Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Allah SWT menciptakan manusia bukanlah tanpa tujuan. Manusia sebagai makhluk paling
sempurna di muka bumi ini diciptakan-Nya sebagai khalifah, pemimpin dan penjaga amanat
Sang Khalik. Manusia diberikan akal untuk berpikir, hati untuk merasakan kasih sayang Allah,
dan tubuh yang menjadi sarana untuk beribadah. Dari segala sesuatu yang telah dititipkan Allah
kepada manusia , ada satu hal yang menjadi ukuran derajat seorang manusia dimuka bumi, yaitu
akhlak. Akhlak yang baik adalah cerminan baiknya akidah dan syariah yang diyakini seseorang.
Buruknya akhlak merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang terhadap akidah dan
syariah. Rasulullah shallallahu‟alaihi wasallam merupakan suri tauladan bagi seluruh ummat.
Akhlak beliau adalah Al-Qur‟an. Sebagaimana pernyataan Aisyah ra,”Akhlak beliau
(Rasulullah) adalah Alquran.” (HR Abu Daud dan Muslim).
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah agama ini adalah untuk memenuhi tugas pembelajaran
perkuliahan sebagai mahasiswa, selain itu juga sebagai penambah ilmu agama bagi kita semua.
Makalah ini memberikan kita begitu banyak ilmu tentang Adab dan Etika dalam Islam,
InsyaAllah. Karena telah disebutkan dalam hadist Rasulullaah SAW yang artinya: “Kaum
mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya diantara mereka.”
(HR. At Tirmidzi).

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian etika, moral dan akhlaq dalam Islam


1. Pengertian Akhlak dan Objek Kajiannya
Dilihat dari sudut etimologi perkataan “Akhlak“ (‫ق‬ ٌ َ‫ )َأ ْخال‬berasal dari bahasa Arab
jama’ dari “Khuluqun“ ( ‫ق‬ ٌ ُ‫ ) ُخل‬yang menurut lughat diartikan adat kebiasaan (al-adat),
perangai, tabi’at (al-sajiyyat), watak (al-thab), adab/sopan santun (al-muru’at), dan agama
(al-din). Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan “Khalqun“ (
‫ق‬ ٌ ‫ )خَ ْل‬yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan “Khaliq“ (‫ق‬ ٌ ِ‫ )خاَل‬yang berarti
pencipta dan “makhluq“ (‫ق‬ ُ ْ
ٌ ْ‫ ) َمخلو‬yang berarti yang di ciptakan dan dari sinilah asal mula
perumusan ilmu akhlak yang merupakan koleksi ugeran yang memungkinkan timbulnya
hubungan yang baik antara Makhluk dengan Khaliq dan antara Makhluk dengan makhluk
. Bahkan dalam kitab ”al-Mursyid al-Amin Ila Mau’idhah al-Mu’min” telah dijelaskan
perbedaan antara kata ”al-Khalqu” (ُ‫)لخَ ْلق‬ ْ dengan kata ”al-Khuluqu” (ُ‫ )اَ ْل ُخلُق‬sebagai berikut
: ‫اط ِن‬F ِ Fَ‫ َو َح َسنُ ْالب‬,‫ت‬ ُ ‫ فَ ُحسْنُ الظَّا ِه ِر ه َُو ْال َج َما ُل َك َما َع َر ْف‬,‫ اَى َح َسنُ الظَّا ِه ِر َو ْالبَا ِط ِن‬: ‫ق‬ِ ُ‫ق َو ْال ُخل‬
ِ ‫ فُالَنَ َح َس ِن ْالخ َْل‬: ‫يُقَا ُل‬
‫ة‬Fِ ‫ت ْال َج ِم ْي َد ِة َعلَى ْال َم ْذ ُموْ َم‬ِ ‫هُ َو َغلَبَةُ الصِّ فَا‬

Artinya : “ Dikatakan : Fulan itu baik kejadiannya dan baik budi pekertinya ” ,
maksudnya baik lahir dan batinnya. Yang dimaksud ” baik lahir ” yaitu baik rupa atau
rupawan, sedang yang dimaksud ” baik batin ” yaitu sifat-sifat kebaikan ( terpuji ) yang
menghalalkan atas sifat-sifat tercela ” .

Jadi jelas bahwa kata ”al-Khalqu” (ُ‫ق‬F‫ )اَ ْلخ َْل‬itu mengandung arti kejadian yang
bersifat lahiriah seperti wajah seseorang yang bagus atau yang jelek. Sedangkan kata ”al-
Khuluqu” (ُ‫ )اَ ْل ُخلُق‬atau jamak dari “Akhlak“ (‫ق‬ ٌ َ‫ )َأ ْخال‬itu mengandung arti budi pekerti atau
pribadi yang bersifat rohaniah seperi sifat-sifat terpuji atau sifat-sifat tercela. Bahkan Ibnu
Athir dalam kitabnya “An-Nihayah“ telah menerangkan bahwa : “Hakikat makna
khuluqun (‫ق‬ ٌ F ُ‫ ) ُخل‬itu ialah gambaran batin manusia yang tepat (yaitu jiwa dan sifat-
sifatnya), sedang makna khalqun (‫ق‬ ٌ ‫ ) َخ ْل‬merupakan gambaran bentuk luarnya (raut muka,
warna kulit, tinggi rendah tubuhnya, dan sebagainya)“. Dalam bahasa Yunani pengertian
“Khuluqun“ (‫ق‬ ٌ ُ‫ ) ُخل‬ini dipakai kata ethicos atau ethos, artinya adat kebiasaan, perasaan
batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan, kemudian kata ethicos ini berubah
menjadi ethika (memakai h) atau ”etika” (tanpa h) dalam istilah Indonesia. Sedangkan
dalam pengertian sehari-hari “Khuluqun“ (‫ق‬ ٌ ُ‫ ) ُخل‬umumnya disamakan artinya dengan arti
kata “budi pekerti“ atau “kesusilaan“ atau “sopan santun“. Angkatan kata “budi pekerti“,
dalam bahasa Indonesia, merupakan kata majemuk dari kata “budi“ dan “pekerti“ .
Perkataan “budi“ berasal dari bahasa Sansekerta, bentuk isim fa’il atau alat, yang berarti
“yang sadar“ atau “yang menyadarkan“ atau “alat kesadaran“. Bentuk mashdarnya
(momenverbal) budh yang berarti “kesadaran“ . Sedang bentuk maf’ulnya (obyek) adalah
2
budha, artinya “yang disadarkan“ . Pekerti, berasal dari bahasa Indonesia sendiri, yang
berarti “ kelakuan “ .

Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam
perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Objek kajiannya
adalah perbuatan manusia, dan norma atau aturan yang dijadikan untuk mengukur
perbuatan dari segi baik dan buruk. Akhlak dalam Islam memiliki fungsi utama. Al-
Qur‟an menjelaskan konsep baik dengan istilah:

 Tayyibah; sesuatu yang memberikan kelezatan kepada panca indera dan jiwa.
 Hasanah; sesuatu yang disukai atau dipandang baik.
 Khair; sesuatu yang baik menurut umat manusia.
 Mahmudah; sesuatu yang utama akibat melaksanakan sesuatu yang disukai Allah.
 Karimah; perbuatan terpuji yang ditampakkan dalam kehidupan sehari-hari.
 Birr; upaya memperbanyak perbuatan baik.

Sedangkan menurut para ahli, pengertian akhlak adalah sebagai berikut:


Menurut Abu Hamid Al Ghazali : Akhlak ialah sifat yang terpatri dalam jiwa manusia
yang darinya terlahir perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan senang        dan mudah
tanpa memikirkan dirinya serta tanpa adanya renungan terlebih dahulu.
Menurut Ahmad bin Mushthafa : Akhlak merupakan sebuah ilmu yang darinya dapat
diketahui jenis-jenis keutamaan, dimana keutamaan itu ialah terwujudnya keseimbangan
antara tiga kekuatan yakni kekuatan berpikir, marah dan syahwat Ciri-Ciri Perbuatan
Akhlak:
1) Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya.
2) Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran.
3) Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan
dari luar
4) Dilakukan dengan sungguh-sungguh.
5) Dilakukan dengan ikhlas.
2. Pengertian Etika
Kata etika, seringkali disebut pula dengan kata etik, atau ethics (bahasa Inggris),
mengandung banyak pengertian. Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari
kata Latin “Ethicos” yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang
asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian
lambat laun pengertian ini berubah, bahwa etika adalah suatu ilmu yang mebicarakan
masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana
yang dapat dinilai tidak baik.
Secara bahasa etika ialah tingkah laku, tata krama, sopan santun. Sedangkan menurut
istilah etika adalah kebaikan atau kejahatan, dimana jiwa manusia diatribusikan(disifatkan)

3
dengannya,serta terjadi lewat pengusahaan dan kebiasaan, sesuai dengan standar-standar
kebaikan yang dibuat oleh manusia untuk dirinya sebagai makhluk yang berakal dan berhak
merdeka.
Etika merupakan ilmu tentang tingkah laku manusia prinsip-prinsip yang
disistimatisir tentang tindakan moral yang betul. Etika dalam islam akan melahirkan konsep
ihsan, yaitu cara pandang dan perilaku manusia dalam hubungan sosial dan hanya untuk
mengabdi pada Tuhan, bukan ada pamrih di dalamnya.
3. Pengertian Moral
Menurut asal katanya “moral” dari kata mores dari bahasa Latin, kemudian
diterjemahkan menjadi “aturan kesusilaan”. Dalam bahasa sehari-hari, yang dimaksud
dengan kesusilaan bukan mores, tetapi petunjuk-petunjuk untuk kehidupan sopan santun dan
tidak cabul. Jadi, moral adalah aturan kesusilaan, yang meliputi semua norma kelakuan,
perbuatan tingkah laku yang baik. Kata susila berasal dari bahasa Sansekerta, su artinya
“lebih baik”, sila berarti “dasar-dasar”, prinsip-prinsip atau peraturan-peraturan hidup. 
a. Secara bahasa moral ialah ajaran yang mengajarkan agar mengetahui baik dan buruk.
Sedangkan menurut istilah moral adalah ajaran tentang baik buruk perbuatan dan
kelakuan, akhlak, kewajiban.
b. Dalam moral diatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan, dan suatu
perbuatan yang dinilai tidak baik dan perlu dihindari. Moral berkaitan dengan
kemampuan untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah. Dengan
demikian, moral merupakan kendali dalam bertingkah laku. Moral Islam adalah
tingkah laku seseorang yang muncul secara otomatis berdasarkan kepatuhan dan
kepasrahan pada pesan (ketentuan) Allah Swt. Akhlak kepada Allaha) Beribadah
kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembahNya sesuai
dengan perintah-Nya.b) Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai
situasi dan kondisi,baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada
Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
c. Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti
ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan
manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu.
d. Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu
hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
e. Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya
rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa

4
2.2 Aktualisasi akhlak
1. Akhlak kepada Allah
a) Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk
menyembahNya sesuai dengan perintah-Nya.
b) Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan
kondisi,baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah
melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
c) Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan
inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan
manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu
d) Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan
menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
e) Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa
dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa.
2. Akhlak Kepada Rasululullah Saw
Akhlak terhadap Rasulullah adalah cara kita berinteraksi secara tidak langsung
kepada Rasulullah SAW yang meliputi tata cara bersikap kepada beliau dan tata cara
berinteraksi dengan segala sesuat yang di bawanya.

Contoh akhlak terhadap Rasulullah antara lain :

 Mencintai dan memuliakannya . Mencintai Rasulullah juga berarti mencintai


orang-orang yang di cintai oleh beliau dan membenci orang-orang yang di
bencinya.Lebih khusus mencintai keluarga dan sahabat-sahabatnya.
 Menghormati dan memuliakan Rasulullah. Bentuk penghormatan dan
pemuliaan terhadap beliau adalah tidak boleh mendahului beliau dalam
mengambil keputusan atau menjawab pertanyaan. Bentuk lain menghormati
Rasulullah dapat di teruskan oleh umatnya yaitu dengan tidak mengeraskan
suara di hadapan para ulama pewaris nabi.
 Mengikuti dan menaati segala yang di ajarkan kepada kita. Mengikuti
Rasuullah adalah bukti kecintaan seorang hamba terhadap Allah SWT.
 Mengucapkan sholawat dan salam untuk Rasulullah. Perintah untuk
bersholawat menunjukkan betapa mulia dan terhormatnya kedudukan
Rasulullah di sisi Allah. Di samping bukti penghormatan kepada beliau juga
untuk kebaikan kita sendiri.
3. Akhlak kepada diri sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya
baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita,
dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau
bahkan membahayakan jiwa.Sesuatu yang dapat membahayakan diri kita itu bisa

5
bersifat psikis. Misalkan iri, dengki, munafik dan lain sebagainya. Itu semua dapat
membahayakan jiwa kita, semua itu merupakan penyakit hati yang harus kita hindari.
Cara untuk memelihara akhlak terhadap diri sendiri :
A.Shidiq
Shidiq artinya benar atau jujur, lawan dari dusta atau bohong. Seorang
muslim dituntut selalu berada dalam keadaan benar lahir batin, benar hati, benar
perkataan dan benar perbuatan. Rasulullah memerintahkan setiap muslim untuk
selalu shidiq, karena sikap shidiq membawa kepada kebaikan, dan kebaikan akan
mengantarkannya ke surga.Shidiq (benar) meliputi benar perkataan, benar
pergaulan, benar kemauan, benar janji dan benar kenyataan.
B. Amanah
Amanah artinya dapat dipercaya, seakar dengan kata iman. Sifat amanah lahir
dari kekuatan iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin pudar pula
sifat amanah pada dirinya.Bentuk amanah dapat berupa tidak menyalahgunakan
jabatan untuk kepentingan tertentu, menunaikan kewajiban dengan baik dan
memelihara semua nikmat yang diberikan Allah SWT.
C.Istiqamah
istiqamah adalah sikap teguh dalam mempertahankan keimanan dan
keislaman sekalipun menghadapi berbagai tantangan dan godaan. Seorang yang
beriman haruslah istiqamah dalam ketiga dimensi tersebut. Dia akan selalu
menjaga kesucian hatinya, kebenaran perkataan dan kesesuaian perbuatannya
dengan ajaran Islam.
D. Iffah
Iffah yaitu menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik dan memelihara
kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan
menjatuhkannya. Untuk menjaga kehormatan diri tersebut, dia harus dapat
mengendalikan hawa nafsunya, tidak saja dari hal-hal yang haram, bahkan
kadang-kadang harus juga menjaga dirinya dari hal-hal yang halal karena
bertentangan dengan kehormatan dirinya..
E. Tawadhu’
Tawadhu’ artinya rendah hati, kebalikan dari sombong atau takabur.
Orang yang rendah hati tidak memandang dirinya lebih hebat dari orang lain.
Rendah hati berbeda dengan rendah diri.Sikap tawadhu’ adalah sifat mulia yang
lahir dari kesadaran akan Kemahakuasaan Allah atas semua hamba-Nya.
F. Malu
Malu atau dalam bahasa Arab al-hayaa-uadalah sikap menahan segala
kecenderungan berbuat keburukan, kedzaliman, kekejian, kewenang-wenangan
dan tindak kemaksiatan lainnya. Orang yang memiliki rasa malu akan
mendapatkan banyak kebaikan. Perasaan malu juga merupakan akhlak yang
paling asli dan pokok pada Rasulullah SAW.
G. Sabar
6
Sabar bermakna menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai
karena mengharapkan ridho Allah. Sabar dalam hal ini berarti menahan dan
mengekang diri dari mempertuhankan hawa nafsu.
H. Pemaaf
Pemaaf adalah sikap suka memberi maaf terhadap kesalahan orang lain
tanpa harus menunggu orang yang bersalah meminta maaf kepada, tetapi boleh
jadi karena hambatan psikologis menyebabkan seseorang tidak mau meminta
maaf. Kebalikan dari sifat pemaaf adalah dendam, yaitu menahan rasa
permusuhan di dalam hati dan menunggu kesempatan untuk membalas.
4. Akhlak kepada sesama manusia
 Akhlak kepada Tetangga atau masyarakat
1) Tidak Menyakiti Tetangga dan Murah Hati.
Menyakiti tetangga adalah perbuatan yang diharamkan dan termasuk
di antara dosa-dosa besar yang wajib untuk dijauhi. Sedangkan Islam
mengajarkan umatnya agar senantiasa bersikap murah hati terhadap para
tetangga dan memuliakannya. Di antara sikap memuliakan tetangga dan
berbuat baik kepadanya adalah: memberikannya hadiah walaupun tidak
seberapa nilainya
2) Memulai salam
Memulai salam adalah bagian dari tanda-tanda tawadhu (rendah hati)
seseorang dan tanda ketaatannya kepada Allah subhanahu wata’ala.
Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman,”…Dan berendah dirilah
kamu terhadap o-rang-orang yang beriman.” (QS. 15:88)
3) Bermuka berseri-seri (ceria)
Berwajah berseri-seri dan selalu tersenyum saat bertemu dengan para
shahabatnya adalah merupakan kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,”Senyummu
kepada saudaramu adalah sedekah.” (HR. at-Tirmidzi. Dishahihkan oleh al-
Albani).
4) Memberikan Penghormatan yang Istimewa.
Seorang muslim yang baik adalah seorang yang memperhatikan tata
krama dalam bertetangga, tidak mencampuri urusan yang tidak bermanfaat
baginya, dan tidak menanyakan urusan-urusan orang lain yang bersifat
pribadi.Maka jika anda ingin mendapat cinta dan simpati tetangga, janganlah
pernah mencampuri urusan-urusan pribadi mereka.
5) Menerima Udzur (permohonan maaf).
Bersikap toleransi dengan tetangga, dan lemah lembut dalam
berinteraksi dengannya merupakan salah satu kiat untuk menarik simpati
tetangga. Contohnya: Dengan menerima permohonan maaf darinya, dan

7
menganggap seolah-olah ia tidak pernah melakukan kesalahan tersebut.
Karena tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah.
6) Menasehati dengan lemah lembut.
Seorang muslim yang baik ketika ia tahu tetangganya berbuat maksiat
adalah menasehatinya dengan lemah lembut, dan mengajaknya kembali ke
jalan Allah shallallahu ‘alaihi wasallam, memotivasinya agar berbuat baik,
dan memperingatkannya dari kejahatan, serta mendo’akannya tanpa
sepengetahuannya
7) Menutup Aib.
Seorang mu’min adalah seorang yang mencintai saudara-saudaranya,
menutup aibnya, bersabar atas kesalahannya, dan menginginkan saudaranya
selalu mendapatkan kebaikan ,taufiq serta istiqamah.
8) Mengunjungi Tetangga
Seseorang hendaknya mencari waktu yang tepat untuk mengunjungi
tetangganya. Tidak mendatanginya dengan tiba-tiba atau tanpa mengabarinya
terlebih dahulu atau meminta izin kepadanya. Dan hendaklah tidak membuat
tetangga merasa terbebani atau direpotkan dengan kunjungannya.
9) Bersikap Ramah Tamah.
Di antara para tetangga adalah dengan bersikap ramah tamah terhadap
mereka dengan ungkapan dan ucapan yang baik dan lembut, atau dengan
memberikan hadiah istimewa kepadanya, atau dapat pula dengan mengundang
mereka untuk makan di rumah kita, dan lain sebagainya.

 Akhlak  Terhadap Orang Tua (Ibu Dan Bapak)


a. Akhlak terhadap orang tua yang masih hidup
Orang tua (ibu dan bapak) adalah orang secara jasmani menjadi asal
keturunan anak. Itu pula sebabnya secara kudrati, setiap orang tua menyayangi
dan mencintai anaknya sebagai mana ia menyayangi dan mencintai dirinya
sendiri. Orang tua tidak mengharapkan balas jasa dari anak atas semua
pengorbanan yang diberikan kepada anak. Harapan orang tua hanya satu yaitu
kelak anaknya menjadi anak yang saleh dan salehah, anak yang memberi
kebahagiaan orang di dunia dan mendo’akan mereka setelah mereka
meninggal dunia.Atas dasar itu, antara lain yang menyebabkan seorang anak
harus berbakti kepada orang tua.
b. Akhlak terhadap orang tua yang Sudah Meninggal
Seorang ayah atau ibu yang sudah meninggal dunia masih memiliki hak
mendapatkan limpahan pahala dari do’a yang disampaikan anaknya. Hal ini
juga mengandung arti bahwa anak memiliki kewjiban mendo’akan orang
tuanya yang sudah meninggal. Dalam ajaran tasawuf, dikatakan, do’a yang
paling besar kemungkinan diterima Allah adalah do’a seorang anak untuk

8
orang tuanya dan do’a oaring fakir untuk orang kaya.Kita sebagai anak,
meskipun orang tua kita sudah wafat, orang tua tetap sebagai orang tua yang
wajib dihormati, oleh sebab itu, kewajiban anak terhadap mereka berlanjut
sampai mereka wafat.
 Akhlak terhadap Keluarga
Beberapa sikap yang harus dimunculkan oleh setiap anggota keluarga tersebut
diantaranya:
1. Memimpin rumah tangga adalah sebuah tanggung jawab, demikian juga
memimpin bangsa. Tanggung jawab itu pun idealnya harus ditunjang dengan
kemampuan di berbagai bidang termasuk kemampuan leadership
(kepemimpinan).
2. Kerjasama
Dalam konteks yang lebih besar, kepemimpinan suatu bangsa misalnya tidak
mungkin mencapai sukses apabila langkah-langkah pemimpin daerah tidak
searah dengan kepemimpinan pusat. Kepemimpinan di setiap daerah itu
sendiri pun tidak akan berjalan mulus jika bertentangan dengan
kepemimpinan atau langkah-langkah keluarga dan jelaslah pula bahwa
keluarga merupakan tulang punggung bagi tegaknya suatu bangsa.
3. PerhitungandanKeseimbangan
Pengaturan dan keseimbangan dalam kehidupan keluarga dituntut oleh ajaran
Islam.Hal tersebut lahir dari rasa cinta terhadap anak dan tanggung jawab
terhadap generasi selanjutnya. Dalam al-Qur’an anak disebut sebagai “buah
hati yang menyejukkan”, serta “Hiasan kehidupan dunia”.
4. Disiplin
Dalam kehidupan berkeluarga, sikap kedisiplinan ini begitu penting. Untuk
mendapatkan kesejahteraan, seorang kepala keluarga perlu memiliki sikap
disiplin dalam mengatur waktu untuk bekerja, ibadah dan istirahat, demikian
juga seorang anak, untuk menggapai cita-citanya dia harus rela
mendisiplinkan diri dan waktunya untuk belajar, bermain, ibadah dan istirahat.
Tanpa kedisiplinan, keteraturan hidup susah tercapai.
5. Kasihsayang
keajaiban dari kekuatan besar yang dinamakan cinta yang merupakan anugrah
dari Allah SWT.Sejatinya, kekuatan besar tersebut melandasi seluruh aspek
kehidupan berkeluarga, karena dengan cinta sesuatu yang berat akan terasa
mudah.

5. Akhlak kepada Lingkungan Hidup


Alam adalah segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi beserta isinya, selain
Allah. Allah melalui Al-Qur’an mewajibkan kepada manusia untuk mengenal alam
semesta beserta isinya. Manusia sebagai khalifah diberi kemampuan oleh Allah untuk
mengelola bumi dan mengelola alam semesta ini. Manusia diturunkan ke bumi untuk
9
membawa rahmat dan cinta kasih kepada alam seisinya. Oleh karena itu, manusia
mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alam sekitarnya, yakni memakmurkan,
mengelola, dan melestarikan alam, sebagaimana firman-Nya: “Dia menciptakan kalian
dari bumi dan menjadikan kalian sebagai pemakmurnya.” (QS. Al-Anbiya’ 21:107).
Manusia mempunyai kewajiban untuk berakhlak kepada alam sekitarnya. Ini didasarkan
kepada hal-hal sebagai berikut:
 Bahwa manusia hidup dan mati berada di alam, yaitu bumi.
 Bahwa alam merupakan salah satu hal pokok yang dibicarakan oleh Al-Qur’an.
 Bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk melestarikan alam.
 Bahwa Allah memerintahkan manusia untuk mengambil manfaat yang sebesar-
besarnya dari alam, agar kehidupannya menjadi makmur.
 Manusia berkewajiban mewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan di muka bumi.

Dalam Islam ada aturan untuk mengendalikan diri dalam berinteraksi dengan alam,
yaitu ketika sedang melakukan ihram, seseorang dilarang mencabuti tumbuhan dan
berburu binatang.Pada intinya, etika Islam terhadap alam semesta hanya mengajarkan
satu hal saja yaitu perintah untuk tidak melakukan kerusakan di muka bumi.Akhlak
manusia terhadap alam bukan semata-mata untuk kepentingan alam, tetapi jauh dari itu
untuk memelihara, melestarikan dan memakmurkan alam ini. Dengan memenuhi
kebutuhannya sehingga kemakmuran, kesejahteraan, dan keharmonisan hidup dapat
terjaga. Berakhlak dengan alam sekitar dapat kita lakukan dengan cara melestarikan alam
sekitar sebagai berikut :
 Melarang penebangan pohon-pohon secara liar
 Melarang perburuan binatang secara liar
 Melakukan reboisasi
 Membuat cagar alam dan suaka margasatwa
 Mengendalikan erosi
 Menetapkan tata guna lahan yang lebih sesuai
 Memberikan pengertian yang baik tentang lingkungan kepada seluruh lapisan 9
masyarakat
 Memberikan sanksi-sanksi tertentu bagi pelanggar-pelanggarnya

Kerusakan alam dan ekosistem di lautan dan di daratan terjadi akibat manusia
tidak sadar, sombong, egois, rakus dan angkuh dan hal itu merupakan bentuk akhlak yang
buruk dan sangat tidak terpuji.Musibah yang menimpa manusia pada hakekatnya adalah
natijah (peringatan) dari perbuatannya sendiri. Ini sesuai dengan hukum kausal karena
manusia merusak lingkungannya sendiri, maka timbullah berbagai kesulitan hidup dan
malapetaka. Jadi, sebagai konsekuensi dari perbuatan melakukan kerusakan itu, manusia
harus bertanggungjawab. Tanggung jawab di dunia berupa :
 Kembali sadar dan tidak mengulangi perbuatannya yang merugikan lingkungan
itu
10
 Memperbaiki lingkungan yang telah dirusaknya, sehingga dapat berfungsi
kembali sesuai tujuan penciptaannya, dan
 Membayar ganti rugi, seorang yang merusak lingkungan harus diberi sanksi, baik
sanksi negara maupun sanksi agama.

Dengan demikian manusia bukan saja dituntut agar tidak alpa dan tidak angkuh
terhadap sumber daya yang dimiliknya, melainkan juga dituntut untuk memperhatikan
apa yang sebenarnya dikehendaki oleh pemilik (Tuhan) menyangkut apa yang berada di
sekitar manusia.firman Allah: “Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta yang
berada di antara keduanya, kecuali dengan (tujuan) yang hak dan pada waktu yang
ditentukan.” (QS. Al-Ahqaf 46:3)

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akhlak adalah hal yamg terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak
mencangkup segala pengertian tingkah laku, tabi’at, perangai, karakter manusia
yang baik, maupun yang buruk dalam hubungannya dengan kholiq atau dengan
sesama makhluk. Akhlak merupakan hal yang paling penting dalam pembentukan
akhlaqul karimah seorang manusia. Dan manusia yang paling baik budi
pekertinya adalah Rasulullah SAW. Akhlaq baik terhadap Allah SWT, terhadap
Rasulullah SAW, pribadi, sesame manusi dan lingkungan hidup perlu di
aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

12
DAFTAR PUSTAKA

content://com.sec.android.app.sbrowser/readinglist/1012202129.mhtml
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
ariessiswantosite.files.wordpress.com/2016/04/
etikamoraldanakhlak.ppt&ved=2ahUKEwiz79zA_4DeAhXDgI8KHecUB8cQFjABegQIB
xAB&usg=AOvVaw3rD10OC0FiMBE56YjmnR7R

13

Anda mungkin juga menyukai