Anda di halaman 1dari 8

Assalamualaikum Wr Wb

Mohon Ijin, berikut kami sampaikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh tutor pada
tugas 2

Pertanyaan :
1) Jelaskan pengertian moral, budi pekerti, akhlak, etika dan hubungan diantara semuanya!

Jawaban :

Pengertian Moral
Secara etimologis moral berasal dari Bahasa latin, mores, bentuk jamak dari more, atinya adat
atau kebiasaan. Secara terminologi moral adalah ajaran tentang tindakan seseorang yang dalam
hal sifat, perangai, kehendak, pendapat, atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar
atau salah, baik atau buruk.

Sidi Gazalba mengartikan moral sebagai kesesuaian dengan ide-ide yang umum diterima tentang
tindakan manusia, man ayag baik dan mana yang wajar. Jadi moral adalah tindakan yang umum
sesuai dengan dan diterima oleh lingkungan tertentu atau kesatuan sosial tertentu.

Dalam The Advanced Leaner’s Dictinary of Current English dikemukakan pengertian moral
sebagai :
1) prinsip-prinsip yang berkenan dengan benar dan salah, baik dan buruk;
2) kemampuan untuk memahami antara benar dan salah, dan;
3) ajaran atau gambaran tingkah laku yang baik.

Dari beberapa pengertian diatas, moral dapat diartikan dengan “menyangkut baik buruknya
manusia sebagai manusia”, moralitas dapat diartikan dengan “keseluruhan norma-norma
dan nilai-nilai dan sikap moral seseoran atau masyarakat”. Moral mengacu pada baik buruk
perilaku bukan fisik seseorang.

Pengertian Budi Pekerti


Budi pekerti merupakan kata majemukdari kata budi dan pekerti. Kata budi berasal dari Bahasa
Sanskerta yang berarti sadar, yang menyadarkan, alat kesadaran. Budi secara istilah adalah
yang ada pada manusia yang berhubungan dengan kesadaran yang didorong oleh akal.
Sementara, pekerti yaitu apa yang terlihat pada manusia karena didorong oleh perasaan.
Sehingga Budi Pekerti adalah perpaduan dari hasil akal dan rasa yang berwujud pada karsa dan
tingkah laku manusia.

Perngertian Akhlak
Ahlak berasal dari Bahasa arab, ‫ أخ الق‬yang merupakan bentuk jamak (plural) dari khuluq
(‫ُلخ‬
ُ ‫)خق‬.
ُ Secara Bahasa akhlak mempunyai arti tabiat, perangai, kebiasaan, atau karakter. Menurut
kamis al-Munjid, kata akhlak mempunyai akar yang sama dengan kata khalqun ‫ُل‬ ‫خق ُخ‬
ُ (kejadian),
khaliqun ‫لاخ‬َ ِ‫( ٌق‬pencipta) dan makhluqun ‫( ٌقْ وُ ْلخَا‬yang menciptakan). Dalam arti Bahasa
akhlak sering disinonimkan dengan moral dan etika.
Berdasarkan arti akhlak secara Bahasa, arti istilah akhlak yang dikemukakan oleh para ulama
juga mengacu pada masalah tabiat atau kondisi batin yang mempengaruhi perilaku manusia.
Berikut pengertian dari beberapa ulama tentang istilah akhlak :
1. Ahmad Amin dalam bukunya yang berjudul Al-Akhlak mendefinisikan akhlak sebagai
kehendak yang biasa dilakukan. Artinya segala Sesuatu kehendak yang terbiasa
dilakukan disebut akhlak.
2. Ibn Maskawih dalam kitabnya, Tahzib al-Akhlaq wa Tathirul A’raq, mendefinisikan
akhlak sebagai : “keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan-perbuatan tanpa melalui pemikiran dan pertimbangan (sebelumnya)”.
3. Imam al-Ghazali dalam kitabnya, Ihya ‘Ulumuddin, mendefinisikan akhlak sebagai :
“segala sifat yang tertanam dalam hari, yang menimbulkan kegiatan-kegiatan denga
ringan dan mudah tanpa memerlukan pemikiran sebagai pertimbangan”.

Dari definisi diatas dapat di simpulkan bahwa akhlak adalah keadaan yang tertanam dalam
jiwa berupa keinginan kuat yang melahirkan perbuatan-perbuatan secara langsung dan
berturut-turut tanpa memikirkan pemikiran lebih lanjut.
Dua hal penting tentang akhlak, yaitu :
1. akhlak berpangkal pada hati, jiwa, atau kehendak;
2. akhlak merupakan perwujudan perbuatan sebagai kebiasaan (bukan perbuatan yang
dibuat-buat, tetapi sewajarnya).

Dengan demikian, akhlak dalam ajaran islam merupakan perbuatan manusia sebagai ekspresi
atau ungkapan dari kondisi jiwa. Akhlak meskipun berpangkal dari jiwa tetapi ia tidak akan
berhenti di dalam jiwa saja melainkan ternyatakan dalam perbuatan.

Pengertian Etika
Secara etimologi (berdasarkan asal usul kata), etika berasal dari Bahasa Yunani, ethos yang
berarti watak kesusilaan atau adat. Secara istilah etika adalah ilmu yang membicarakan tentang
tingkah laku manusia. Sebagian ahli yang lain mengemukakan definisi etika sebagai teori
tentang laku perbuatan manusia dipandang dari segi nilai baik dan buruk sejauh yang dapat
ditentukan akal,

Pengertian etika menurut “Ahmad Amin” adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk,
menerangkan apa yang seharusnya dilakukan manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh
manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang
seharusnya dibuat.

Pengertian etika menurut “Soegarda Poerbakawatja: adalah filsafat nilai, kesusilaan tentang baik
buruk, serta berusaha mempelajari nilai-nilai dan juga merupakan pengetahuan tentang nilai-nilai
itu sendiri.

Etika dalam buku van Dale’s Grootwoordenbooek adalah sebagai filsafat praktis, yakni kaidah-
kaidah rasa moral, ajaran tentang filsafat rohani umumnya.
Definisi etika menurut Ensiklopedi Winkler adalah sebagai bagian dari filsafat yang
memperkembangkan teori tentang tindakan, dalil-dalilnya dan tujuan yang diarahkan kepada
makna tindakan.
A Handbook of Christian Ethics, menyebutkan etika sebagai ilmu normative yang memandang
manusia sebagai tenaga moral, mempertimbangkan tindakan kebiasaannya dan karakter dengan
tinjauan tentang benar dan salahnya, kecenderungannya kepadanya yang baik dan yang
buruknya.

Dalam Encyclopedia Britanica, etika dinyatakan sebagai filsafat moral, yaitu studi yang
sistematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik, buruk, harus, benar, salah dan
sebagainya.

Menurut Frankena, sebagamana juga dikutip Ahmad Charris Zubair mengatakan bahwa etika
adalah cabang filsafat, yaitu filsafat moral atau pemikiran filsafat tentang moralitas, problem
moral, dan pertimbangan moral.

Dari beberapa definisi diatas memehami etika dari empat sudut yaitu :
1. Dilihat dari objek pembahasannya (etika membahas perbuatan yang dilakukan oleh
manusia seperti perbuatan yang timbul dari seseorang yang melakukannya dengan
sengaja dan sadar saat melakukannya serta perbuatan yang timbul dari seseorang
yang tiada kehendak, dan tidak sadar waktu dia melakukannya, tetapi dapat
diikhtiarkan perjuangannya untuk melakukan arau melakukannya di waktu dia
sadar);
2. Dilihat dari segi sumbernya (etika bersumber pada akal pikiran atau filsafat. Etika
merupakan hasil dari pergumulan akal dalam upaya memahami perbuatan manusia dari
sudut nilai baik, buruk, benar, salah, layak, tidak layak, sesuai dengan kemampuan
penelitian akal manusia. Etika dalam penyusunan teorinya juga memanfaatkan berbagai
ilmu yang membahas perilaku manusia seperti ilmu antropologi, psikologi, sosiologi,
ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya. Ilmu yang disebutkan itu memiliki objek
pembahasan yang sama dengan etika, yaitu perbuatan manusia).
3. Dilihat dari segi fungsi (etika berfungsi sebagai penilai, penentu, dan penetap terhadap
suatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia. Etika berperan sebagai konseptor terhadap
sejumlah perilaku yang dilaksanakan oleh manusia. Peranan etika tampak sebagai wasit
atau hakim, dan bukan sebagai pemain. Etika merupakan suatu konsep atau pemikiran
mengenai nilai-nilai untuk digunakan dalam menentukan posisi atau status perbuatan
yang dilakukan manusia. Etika mengacu pada pengkajian sistem nilai-nilai yang ada).
4. Dilihat dari segi sifat (etika bersifat relatif. Karena etika bersumber dari akal, sedangkan
akal manusia tidak sama, maka etika yang dihasilkan bukanlah sebuah kebenaran mutlah
yang wajib diikuti oleh orang lain. Etika bisa berubah-ubah sesuai dengan perubahan
situasi dan tempat.)

Dengan demikian, etika adalah sebagai ilmu sama dengan ilmu akhlak, yakni kajian tentang laku
perbuatan manusia dari segi baik dan buruk, harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan
berdasarkan akal. Hanya saja, ilhu akhlak atau etika islam tidak hanya bersumber pada akal,
melainkan yang terpenting adalah bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits.
Pertanyaan :
2) Jelaskan pengertian tasamuh, taawun, dan musawah diserta ayat al-Qur’an!

Jawaban :

Pengertian tasamuh
a. Secara bahasa, tasamuh artinya toleransi, tenggang rasa atau saling mengharagai.
b. Secara istilah, tasamuh artinya suatu sikap yang senantiasa saling menghargai antar sesama
manusia.

Firman Allah SWT dalam QS. Al hujurat ayat 12 dan 13 memberikan penjelasan secara
gambling bahwa sikap toleransi tidak memandang suku, bangsa, dan ras.

QS. Al Hujurat ayat 12

‫اَّ أَاُّ َيي اَي‬


‫َو َبنِ ُتمَ ا َو ُنمَ َ ن ِي َخ‬ُ َ‫َّ َارِِ َث‬
‫َّ ِو َخ‬‫ع َِّننخ َ ن ِظخ‬ ‫ث َ ن ِظخ‬
‫َّ ََ ُض َخ‬ ‫َمَ َالَخ خ َِّ ُم ُخ‬ ُ َ ‫ُ ن‬ َ َ ‫غ َالَخ ا‬‫ُث اَبُ َب ُخ‬
‫كض ُخ‬ ُ ‫كي ََ ُض‬َ ‫خ ََ ُض‬
‫حغُّخ‬ َ
ِ ‫ُث أ ُا‬‫م ُكا ُخ‬ َ َ
َ ‫أ أنُخ أ‬ ُ
‫ث اَل ُا َخ‬ ُ َ ‫خ‬
‫ح َخ‬ ‫خِ ِخ‬ َ
ِ ‫ِم ُخك َو ُِ َبي أ‬ ُ ‫ُ ُب‬ َ َُ ‫خ َاَا ن ُتمَ خ‬
ُ ‫ض ِث‬ ‫خخَل َِّننخ خ َ ق ن َخ‬ َ ‫َو ن‬
‫ث ا َ نم ُخ‬
‫مِ ُخ‬ ِ ٌَ

artinya : Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan),


karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan
orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara
kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah
kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

QS. Al Hujurat ayat 13

‫ين أَاُّ َيي اَي‬ ‫خق َ ُت َنيا ُخ‬


‫ُث ََِّننخ َ نن ُخ‬ ‫ُث َا ُأ ُثرَأَخ ٍَ َا َخث ِو ُخ‬
َ َّ ‫و َض ُق َنيا ُخ‬
َ ‫ا ُضمََي َا‬
ُ ‫أ‬ ‫ك أَ ُا َث َوض ُخ‬
‫ُث َِّننخ خ ِ َب َضي ٌَُُمَ َا َلتَيبِ َخ‬ ‫َ ُن َخ‬
ِ ‫خ‬ ‫َ ق ن ِخ‬
َ
‫خ َِّننخ خ أ ُاتَيا ُخ‬
‫ُث‬ ‫ن‬
‫ث َ ق َخ‬ ‫ِث ََقِِ ُخ‬ ‫ختِ ُخ‬ َ

artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Di hadapan Allah semuanya adalah sama, si kaya, si miskin, si hitam, si putih, yang
membedakan mereka di hadapan Allah adalah prestasi takwa.

Toleransi ini terdiri dari 2 macam yaitu :


1. Toleransi terhadap sesama muslim.
2. Toleransi terhadap nonmuslim.

Toleransi terhadap sesame muslim adalah kewajiban yang harus dilakukan sebagai wujud
persaudaraan yang diikat oleh tali akidah yang sama.
Adapun toleransi dengan nanmuslim ada batasnya, yaitu selama mereka juga mau menghargai
kita, tidak menyerang dan tidak menggusur dari kampung halaman.

Dalil Naqli sikap Tasamuh


Firman Allah dalam Qs. Asyura ayat 15

َ ِ ‫ا َُقِ َ َي‬
‫لخ‬ ‫ث خ َُي ُْ ُخ‬ ‫َِ َب ِت ُخ‬ُ ‫ِي َا‬ َ ‫م َا‬ ‫ت َالَخ خ ُأ ِو ُث َخ‬‫ث ا َ نب ِت ُخ‬
‫ُ ُخ‬ ُ َ‫ُأ خ أ‬
ُ ‫ُ َمَ َا‬ ‫َ َال ُخ‬ ‫ِي ا َو ُن ُخ‬
َ َِ ‫ل‬ ‫خ أَ ُث َز َخ‬‫َّ َ ق ن ُخ‬
‫م خ اِ َبيوَخ ِو ُخ‬ ‫َا ُأ ِو ُث ُخ‬
َ
‫ُث َِ َُ ِك َخ‬
‫ل‬ ‫ِي ُ َني َ َني خ َا ٌََُّ ُض ُخ‬
‫ث ٌََُّ َني َ ق ن ُخ‬
‫خ خ ََ ُِ َنض ُخ‬ َ ‫ُث َا َض ُخ‬
َ َُ ‫ُث أ‬ ‫ِي ُض ُخ‬ َ
َ َُ ‫ج لَخ خ أ‬‫ُ َخ‬‫م ن‬ ُ ‫ث ََ ُِ َن َني‬‫خ خ َاََ ُِ َن ُض ُخ‬ ‫ت َ ق ن ُخ‬
‫ِ ُخ‬َ ُ ُ َ ‫خ ََ ُِ َن َني ا‬
‫ِث َاَِّ َ ُِ ِخ‬
‫خ‬ ‫ص ُخ‬ ِ ِ َ َُ

Terjemah Arti : Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana
diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan
katakanlah: "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku
diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan
Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu.
Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara
kita dan kepada-Nya-lah kembali (kita)".

Hikmah Sikap Tasamuh


1. Dapat menjaga kerukunan dan keharmonisan dalam pergaulan.
2. Dapat memperluas pergaulan.
3. Dapat menunjukkan sikap jiwa besar.
4. Dapat menghilangkan kesulitan diri sendiri maupun orang lain.

Pengertian Ta’awun
Menurut bahasa yang artinya Saling menolong maksudnya setiap orang hendaknya berusaha
untuk menolong orang lain yang memerlukan pertolongan untuk meringankan beban atau
penderitaan orang lain tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhannya dalam menolong
merupakan kewajiban bagi setiap manusia, dengan tolong menolong kita akan dapat membantu
orang lain dan jika kita perlu bantuan tentunya orangpun akan menolong kita.
Al-Qur’an menganjurkan untuk melakukan Ta’awun. Hal ini ditegaskan dalam QS.
Al-Maidah ayat 2

‫اَّ أَاُّ َيي اَي‬‫حقُّمَ لَخ ا َو ُنمَ َ ن ِي َخ‬ ِ ‫ا َضيبِ َخث ُا‬ َ ‫خ‬ ‫ر ُي َخث َالَخ َ ق ن ِخ‬ ‫َْ ن‬ َ ُ َ ‫ْ َالَخ‬
‫ح َثَ َخ‬ ‫ك َالَخ َ ُ َي ُك َخ‬ ‫َِّ َالَخ َ ُت ََالبِ َخ‬ ‫َ ا ِ ظو َخ‬ ‫ْ َ ُتَ ُِ َخ‬‫ح َثَ َخ‬ َ َُ
‫ُال اَ ُت َب ُبمنَخ‬ َ
‫َّ َُك خ‬ ‫ث ِو ُخ‬ ‫َ َمَثَي ٌَ َِ ظ ِي ُخ‬ ُ ٌِ ‫ث َاٍَََِّ خ َا‬ ‫مق َ ُق ُب ُخ‬َ َ‫دََي ُْا‬ ُ ‫ُث َالَخ خ َُي‬ ‫ُ ِث َو ننض ُخ‬
ُ َ‫َن ا‬ ‫ا َن ُخ‬ َ ْ ‫ُث أنُخ َل ُم َخ‬َ ‫دكُّاا ُخ‬ َ َّ ‫ََ ِخ‬
‫ُ ِخ‬
‫ك‬ َ
ِ ُ َ ِ َ َِ ُ َ ‫خ‬
َْ ‫ث‬ ‫ح‬ ُ َ ‫نُخ‬ َ ‫أ‬ َ‫ا‬ ‫ك‬ ‫ب‬ ‫ض‬
ُ َ َُ ‫ا‬ ‫خ‬ َ‫م‬ ‫ث‬ ‫ا‬‫ي‬ ‫ض‬
َُ َ ََ‫ا‬ ‫ا‬ ‫أ‬ َ ‫ق‬ ََ ‫ِ ِظ‬‫خ‬
‫ث‬ ‫ت‬ ُ َ ‫ا‬
‫َخ‬ ‫م‬ ‫ت‬
ُ
َ ‫َ ن‬‫ب‬ َ‫ا‬ ‫خ‬ ‫ل‬
‫َخ‬ ‫ا‬ َ‫م‬ ‫ث‬
َ َُ َ َ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ض‬ ‫ا‬ ‫أ‬ َ ‫ق‬ َ ‫خ‬
‫ث‬ ُ
‫م‬ ُ َ
َ ِ ِ ِ َ ُ ُ َ ‫خ‬
‫َن‬ ‫ا‬ ‫ك‬ ‫ض‬ ُ َ‫ا‬ ‫خ‬ َ ُ ‫َ قن َ ن‬
‫خ‬
‫ا‬ َ‫م‬ ‫ت‬ ‫ا‬ َ ‫خ‬
‫خ‬
‫خ َِّننخ خ‬ ‫ك َ ق ن َخ‬ َ ‫َ ُ ِضتَيوِخ‬
‫ا ِكا ُخ‬

Terjemah Arti : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah,
dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu)
binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula)
mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari
kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan
ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu)
kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

Melalui ayat ini allah swt, menyuruh umat manusia untuk saling membantu, tolong menolong
dalam mengerjakan kebaikan/kebajikan dan ketaqwaan. Sebaliknya Allah melarang kita untuk
saling menolong dalam melakukan perbuatan dosa atau pelanggaran.

Pengertian dari musawah

Musawah adalah pengungkapan kalimat yang maknanya sesuai dengan banyaknya kata-kata, dan
kata katanya sesuai dengan luasnya makna yang dikehendaki, tidak ada penambahan ataupun
pengurangan.

Contoh-Contoh :
a. Allah Swt berfirman dalam QS.Al-Baqarah ayat 110

ُ ِِ‫ص َال َخص َاأَل‬


َ‫ِم‬ ‫ك ُومَ َا َوي خ َ نز َاي َخص َاا ُامَ َ ن‬
‫ُث ُا َت ِ ظ‬ ِ ُِ ‫َّ َِ َ ُث‬
‫َض ُخ‬ ‫خ ُِ َخث ِو ُخ‬
َ ‫ك اَُِ ُكا ُخك‬
‫َ ُن َخ‬ ‫خ َِّننخ خ َ ق ن ِخ‬
ِ ‫خ‬ ‫ِي َ ق ن َخ‬
َ َِ ‫ِقُمنَخ‬
َ ‫ِث ا َ ُض‬
‫ص ُخ‬
ِ ََ

artinya : “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Dan apa-
apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat
pahalanya pada sisi Allah”

QS. Fathir ayat 43

ُ ‫ََ َ ٌُأِخ ُِف‬


ٌََ ‫َِبِ ُضتَي‬ ُ ‫س َا َو ُضثَخ‬
‫َ ِِ ظ ِخ‬
‫ِل َالَخ خ َ ن‬
‫ح ُخ‬ َ َُ‫س‬
ِ َ‫ِ ُض ُخث ا‬ ‫َ ِِ ظ ُخ‬
‫خ َِّلنخ َ ن‬‫ُقِ ِخ‬ُ َ‫أ خ َِل‬ ‫َ َِّلنخ اَ ُن ُُثانَخ َُ َي ُخ‬
‫ِ نن َخ‬ ُ َِّ‫ََ َ نا ِ َخ‬ُ
‫ك َُق َ ُخ‬
‫َّ خ‬ ‫َ اَُِ َخ‬
‫َ نن ِخ‬
ُ ِ ‫خ‬ ‫َّ خ ا َ ُت ِك َخ‬
‫اال َ ق ن ِخ‬ ‫ك َا َ ُخ‬
‫َ اَُِ َخ‬
‫َ نن ِخ‬ ُ ِ ‫خ‬ ‫ح ِم َخ‬
‫اال َ ق ن ِخ‬ ُ َ‫ا‬

Artinya : karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat.
Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya
sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah
yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak
akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan
menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu.

An-Nabighah Adz-Dzubyani berkata :


‫اس َع‬ ََ ْ‫نَا ْل ُم ْنتَأَىَ َعن‬
ِ ‫كَ َو‬ ََّ َ‫تَأ‬
ََ ‫نَ ِخ ْل‬ َْ ‫لَالَّ ِذيََْهُ ََوَ ُم َْدَ ِر ِك‬
َْ ِ‫َ َوإ‬#َ‫ي‬ َِ ‫فَإِنَّكَََ َكالَّ ْي‬
Sesungguhnya kamu itu seperti malam yang dapat mengejarku sekali pun engkau menduga
bahwa menghindar darimu banyak tempat yang luas.
Tharafah bin Abd berkata :
َ‫نَلَ َْمَتُ َز ِّو ِد‬
َْ ‫ار َم‬ ََ ‫َ َويَأْتِ ْي‬#ََ‫تَ َجا ِهل‬
ِ َ‫كَبِاألَ ْخب‬ ََ ْ‫كَاألَيَّا َُمَ َما ُكن‬
ََ َ‫َستُ ْب ِديََْل‬
Hari-hari akan menunjukkan kepadamu apa-apa yang belum engkau ketahui,dan akan datang
kepadamu orang-orang yang belum pernah kauberi bekal dengan membawa aneka ragam
berita.

Pertanyaan :
3) Bagaimana perwujudan akhlak terhadap alam?

Jawaban :
a. Tidak mengekspoitasi sumber daya alam secara berlebihan yang berpotensi merusak tatanan
siklus alamiah.
b. Tidak membuang limbah secara sembarangan yang dapat merusak lingkungan alam.
c. Secara lebih detail dan individual, agama misalnya melarang binatang atau di bawah pohon
yang rindang (karena membuat tidak nyaman orang yang bernaung dibawahnya).

Pertanyaan :
4) Jelaskan klasifikasi agama dalam pelbagai kategori !

Jawaban :
Dalam studi agama, para ahli agama mengklasifikasikan agama ke dalam berbagai kategori.
Menurut al-Maqdoosi agama di klasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu 1) agama wahyu dan non
wahyu, 2) agama misionaris dan non misionaris, dan 3) agama lokal dan uvinersal. Dengan
uraian sebagai berikut :

1. Wahyu dan Non-wahyu


Yang dimaksud dengan agama wahyu adalah agama yang menghendaki iman kepada Tuhan,
kepada para rasul-rasulnya dan kepada kitab-kitabnya serta pesannya untuk disebarkan
kepada segenap umat manusia. Sebaliknya agama non-wahyu tidak memandang esensial
penyerahan manusia kepada taat aturan ilahi di atas. Berikut adalah perbedaan agama wahyu
dan non-wahyu sebagai berikut :
Pertama, agama wahyu berpokok pada konsep keesaan Tuhan sedangkan agama bukan
wahyu tidak demikian.
Kedua, agama wahyu beriman kepada Nabi, sedangkan agama non-wahyu tidak.
Ketiga, sumber utama ketentuan baik dan buruk dalam agama wahyu adalah kitab suci
sedangkan dalam agama non-wahyu, bukan sumber utama.
Keempat, semua agama wahyu lahir di Timur Tengah, sedangkan agama non-wahyu diluar
area tersebut.
Kelima, agama wahyu timbul didaerah-daerah yang secara historis dibawah pengaruh ras
semitik, walaupun kemudian menyebar luas ke luar area pengaruh ras semitik, sedangkan
agama non-wahyu lahir di luar wilayah pengaruh ras semitik.
Keenam, sesuai dengan ajarannya agama wahyu bersifat misionaris, sedangkan agama non-
wahyu tidak bersifat misionaris.
Ketujuh, ajaran agama wahyu jelas dan tegas, sedangkan agama non-wahyu kabur dan sangat
elastis.
Kedelapan, agama wahyu meberikan arah dan jalan yang lengkap bagi pemeluknya,
sedangkan agama non-wahyu hanya pada aspek tertentu saja. Yang tergolong agama wahyu
adalah Yahudi, Kristen dan Islam. Diluar yang tiga itu adalah agama non-wahyu, seperti
Hindu, Budha dan Confusionisme.

2. Misionaris dan Non-misionaris


Agama misionaris adalah agama yang ajarannya mengharuskan penganutnya menyebarkan
kepada seluruh manusia. Sedangkan agama non-misionaris tidak memuat tuntutan tersebut.
Menurut Al-Masdoosi agama yang tergolong misionaris hanya Islam. Akan tetapi, pada
perkembangan berikutnya, Kristen dan Budha menjadi agama misionaris.

3. Rasial dan Universal


Ditinjau dari segi rasial dan geografis agama didunia terbagi kedalam tiga golongan yaitu 1.
Semitik, 2. Arya dan 3. Mongolia. Yang termasuk agama semitik adalah Yahudi, Kristen dan
Islam. Sedangkan yang tergolong arya adalah Hindu, Jainisme, Sikhiisme, Zoaterianisme.
Sedangkan yang tergolong mongolia adalah Confusionisme, Taoisme dan Shintoisme.

Pertanyaan :
5) Jelaskan fungsi profetik agama !

Jawaban :

fungsi profetik agama adalah bahwa agama sebagai sarana menuju kebahagiaan juga memuat
peraturan-peraturan yang mengkondisikan terbentuknya batin manusia yang baik, yang
berkualitas, yaitu manusia yang bermoral (agama sebagai sumber moral) kearifan yangg
menjiwai langkah hukum dengan memberikan sanksi hukum secara bertahap sehingga membuat
orang bisa memperbaiki kesalahan (bertaubat kepada Tuhan).

Nama Siswa : Haerun


NIM : 0411009953
Prodi : Manajemen
UPBJJ UT Jambi

Anda mungkin juga menyukai