Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULAN

A.LATAR BELAKANG MASALAH

Akhlak adalah budi pekerti atau kelakuan. Dalam Bahasa Arab kata akhlak
(akhlaq) di artikan sebagai tabiat, perangai, kebiasaan, bahkan agama. Meskipun kata
akhlak berasal dari Bahasa Arab, tetapi kata akhlak tidak terdapat di dalam Al Qur'an.
Kebanyakan kata akhlak dijumpai dalam hadis. Satu-satunya kata yang ditemukan
semakna, dalam al Qur'an adalah bentuk tunggal dari akhlak, yaitu khuluq, tercantum
dalam surat al Qalam ayat 4:
ٍ ُ‫ك لَ َعلَ ٰى ُخل‬
‫ق َع ِظ ٍيم‬ َ َّ‫وَِإن‬
 Artinya : Dan sesungguhnya kamu (muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang
agung.
               Akhlak adalah netral,artinya ada akhlak yang terpuji (al akhlaq al
mahmudah) dan ada akhlak yang tercela (al akhlaq al mazmumah). Ketika berbicara
tentang nilai baik buruk maka muncullah persoalan tentang konsep baik buruk.

B.RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah yang dimaksud akhlak islami ?
2.      Apakah yang menjadi sumber dan ciri-ciri akhlak islam ?
3.      Apa saja yang termasuk ruang lingkup akhlak islami ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN AKHLAK ISLAMI


ٌ BBُ‫ ُخل‬ yang
Kata “Akhlak” berasal dari bahasa arab, jamak dari khuluqun ‫ق‬
menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kata tersebut
ٌ BBB‫ َخ ْل‬ yang berarti
mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun ‫ق‬
ٌ ِ‫ ال‬B َ‫خ‬  yang berarti pencipta;
kejadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliq ‫ق‬
ٌ ْ‫ َم ْخلُو‬ yang berarti yang diciptakan.
demikian pula dengan akhluqun ‫ق‬
Secara epistemologi atau istilah akhlak bisa diartikan berbagai perspektif sesuai
dengan para ahli tasawuf diantaranya :
 Ibnu Maskawaih memberikan definisi sebagai berikut:
‫س دَا ِعيَةٌ لهَا َ اِلَى اَ ْف َعالِهَا ِم ْن َغي ِْر فِ ْك ٍر َور ُِويَّ ٍة‬
ِ ‫َحا ًل لِلنَّ ْف‬
Artinya:
“Keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan
tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu)”.

 Imam Al-Ghozali mengemukakan definisi Akhlak sebagai berikut:


ٍ ‫اس َخ ٍة َع ْنهَا تَصْ ُد ُر ْااَل ْف َعا ُل بِ ُسهُوْ لَ ٍة َويُس‬
‫ْر ِم ْن َغي ِْر َحا َج ٍة اِلَى فِ ْك ٍر َور ُِويَّ ٍة‬ ُ ُ‫اَ ْل ُخل‬
ِ ‫ق ِعبَا َرةٌ ع َْن هَيَْئ ٍة فِى النَّ ْف‬
ِ ‫س َر‬
Artinya:
Akhlak ialah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang daripadanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memertrlukan pertimbangan
pikiran(lebih dahulu)”.

 Prof. Dr. Ahmad Amin memberikan definisi, bahwa yang disebut akhlak
“Adatul-Iradah” atau kehendak yang dibiasakan. Definisi ini terdapat dalam suatu
tulisannya yang berbunyi:
ِ ُ‫َت َش ْيًأ فَ َعا َدتُهَا ِه َي ْال ُم َس َّماةُ بِ ْال ُخل‬
‫ق‬ ْ ‫ق بَِأنَّهُ عَا َدةُ ْااِل َرا َد ِة يَ ْعنِى َأ َّن ْاإِل َرا َدةَ اِ َذا ا ْعتَاد‬
َ ُ‫ضهُ ْم ْال ُخل‬
ُ ‫ع ََرفَ بَ ْع‬

2
Artinya:
“Sementara orang membuat definisi akhlak, bahwa yang disebut akhlak ialah
kehendak yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu,
maka kebiasaan itu dinakamakan akhlak.”
Sekalipun ketiga definisi akhlak diatas berbeda kata-katanya, tetapi
sebenarnya tidak berjauhan maksudnya, Bahkan berdekatan artinya satu dengan yang
lain. Sehingga Prof. Kh. Farid Ma’ruf membuat kesimpulan tentang definisi akhlak
ini sebagai berikut:
“Kehendak jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah karena
kebiasaan, tanpa memerlukan pertimbangan pikiran terlebih dahulu”.
  Pada dasarnya Akhlak sendiri terbagi menjadi 2 yaitu akhlak mahmudah
(terpuji) dan akhlak mazmumah (tercela) .Contoh Beberapa akhlak mahmudah seperti
bersikap setia, jujur, adil, pemaaf, disenangi, menepati janji, memelihara diri, malu,
berani, kuat, sabar, kasih sayang, murah hati, tolong menolong, damai, persaudaraan,
menyambung tali persaudaraan, menghoranati tamu, merendahkan diri, berbuat baik,
menundukkan diri, berbudi tinggi, memlihara kebersihan badan, cenderung kepada
kebaikan, merasa cukup dengan apa yang ada, tenang, lemah lembut, bermuka manis,
kebaikan, menahan diri dari berlaku maksiat, merendahkan diri kepada Allah, berjiwa
kuat dan lain sebagainya.
            Sedangkan yang termasuk dalam akhlak mazmumah, antara lain; egoistis,
lacur, kikir, dusta, peminum khamr, khianat, aniaya, pengecut, aniaya, dosa besar,
pemarah, curang, culas, mengumpat, adu domba, menipu, memperdaya, dengki,
sombong, mengingkari nikmat, homosex, ingin dipuji, ingin didengar kelebihannya,
makan riba, berolok-olok, mencuri, mengikuti hawa nafsu, boros, tergopoh-gopoh,
membunuh, penipuan, dusta, berlebih-lebihan, berbuat kerusakan, dendam, merasa
tidak perlu pada yang lain dan lain sebagainya yang menunjukkan sifat-sifat yang
tercela.1
1
M. Zein Yusuf, Akhlak-Tasawuf,(Semarang:Al-Husna,,1993,)hlm..56

3
  
   Secara sederhana akhlak islami dapat diartikan sebagai akhlak yang berdasarkan
ajaran islam atau akhlak yang bersifat islami. Kata islam yang berada di belakang
kata akhlak dalam hal menempati sebagai sifat.
Dengan demikian akhlak islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah,
disengaja, mendarah daging dan sebenarnya yang didasarkan pada islam. Dilihat dari
segi sifatnya yang universal, maka akhlak islami juga bersifat universal. Namun
dalam rangka menjabarkan akhak islami yang universal ini diperlukan bantuan
pemikiran akal manusia dan kesempatan sosial yang terkandung dalam ajaran etika
dan moral.
Dengan kata lain Akhlak Islami adalah akhlak yang disamping mengakui adanya
nilai-nilai universal sebagai dasar bentuk akhlak, juga mengakui nilai-nilai yang
bersifat lokal dan temporal sebagai penjabaran atas nilai-nilai yang universal itu.
Sebagai contoh yaitu menghormati kedua orang tua, adalah akhlak yang bersifat
mutlak dan universal. Sedangkan bagaimana bentuk dan cara menghormati kedua
orang tua itu dapat dimanifestasikan oleh hasil pemikiran menusia yang dipengaruhi
oleh kondisi dan situasi di mana orang yang menjabarkan nilai universal itu berada.

B.SUMBER DAN CIRI-CIRI AKHLAK ISLAMI


Karena akhlak islam merupakan system akhlak yang berdasarkan kepercayaan
kepada Tuhan, maka tentunya sesuai pula dengan dasar daripada agama itu sendiri.
Dengan demikian, dasar/sumber pokok daripada akhlak islam adalah Al-Qur’an dan
Al-Hadits yang merupakan sumber utama dari agama islam itu sendiri.
Dinyatakan dalam sebuah hadits Nabi:
َ ‫ضلُّوْ ا ما َ تَ َم َّس ْكتُ ْم بِ ِه َما ِكت‬
َ‫َاب هللاِ َو ُسنَّة‬ ُ ‫ تَ َر ْك‬: ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
ِ َ‫ت فِ ْي ُك ْم اَ ْم َر ْي ِن لَ ْن ت‬ َ ‫ك قَا َل النَّبُّى‬
ٍ ِ‫َس ْب ِن ماَل‬
ِ ‫ع َْن اَن‬
‫َو َرسُوْ لِ ِه‬
Artinya:

4
“ Dari Anas Bin Malik berkata: Bersabda Nabi Saw: Telah kutinggalkan atas kamu
sekalian dua perkara, yang apabila kamu berpegang kepada keduanya, maka tidak
akan tersesat, yaitu Kitab Allah dan Sunah Rasul-Nya”.
Memang tidak disangsikan lagi dengan bahwa segala perbuatan/tidakan
manusia apapun bentuknya pada hakikatnya adalah bermaksud untuk mencapai
kebahgiaan (saadah), dan hal ini adalah sebagai “natijah” dari problem akhlak.
Sedangkan saadah menurut system moral/akhlak yang agamis(islam), dapat dicapai
dengan jalan menuruti perintah Allah yakni dengan menjahui segala larangan Allah
dan mengerjakan segala perintah-Nya, sebagaimana yang tertera dalam pedoman
dasar hidup bagi setiap muslim yakni Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Sehubungan dengan Akhlak Islam, Drs. Sahilun A, Nasir menyebutkan bahwa
Akhlak Islam berkisar pada:
a.Tujuan hidup setiap muslim, ialah menghambakan dirinya kepada Allah,
untuk mencapai keridhaan-Nya, hidup sejahtera lahir dan batin, dalam kehidupan
masa kini maupun yang akan datang.

b.Dengan keyakinannya terhadap kebenaran wahyu Allah dan sunah Rasul-


Nya, membawa konsekuensi logis, sebagai standard dan pedoman utama bagi setiap
moral muslim. Ia member sangsi terhadap moral dalam kecintaan dan kekuatannya
kepada Allah, tanpa perasaan adanya tekanan-tekanan dari luar.

c.Keyakinannya akan hari kemuadian/pembalasan, mendorong manusia


berbuat baik dan berusaha menjadi manusia sebaik mungkin, dengan segala
pengabdiannya kepada Allah.
 Islam tidak moral yang baru, yang bertentangan dengan ajaran dan jiwa
islam, berasaskan darI Al-Qur’an dan Al-Hadits, diinterprestasikan oleh ulama
mujtahid.

e.Ajaran Akhlak Islam meliputi segala segi kehidupan manusia berdasrkan asas
kebaikan dan bebas dari segala kejahatan. Islam tidak hanya mengajarkan tetapi

5
menegakkannya, dengan janji dan sangsi Illahi yang Maha Adil. Tuntutan moral
sesuai dengan bisikan hati nurani , yang menurut  kodratnya cenderung kepada
kebaikan dan membenci keburukan. 2
Dengan demikian dapat ditegasakan disini bahwa dasar dari akhlak islam
secara global hanya ada dua yakni: Percaya adanya Tuhan dan percaya adanya hari
kemudian/ pembalasan, sebagai disebutkan oleh Abul A’la Maududi bahwa system
moral/akhlak ada yang berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan dan kehidupan setelah
mati.
Dalam islam, budi pekerti merupakan refleksi iman dari seseorang sebagai
contoh(suri tauladan) yang pas dan benar ialah Rasullah Saw. Beliau memiliki akhlak
yang sangat muia, agung dan teguh. Sehingga tidak mustahil kalau Allah memilih
beliau sebagai pemimpin umat manusia.
“Akhlak” di dalam ajaran islam sangat rinci, berwawasan multi dimensial bagi
kehidupan, sistematis dan beralasan realitas. Juga “Akhlak” banyak dibicarakan
tentang konsekuensi yang bagi manusia yang tidak berpegang pada “ akhlak islam”.
“Akhlak islam” bersifat mengarahkan, membimbing, mendorong, membangun
peradaban manusia dan mengobati bagi penyakit social dari jiwa dan mental. Tujuan
berakhlak yang baik untuk mendapatkan kebahagiann di dunia dan akhirat. Dua
simbolis tujuan inilah yang diidamkan manusia bukan semata berakhlak secara islami
hanya bertujuan untuk kebahagiaan dunia saja.
Dalam ajaran Islam memelihara terhadap sifat terpuji. Dan ada cirri-ciri akhlak
islamiyah yaitu:3
1.Kebajikan yang mutlak
Islam menjamin kebajikan mutlak. Karena Islam telah menciptakan akhlak yang
luhur. Ia menjamin kebaikan yang murni baik untuk perorangan atau masyarakat pada

2
Sahilun A. Nasir, Etika dan Problematikanya Dewasa ini,(Bandung:PT. Al-Ma’arif 1980) hlm.98-99

3
Jamaluddin Kafie,Psikologi Dakwah( Surabaya:Indah,1993)hlm.32

6
setiap keadaan, dan waktu bagaimanapun. Sebaliknya akhlak yang diciptakan
manusia, tidak dapat menjamin kebaikan dan hanya mementingkan diri sendiri.
2. Kebaikan yang menyeluruh
Akhlak islami menjamin kebaikan untuk seluruh manusia. Baik segala jaman,
semua tempat, mudah tidak mengandung kesulitan dan tidak mengandung perintah
berat yang tidak dikerjakan oleh umat manusia di luar kmampuannya.
3.Kemantapan
Akhlak Islamiayah menjamin kebaikan yang mutlak dan sesuai pada diri
manusia. Ia bersifat tetap, langgeng dan mantap, sebab yang menciptakan Tuhan yang
bijaksana, yang selalu memliharanya dengan kebaikan yang mutlak.
4.Kewajiban yang dipatuhi
Akhlak yang bersumber dari agama Islam wajib ditaati manusia sebab ia
mempunyai daya kekuatan yang tinggi menguasai lahir batin dan dalam keadaan suka
dan duka, juga tunduk pada kekuasaan rohani yang dapat mendorong untuk tetap
berpegang kepadanya. Juga sebagai perangsang untuk berbuat kebaikan yang diiringi
dengan pahala dan mencegah perbuatan jahat, karena takut skan siksaan Allah SWT.
5. Pengawasan yang menyeluruh
Agama islam adalah pengawas hati nurani dan akal yang sehat, islam
menghargai hati nurani bukan dijadikan tolak ukur dalam menetapkan beberapa
usaha. Firman Allah dalam surat Al-Qiyamah: 1-2 ; yang artinya: “Aku bersumpah
dengan hari kiamat, dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya
sendiri)”.

C.     RUANG LINGKUP AKHLAK ISLAMI


            Ruang lingkup Akhlak Islami sama dengan ruang lingkup ajaran Islam itu
sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak diniah
(agama/islami) mencakup berbagai aspek, dimulai dari Akhlak terhadap ALLAH,
hingga kepada sesama makhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-

7
benda yang tak bernyawa). Berbagai bentuk dan ruang lingkup Akhlak Islami yang
demikian itu dapat dipaparkan sebagai berikut:4
1) Akhlaq Terhadap Allah Swt
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang
seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai
khalik.Sikap atau perbuatan itu memiliki ciri-ciri perbuatan akhlak
sebagaimana stelah disebut diatas. Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa
manusia perlu beakhlak kepada Allah,Dua diantaranya adalah:
Pertama, karena Allah-lah yang mencipatakan manusia. Dia yang
menciptakan manusia dari air yang ditumpahkan keluar dari tulang punggung dan
tulang rusuk
Sebagai mana di firmankan oleh Allah dalam surat At-Thariq ayat 5-7 yang Artinya :
5) "Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?, (6). Dia
tercipta dari air yang terpancar, (7). yang terpancar dari tulang sulbi dan tulang
dada. (At-Tariq:5-7)

Kedua, karena Allah-lah yang telah memberikan perlengkapan panca indera,


berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, disamping anggota
badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia. Firman Allah dalam surat, An-
Nahl ayat, 78.
Yang Artinya: "Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur. ( Q.S An-Nahl : 78)

            Menurut Kahar Masyhur dalam bukunya yang berjudul "Membina Moral dan
Akhlak" bahwa akhlak terhadap Allah, itu antara lain :
            a.  Cinta dan ikhlas kepada Allah SWT.

4
Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf  jilid 1, (Jakarta : PT Raja Granfindo Persada,2010)hlm.65

8
            b.  Berbaik sangka kepada Allah SWT.
            c.  Rela terhadap kadar dan qada (takdir baik dan buruk) dari Allah SWT.
            d.  Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
            e.  Bertawakal/ berserah diri kepada Allah SWT.
            f.  Senantiasa mengingat Allah SWT.
            g.  Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT.
            h.  Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.

2)Akhlaq Terhadap Manusia


Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al-Qur'an berkaitan dengan
perlakuan sesama manusia. Petunjuk dalam hal ini bukan hanya dalam bentuk
larangan melakukan hal-hal negative seperti membunuh, menyakiti badan, atau
mengambil harta tanpa alasan yang benar, tetapi juga sampai kepada menyakiti hati
dengan cara menceritakan aib sesorang dibelakangnya, tidak perduli aib itu benar
atau salah.
Dalam hal ini Allah berfiman dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 263 : 
Yang Artinya: "Perkataan yang baik dan pemberian ma'af, lebih baik dari sedekah
yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan penerimanya), Allah
Maha Kaya Lagi Maha Penyantun.(Al-Baqarah :263) 

Di sisi lain Al-Qur'an menekankan bahwa setiap orang hendaknya didudukan


secara wajar. Tidak masuk kerumah orang lain tanpa izin, jika bertemu saling
mengucapkan salam, dan ucapan yang dikeluarkan adalah ucapan yang baik, firman
allah surat An-Nur ayat 24 :

Yang Artinya: "Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas
mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjaka.( An-Nur ayat 24 )

3) Akhlak Terhadap Lingkungan

9
        Yang dimaksud dengan lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang
disekitar manusia, baik binatang,tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda tak
bernyawa.
 Pada dasarnya Akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan
bersumber dari fungsi manusia sebaga manusia khalifah. Kekhalifahan menuntut
adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam.
Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemelihara’an, serta bimbingan, agar
setiap makhluk mencapai tujuan penciptanya.
           Dalam pandangan islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum
matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi
kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan pencipta’annya..
    Binatang,tumbuh-tumbuhan dan benda-benda tak bernyawa semuanya
diciptakan oleh Allah SWT, dan menjadi milik-Nya, Keyakinan ini mengantarkan
seorang muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah “umat”  Tuhan yang harus
diperlakukan secara wajar dan baik.
Allah Berfirman yang artinya:
“Apa saja yang kamu tebang dari pohon (kurma) atau kamu biarkan tumbuh, berdiri
diatas pokoknya, maka itu semua adalah atas izin Allah dan agar ia membalas
orang-orang fasik. (QS.Al-Hasyr, 59:5)

             Selain itu Akhlak Islam juga memperhatikan kelestarian dan keselamatan


binatang. Nabi Muhammad SAW .Bersabda:
Yang artinya “Bertaqwalah kepada Allah dalam perlakuanmu terhadap
binatang, kendarai lah dan beri makanlah dengan baik”.
E.SIKAP PRIBADI SEBAGAI ANAK TERHADAP ORANG TUA
Kisah luqman yang diberi hikmah oleh Allah dijelaskan di dalam surat
Luqman: 12:

10
َ‫ِإ َّن هللا‬B َ‫ َر ف‬B َ‫ ِه َو َم ْن َكف‬B ‫ ُك ُر لِنَ ْف ِس‬B ‫َولَقَ ْد اَتَ ْينَا لُ ْق َمانَ ْال ِح ْك َمةَ اَ ِن ا ْش ُكرْ هَّلِل ِ َو َم ْن يَ ْش ُك ُر فَِإنَّ َما يَ ْش‬
}12:‫َغنِ ٌّي َح ِم ْي ٌد {لقمان‬
Artinya:
“Dan sesungguhnya telah kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu bersyukurlah
kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya
ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa yang tidak bersyukur, maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya Lagi Maha Terpuji”.
(QS.Luqman: 12)
Kelanjutan kisah Luqman yang termuat dalam ayat di atas, bahwa beliau
menasehati dan member pesan kepada generasi selanjutnya (anak-anak) untuk
mewarisi nilai-nilai akhlak sebagai berikut:
1. Dilarang berbuat syirik (Menyekutukan) Allah (Luqman: 13)
2. Kewajiban berbakti kepada kedua oaring tua (Luqman: 14)
3. Keharusan tetap berbakti kedua orang tua di dunia(Luqman: 15)
4. Perintah menegakkan sholat, amar ma’ruf, nahi munkar dan sabar (Luqman: 17)
5. Tidak bersikap sombong, angkuh dan membanggakan diri sendiri (Luqman: 18)
6. Perintah bersikap sopan, santun dalam berjalan atau berbicara (Luqman: 19)
Beberapa perkara yang harus di perhatikan dan dilaksanakan oleh seorang
anak kepada Orang tua yakni:
a.Berbuat Baik kepada Ibu dan Ayah, Walaupun keduanya Lalim
b.Berkata Halus dan mulia kepada Ibu dan Ayah
c.Mendoakan ayah ibu yang telah tiada itu dan memintakan ampun kepada Allah dari
segala dosa orang tua kita.
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

11
Berdasarkan materi yang telah diuraikan dalam makalah diatas maka dapat
disimpulkan :
1.Akhlak islami adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja,
mendarah daging dan sebenarnya yang didasarkan pada islam.
2. Dasar/sumber pokok daripada akhlak islam adalah Al-Qur’an dan Al-
Hadits yang merupakan sumber utama dari agama islam itu sendiri.
3. Ruang lingkup Akhlak Islami sama dengan ruang lingkup ajaran Islam itu
sendiri, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan. Akhlak diniah
(agama/islami) mencakup berbagai aspek, dimulai dari Akhlak terhadap ALLAH,
hingga kepada sesama makhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-
benda yang tak bernyawa).

B.SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini semoga dapat memberikan manfaat kepada
kita untuk lebih memahami tentang akhlak dan menjadikannya pedoman berperilaku
di kehidupan kita sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
M. Zein Yusuf, Akhlak-Tasawuf.Semarang:Al-Husna,,1993
Sahilun A. Nasir, Etika dan Problematikanya Dewasa ini.Bandung:PT. Al-
Ma’arif 1980

12
Jamaluddin Kafie,Psikologi Dakwah.Surabaya:Indah,1993
Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf  jilid 1.Jakarta : PT Raja Granfindo
Persada,2010

13

Anda mungkin juga menyukai