Anda di halaman 1dari 13

(AKHLAK, ETIKA, DAN MORAL)

Fikriyyah Zahra Rahim


Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Majene
fikriyyahzahra970@gmail.com

Abstract:

This article aims to discuss akhlak, ethics and morals. Akhlak are behavior, good
or bad deeds and that are carried out consciously and are clearly visible and
reside in the soul of every individual. Ethics are good and bad actions viewed
from the perspective of logic or human reason. Meanwhile,morals are a person’s
behavior or attitude which is influenced by habits and customs. The research
method used in writting this article is literature study, which uses various
sources consisting of books and various articles or journals that have been
studied scientifically. Based on the results of data analysis, this reseach obtained
results showing that there are many theoretical points of view regarding akhlak,
ethics and moals.
Keywords: Soul, logic, habits

Abstrak:

Tulisan ini bertujuan untuk membahas Akhlak, Etika dan Moral. Akhlak
merupakan perilaku, perbuatan baik maupun buruk dan sikap yang dikerjakan
secara sadar serta terlihat jelas dan berada dalam jiwa setiap individu. Etika
merupakan perbuatan baik maupun buruk yang ditinjau dari segi logika atau akal
pikiran manusia. Sedangkan moral yaitu perilaku atau sikap seseorang yang
dipengaruhi oleh kebiasaan dan adat istiadat. Metode penelitian yang kami
gunakan dalam pembuatan artikel ini ialah study literature, yang menggunakan
berbagai macam sumber yang terdiri dari buku dan berbagai artikel atau jurnal
yang dikaji secara ilmiah. Berdasarkan hasil analisa data, penelitian ini
memperoleh hasil yang menunjukkan bahwa banyak sudut pandang teori tentang
akhlak, etika dan moral.
Kata Kunci: Jiwa, logika, kebiasaan.
PENDAHULUAN
Dalam menjalankan aktvitas sehari-hari, khususnya dalam pertemanan atau
pergaulan, kita mampu melihat dan menilai apakah perilaku setiap individu itu baik
atau buruk. Hal ini bisa dilihat dari perkataan dan perbuatan seseorang dan bisa
disebabkan oleh berbagai macam pengaruh diantaranya lingkungan internal dan
eksternal masing-masing individu.
Akhlak, etika dan moral tentu saja tidak bisa dipisahkan dari aktivitas atau
kehidupan individu. Jika diantaranya ada yang tidak diamalkan, maka bisa terjadi
penyimpangan di kalangan masyarakat. Sebelum itu, seharusnya kita dapat
memahami apa itu akhlak, etika dan moral serta dapat mengertahui setiap perbedaan
dari ketiganya. Kebanyakan manusia keliru dalam memahami akhlak, etika dan moral.
Moral beserta etika lebih condong kepada nilai-nilai atau hal-hal yang benar maupun
salah yang tidak bisa dipisahkan pada norma-norma masyarakat. Sedangkan akhlak,
tidak hanya bertujuan menciptakan kepribadian akan tetapi lebih ke arah batin atau
mental seseorang.1
Ketiga hakikat tersebut menjelaskan tentang mekanisme kesadaran pada diri
manusia, dan keterlibatan sang maha pencipta yang menjadi tantangan dan rintangan
bagi setiap orang dalam menghadapi saringan baik maupun buruk. Terciptanya
kondisi maupun situasi terhadap berbagai macam permasalahan membuat setiap orang
perlu berpikir keras atau kritis agar dapat membedakan mana hak, mana bathil, salah
maupun benar dan mengetahui mana yang halal dan mana yang haram.
Berdasarkan pernyataan di atas, kami menyusun artikel ini dengan tujuan ingin
lebih jauh mengetahui apa itu akhlak, etika dan moral dan ingin mengkaji apa saja
perbedaan dan persamaan antara akhlak, etika dan moral.

METODE PENELITIAN
Jenis metode penelitian yang kami digunakan ialah study literature atau studi
pustaka. Studi pustaka ini adalah cara memecahkan masalah melalui studi sumber
tertulis yang sudah mapan. Teknik pencarian informasi digunakan untuk mencari
buku, artikel, laporan dan catatan yang bersangkutan dengan problem yang akan dikaji
dan dipecahkan. Penelitian bekerja secara langsung dengan data tekstual atau numerik

1
Al-Mawardi, Etika, Moral dan Akhlak (23 desember 2017). Lihat Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter
Mulia (Jakarta : Rajawali Pers, 2014).
daripada dengan informasi langsung dari praktik dan saksi mata seperti peristiwa dan
orang. Setiap teks memiliki karakteristiknya masing-masing dan membutuhkan
pendekatan khusus. Kritik tekstual merupakan teknik yang sering digunakan dalam
penelitian seperti fisiologi.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
Akhlak secara bahasa berarti Khulq yaitu tingkah laku atau tabiat dan perangai.
Sedangkan akhlak menurut istilah ialah suatu sikap, perilaku atau perbuatan baik dan
tercela, yang dilaksanakanatau dilakukan dengan sadar dan berulang-ulang oleh suatu
individu tanpa memerlukan pertimbangan lebih dulu. Imam Al-Ghazali mengartikan
atau mendefinisikan akhlak sebagai suatu tatanan yang mendarah daging dalam diri
atau jiwa dan dari situlah berbagai perbuatan mengalir dengan sendirinya tanpa perlu
pertimbangan yang matang. 2
Akhlak pada dasarnya berada dalam jiwa setiap individu, menyatu dngan
perbuatan maupun perilaku, jika perilaku yang dilakukan itu baik atau mulia maka
dinamakan Akhlak Al-karimah (Akhlak Mahmudah), dan apabila perilaku tersebut
meerupakan perilaku yang tercela atau buruk, maka dinamakan (Akhlak Mazmumah).
Akhlak yaitu perilaku yang terlihat sangat jelas, baik dalam bentuk perbuatan
maupun perkataan, yang bersumber pada ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya. Akhlak
merupakan buah dari akidah dan syariah, yang erat kaitannya dengan Khalik (pencipta)
dan Makhluk (yang dicipta). Allah juga mengutus rasulnya untuk “menyempurnakan”
akhlak manusia dalam hal memperrbaiki hubuungan antara Makhluk (manusia)
dengan Khalik (Allah) dan Makhluk dengan Makhluk, jadi, tidak dibenarkan jika
masalah akhlak hanya ada pada masalah hubungan antara manusia dengan manusia
saja.
Atas dasar itu , dapat disimpulkan bahwa Akar dari akhlak ialah Akidah, syariah
sebagai batang pohon, dan Akhlak adalah buah dari akidah dan syariah yang baik.
Buahnya rusak jika pohonnya rusak pula, dan pohonnya rusak jika akarnya juga rusak,
maka akar, syariah, dan akhlak harus dijaga dan dipelihara dengan baik jika ingin
mendapatkan kemenangan di Akhirat.

2
Ibrahim Bafadhol, pendidikan Akhlak dalam Perspesktif Islam, Bogor, hlm. 46
Abdullah bin Amr berkata bahwa Rasullullah SAW bersabda:

َّ‫سنَكُ ْمَّ ُجلُق‬


َ ْ‫مِنَّأ ْخيَركُ ْمَّأح‬
ْ ََّّ‫إن‬

Artinya: “Sungguh yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik
akhlaknya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Pada Hadist lain, Rasulullah SAW berpesan pada Mu’adz bin Jabal dan Abu Dzar
Al-Ghifari untuk bergaul atau berteman dengan manusia yang berakhlak baik, dalam
sabdanya:
ٍ ُ‫اسَّبِ ُخل‬ ِ ‫سنَةََّت َم َح َماَّوخَا ِل‬ ْ َ‫َّوأتْبِعَّالسيهِئَة‬
َّ‫س ٍن‬
َ ‫قَّ َح‬ َ ‫قَّالن‬ َ ‫َّال َح‬ ِ َ َ‫ْثَّ َماَّكُ ْنت‬
ُ ‫ّللاَّ َحي‬
َ ‫اتقَّ ه‬

Artinya: “Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada. Iringilah


kesalahanmu dengan kebaikan, niscaya ia dapat menghapusnya. Dan pergaulilah
semua manusia dengan akhlak yang baik”. (HR At-Tirmidzi).

B. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa yunani ialah Ethos, yang artinya kebiasaan. Studi
tentang filsafat, nilai-nilai, dan moral dikenal sebagai etika. Etika adalah bidang
konseptual yang berhubungan dengan baik dan salah. 3 Hal tersebut menunjukkan
bahwa etika adalah suatu teori tentang pentingnya sikap baik dan buruk dalam suatu
aktivitas manusia, yang juga merupakan hakikat atau sifat dasar manusia.
Adat kebiasaan adalah bentuk jamak dari (ta etha) ini. Konteks makna terakhir
inilah yang melatarbelakangi terbentuknya kata “etika” oleh filsuf yunani terkenal
Aristoteles (284-322 SM), istilah ini merujuk pada filsafat moral. Kita harus
membatasi diri kita sendiri. Jadi kata etika ialah ilmu yang biasa dikerjakan atau
dilakukan dan pengetahuan tentang adat istiadat. 4 Selanjutnya, Ahmad Amin
menjelaskan pengertian etika dalam Mudhlor Ahmad dengan mengemukakan etika
adalah “Ilmu yang membahas apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang harus
dilakukan seseorang terhadap orang lain, mengapa seseorang harus bertindak, dan
bagaimana seseorang harus melakukan suatu tindakan yang seharusnya dilakukan”. 5

3
Linda Novi Trianta, Sri Widagdo, Haryo Kunto Wibisono, “Dimension of Pancasila Ethic in Bureaucracy:
Discourse of Governance” Jurnal Fokus Vol. 12, No. 72015.
4
Sya’roni, Etika Keilmuan: Sebuah Kajian Filsafat Ilmu, Jurnal Teologia, Vol, 25 No. 1, 2014.
5
Mudhlor Ahmad, Etika Dalam Islam, hlm.15.
Berdasarkan penjelasan tersebut kita dapat mengambil kesimpulkan bahwasanya
secara umum filsafat adalah sumber etika. Filsafat ini membahas kondisi atau situasi
ideal yang patut dimiliki atau diwujudkan manusia. Ilmu yang mempelajati baik dan
buruk adalah etika. Selain itu, fokus teori etika yaitu ada pada sudut pandang atau
pendirian mengenai apa yang dimaksud dengan perilaku manusia yang pantas dalam
lingkungan sekitar.

C. Pengertian Moral
Moral dalam bahasa latin yaitu mores, jamak dari kata mos yang berarti
kebiasaan atau adat istiadat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata
moral yaitu menentukan baik dan buruk sikap atau perilaku seseorang. Kemudian,
menurut istilah moral adalah suatu ungkapan yang dipakai untuk menentukan batas
dari kehendak, perangai, sifat, sikap, pendapat, perilaku atau perbuatan yang layak
dikatakan baik, buruk, benar atau salah. Dapat kita dipahami bahwasanya moral
merupakan kata yang sering dipakai untuk setiap batasan yang dilakukan manusia
dengan ketentuan atau penilaian benar atau salah, baik atau buruk..
Gilligan dalam Laurence A. Bloom, moralitas berkaitan dengan kepedulian
eseorang terhadap orang lain. Moral tidak sekedar berperilaku tetapi juga
membimbing seseorang untuk berbuat baik kepada orang lain. Moralpun melibatkan
emosi, tindakan dan kognisi yang tidak dapat diabaikan. 6
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasanya moral mempunyai unsur
yang berkaitan antara yang satu dengan yang lain, yaitu perasaan dan kesadaran saat
individu akan melakukan sesuatu. Seseorang harus sadar (tahu) dan kemudian
merasakan agar dapat bertindak sedemekian rupa yang disebut Thomas Lickona
sebagai berkarakter. Selain itu, Moralitas lebih erat kaitannya dengan standar hidup
yang dianut dalam suatu masyarakat.

D. Perbedaan dan Persamaan


1. Perbedaan antara Akhlak, etika dan Moral

6
Lawrence A. Blum, Gilligan snd Kohlberg, implications for Morals Theory, Chicago Junal 2009, 474-476.
Menurut perspektif Islam, akhlak adalah ilmu yang mengkaji benar dan salah
berdasarkan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Dalam konteks Islam, akhlak dipahami
sebagai cara pandang dan penghidupan terpuji yang dilandasi oleh ajaran Allah
sebagaimana yang diwahyukan dalam Al-Quran dan sebagaimana diajarkan Nabi
Muhammad SAW. Seseorang atau masyarakat bisa saja mengalami permasalahan
akhlak jika tidak menerapkan ajaran Al-Quran dan Sunnah dalam kehidupan
sehari-hari. Pengertian Etika Secara etimologis, berasal dari kata Yunani Ethos yang
berarti kualitas moral atau adat istiadat. dalam KBBI, etika diartikan sebagai ilmu
yang menyelidiki tentang baik dan buruk. Sedangkan secara istilah, Menurut Ki Hajar
Dewantara, seorang ahli terkemuka di bidang etika, bahwa etika adalah ilmu
pengetahuan yang menggali aspek baik dan buruk dari keberadaan manusia dengan
fokus pada pikiran dan emosi yang mengatur tindakan. Pada akhirnya, etika
memberikan kerangka kerja yang memandu tujuan dan pedoman moral kita. 7
Etika bersumber dari intuisi manusia yang lebih sering didasarkan pada teori.
berkaitan dengan usaha manusia yang digambarkan pada perilaku baik dan buruk.
Dengan kata lain perbuatan manusia yang mengarah pada fenomena tersebut
merupakan hasil ikhtiar dari akal dan pikiran manusia yang bertujuan untuk
mewujudkan keharmonisan.
Kemudian istilah “moral” berasal dari kata Latin “mores”, bentuk jamak dari
“mos” yang diterjemahkan menjadi “adat atau kebiasaan”. Dalam bahasa Indonesia,
moralitas diartikan sebagai aturan perilaku atau bahkan seperangkat aturan tertentu
yang digunakan untuk mengidentifikasi beberapa ciri-ciri tindakan orang lain, seperti
kemauan, pendapat, atau perilaku suatu hal yang dapat dengan jelas digambarkan
sebagai benar, jujur, atau salah. Istilah “moral” terkadang disalah artikan dengan
istilah “etika”, karena "moral" memiliki arti yang sama yaitu kebiaasaan dan adat.
Moralitas sendiri dapat diartikan sebagai standar dan prinsip yang membantu individu
atau komunitas mengendalikan tindakannya. Namun istilah lain yang berkaitan
dengan moralitas adalah kata yang akhirannya berasal dari kata “moral”, seperti
“moralitas”. Kualitas moral atau totalitas merupakan konsep yang berkaitan dengan
benar dan salah disebut “moralitas”. Oleh karena itu, moralitas suatu tindakan
mengacu pada komponen moralnya atau apakah tindakan tersebut baik atau jahat.
Berbeda dengan etika, moral adalah hukum normative dalam terminologi agama

7 Fahman, Akhlak, Etika, dan Moral, UIN Alauddin Makassar, Hlm:9


Islam disebut moral yang berlaku dalam budaya tertentu yang dibatasi oleh lokasi dan
waktu. Kajian antropologi berfokus pada bagaimana moralitas diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat tertentu, sedangkan filsafat mempelajari etika..
Ketika perbuatan dipahami sesuai dengan standar kebiasaan sebagai baik atau
buruk, yang terkait dengan konsep adat itu sendiri terbagi menjadi dua kategori:
a. Kebiasaan Shahihah
Nilai Moral yang `telah lama ditanamkan dalam masyarakat dari generasi ke
generasi. Nilai-nilai tersebut diterima secara normatif dan tidak bertentangan
dengan ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Qur'an dan Sunnah.
b. Kebiasaan Fasidah
sebuah kebiasaan yang bertentangan dengan keyakinan Islam namun telah
lama dilakukan oleh masyarakat.

Adapun landasan moral, terbagi menjadi tiga:


a. Sumber Moral
Sesuatu yang diperoleh melalui Perancang adat, berupa kepala suku, raja,
sultan, atau tokoh agama; Faktanya, sebagian besar adat istiadat berasal dari
budaya masyarakatnya sendiri, tanpa mereka sadari
b. Inti dari Sumber Moral
Adat istiadat adalah sumber moralitas sosial; Namun, subjek dan objek
berasal dari seseorang, dan adat istiadat masyarakat yang bersifat local hanya
berlaku di suatu tempat saja.
c. Tujuan Moral
tindakan dengan tujuan tertentu, seperti ketenangan, keamanan, dan
ketentraman. Mengejar kesejahteraan material dan spiritual adalah tujuan
moralitas Islam. tindakan dengan tujuan tertentu, seperti ketenangan, keamanan,
dan ketentraman. Mengejar kesejahteraan material dan spiritual adalah tujuan
moralitas Islam.
Jelas dari argumen sebelumnya bahwa moralitas dan etika bukanlah hal yang
sama.. Jika akhlak lebih bersifat transcendental karena bertitik tolak dari ajaran
Al-qur’an dan dan sunnah, maka etika dan moral merupakan makna yang diperoleh
manusia dari penjelasan ijtihadnya mengenai persoalan baik dan buruk demi
kesejahteraan keberadaan manusia di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat, yang
bersifat relatif, dan dinamis. Kesenjangan etika dalam sumber-sumber ini
menunjukkan bahwa akhlak dan moralitas selalu berubah-ubah, beradaptasi dengan
keadaan, tuntutan orang, dan kondisi baru. Etika ditetapkan oleh akal manusia, untuk
menyatukan manusia. Mirip dengan moral, yang merupakan norma-norma yang
ditetapkan tentang benar dan salah berdasarkan praktik budaya, moral juga berupaya
menghadirkan keselarasan dalam kehidupan individu. Salah satu pendekatan untuk
membina keharmonisan hubungan dengan khaliq (habl minallah) dan interaksi
interpersonal dengan sesama individu (habl minannas) adalah melalui akhlak, etika
dan moralitas.

2. Persamaan antara Akhlak. Etika, dan Moral


Kita dapat melihat beberapa persamaan antara akhlak, etika dan moral, seperti:
a. Tujuan beserta alasan di balik perilaku dsama-sama dibahas oleh akhlak, etika
dan moral.
b. Ilmu normatif, atau ilmu yang berpegang teguh pada norma dan standar yang
relevan, adalah akhlak, etika dan moral.
c. Berdasarkan peranan dan fungsinya masing-masing, akhlak, etika dan moral
semuanya berkaitan dengan penentuan benar atau salahnya perbuatan mausia
karena alasan baik atau buruk. Untuk sejahtera lahir dan batin, harus tercipta
masyarakat yang baik, tertib, aman dan damai. Hal ini berlaku untuk semua
ketentuan.
d. Perbuatan manusia yang mempunyai ukuran baik dan buruk, berobjek pada
akhlak, etika dan moral.

E. Penerapan Akhlak, Etika dan Moral Dalam Kehidupan Sehari-hari


1. Akhlak
Proses mengamalkan seluruh ajaran Islam dalam tindakan sehari-hari dikenal
dengan aktualisasi akhlak. Nilai-nilai yang hendaknya diusahakan oleh seorang
muslim untuk dijalani adalah sebagai berikut:
a. Akhlak kepada Allah
1) Percaya dan menyembah hanya kepada Allah, tidak mempertanyakan
keesaan-Nya, beriman kepada-Nya dan tidak menduakan-Nya.
Contoh: tidak menyembah pohon, behala dll.
2) Berzikir kepada Allah, memohon kepada-Nya untuk mengampuni kita,
katena kita adalah manusia tempatnya salah dan dosa.
3) Mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya dan beribadah hanya
kepada-Nya sesuai dengan petunjuk-Nya. Ibadah menunjukkan
ketaatan seorang muslim terhadap perintah Allah.
Contohnya, adalah dia (mengakui keterbatasan manusia di dunia) dan
mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi.
4) Tawakkal kepada Allah berarti menyerahkan diri sepenuhnya kepada
Allah dan menunggu hasil dari jerih payah.
5) Tawaduk kepada Allah artinya memiliki hati yang rendah hati di
hadapan Allah. Sadar akan rendah diri dan hina kita dihadapan Allah
SWT, harus kita akui bahwa hidup kita yang penuh kesombongan,
tidak mau memaafkan orang lain, dan tidak mementingkan diri sendiri
dalam beribadah kepada Allah adalah hal yang tidak patut.
b. Akhlak Kepada Rasulillah
1) menaati dan mengamalkan Sunnah Nabi. Meneladaninya adalah salah
satu contohnya.
2) Berdoa kepada Rasulullah: Allah telah memerintahkan umatnya untuk
senantiasa berdoa kepada Rasulullah agar mendapat syafaatnya di
akhirat maupun di dunia.
c. Akhlak Kepada Diri Sendiri
1) Apa pun keadaannya, kita harus selalu bersabar karena kesabaran akan
mengangkat kita ke tingkat yang lebih tinggi.
2) Selalu bersyukur: hendaknya kita selalu merasa mensyukuri segala
yang telah Tuhan berikan kepada kita.
d. Akhlak Kepada Keluarga
1) Ajarkan keluarga menjadi keluarga yang baik dengan pendidikan.
Misalnya, orang tua mendidik anaknya dalam mengaji dan berdoa.
2) Merawat keturunan menuntut kita untuk melindungi keturunan atau
anak kita dari bahaya. Karena keturunan kitalah yang akan menjadi
ahli waris kita setelah kita.
e. Akhlak Kepada Sesama Manusia
1) Menjaga persaudaraan.
2) Kita diperintahkan untuk terus saling tolong menolong satu sama lain
kapanpun jika ada yang membutuhkan.
3) Menepati janji.
f. Akhlak Kepada Sesama Makhluk
1) Memanfaatkan alam tidak berarti mengambil segala sesuatu darinya.
Misalnya, lahan yang disiapkan untuk digunakan untuk pertanian.
2) Melestarikan alam, bukan merusaknya.
Misalnya, menghindari pembakaran hutan dan penebangan pohon
secara tidak bertanggung jawab.

2. Etika
a. Etika Ketika Berteman
Berikut beberapa hal yang berlaku dalam etika:
1) Menjaga perasaan orang lain; hindari mengolok-olok mereka atau
menilai kesalahan mereka.
2) Menjaga, mempelajari moral dan karakter mereka, dan melibatkan
mereka dengan cara yang sesuai.
3) Perhatikan mereka, pelajari keadaan sekitar dan lingkungannya, serta
tanyakan kesehatannya.
4) Menyapa dengan senyuman dan kebaikan. Bicaralah sebaik mungkin
sesuai keadaan.
5) Tunjukkan kebaikan kepada orang lain dan hindari memata-matai
mereka.
6) Maafkan kesalahannya dan jangan minta pertanggungjawabannya.
7) Perhatikan baik-baik apa yang mereka katakan.
b. Etika Ketika Berjalan
Salah satu cara mempraktikkan etika di pinggir jalan yaitu:
1) Berjalan dengan sikap sewajarnya.
2) Pria dan wanita harus menjaga kontak mata.
3) Menjaga lingkungan, termasuk dengan memastikan sampah dibuang
pada tempatnya dan tidak buang air di sembarang.
4) Sampaikan salam kepada orang-orang yang dikenal dan tidak dikenal
di daerah Anda.
5) Menawarkan bantuan kepada orang yang tersesat di jalan.
6) Lindungi seseorang jika ada gangguan seperti perselisihan dll.

c. Etika Ketika Makan dan Minum


1) Carilah makanan halal.
2) Makan dan minum harus dilakukan dengan tujuan untuk memuji Allah
dan menerima keberkahan dari makanan dan minuman yang akan
dicerna oleh tubuh.
3) Cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
4) Mengucapkan terima kasih atas makanan dan minuman yang
dipersembahkan atau yang diberikan dan hindari mengkritik.
5) Hindari penggunaan peralatan emas dan perak untuk makanan atau
minuman.
6) Diawali dengan Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah saat
makan dan minum.
7) Sebaiknya kita mulai mengambil apa yang ada di depan kita dan mulai
makan dengan tangan kanan.
8) Batasi seberapa banyak Anda makan dan minum.
d. Etika Ketika Berbicara
1) Bicaralah dengan suara yang jelas, tidak terlalu tinggi atau terlalu
rendah, dapat dimengerti semua orang, dan tidak dibuat-buat.
2) Selalu berbicara dengan sopan.
3) Hindari membicarakan topik yang tidak berguna.
4) Bicaralah dengan tenang dan tanpa tergesa-gesa.
5) Hindari bahasa kotor.
6) Jangan berkata terlalu banyak atau memaksakan diri.
7) Perhatikan baik-baik apa yang dikatakan orang lain, hindari menyela
mereka, bersikaplah sesuai dengan apa yang mereka bicarakan, dan
jangan meremehkan sudut pandang orang lain.
8) Izinkan orang lain untuk berbicara daripada memonopoli pembicaraan.
9) Hindari bahasa dan ekspresi kasar yang menyebabkan tekanan
emosional dan menyalahkan orang lain.

3. Moral
Pada tahap kehidupan ini, prinsip moral sangatlah penting. Mayoritas cita-cita
yang kita anut saat dewasa sudah tertanam dalam diri kita sejak masa kanak-kanak
dan seterusnya. Berikut beberapa contoh penerapan moral:
a. Menanamkan pada anak kebiasaan mengucapkan “terima kasih” setiap
menerima sesuatu atau dibantu orang lain merupakan contoh pendidikan moral
yang dapat diterapkan di rumah.
b. Menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya.
c. Hormati sudut pandang orang lain.
d. Saat Anda bertemu seseorang yang lebih tua, sapalah.
e. Katakan "tolong" kepada orang lain saat Anda membutuhkan bantuannya.
f. Saat berada di tempat umum, berikan tempat duduk kepada ibu hamil, orang
lanjut usia, dan orang sakit.

KESIMPULAN
Makna, ruang lingkup dan tujuan akhlak, etika dan moral semuanya sama.
Namun keduanya berbeda satu sama lain. Dalam perspektif Islam, akhlak dan
ketakwaan sangat erat kaitannya karena sama-sama mengupayakan hubungan yang
lebih dekat dengan Allah SWT. Dalam rangka meningkatkan mutu ilmu pengetahuan,
agama dan amal, akhlak merupakan komponen keilmuan yang wajib digunakan dalam
berbagai bidang dan profesi. Keberadaannya dianggap mampu memprediksi naik
turunnya suatu bangsa, agama, atau negara. Oleh karena itu, pembahasan tentang
akhlak sangatlah penting.
Kesimpulannya: Akhlak berupa asas dan kaidah benar dan salah. Kemudian,
akhlak diwujudkan dalam perilaku yang berpedoman pada Al-Quran dan Sunnah.
Ilmu etika mengkaji aspek positif dan negatif dari keberadaan manusia. Hal ini
mencakup seluruh aspek terutama proses mental dan emosional yang mengarah pada
pembentukan sikap. Kemudian Moral adalah sentimen internal seseorang yang dapat
berkembang menjadi kebiasaan dan mempengaruhi perilakunya. Akhlak, etika, dan
moral merupakan bidang ilmu yang mengkaji persoalan benar dan salah, serta
memiliki persamaan dan perbedaan. Masalah baik dan buruk diperiksa menggunakan
persamaan yang sama, dan perbedaannya dapat dilihat dari landasan atau dasar yang
digunakan.
REFERENSI
Syarifah Habibah, AKHLAK DAN ETIKA DALAM ISLAM, Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) Universitas Syiah Kuala, JURNAL PESONA DASAR Vol. 1 No.
4, Oktober 2015.
Al Mawardi. MS, ETIKA, MORAL DAN AKHLAK, Jurnal LenteraL PPMAl muslim
Bireu, Pendidikan Agama Islam pada Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Susyana, MAKALAH AKHLAK TASAWWUF RUANG LINGKUP SEPUTAR
AKHLAK, ETIKA, MORAL DAN KESUSILAAN PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STAI NIDA EL-ADABI. 2022.
ALPHA PRIMA GALATHEO QALLBU dkk, PERBEDAAN AKHLAK ETIKA DAN
MORAL, UNIVERSITAS SIBER ASIA PROGRAM STUDI INFORMATIKA. 2022.
Wirda Hanim dkk, MAKALAH AGAMA ETIKA MORAL DAN AKHLAK DALAM
ISLAM, UNIVERSITAS SAMUDRATAHUN. 2017.
FAHMAN dan NUR AMALIA DAUD, MAKALAH PENGERTIAN AKHLAK ETIKA
DAN MORAL, PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS,
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI UIN ALAUDDIN MAKASSAR. 2021/2022.
Reksiana, KERANCUAN ISTILAH KARAKTER AKHLAK MORAL DAN ETIKA,
Dosen Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta, THAQÃFIYYÃT, Vol.
19, No.1, Juni 2018.
Ahmad Amin. (1983). Al- Akhlak, Etika ( Ilmu Akhlak ). Ahli bahasa K.H. Farid
Maruf. Jakarta: Bulan Bintang.
Franz Magnis Suseno. (1996). Etika sosial. Jakarta: Gramedia.
Hamzah Yaqub. (1983). Etika Islam. Bandung: Diponegoro.
Abu A’la al- Maududi. (1971). Moralitas Islam. Jakarta: Publicita.
Imam Ghozali, PENDIDIKAN ETIKA, MORAL DAN AKHLAK DALAM
KEHIDUPAN REMAJA ISLAM DI KECAMATAN MULYOREJO KOTA
SURABAYA, UPN “Veteran” Jatim, Jurnal Ilmiah dalam Bidang Pendidikan
Volume 02 No. 02 Juli-Desember 2019.
Zahrotuttoyyibah dkk, KAJIAN AL- QUR’AN TENTANG AKHLAK (ETIKA DAN
MORAL), Jurusan Ilmu Al- Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Adab
UIN Sultan MaulanaHasanuddin Banten, 2022.
Muhammad Jauhar Kholish, Etika dan Moral dalam Pandangan Hadis Nabi Saw,
Jurusan Ilmu Hadis, Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung,
Jurnal Riset Agama Volume 1, Nomor 1 (April 2021).

Anda mungkin juga menyukai