Anda di halaman 1dari 20

STRATEGI PENGEMBANGAN KREATIFITAS

PERMAINAN EDUKATIF ANAK (PEA)

Makalah

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Pada Mata Kuliah
Pengembangan Kreatifitas dan Permainan Edukatif Anak, Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam/ Konsentrasi PIAUD,
Program Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Irna Pratiwi
Nim: 80300222034

Dosen Pengampu;
Dr. Besse Marjani Alwi, M.Si

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

MAKASSAR

2023

i
DAFTAR ISI

JUDUL…………………………………………………………………………….....i
KATA PENGANTAR……………………………………………………..………..ii
DAFTAR ISI………….………………………………………………………..……iii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….……..1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………..…….…..2
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..2
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………..…..2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………3
A. Pengertian Permainan Edukatif…………………………………………3
B. Pengembangan Kreatifitas Anak Usia Dini Melalui Permainan
Edukatif…………………………………………………………………4
C. Fungsi Permainan Edukatif Anak………………………………………7
D. Syarat-syarat Alat Permainan Edukatif (APE)………………...………..9
E. Jenis-Jenis Alat Permainan Edukatif (APE)………………..………….12
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..…15
A. Keimpulan………………………………………………………..………15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...……17

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang masih
memberikan nafas kehidupan, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah dengan judul "Strategi Pengembangan Kreatifitas Permainan Edukatif Anak
" ini. Tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya.

Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Kreatifitas dan Permainan Edukatif Aud yang telah memberikan
arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu
mendukung kelancaran tugas kami. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Pengembangan Kreatifitas dan Permainan Edukatif Aud.

Bulukumba, 28 September 2023

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usia dini merupakan masa dimana anak belum mampu mengembangkan potensi

yang ada pada dirinya. Peran dari orang tua, guru atau masyarakat merupakan faktor

untuk membantu anak dalam mengembangkan potensinya. Kebanyakan orang tua

melimpahkan kepada sekolah untuk mengembangkan potensi anak, sedangkan

menurut Sujiono (2013) pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi

seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan pendidik dan orang tua menciptakan aura

dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan

kesempatan untuk mengamati, meniru dan mencoba dengan melibatkan potensi dan

kecerdasan anak. Untuk itu pentingnya pendidikan bagi anak usia dini baik itu

formal, informal dan nonformal harus tetap terlaksana guna mengembangkan

pertumbuhan dan aspek perkembangan kearah yang lebih baik untuk masa yang akan

datang. 1

Prinsip pendidikan anak usia dini menjadi salah satu yang perlu diperhatikan oleh

lembaga diantaranya a) mengembangakan kebutuhan anak b) belajar melalui bermain

c) lingkungan yang kondusif d) pembalajaran dalam bermain e) mengambangkaan

1 Nina Veronica, “Permainan Edukatif Dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini,”
Pedagogi : Jurnal Anak Usia Dini dan Pendidikan Anak Usia Dini, 4.2 (2018), 49
<https://doi.org/10.30651/pedagogi.v4i2.1939>.

1
berbagai kecakapan atau keterampilan hidup f) menggunakan berbagai media atau

permainan edukatif g) dilaksanakan secara bertahap dan berulang. 2

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan berbagai pemaparan dalam latar belakang di atas, maka penulis

mengemukakan rumusan masalah yaitu:

1. Apa Pengertian dari Permainan Edukatif ?

2. Bagaimana Pengembangan Kreatifitas Anak Usia Dini Melalui Permainan

Edukatif ?

3. Sebutkan Fungsi Permainan Edukatif Anak ?

4. Apa saja Syarat-syarat Alat Permainan Edukatif (APE) ?

5. Apa saja Jenis-Jenis Alat Permainan Edukatif (APE) ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun manfaat penbuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui Pengertian dari Permainan Edukatif .

2. Untuk mengetahui Pengembangan Kreatifitas Anak Usia Dini Melalui

Permainan Edukatif .

3. Untuk mengetahui Fungsi Permainan Edukatif Anak.

4. Untuk mengetahui Syarat-syarat Alat Permainan Edukatif (APE).

5. Untuk mengetahui Jenis-Jenis Alat Permainan Edukatif (APE).

2 Veronica. h, 50.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Permainan Edukatif

Permainan edukatif merupakan segala bentuk permainan yang dirancang agar

memberikan manfaat pengalaman pendidikan atau pengalaman belajar kepada

pemainnya termasuk anak-anak. Menurut Khobir (2009) permainan edukatif yaitu

suatu kegiatan yang menyenangkan dan merupakan cara atau alat pendidikan

yang bersifat mendidik. Permainan edukatif memiliki sifat-sifat seperti bongakar

pasang, pengelompokan, memadukan, mencari padanan, merangkai, membantuk,

menyusun dan lain sebagainya. Mulyasa (2012:167) menyatakan bahwa bermain

yang dijadikan sebagai pendekatan pembelajaran hendaknyamemperhatikan

tahapan perkembangan anak. Dengan demikian dalam bermain harus

memperhatikan kematangan atau perkembangan anak, alat yang akan digunakan,

dan tempat bermain anak itu sendiri. 3

Dalam pengertian yang lain, alat permainan edukatif merupakan segala sarana

yang dapat merangsang aktivitas anak untuk mempelajari sesuatu tanpa anak

menyadari, baik menggunakan teknologi modern maupun sederhana, bahkan

dapat juga bersifat tradisional yang penting sarat dengan nilai-nilai edukatif. Alat

permainan edukatif bagi anak merupakan teman bermain. Dengan alat permainan

3 Veronica. h, 4.

3
edukatif anak dapat menciptakan sesuatu yang ada dalam alam pikirannya, walau

tanpa dituntun oleh orang dewasa anak dapat menggunakannya sesuai dengan

yang ada dalam alam hayalnya. 4

B. Pengembangan Kreatifitas Anak Usia Dini Melalui Permainan Edukatif

Pengembangan kreatifitas adalah serangkaian aktifitas yang dilakukan dengan

sengaja untuk berlangsungnya perubahan-perubahan agar anak memiliki kemampuan

untuk berbuat sesuatu yang baru. Kreatifitas seseorang dapat dilihat dari adanya

tindakan-tindakan yang bersifat baru. Pengembangan kreatifitas dapat berjalan

dengan baik melalui proses penemuan dan pencarian, karena dengan demikian anak

akan mencoba-coba atau meneliti dengan menggunakan ide-ide atau cara-cara baru

dengan alat dan bahan yang sederhana.

Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak-anak yang kreatif dan sangat suka

bereksperimen, karena hanya dengan pengalaman mereka belajar untuk

merencanakan dan mengembangkan cara-cara melakukan sesuatu. Untuk

mengembangkan kreatifitas seorang anak perlu diawali dengan mengembangkan

bakat alami anak, yakni melalui serangkaian aktifitas yang kreatif. Menurut Ken

Adams permainan kreatif meliputi; Menggambar, mewarnai, dan melukis,

menggunting, koleksi, kolase, membuat tiruan bentuk, merancang bangunan, dan

bermain peran dan imajinasi.

4 mohamad hatta, “Pengembangan Alat Permainan Edukatif Berbasis Model,” Jurnal


Pendidikan AURA (Anak Usia Raudhatul Atfhal), 2.1 (2021), 1–15
<https://doi.org/10.37216/aura.v2i1.459>.

4
Pengembangan kreatifitas dapat dilakukan oleh orang tua dalam kehidupan

sehari-hari di rumah, dalam hal ini tentunya orang tua bisa melakukan beberapa hal

yang bisa membantu dalam menumbuhkan kreativitas anak. Dalam hal ini dapat

dilakukan melalui empat pendekatan, diantaranya; Pertama, Pribadi, tindakan kreatif

muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungan.

Kedua, Proses, langkah-langkah proses kreatif dimulai dari tahap persiapan (inkubasi,

iluminasi, verivikasi). Ketiga, Dorongan, berupa dorongan internal dan eksternal dari

lingkungan sosial dan psikologis. keempat, Hasil akhir, yang ditandai dengan

orisinalitas, pembaharuan, kebermaknaan, dan teramati.

Empat hal yang perlu dilakukan dalam proses pembelajaran agar dapat

mengembangkan kreatifitas anak:

a. Mengembangkan rasa percaya diri pada anak dan tidak menimbulkan adanya

perasaan takut.

b. Memberi kesempatan untuk menyampaikan keinginannya secara bebas dan

terarah.

c. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.

d. Melibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara

keseluruhan.

Pada setiap pelaksanaan proses pembelajaran sesungguhnya bertujuan untuk

mengembangkan aktifitas dan kreatifitas anak didik yakni dengan berbagai

interaksi dan pengalaman belajarnya. Akan tetapi seringkali dalam

pelaksanaannya tidak disadari bahwa masih sering terjadi kegiatan pembelajaran

5
yang justru menghambat aktifitas dan kreatifitas anak didik. Oleh karena itulah

dalam proses pembelajaran khususnya pendidikan anak usia dini yang begitu

memiliki peran penting dalam menentukan perkembangan dan kepribadian anak,

kegiatan pembelajaran harus mampu mengembangkan aktifitas dan kreatifitas

seorang anak. Pemebelajaran dalam pendidikan anak usia dini merupakan

pembelajaran sambil bermain, dalam hal ini permainan-permainan yang

dimainkan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Permainan edukatif yang dapat dilakukan dalam mengembangkan kreatifitas

anak usia dini adalah:

1. Permainan drama, misalnya bermain dokter-dokteran entah anak yang

berperan sebagai dokter atau pasien dengan ini anak akan mulai

mngembangkan pikirannya dalam bersosialisasi dan berekspresi.

2. Permainan seni alam, dalam hal ini misalnya membuat bentuk wajah dari

lumpur di batang pohon, membuat menara dari ranting-ranting, membuat

miniatur taman dengan memanfaatkan rumput, ranting, tanah, dll, membuat

pewarna alami dari kunyit, dan lain-lain.

3. Bermain rumah-rumahan, selama permainan berlangsung anak diberikan

kebebasan penuh untuk menunjukkan kemampuan dan keinginan dirinya.

6
4. Permainan Karya wisata, anak-anak dapat belajar dari pengalaman

langsung dan akan mentransfer pengetahuannya dilain waktu.5

C. Fungsi Permainan Edukatif Anak

Anak dapat belajar dan menambah wawasan ilmu yang didapatkannya melalui

pengalaman yang real dengan menggunakan APE atau media permainan yang

kreatif dan inovatif sehingga anak belajar berdasarkan kebutuhannya. Permainan

edukatif yang dibuat ataupun yang dimanfaatkan seharusnya mempunyai fungsi

dalam mendukung proses pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan bagi

anak demi tercapainya tujuan yang ingin dicapai. Menurut Badru Zaman, fungsi

dari permainan edukatif adalah sebagai berikut:

1) Menciptakan situasi bermain (belajar) yang menyenangkan bagi anak dalam

proses pemberian perangsangan indikator kemampuan anak. Pada dasarnya,

kegiatan bermain dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu yang menggunakan

alat dan yang tidak menggunakan alat. Khusus dalam kegiatan bermain yang

menggunakan alat, dengan penggunaan alat-alat permainan tersebut anak-anak

tampak sangat menikmati kegiatan belajar karena banyak hal yang mereka

peroleh melalui kegiatan belajar tersebut.

2) Menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak yang positif.

Dalam suasana yang menyenangkan, anak akan mencoba melakukan berbagai

5 Siti Hairiyah, “Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Kariman , Volume 07 , Nomor
02 , Desember 2019 | 265 Siti Hairiyah & Mukhlis,” Jurnal Pendidikan dan Keislaman, 07 (2019),
265–82 <https://jurnal.inkadha.ac.id/index.php/kariman/article/view/118>.

7
kegiatan yang mereka sukai dengan cara menggali dan menemukan sesuai yang

ingin mereka ketahui. Kondisi tersebut sangat mendukung anak dalam

mengembangkan rasa percaya diri mereka dalam melakukan kegiatan. Alat

permainan edukatif memiliki fungsi yang sangat strategis sebagai bahan yang

tidak terpisahkan dari kegiatan anak dalam melakukan kegiatan-kegiatannya

sehingga rasa percaya diri dan citra diri berkembang secara wajar. Pada kegiatan

anak memainkan suatu alat permainan dengan tingkat kesulitan tertentu, misalnya

menyusun balok-balok menjadi suatu bentuk bangunan tertentu, pada saat

tersebut ada suatu proses yang dilalui anak sehingga anak mengalami suatu

kepuasaan setelah melampaui suatu tahap kesulitan tertentu yang terdapat dalam

alat permainan tersebut.

3) Memberikan stimulus dalam pembentukan perilaku dan pengembangan

kemampuan dasar pembentukan prilaku melalui pembiasaan dan pengembangan

kemampuan dasar merupakan fokus pengembangan pada anak usia dini. Alat

permainan edukatif dirancang dan dikembangkan untuk memfasilitasi kedua

aspek pengembangan tersebut. sebagai contoh pengembangan alat permainan

dalam bentuk boneka tangan akan dapat mengembangkan kemampuan berbahasa

anak karena ada dialog dari tokoh-tokoh yang diperankan boneka tersebut, anak

memperoleh pengetahuan tentang berbagai hal yang disampaikan melalui tokoh-

tokoh boneka tersebut, dan pada saat yang sama anak-anak memperoleh pelajaran

berharga mengenai karakteristik dan sifat yang dimiliki oleh para tokoh yang

disimbolkan oleh boneka-boneka tersebut.

8
4) Memberikan kesempatan anak bersosialisasi, berkomunikasi dengan teman

sebaya. Alat permainan edukatif berfungsi memfasilitasi anak-anak

mengembangkan hubungan yang harmonis dan komunikatif dengan lingkungan di

sekitar misalnya dengan teman-temannya. Ada alat-alat permainan yang dapat

digunakan bersama sama antara satu anak dengan anak yang lain misalnya anak-

anak menggunakan botol suara secara bersama-sama dengan suara yang berbeda

sehingga dihasilkan suatu irama yang merdu hasil karya anak-anak. Untuk

menghasilkan suatu irama yang merdu dengan perbedaan botol-botol suara

tersebut perlu kerjasama, komunikasi dan harmonisasi antar anak sehingga

dihasilkan suara yang merdu. 6

D. Syarat-syarat Alat Permainan Edukatif (APE)

Pembuatan APE merupakan suatu kegiatan yang memerlukan bekal kemampuan

yang memadai. Bekal kemampuan yang dimaksudkan adalah pengetahuan dan

keterampilan bagaimana melakukannya sesuai dengan persyaratan-persyaratan

tertentu sehingga APE yang dibuat betul-betul efektif dalam mengembangkan aspek-

aspek perkembangan dan kecerdasan anak. Dalam hal ini, usaha guru adalah hal yang

utama.

6 Nurkamelia Mukhtar, “Penggunaan Alat Permainan Edukatif dalam Menstimulasi


Perkembangan Fisik-Motorik Anak Usia Dini,” SELING: Jurnal Program Studi PGRA, 4.2 (2018),
125–38.

9
Alat permainan edukatif (APE) merupakan alat permainan yang berbeda

dengan alat permainan lain, tentu saja bernilai edukatif. Dari TIM TBIF setidaknya

ada beberapa hal yang menjadi persyaratan sebuah alat permainan edukatif, yaitu:

1) Diperuntukkan bagi anak balita; yakni mainan yang sengaja dibuat untuk

merangsang perkembangan pada balita.

2) Multifungsi; maksudnya adalah dari satu APE bisa didapat berbagai variasi

mainan sehingga stimulasi yang didapat anakpun lebih beragam.

3) Melatih problem solving; yaitu dalam memainkannya anak diminta untuk

melakukan problem solving. dalam permainan puzzle misalnya, anak diminta

untuk menyusun potongan-potongannya menjadi satu kesatuan yang utuh.

4) Melatih konsep-konsep dasar; melalui APE, anak dilatih untuk

mengembangkan kemampuannya seperti mengenal bentuk, warna, besaran

dan sebagainya.

5) Melatih ketelitian dan ketekunan; dengan APE, anak tak hanya sekedar

menikmati tetapi juga dituntut untuk teliti dan tekun ketika mengerjakannya.

6) Merangsang kreativitas; permainan ini mengajak anak untuk selalu kreatif

lewat berbagai variasi mainan yang dilakukan. Bila sejak kecil anak terbiasa

untuk menghasilkan karya, lewat permainan rancang bangun misalnya, kelak

dia akan lebih berinovasi untuk menciptakan suatu karya, tidak hanya

mengekor saja.

Sedangkan menurut Soetjiningsih (dalam Nelva Rolina) berpendapat lain dan

10
menyatakan bahwa syarat dalam membuat APE adalah sebagai berikut:

1) Aman

2) Ukuran dan berat APE harus sesuai dengan usia anak

3) Desainnya harus jelas

4) APE harus mempunyai fungsi untuk mengembangkan berbagai aspek

perkembangan anak

5) Harus dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tetapi jangan terlalu sulit

sehingga membuat anak frustrasi, atau terlalu mudah sehingga membuat anak

cepat bosan.

6) Walaupun sederhana harus tetap menarik baik warna maupun bentuknya,

dan bila bersuara, suaranya harus jelas.

7) APE harus mudah diterima oleh semua kebudayaan karena bentuknya

sangata umum.

8) APE harus tidak mudah rusak. (Nelva Rolina, 2012:14).

9) Yang perlu diperhatikan adalah bahwa materi alat permainan ramah

lingkungan atau yang dapat di daur ulang dan tidak mengandung zat yang

berbahaya misalnya toxid. 7

E. Jenis-Jenis Alat Permainan Edukatif (APE)

1. APE ciptaan Montessori

7 Mukhtar. h, 131.

11
Dr. Maria Montessori menciptakan alat permaian edukatif yang

memudahkan anak mengingat konsep-konsep yang akan dipelajari tanpa perlu

bimbingan sehingga memungkinkan anak bekerja secara mandiri. APE

ciptaannya telah dirancang sedemikian rupa sehingga anak mudah memeriksa

sendiri bila salah dan segera menyadarinya. Jenis APE yang telah

dikembangkan di Indonesia dari konsep Montessori diantaranya adalah papan

bentuk bidang satu dan papan bentuk bidang dua serta kantong keterampilan

tangan untuk melatih kemandirian. Montessori membagi masa peka anak,

khusus masa peka motorik anak pada usia 1,5-4 tahun; perkembangan dan

koordinasi antara mata dan otot-ototnya, perhatian anak ke benda-benda kecil.

2-4 tahun; perhatian anak ke benda konkrit, 3,5-4,5 tahun; mulai mencoret-

coret, 4-4,5 tahun; indra peraba mulai berkembang. Montessori menerapkan

The Learning Environment, diusahakan sama dengan lingkungan anak yaitu

rumah. Montessori mengajak anak untuk melakukan pekerjaan rumah seperti,

mencuci baju, mencuci perabotan atau memandikan boneka.

2. APE Peabody

Kakak beradik Elizabeth Peabody adalah pendidik, penulis dan pendiri

Taman Kanak-Kanak (Kindergarten) pemerintahan pertama di Amerika

Serikat. Ciptaan Peabody Untuk pengembangan kemampuan berbahasa ini,

kakak beradik Elizabeth Peabody membuat boneka tangan. Dalam perangkat

berbahasa ini APE ini terdiri atas dua boneka tangan yang berfungsi sebagai

tokoh mediator yaitu tokoh P. Mooney dan Zoey, satu tongkat ajaib, satu

12
kantong pintar, dan berbagai gambar untuk meningkatkan kosa kata dan

konsep lainnya, papan magnet, seperangkat bentuk yang terbuat dari logam

piringan hitam berisi lagu dan tema cerita. APE karya Peabody ini

memberikan program pengetahuan dasar yang mengacu pada aspek

pengembangan bahasa secara intensif yaitu pengenalan bentuk, warna serta

berbagai kosa kata yang sederhana dan mudah dimengerti anak. (Anggani

Sudono, 2006:19).

Oleh karena itu tema-tema yang dipilih dan diramu harus sesuai dengan

pengetahuan dan budaya anak setempat. Walaupun tokohnya tidak

menggunakan P Mooney dan Joey tetapi jenis APE ini mengilhami

pembuatan boneka tangan yang dikembangkan di Indonesia. Boneka tangan

yang dimainkan dengan tangan ini dikembangkan dengan menggunakan

panggung boneka yang dilengkapi layar yang dapat diganti sesuai cerita anak-

anak usia dini di Indonesia.

3. Balok Cuisenaire Balok Cuisenaire diciptakan oleh George Cuisenaire

dari Belgia, karena ia mengamati sulitnya pemahaman matematika pada

anak. Untuk mengembangkan kemampuan berhitung pada anak,

pengenalan bilangan dan untuk meningkatkan keterampilan anak dalam

bernalar.

4. APE ciptaan Froebel

Froebel memiliki alat khusus yang dikenal dengan balok Blocdoss.

APE ini berupa balok bangunan yaitu suatu kotak besar berukuran 20x20

13
cm yang terdiri dari balok-balok kecil berbagai ukuran yang merupakan

kelipatannya. Balok Blocdoss dikenal dengan istilah kotak kubus.

Biasanya digunakan sebagai salah satu jenis APE untuk melatih motorik

dan daya nalar anak.

5. Puzzle Besar

Legopuzzle atau teka-teki ini terbuat dari tripleks, plastic atau karton

tebal yang terdiri dari dua bagian dengan ukuran yang sama. Satu bagian

dibuat lukisan sederhana, misalnya seekor bebek sedang berenang atau

gambar lainnya. Puzzle yang dilukis dipotong menjadi 10-12 kepingan.

Tujuan permainan ini adalah agar anak mengenal bentuk, melatih daya

pengamatan-dan daya konsentrasi anak, serta melatih keterampilan jari-

jari anak. Cara kerjanya kepingan diambil kemudian dicoba dikembalikan

menurut bentuk. 8

BAB III

PENUTUP

8 Mukhtar. h, 131.

14
A. Kesimpulan

Dari berbagai pemaparan materi diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

Pengembangan kreatifitas merupakan sebuah usaha yang dilakukan orang tua

di rumah atau guru di sekolah dengan sengaja untuk membantu anak dalam berfikir,

berkreasi, atau beraktifitas untuk dapat menujukkan kemampuann dirinya.

Pengembangan itu penting dilakukan agar anak memiliki kebebasan untuk

berimprofisasi dan berkreasi sesuai dengan keinginan dan kemampuannya masing-

masing. Dalam pembelajaran hendaknya dilakukan secara efektif, efisien, produktif,

dan akuntabel, dengan demikian maka perlu adanya perencanaan, pelaksaan,

monitoring, dan evaluasi secara berkesinambungan, proporsional, dan profesional.

Anak usia dini merupakan individu yang sedang mengalami proses

pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Segala aktifitas anak usia dini

memiliki unsur bermain, baginya bermain lebih efektif dan menyenangkan serta akan

memudahkan dalam memahami sesuatu karena tanpa ia sadari dengan bermain ia

dapat mengetahui dan mngingat suatu hal.

Permainan Edukatif yaitu suatu kegiatan yang sangat menyenangkan dan

dapat merupakan cara atau alat pendidikan yang bersifat mendidik. Permainan

edukatif bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berbahasa, berpikir, serta

bergaul dengan lingkungan.

15
Jenis permainan edukatif yang diterapkan dapat dibedakan antara jenis

permainan yang membutuhkan aktivitas fisik atau bermain aktif dan jenis permainan

yang membutuhkan fisik sedikit atau bermain pasif. Menurut Anggani Sudono,

perkembangan APE di Indonesia mengikuti jejak pengembangan APE Montessori

dan Peabody. APE jenis balok yang mengurutkan dari kecil ke besar serta kotak

gambar membuktikan hal itu. Berikut ini akan dikemukakan secara singkat kedua

jenis permainan edukatif yang dikembangkan Montessori dan Peabody.

Pentingnya Alat Permainan Edukatif adalah dapat melatih konsentrasi anak,

mengajar dengan lebih cepat, dapat mengatasi masalah keterbatasan waktu, dapat

mengatasi masalah keterbatasan tempat, dapat mengatasi masalah keterbatasan

bahasa, dapat membangkitkan emosi manusia, dapat menambah daya pengertian,

dapat menambah ingatan murid, dan dalam menambah kesegaran dalam mengajar.

Karakteristik Permainan Edikatif adalah diperuntukkan bagi anak usia pra

sekolah (TK), multifungsi, melatih problem solving, merangsang kreativitas, dapat

melatih ketelitian dan ketekunan, melatih konsep-konsep dasar.

DAFTAR PUSTAKA

16
Hairiyah, Siti, “Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Kariman , Volume 07 ,
Nomor 02 , Desember 2019 | 265 Siti Hairiyah & Mukhlis,” Jurnal Pendidikan
dan Keislaman, 07 (2019), 265–82
<https://jurnal.inkadha.ac.id/index.php/kariman/article/view/118>
hatta, mohamad, “Pengembangan Alat Permainan Edukatif Berbasis Model,” Jurnal
Pendidikan AURA (Anak Usia Raudhatul Atfhal), 2.1 (2021), 1–15
<https://doi.org/10.37216/aura.v2i1.459>
Mukhtar, Nurkamelia, “Penggunaan Alat Permainan Edukatif dalam Menstimulasi
Perkembangan Fisik-Motorik Anak Usia Dini,” SELING: Jurnal Program Studi
PGRA, 4.2 (2018), 125–38
Veronica, Nina, “Permainan Edukatif Dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini,”
Pedagogi : Jurnal Anak Usia Dini dan Pendidikan Anak Usia Dini, 4.2 (2018),
49 <https://doi.org/10.30651/pedagogi.v4i2.1939>

17

Anda mungkin juga menyukai