PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Konsep Bermain
Kata “main” ini pada awalnya belum mendapat perhatian khusus dari para
ahli ilmu jiwa. Pada dasarnya arti dari permainan dan mainan adalah sama yaitu
objek dari bermain, sedangkan pengertian dari bermain itu sendiri memiliki
beragam arti, jika ditelusuri lebih jauh, orang yang paling berjasa dalam
meletakkan dasar dalam bermain adalah seorang filsuf dari Yunani yang bernama
Plato.
Ciri terakhir menjadi identifikasi yang kuat bahwa seorang anak usia pra
sekolah sedang melakukan kegiatan bermain. Batasan bermain sangat penting
untuk dipahami karena berfungsi sebagai parameter bagi seorang pendidik dalam
menentukan sejauh mana aktivitas yang dilakukan anak. Ada dua ciri lagi dari
kegiatan bermain yaitu bebas dari aturan-aturan yang ditetapkan dari luar dan
keterlibatan secara aktif dari bermain.
2
usia dini memiliki potensi kreatif tetapi perkembangan kreativitas sangat
individual dan bervariasi antar anak yang satu dengan anak lainnya.
B. Perkembangan Anak
Anak usia dini berada dalam masa keemasan di sepanjang rentang usia
perkembangan manusia. Montessori dalam Hainstock (1999:10-11) mengatakan
bahwa masa ini merupakan periode sensitif, selama masa inilah anak secara
khusus mudah menerima stimulus-stimulus dari lingkungannya. Pada masa ini
anak siap melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memahami dan menguasai
lingkungannya.
3
prasekolah; dan oleh ahli psikologi sebagai usia prakelompok,
penjelajah atau usia bertanya.
2. Perkembangan fisik berjalan lambat tetapi kebiasaan fisiologis yang
dasarnya diletakkan pada masa bayi, menjadi cukup baik.
3. Awal masa kanak-kanak dianggap sebagai saat belajar untuk
mencapai berbagai keterampilan karena anak senang mengulang, hal
mana penting untuk belajar keterampilan; anak pemberani dan
senang mencoba hal-hal baru; dan karena hanya memiliki beberapa
keterampilan maka tidak mengganggu usaha penambahan
keterampilan baru.
4. Perkembangan berbicara berlangsung cepat, seperti terlihat dalam
perkembanganya pengertian dan berbagai keterampilan berbicara. Ini
mempunyai dampak yang kuat terhadap jumlah bicara dan isi
pembicaraan.
4
pakar pendidikan merencanakan kegiatan-kegiatan kelas yang mencakup humor,
dan meningkatkan kreativitas (Santrock, 2007: 275)
1) Balok
Yaitu jenis mainan yang dapat disusun menjadi bentuk utuh yang
terbuat dari kayu. Misal: membentuk rumah, istana, benteng, dan robot.
5
2) Menggambar
3) Puzzle
Yaitu suatu jenis permainan yang mengasah otak anak melalui motorik
halus dan menggunakan daya ingat
1) Reproduktif
2) Produktif
6
orisinilitas dalam konstruksi yang mereka hasilkan, dengan kata lain anak
memproduksi atau membentuk melalui bahan mainan yang mereka
pergunakan.
3) Memperoleh Kegembiraan
1) Manfaat fisik
2) Manfaat terapi
3) Manfaat edukatif
7
Melalui permainan dengan alat-alat anak dapat mempelajari hal-
hal baru yang berhubungan dengan bentuk-bentuk, warna, ukuran, dan
tekstur suatu benda. Semakin besar anak, anak mengembangkan
banyak keterampilan baru didalam bermain, hal ini dapat membantu
pengembangan diri anak.
4) Manfaat kreatif
6) Manfaat sosial
7) Manfaat moral
8
Manfaat permainan konstruktif ini adalah manfaat edukatif untuk
mengetahui sesuaatu yang baru, untuk mengembangkan kreativitas anak dan
anak dapat menjalin kerjasama dengan teman yang lainnya.
9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bermain merupakan salah satu hak asasi manusia, begitu juga pada anak
usia dini. Ada banyak manfaat yang didaptkan dari kegiatan bermain, salah
satunya adalah pengemangan kreativitas. Bermain dalam bentuk apapun, baik
aktif maupun pasif, baik dengan alat maupun tanpa alat dapat menunjang
ktreativitas anak dalam berbagai taraf. Disini peran orang tua dan guru
pembimbing untuk dapat menjadi fasilitator pengembangan kreativitas anak,
dengan memfasilitasi anak agar dapat bermain dengan cara dan alat yang tepat
sesuai dengan bakat, minat, perkembangan, dan kebutuhan anak.
10
DAFTAR PUSTAKA
11