. Beliau bersabda: “telah ditentukan bagi anak adam
(manusia) bagian zinanya. Dimana ia pasti mengerjakannya. Zina kedua mata adalah melihat,
zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara. Zina tangan adalah memukul,
zina kaki adalah berjalan serta zina hati adalah bernafsu dan beranganangan, yang semuanya
dibuktikan atau tidak dibuktikan oleh kemaluan”.(HR. Bukhari Muslim)

3. Larangan dalam bergaul dengan lawan jenis


a. Berkhalwat
Islam melarang antara laki-laki dan perempuan berdua-duaan atau berkhalwat.
Berkhalwat yang dimaksud di sini bisa saja tempat yang sepi di mana keberadaan
dua insan yang berlawanan jenis tidak diketahui oleh orang lain. Bisa juga tempat
berkhalwat merupakan tempat rahasia, bisa berupa tempat pribadi atau bahkan
keramaian yang dapat digunakan untuk berkhalwat yaitu tempat yang ramai
tetapi antara satu dengan yang lainnya sudah tidak saling memperdulikan
sehingga setiap orang bebas melakukan apa saja yang mereka inginkan. Oleh
karena itu Islam melarang kaum laki-laki masuk de dalam kamar perempuan
karena dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam hal ini melalui
Uqbah Ibn Amir ra Rasulullah Saw bersabda:

:‫ار‬
ِ ‫ص‬َ ‫ فَقَا َل َر ُج ٌل ِمنَ ْاأل َ ْن‬.‫اء‬
ِ ‫س‬َ ِ‫لى الن‬
َ ‫ُّخو َل َع‬ ْ ‫ ِإيَّا ُك ْم َوالد‬:‫سو ُل هللاِ عليه وسلم قَا َل‬ ُ ‫أ َ َّن َر‬
ُ‫ ْال َح ْم ُو ْال َم ْوت‬:‫ْت ْال َح ْم َو؟ قال‬
َ ‫سو َل هللاِ ! أَفَ َرأَي‬ُ ‫يار‬.
“Bahwasannya Rasulullah SAW bersabda: janganlah kamu masuk ke kamarkamar perempuan.
Seorang lakilaki Anshar berkata: Ya Rasulullah terangkan padaku bagaimana hukum masuk ke
dalam kamar ipar perempuan. Nabi SAW menjawab; ipar itu adalah kematian kebinasaan”.
(HR. Bukhari dan Muslim)

b. Melakukan pembauran (ikhtilat) dengan lawan jenis


Dalam segala hal Islam selalu melakukan tindakan preventif termasuk
dalammasalah perzinahan. Di dalam Islam hal yang diharamkan bukan hanya
perzinahan saja melainkan hal-hal yang merupakan pengantar perzinahan juga
diharamkan Allah Swt berfirman:
ِّ ِ ُ‫سا َء َٰفَ ِحشَة َكنَ إِنَه‬
‫ٱلزنَ ت َ ۡق َربُواْ َو َل‬ َ ‫س ِبيل َو‬
َ ٢
“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji.
dan suatu jalan yang buruk”(QS. AlIsra(17):32)

Di antara pengantar perzinahan adalah ikhtilat. Ikhtilat adalah bercampur baurnya seorang wanita
dengan laki-laki di satu tempat tanpa ada kain penghalang. Apabila laki-laki sudah berbaur
dengan perempuan di satu tempat, maka masingmasing bisa melihat lawan jenis dengan sangat
mudah dan leluasa. Hal seperti ini dilarang karena efek yang ditimbulkan setelah itu yang
menjadi masalahnya. Inilah yang dimaksud dengan tindakan preventif.

c. Bersolek berlebihan

13
Perempuan dilarang berdandan berlebihan serta memakai pakaian seronok dan
merangsang lawan jenis. Wanita juga dilarang untuk memakai wewangian yang
harum dan menunjukkan perhiasan yang berlebihan, seperti memakai kutek, tato,
maskara, dan semacamnya. Dalam hal ini Allah Swt berfirman,

َ‫صًلة َ وآتِين‬ َّ ‫َوقَ ْرنَ فِي بُيُوتِ ُك َّن َوال ت َ َب َّر ْجنَ ت َ َب ُّر َج ْال َجا ِه ِليَّ ِة األولَى َوأَقِ ْمنَ ال‬
ِ ‫س أ َ ْه َل ْالبَ ْي‬
‫ت‬ ِ ‫ب َع ْن ُك ُم‬
َ ‫الر ْج‬ َ ‫َّللاُ ِليُ ْذ ِه‬
َّ ُ ‫سولَهُ ِإنَّ َما يُ ِريد‬ َّ َ‫الز َكاة َ َوأ َ ِط ْعن‬
ُ ‫َّللاَ َو َر‬ َّ
)٣٣( ‫يرا‬ ْ َ ‫ط ِه َر ُك ْم ت‬
ً ‫ط ِه‬ َ ُ‫َوي‬
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku
seperti orangorang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah
Allah dan RasulNya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu,
Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersihbersihnya”.( QS. AlAhzab(33): 33).

D. Rambu-rambu Islam tentang pertemanan

Islam adalah agama yang syamil (menyeluruh) dan mutakamil (sempurna). Agama mulia ini
diturunkan dari Allah Sang Maha Pencipta, Yang Maha Mengetahui tentang seluk beluk ciptaan-
Nya. Dia turunkan ketetapan syariat agar manusia hidup tenteram dan teratur.

Diantara aturan yang ditetapkan Allah SWT bagi manusia adalah aturan mengenai tata cara
pergaulan antara pria dan wanita. Berikut rambu-rambu yang harus diperhatikan oleh setiap
muslim agar mereka terhindar dari perbuatan zina yang tercela:

 Pertama, hendaknya setiap muslim menjaga pandangan matanya dari melihat lawan jenis
secara berlebihan. Dengan kata lain hendaknya dihindarkan berpandangan mata secara bebas.
Perhatikanlah firman Allah berikut ini, “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman; hendaklah
mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih baik
bagi mereka…katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman; hendaklah mereka menahan
pandangannya dan menjaga kemaluannya…” (QS. 24: 30-31).

Awal dorongan syahwat adalah dengan melihat. Karena itu jagalah mata agar terhindar dari
tipu daya syaithan. Tentang hal ini Rasulullah bersabda, “Wahai Ali, janganlah engkau iringkan
satu pandangan (kepada wanita yang bukan mahram) dengan pandangan lain, karena pandangan
yang pertama itu (halal) bagimu, tetapi tidak yang kedua!” (HR. Abu Daud).

Kedua, hendaknya setiap muslim menjaga auratnya masing-masing dengan cara berbusana
islami. Secara khusus bagi wanita Allah SWT berfirman, “…dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kain kerudung ke dadanya…” (QS. 24: 31).

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-
anak perempuanmu dan juga kepada istri-istri orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan
jilbab mereka ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, sehingga tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (QS. 33:
59)

Dalam hal menjaga aurat, Nabi menegaskan sebuah tata krama yang harus diperhatikan,
beliau bersabda: “Tidak dibolehkan laki-laki melihat aurat (kemaluan) laki-laki lain, begitu juga
perempuan tidak boleh melihat kemaluan perempuan lain. Dan tidak boleh laki-laki berkumul

14
dengan laki-laki lain dalam satu kain, begitu juga seorang perempuan tidak boleh berkemul
dengan sesama perempuan dalam satu kain.” (HR. Muslim).

Ketiga, tidak berbuat sesuatu yang dapat mendekatkan diri pada perbuatan zina (QS. 17: 32)
misalnya berkhalwat (berdua-duaan) dengan lawan jenis yang bukan mahram. Nabi bersabda,
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah berkhalwat dengan seorang
wanita (tanpa disertai mahramnya) karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaithan (HR.
Ahmad).

Keempat, menjauhi pembicaraan atau cara berbicara yang bisa ‘membangkitkan selera’.
Arahan mengenai hal ini kita temukan dalam firman Allah, “Hai para istri Nabi, kamu sekalian
tidaklah seperti perempuan lain jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam
berbicara hingga berkeinginan orang yang ada penyakit dalam hatinya. Dan ucapkanlah
perkataan yang ma’ruf.” (QS. 33: 31) Berkaitan dengan suara perempuan Ibnu Katsir
menyatakan, “Perempuan dilarang berbicara dengan laki-laki asing (non mahram) dengan ucapan
lunak sebagaimana dia berbicara dengan suaminya.” (Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3).

Kelima, hindarilah bersentuhan kulit dengan lawan jenis, termasuk berjabatan tangan
sebagaimana dicontohkan Nabi saw, “Sesungguhnya aku tidak berjabatan tangan dengan wanita.”
(HR. Malik, Tirmizi dan Nasa’i). Dalam keterangan lain disebutkan, “Tak pernah tangan
Rasulullah menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hal ini
dilakukan Nabi tentu saja untuk memberikan teladan kepada umatnya agar melakukan tindakan
preventif sebagai upaya penjagaan hati dari bisikan syaithan. Wallahu a’lam. Selain dua hadits di
atas ada pernyataan Nabi yang demikian tegas dalam hal ini, beliau bersabda: “Seseorang dari
kamu lebih baik ditikam kepalanya dengan jarum dari besi daripada menyentuh seorang wanita
yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani).

Keenam, hendaknya tidak melakukan ikhtilat, yakni berbaur antara pria dengan wanita
dalam satu tempat. Hal ini diungkapkan Abu Asied, “Rasulullah saw pernah keluar dari masjid
dan pada saat itu bercampur baur laki-laki dan wanita di jalan, maka beliau berkata: “Mundurlah
kalian (kaum wanita), bukan untuk kalian bagian tengah jalan; bagian kalian adalah pinggir jalan
(HR. Abu Dawud). Selain itu Ibnu Umar berkata, “Rasulullah melarang laki-laki berjalan
diantara dua wanita.” (HR. Abu Daud).

E. Manfaat Berteman

Telah di jelaskan dalam sabdanya bahwa , Rasulullah bersabda, “Seseorang itu menurut
agama temannya, karena itu hendaknya seseorang diantara kalian melihat dengan siapa dia
bergaul.” ( HR. Adu Dawud dan Tirmidzi dari abu Hurairah )

Karena itu tidak heran apabila seseorang itu merupakann guru bagi orang lain di sekitarnya.
Kepribadian seseorang itu dapat menular atau tertular orang lain. Demikian halnya dalam etika,
pergaulan dan hubungannya dengan orang lain. Penularan itu disebabkan oleh pengaruh
kedekatan dan pengaruh cinta. Dia tidak berdiam diri kecuali dia adalah sebuah duplikasi, yang
mengulang-ngulang perkataannya, yang menampakkan perilakunya dalam perbuatan-perbuatan
nya yang tanpa disadari. Imam Ali RA berkata, “bergaullah dengan orang yang bertakwa dan
berilmu, niscaya kalian bisa mengambil manfaatnya, karena bergaul dengan orang yang suka
berbuat baik bisa diharapkan (kebaikannya). Jauhilah kerusakan, sungguh jangan bergaul dengan
orang -orang yang rusak moralnya, karena bergaul dengan mereka akan menular kepada Anda.
Janganlah menjalin hubungan dengan orang yang hina (rendah akhlaknya) karena itu akan
menular kepadamu. Pilihlah temanmu. Adapun manfaat bergaul, yaitu:

15
a) Ajang memastikan identitas diri
Anak bisa melihat apakah dirinya populer di lingkungan teman-temannya atau tidak.
Sebab, yang terlibat jalan bareng teman adalah anak-anak yang sudah terpilih di
dalam peer group-nya. Untuk terpilih di dalam peer group biasanya harus memiliki
persyaratan tertentu. Jika anak terpilih berarti ia sudah diterima di lingkungan peer
group-nya dan ini bisa Membuat anak lebih percaya diri, ia pun akan lebih memahami
identitas dirinya.
b) Meningkatkan kemampuan berinteraksi dan ikatan pertemanan.
Banyak hal yang bisa dilakukan saat jalan bareng teman, mereka bisa tukar pikiran,
sharing, saling membantu, saling mengingatkan, dan lainnya. Secara langsung hal ini
akan meningkatkan kemampuan anak dalam berinteraksi sosial. Kegiatan ini pun akan
meningkatkan kemampuan anak dalam ikatan pertemanannya.
c) Memenuhi kebutuhan otonomi
Saat jalan bareng teman, anak bisa dan bebas menentukan sendiri apa yang ia mau. Hal
ini membuatnya senang karena otonominya saat itu digunakan dengan lebih leluasa,
bebas dari aturan yang mungkin menurutnya mengekang. Selama hal tersebut wajar,
tidak masalah.
d) Memperkayapengalaman
Pengalaman anak terhadap dunia luar akan meningkat. Misalnya, ketika menonton film
di bioskop, ia tahu banyak informasi yang di sajikan di film tersebut; ketika makan di
restoran, ia jadi tahu bahwa makanan di restoran berbeda dari masakan di rumah; ketika
bermain di game zone, ia tahu situasi dan kondisinya yang begitu ramai dan riuh; ia juga
bisa bertemu dengan berbagai karakter orang beserta gaya dan model berbusananya; ia
tahu apa saja yang sedang tren pada saat itu, dan banyak lagi.

F. Realita Akhlak Terhadap Teman Sebaya pada Jaman Sekarang

Masalah pertemanan ini sering menjadi topik pembicaraan, dan menjadi sumber kerisauan,
atau keprihatinan para orang tua, pendidik, dan semua pihak yang mempunyai kepedulian
terhadap nasib masa depan generasi muda.

Pergaulan teman sebaya adalah kontak sosial diantara remaja, atau dalam kelompok sebaya
(Peer Group). Kelompok sebaya ini, disamping memberikan pengaruh yang positif tehadap
perkembangan remaja sebagai anggota kelompok tersebut, juga pengaruh yang negative.
Pengaruh negative itu maksudnya, bahwa kelompok teman sebaya itu menjadi racun bagi
perkembangan remaja.

Teman sebaya adalah orang-orang seumuran dengan kita dan kelompok sosialnya, seperti
teman sekolah atau mungkin teman sekerja atau tetangga membina hubungan yang baik antar
sesama teman merupakan suatu hal yang penting dilakukan oleh setiap orang. Begitu pentingnya
membina hubungan yang baik ini, karena kita merupakan makhluk sosial yang tidak mungkin
dapat dan mampu hidup sendirian tanpa bantuan orang lain

Namun dalam menjaga hubungan pertemanan terdapat banyak kejadian atau permasalahan
yang muncul dalam hubungan pertemanan atau persahabatan, bahkan hal tersebut bisa berujung
pada hubungan yang tidak hamonis lagi. Sekalipun diantara mereka telah terjalin hubungan yang
sangat dekat dan mungkin sudah terjalin begitu lama. Mungkin dalam benak sebagian orang hal
tersebut adalah hal yang wajar,tetapi tanpa kita sadari sebenarnya hal tersebut disebabkan karena
manusia pada dasarnya memiliki rasa egoisme yang tinggi.

16
Dalam beberapa kasus, retaknya hubungan persahabatan atau pertemanan di picu oleh rasa
egois. Perasaan ini tidak memandang status sosial, dia akan merasuki setiap hubungan yang
dijalin oleh setiap manusia baik hubungan secara individu maupun kelompok.

Pergaulan pada saat ini sudah pada taraf menghawatirkan. Semua media masa baik
elektronik maupun cetak dengan leluasamenampilkan hal-hal yang dapat mengakibatkan merusak
akhlak generasi muda pada masa sekarang ini .

G. Solusi Megatasi Masalah Akhlak Terhadap Teman Sebaya Jaman Sekarang

1. Pentingnya kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang tua sebagi tempat
pendidikan pertama untuk anak serta menjadi pengarah yang baik.

2. Perlunya pembelajaran agama yang diberikan sejak dini, untuk membentuk karakter dan
kebiasaan yang baik.

3. Perlunya bimbingan serta pengawasi orang tua terhadap pertemanan anaknya.

4. Memberikan pembelajaran agama yang mendalam mengenai akhlak, agar mampu


diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

H. Akhlak yang Baik Terhadap Teman Sebaya

1. menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.

2. bersikap ramah kepadanya.

3. saling tolong-menolong dalam kebaikan.

4. tidak mencela atau mengolok-olok, dan tidak memanggilnya dengan panggilan yang
buruk.

5. tidak menggunjing yaitu tidak menyebarkan aib dan kekurangannya.

6. tidak saling mendengki, tidak saling menipu, tidak saling membenci dan tidak saling
membelakangi.

7. tidak saling menzhalimi.

8. tidak menyuruh berdiri seseorang untuk kemudian dia menduduki tempat duduknya.

9. tidak boleh mendiamkan lebih dari tiga hari.

10. saling mengoreksi dengan semangat persaudaraan.

11. tidak suka mencela dan berkata kotor atau pun kasar.

12. tidak boleh pula memutuskan hubungan silaturrahim.

13. tidak boleh mencuri dengar pembicaraan yang mereka.

14. mema’afkan kesalahan teman-teman

17
15. memilih teman karib yang baik karena teman karib atau sahabat dekat akan banyak
mempengaruhi agama dan akhlak seseorang

BAB III

PENUTUP

18
A. Kesimpulan
Pergaulan yang baik ialah melaksanakan pergaulan menurut norma-norma
kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan hukum syara’, serta memenuhi segala hak yang
berhak mendapatkannya masing-masing menurut kadarnya. Agama Islam menyeru dan mengajak
kaum muslimin melakukan pergaulan di antara kaum muslimin lainnya, baik bersifat pribadi
maupun dalam bentuk suatu badan usaha dalam satu kesatuan. Dengan pergaulan kita dapat
saling berhubungan mengadakan pendekatan satu sama lain dan bisa saling tunjang menunjang
dan saling isi mengisi dalam kebutuhan serta dapat mencapai sesuatu yang berguna untuk
kemaslahatan masyarakat yang adil dan makmur serta berakhlaqul karimah.
B. Saran

Dengan memahami akhlak tentang Adab dalam Pergaulan, maka seharusnya kita memiliki sikap
sebagai berikut :

a. Menghargai pada setiap orang, baik seusia, lebih tua, lebih muda atau lawan jenis
b. Menghormati pada orang yang lebih tua
c. Menyayangi pada orang yang lebih muda
d. Saling menghargai pendapat dan prinsip teman sebaya
e. Membuat batasan-batasan dalam pergaulan sesuai dengan kaidah agama Islam
f. Tidak terjerumus dalam pergaulan bebas

19
DAFTAR PUSTAKA

http://kebunhidayah.wordpress.com/2011/09/28/pandangan-islam-tentang-teman-
pergaulan-yang-baik/

http://hanifa93.wordpress.com/2009/05/20/etika-bergaul-dalam-islam/

http://www.anneahira.com/pergaulan-dalam-islam.htm

http://faiz-ahlakterhadapteman.blogspot.co.id/2011/12/akhlak-terhadap-teman.html

Siti Imzanah, Nilai-nilai Pendidikan Akhlak dalam QS. Ali Imran ayat 159-160,

(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2010).

Ensiklopedi Islam, Akhlak (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 2005), h.130

Al-Qur'an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, Jakarta: Bumi Restu, 1976

Al-Qur'an dan Terjemahannya, Departemen Agama, Semarang: Toha Putera, 1989

sultonimubin.blogspot.co.id

20

Anda mungkin juga menyukai