Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AKHLAK
“Pengertiam Akhlak, Konsep Akhlak, dan Urgensi Akhlak Dalam
Kehidupan”
Dosen Pengampu :
Burhan Ali, Lc, MA

Disusun oleh :
Lutfia Aprilyani

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS IBNU CHALDUN JAKARTA
2022/2023
KATA PENGANTAR

َ ‫اودَا ّعيًاإّلَى َزسىلَهُ أ َ ْز‬


َُّ ّ ‫س َُل ال ّرِّي‬
ُ‫لِل ا َ ْل َح ْمد‬ َ ‫اونَ ّر ْي ًس‬
َ ‫ش ًس‬
ّ ‫ًاومبَا‬َ ‫للا شَا ّهد‬َُّ ‫س َسا ْذنّ ُّه ّبُّإ‬ ّ ‫ص ّ ُِّل ًجامنّ ْي ًسااَللَه َُم َو‬
َ ‫س ّل ُْم‬
َ ‫َو‬
‫علَى‬
َ ‫ع ْب ُّد‬ َ ‫نَال ْىا َخُْي ًسا الَ ّر ْينَُ َوصَحْ ّب ُّه آ ّل ُّه نَام َح َمد َّو‬.ُ‫أ َ َمابَ ْعد‬
َ ‫علَى‬
َ َُ‫س ّيِّ ُّد َو َزس ْى ّلكَُ ك‬

Segala puji bagi Allah yang telah mengutus Rasul-Nya untuk menjadi saksi, pemberi kabar
gembira, dan pemberi peringatan serta dan untuk penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya
dan untuk jadi cahaya yang menerangi. Ya Allah limpahkanlah shalawat serta salam kepada
hamba dan utusan-Mu Muhammad SAW, keluarga serta sahabatnya yang memperoleh kebaikan.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah Pengertiam Akhlak, Konsep Akhlak, dan
Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan ini bisa memberikan manfaat maupun inspirasi untuk
pembaca.

Jakarta, 1 Oktober 2022

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................ ii
BAB I.............................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ............................................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................... 1
1.3 TUJUAN .................................................................................................................................. 1
BAB II............................................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................................................... 2
A. PENGERTIAN AKHLAK ......................................................................................................... 2
B. KONSEP AKHLAK ................................................................................................................... 3
C. URGENSI AKHLAK DALAM KEHIDUPAN ........................................................................ 6
BAB III ........................................................................................................................................................... 7
PENUTUP ................................................................................................................................................ 7
a. KESIMPULAN ............................................................................................................................. 7
b. SARAN ......................................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang terlatih, sehingga dalam jiwa
tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah
dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angan lagi. Akhlak berasal dari kata khuluqun yang berarti
budi pekerti, penakai, tingkah laku atau tabiat. Sedangkan secara terminologi berarti tingkah laku
seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar umtik melakukan suatu perbuatan yang
baik, seperti contohnya bisa mengkomunikasikan sesuatu dengan baik, tidak berbohong, tidak
berbuat curang, selalu jujur dalam perkataan dan perbuatan. 1

Pemahaman tentang akhlak membantu merumuskan tujuan pendidikan, yaitu membentuk


manusia agar memiliki akhlak mulia atau kepribadian yang utama yang ditandai oleh adanya
integritas kepribadian yang utuh.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis membatasi masalah-masalah yang akan dibahas diantaranya :
 Pengertian akhlak
 Konsep akhlak
 Urgensi akhlak dalam kehidupan
1.3 TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
 Memahami pengertian akhlak
 Memahami konsep akhlak
 Memahami urgensi akhlak dalam kehidupan

1
Wikipedia, Akhlak, (Diambil dari : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Akhlak)

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKHLAK
Akhlak berasal dari kata khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau
tabiat. Sedangkan secara istilah akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa
yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang
melahirkan perbuatanperbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-
angan lagi.2 Istilah akhlak sebenarnya memiliki banyak makna sebagimana yang
dikemukakan berikut:
1. Ibnu Maskawaih, mengatakan bahwa akhlak adalah suatu keadaan bagi jiwa yang
mendorong untuk melakukan tindakan-tindakan dari keadaan itu tanpa melalui pikiran
dan pertimbangan. Keadaan ini terbagi menjadi dua: ada yang berasal dari tabiat aslinya,
adapula yang diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang.
2. Ibrahim Anis mengungkapkan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang
dengannya lahir macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan
pemikiran dan pertimbangan.
3. Abdul Karim Zaidan mengatakan bahwa akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang
tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai
perbuatan baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya.3
4. Ahmad Mubarok mengemukakan bahwa akhlak adalah keadaan batin seseorang yang
menjadi sumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lahir dengan mudah tanpa
memikirkan untung dan rugi.4
5. Akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas
semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin mendapatkan pujian.
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam
dalam diri manusia, sehingga akhlak tersebut akan muncul dengan sendirinya, tanpa adanya
pemikiran atau pertimbangan terlebih dulu, serta atas kemauan sendiri tanpa adanya paksaan
dari orang lain. Adapun secara substansial akhlak itu memiliki lima ciri, yaitu:5
1) Akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga
menjadi kepribadian.
2) Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Ini tidak
berarti bahwa saat melakukan suatu perbuatan, yang bersangkutan dalam keadaan tidak
sadar, hilang ingatan, tidur, atau gila.

2
Ahmad Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 1997), 15.
3
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak (Yogyakarta: LPPI Universitas Muhammadiyah), 2.
4
Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter (Surakarta: yuma pressindo, 2010), 11.
5
Beni Ahmad Saebani, Ilmu Akhlak (Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), 14-15.

2
3) Akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa
adanya paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang
dilakukan atas dasar kemauan, pilihan, dan keputusan yang bersangkutan.
4) Akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau
karena bersandiwara.
B. KONSEP AKHLAK
a) Sumber Akhlak
Sumber akhlak ialah sesuatu yang menjadi ukuran baik atau buruknya suatu perbuatan.
Sumber akhlak umat Islam berdasarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah, bukan perdasarkan
pemikiran atau pandangan masyarakat. Kenapa baik hati, ramah, suka menolong dinilai baik
dikarenakan menurut syara’ hal tersebut adalah hal yang baik. Begitu pula dengan sombong,
dengki, kikir dinilai sebagai sifat buruk dikarenakan syara’ menilainya demikian.
Apakah Islam menafikan pandangan hati nurani, akal dan pandangan masyarakat dalam
menentukan baik dan buruk? Atau dengan ungkapan lain dapatkah ketiga hal tersebut dijadikan
ukuran baik dan buruk? Hati nurani atau fitrah dalam bahasa Al-Qur‟an memang dapat menjidi,
ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki fitrah bertauhid,
mengakui ke-Esaan-Nya (QS. Ar-Rum 30:30). Karena fitrah itulah manusia cinta kepada
kesucian dan selalu cenderung kepada kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Tuhan, karena
kebenaran itu tidak akan didapat kecuali dengan Allah sebagai sumber kebenaran mutlak.
Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengaruh
dari selalu terjamin dapat berfungsi dengan baik karena pengarugh dari luar, misalnya pengaruh
pendidikan dan lingkungan. Fitrah hanyalah merupakan potensi dasar yang perlu dipelihara dan
dikembangkan. Betapa banyak manusia yang fitrahnya tertutup sehingga hati nuraninya tidak
dapat diserahkan sepenuhnya hanya kepada hati nurani atau fitrah manusia semata. Harus
dikembalikan kepada penilaian Syara‟. Semua keputusan Syara‟ tidak akan bertentangan dengan
hati nurani manusia, karena kedua-duanya berasal dari sumber yang sama yaitu Allah SWT.
Demikian juga halnya dengan, akal pikiran. la hanyalah salah satu kekuatan yang dimiliki
manusia untuk mencari kebaikan atau keburukan. Keputusannya bermula dari pengalaman
empiris kemudian diolah menurut kemampuan pengetahuannya. Oleh karena itu keputusan yang
diberikan akal hanya bersifat spekulatif, dan subyektif.6
b) Macam-macam Akhlak
 Akhlak-Akhlak Tercela ( Al-Akhlak Al-Madhmumah )
Hidup manusia terkadang mengarah kepada kesempurnaan jiwa dan kesucianya, tapi kadang
pula mengarah kepada keburukan. Hal tersebut bergantung kepada beberapa hal yang
mempengaruhinya. Menurut Ahmad Amin, keburukan akhlak (dosa dan kejahatan) muncul
disebabkan karena “kesempitan pandangan dan pengalamannya, serta besarnya ego.”7

6
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak (Yogyakarta: LPPI Universta Muhammadiyah), 2.
7
Ahmad Amin , Etika : Ilmu Akhlak (Jakarta :bulan bintang), 262

3
Dalam pembahasan ini, akhlak tercela didahulukan terlebih dahulu dibandingkan dengan
akhlak yang terpuji agar kita melakukan terlebih dahulu usaha takhliyah, yaitu mengosongkan
atau membersihkan diri / jiwa dari sifat-sifat tercela sambil mangisinya dengan sifat terpuji.
Kemudian kita melakukan tajalli, yaitu mendekatkan diri kepada Allah. 8
Menurut Imam Ghazali, akhlak yang tercela ini dikenal dengan sifat-sifat muhlikat, yakni
segala tingkah laku manusia yang dapat membawanya kepada kebinasaan dan kehancuran diri,
yang tentu saja bertentangan dengan fitrahnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan.9
Al-Ghazali menerangkan 4 hal yang mendorong manusia melakukan perbuatan tercela
(maksiat), diantaranya :
1) Dunia dan isinya, yaitu berbagai hal yang bersifat material (harta, kedudukan ) yang ingin
dimiliki manusia sebagai kebutuhan dalam melangsungkan hidupnya (agar bahagia).
2) Manusia, selain mendatangkan kebaikan, manusia dapat mengakibatkan keburukan,
seperti istri, anak. Karena kecintaan kepada mereka, misalnya, dapat melalikan manusia dari
kewajibannya terhadap Allah dan terhadap sesama.
3) Setan (iblis). Setan adalah musuh manusia yang paling nyata, ia menggoda manusia
melalui batinnya untuk berbuat jahat dan menjauhi Tuhan.
4) Nafsu. Nafsu ada kalanya baik (muthmainah) dan ada kalanya buruk (amanah) , akan
tetapi nafsu cenderung mengarah kepada keburukan.
 Akhlak-Akhlak Terpuji ( Al-Akhlak Al-Mahmudah )
Menurut Al-Ghazali, berakhlak mulia atau terpuji artinya “menghilangkan semua adat
kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama Islam serta menjauhkan diri dari
perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, melakukanya dan
mencintainya.”
Menurut Hamka, ada beberapa hal yang mendorong seseorang untuk berbuat baik, di
antaranya :
1. Karena bujukan atau ancaman dari manusia lain.
2. Mengharap pujian, atau karena takut mendapat cela.
3. Karena kebaikan dirinya (dorongan hati nurani).
4. Mengharapkan pahala da sorga
5. Mengharap pujian dan takut azab tuhan
6. Mengharap keridhoaan Allah semata.

8
Kriteria Takhalli, Tahalli dan Tajjali diungkapkan oleh Abu Yazid al Bustami. Selanjutnya lihat Yunasril Ali,
Pengantar Ilmu Tasawuf, (Jakarta : Pedoman Olmu Jaya, 1987), Cet.Ke -2, 7
9
Al-Ghazali menyamakan sifat-sifat terpuji dengan Munjiyat, Akhlak Tasawuf, (Bandung : Pustaka Setia, 1999),
Cet.ke-2 , 197

4
c) Prinsip Akhlak dalam Islam
Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada Moral Force. Moral Force Akhlak Islam adalah
terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki oleh setiap orang mukmin yang
berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk merefleksikan
dalam tata rasa, tatakarsa, dan tatakarya yang kongkret. Dalam hubungan ini Rasulullah Saw,
bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan
sebaik-baik diantara kamu ialah yang paling baik kepada istrinya”
Selain itu yang menjadi dasar pijakan Akhlak adalah Iman, Islam, dan Islam. Al-Qur’an
menggambarkan bahwa setiap orang yang beriman itu niscaya memiliki akhlak yang mulia yang
diandaikan seperti pohon iman yang indah hal ini dapat dilihat pada surat Ibrahim ayat 24-26 :

Yang artinya: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan
kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari
permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikit pun.”.
Dari ayat diatas dapat kita ambil contoh bahwa ciri khas orang yang beriman adalah indah
perangainya dan santun tutur katanya, tegar dan teguh pendirian (tidak terombang ambing),
mengayomi atau melindungi sesama, mengerjakan buah amal yang dapat dinikmati oleh
lingkungan.Namun di sisi lain, sebenarnya masihb anyak eori-teori yang berbicara mengenai
dasar-dasar akhlak dengan menafikan pemikiran Islam, seperti relativisme akhlak. Yang mana
berkat pembuktian realisme, maka kemutlakan akhlak adalah pendapat yang sahih dan
relativisme akhlak tidak dapat diterima

5
C. URGENSI AKHLAK DALAM KEHIDUPAN

Allah mengutus Rasulullah untuk menyempurnakan akhlak manusia. “Sesungguhnya aku


diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (H.R Ahmad). Seperti hadits tersebut kita
telah mengetahui bahwa begitu pentingnya menjaga akhlak. Umat manusia dikaruniai akal yang
luar biasa oleh Allah.SWT, namun akal tersebut memerlukan pengarahan. Untuk itulah, Allah
mengutus para Rasul untuk menuntun kita ke jalan yang benar.

Sebagai umat Islam kiblat kita untuk mengukur baik dan buruknya suatu hal ialah hukum
syara’. Allah telah memperingati kita dan mengajarkan kepada kita untuk menjauhi hal yang
tercela. Dengan tujuan mewujudkan akhlakul kharimah. Seseorang yang melekatkan akhlak
terpuji di dalam dirinya maka akan meningkatkan kualitasnya sebagai umat manusia. Memiliki
akhlak terpuji selain tinggi derajatnya di mata Allah, akan dihargai oleh sesama manusia. Akhlak
yang baik dapat menjaga kelangsungan hidup manusia, karena akhlak yang baik dapat :
 Menciptakan manusia sebagai makhluk berkelakuan mulia, baik di hadapan Allah, maupun
di hadapan sesama manusia dan makhluk lainnya.
 Membedakan manusia dengan makhluk-makhluk lain (melalui perangainya).
 Menciptakan manusia mencapai kedudukan yang tinggi dan sempurna menurut fitrah
kemanusiaannya.
 Menjaga kelangsungan hidup manusia dengan menciptakan masyarakat yang tentram,
sejahtera. Keadaan ini akan benar-benar terwujud manakala mereka berakhlak baik.

6
BAB III
PENUTUP

a. KESIMPULAN
Akhlak berasal dari kata khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Sedangkan secara istilah akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang telah
terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan
perbuatanperbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angan lagi.
Sumber akhlak ialah sesuatu yang menjadi ukuran baik atau buruknya suatu perbuatan. Sumber
akhlak umat Islam berdasarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah, bukan perdasarkan pemikiran atau
pandangan masyarakat.
Macam-macam akhlak :
 Akhlak-Akhlak Tercela ( Al-Akhlak Al-Madhmumah )
 Akhlak-Akhlak Terpuji ( Al-Akhlak Al-Mahmudah )
Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada Moral Force. Moral Force Akhlak Islam adalah
terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki oleh setiap orang mukmin yang
berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya kehendak untuk merefleksikan
dalam tata rasa, tatakarsa, dan tatakarya yang kongkret.

Seseorang yang melekatkan akhlak terpuji di dalam dirinya maka akan meningkatkan
kualitasnya sebagai umat manusia. Memiliki akhlak terpuji selain tinggi derajatnya di mata
Allah, akan dihargai oleh sesama manusia. Akhlak yang baik dapat menjaga kelangsungan hidup
manusia, karena akhlak yang baik dapat :
 Menciptakan manusia sebagai makhluk berkelakuan mulia, baik di hadapan Allah, maupun
di hadapan sesama manusia dan makhluk lainnya.
 Membedakan manusia dengan makhluk-makhluk lain (melalui perangainya).
 Menciptakan manusia mencapai kedudukan yang tinggi dan sempurna menurut fitrah
kemanusiaannya.
 Menjaga kelangsungan hidup manusia dengan menciptakan masyarakat yang tentram,
sejahtera. Keadaan ini akan benar-benar terwujud manakala mereka berakhlak baik.

b. SARAN
Dengan demikian penulis makalah ini berharap agar uraian yang telah dipaparkan
memberikan dampak positif terhadap penerapan akhlakul kharimah. Membangun akhlak
yang terpuji kepada diri kita maupun generasi penerus adalah hal yang penting, dengan
memiliki akhlak yang baik akan meningkatkan kita sebagai manusia yang berkualitas di mata
sesama manusia maupun di mata Allah.SWT.

7
Demikian pokok bahasan mengenai Akhlak. Besar harapan kami makalah ini dapat
bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya. Saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan guna menjadikan penyusunan makalah ini jauh lebih baik lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Yunasril.1987.Pengantar Ilmu Tasawuf.(Jakarta : Pedoman Olmu Jaya)


Amin, Ahmad.1995.Etika:Ilmu Akhlak.(Jakarta : Bulan Bintang)
Hidayatullah,Furqon.2010.Pendidikan Karakter.(Surakarta : Yuma Pressindo)
Ilyas, Yunahar.2011.Kuliah Akhlak.(Yogyakarta : LPPI)
Mustofa, Ahmad.1997.Akhlak Tasawuf.(Bandung : Pustaka Setia)
Saebani, Beni Ahmad.2010.Ilmu Akhlak.(Bandung : Pustaka Setia)
Wikipedia.2022.Akhlak.(Diambil dari : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Akhlak)

Anda mungkin juga menyukai