SINOPSIS
OLEH:
1
Kamim Zarkasih Putro, Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Bermain, (Jurnal
Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Volume 16, Nomor 1, 2016), hlm. 1.
2 Mira Yanti Lubis, Mengembangkan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui Bermain,
(Jurnal Ilmiah Generasi Emas Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini Volume 2, No. 1, Mei
2019), hlm. 50
psikologis anak selama proses pembelajaran lebih mengasikkan bagi anak dan
tidak membosankan, anak juga bisa lebih aktif dan efesien ketika mengikuti
proses kegitan belajar mengajar. 3 Kegiatan dalam belajar dapat dikatakan juga
sebagai kegiatan fisik dan mental yang berjalan dalam berkomunikasi aktif
didalam sebuah tempat untuk memahami, mencari pengetahuan, melakukan
perubahan, membentuk karakter serta memperkuat keterampilan.
Dalam konsep agama islam bermain sangat dianjurkan oleh Rasulullah
SAW. Bahkan setiap orang tua hendaknya selalu menyempatkan diri bermain
bersama anak-anaknya. Selain sebagai wujud kasih sayang, juga untuk melatih
anak berkreativitas dan melatih fisiknya supaya kuat, serta lincah. Menurut Ratna,
dengan bermain otot-otot anak akan berkerja maksimal, metabolisme tubuh
meningkat dan perkembangan otot lebih bagus.4
Mayke Sugianto membuat pernyataan bahwasannya alat permainan
edukatif (APE) meruapakan alat yang dibuat secara istimewa untuk memenuhi
kepentingan dalam pembelajaran. Berhubungan dengan alat permainan edukatif
untuk anak usia dini maka dapat dikatakan bahwa alat permainan edukatif untuk
anak usia dini merupakan suatu alat yang khusus dibuat untuk mengembangkan
semua aspek perkembangan anak usia dini. Alat permainan juga dapat dikatakan
sumber dari pembelajaran anak yang memiliki prinsip permainan. Oleh karena
itu, anak yang sedang bermain adalah anak yang sedang belajar. Kegiatan belajara
yang menyenangkan dapat diwujudkan dengan menyediakan media ataupun alat
permainan yang mendukung anak untuk mengembangkan aspek
perkembangannya dengan rasa senang, gembira dan tanpa paksaan apapun. 5 Salah
satunya yaitu permainan uno stacko.
6
Angelina, m.,& hamdun D. Pengembangan Media Pembelajaran Ta’bir Berbasis Permainan
Uno Stacko pada Siswa MA Ibnul Qoyyim Putra Yogyakarta. (Al Mahara: Jurnal
Pendidikan Bahasa Arab Volume 2, No. 5 Tahun 2019) hlm. 7
7 Gustianih, S dan Widajati, W. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Konstruktivistik
Bermedia Uno Stacko Terhadap Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Anak Kelompok
A. Jurnal PAUD Teratai, 5(2),hlm. 118-123.
8
Yuliani Nurani Sujiono, “Metode Pengembangan Kognitif”, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2010), hlm. 1.3.
Otak manusia bekerja menerima informasi, memprosesnya kemudian
memberi jawaban. Proses jalannya informasi tersebut pada manusia disebut
kognisi. Sehingga kognisi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses
memperoleh pengetahuan (termasuk kesadaran, perasaan, dan sebagainya) atau
proses usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri. Dalam psikologi
kognitif, bahasa menjadi salah satu objek materialnya karena bahasa merupakan
perwujudan fungsi-fungsi kognitif.9
Adapun perbedaan Uno Stacko dulu dan yang akan dikembangkan yaitu
dari segi desain dan cara bermainnya, Uno Stacko dahulu didesain hanya
menggunakan stiker angka 1-12 sedangkan Uno Stacko yang dikembangkan
didesain menggunakan angka lalu ditambah gambar-gambar hewan dan buah-
buahan di setiap sisinya agar lebih bervariasi dan pengetahuan anak lebih
berkembang. Dalam bermain, Uno stacko dahulu menggunakan dadu dan
permainan berakhir apabila menara roboh sedangkan Uno Stacko yang
dikembangkan yaitu berupa undian dan permainan berakhir apabila menara roboh
lalu mampu menyelesaikan tantangan berupa kartu tantangan yang berisikan
materi pembelajaran yang diberikan oleh guru, anak yang tidak pernah
merobohkan menara Uno akan mendapatkan reward. Tujuan dari tantangan dan
Reward tersebut ialah supaya anak lebih termotivasi, lebih semangat,
menyenangkan, dan agar anak mampu menyelesaikan dan mengingat kembali
materi yang sudah diberikan oleh guru serta mengembangkan seluruh aspek
perkembangan yang ada pada diri anak terutama perkembangan kognitif nya.
Berdasarkan dari hasil observasi awal yang dilakukan di TK Aisyiyah
Bustanul Athfal Desa Padang Luas perkembangan kognitifnya belum sesuai
dengan perkembangan yang seharusnya, terutama dalam lingkup perkembangan
berfikir simbolik. Hambatan yang sering ditemui oleh guru dalam kegiatan
pembelajaran yaitu penerapan metode dan media yang tepat digunakan dalam
9
Yuliani Nurani Sujiono, Metode Pengembangan Kognitif. (Tanggerang Selatan: Universitas
Terbuka. 2014) hlm 3.3.
mengembangkan aspek perkembangan kognitif pada anak. Hal ini dikarenakan
dalam penggunaan media guru yang mengajar lebih sering menggunakan
majalah/buku dan tulisan yang dibuat di papan tulis dalam mengembangkan aspek
kognitif anak, dan juga fasilitas dan alat permainan kurang memadai, hanya itu-itu
saja dan kurang dikembangkan, sehingga anak lebih mudah bosan, cenderung
diam dan kurang mengerti tentang materi yang diberikan oleh guru. Dalam
pembelajaran hampir 80% anak kurang fokus dan sulit untuk mengingat materi
yang sudah diberikan. Sehingga guru menyarankan untuk mengembangkan
sebuah permainan untuk meningkatkan kemampuan kognitif pada anak di TK
tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengembanagan Permainan Uno Stacko Terhadap
Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Desa
Padang Luas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar”.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan masalah- masalah yang ada maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana pengembangan permainan uno stacko agar
dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini di TK Aisyiyah Bustanul
Athfal Desa Padang Luas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar.”
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
melakukan pengembangan permainan uno stacko agar dapat meningkatkan
kemampuan kognitif anak usia dini di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Desa Padang
Luas, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar.
MANFAAT PENELITIAN
a. Manfaat Teoritis
a) Menambah fariasi permainan uno stacko yang dapat meningkatkan
kemampuan kognitif anak usia dini.
b) Dengan adanya pemngembangan permainan uno stacko
diharapkan mempermudah proses pembelajaran di PAUD.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi guru
Menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman tentang
mengembangkan kemampuan kognitif anak dengan menggunakan
permainan Uno Stacko.
2) Bagi Sekolah
Dijadikan contoh bentuk peningkatan yang berbasis sekolah dalam
meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini, sehingga mutu
atau kualitas sekolah akan meningkat.
3) Bagi siswa
▪ Menarik rasa ingin tahu anak.
▪ Meningkatkan kemampuan kognitif pada anak usia dini.
▪ Sebagai acuan agar anak mampu mengoptimalkan
kemampuan kognitifnya.
4) Bagi peneliti
a) Dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti Selanjutnya.
b) Memberikan motivasi agar dapat menerapkan dan
menggunakan permainan Uno Stacko dengan baik dan
optimal serta memacu peneliti untuk dapat menerapkan
media-media yang lain.
KAJIAN TEORITIK
1. Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anaksecara menyeluruh atau menekankan kepada
perkembangan seluruh aspek kepribadian anak. 10 Pendidikan anak usia dini
sekarang ini telah banyak bermunculan di masyarakat, baik pendidikan formal
maupun informal. Perkembangan kemampuan anak bermakna bagi
pengembangan potensi anak secara utuh dan bagi kemajuan ilmu pengetahuan
dan seni budaya. Menurut ahli permainan mendukung tumbuhnya pikiran
kreatif, karena di dalam bermain anak memilih permainan sendiri yang
mereka sukai, belajar membuat identifikasi banyak hal.11
Pendidikann anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan
sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan
yang ditunjukan bagi anak sejak lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan
dengan pemberian rangsangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuiki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada
jalur formal,nonformal, dan informal. 12
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada perletakan dasar
kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordiasi motorik halus dan
kasar), kesecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
spritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang
dilalui oleh anak usia dini.13
10 Suyadi, Teori Pembelajaran Anak Usia Dini, (Bandung: Remaja Rosdakarya: 2013) hlm.
22
11
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2012), hlm. 20
12
Lilis Madyawati, Strategi Pengembangan Bahasa, (Jakarta: Kencana,2016) hlm,3
13
Hasnida, Analisa Kebutuhan Anak Usia Dini, (Jakarta: Luxima, 2014), 169
Pendidikan anak usia dini adalah jenjang dimana anak usia dini
memasuki tahap pertama sebelum melakukan jenjang kesekolah dasar
tahapan-tahapan pendidikan anak usia dini memiliki tahapan yang berbeda-
beda dengan keunikannya masing-masing yang dilalui oleh anak usia dini.
Pendidikan anak usia dini dimulai sejak lahir sampai usia 6 tahun supaya
memiliki kesiapan secara mental dengan siap sebelum melakukan kejenjang
berikutnya. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk
Penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan
dasar ke arah pertumbuhan dan enam perkembangan yaitu: perkembangan
moral agama, perkembangan fisik, kecerdasan, sosial emosional, bahasa, dan
komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan sesuai
kelompok usia yang dilalui oleh anak usia dini.14
Berdasarkan UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1, butir 14 Pendidikan Anak Usia Dini
adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pembelajaran
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.15
Pendidikan anak usia dini merupakan wahana pendidikan yang sangat
fundamental dalam memberikan kerangka dasar terbentuk dan
berkembangnya dasar-dasar pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada anak.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan pada anak usia dini, seperti:
Kelompok Bermain, Taman Penitipan Anak, Satuan PAUD Sejenis, maupun
14
Dadan Suryana, Pendidikan Anak Usia Dini”Stimulasi Dan Perkembangan Anak”,(
Jakarta: Kencana,2016), 257
15
Undang-Undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional), Pendidikan Anak Usia Dini
Pasal 01,(Jakarta:Sinar Grafika,2003),4
Taman Kanak-Kanak sangat bergantung pada sistem dan proses pendidikan
yang dijalankan.
2. Media Permainan Uno Stacko
Uno stacko adalah Permainan menyusun balok-balok membentuk
menara dengan mengambi balok dari bagian bawah atau tengah menara dan
meletakkannya di puncak menara secara bergantian tanpa boleh merobohkan
menara atau menjatuhkan balok lain. Media uno stacko merupakan media
permainan edukatif berbentuk susunan balok warna-warni yang menarik dan
dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak. 16
Terdapat beberapa jenis UNO, yakni UNO kartu dan UNO Stacko.
Sesuai dengan namanya, UNO kartu menggunakan komponen kertas,
sedangkan UNO Stacko berupa balok yang dimainkan dengan cara disusun.
Jadi, Uno Stacko merupakan balok yang dimainkan dengan cara
disusun dengan dimainkan 2-10 pemain dengan warna, angka, petunjuk.
Permainan ini sangat digemari oleh semua orang yang dimana semua
kalangan bisa memainkannya dan sangat mudah dalam memahami permainan
ini karena tidak banyak peraturan yang ada pada permainan ini.
3. Kemampuan kognitif anak usia dini
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak
berkembang dan berfungsi sehingga dapat berpikir. Keat menyatakan bahwa
perkembangan kognitif merupakan proses mental yang mencakup pemahaman
tentang dunia, penemuan pengetahuan, pembuatan perbandingan, berfikir dan
mengerti. Proses mental yang dimaksud adalah proses pengolahan informasi
yang menjangkau kegiatan kognisi, intelegensi, belajar, pemecahan masalah
dan pembentukan konsep. Hal ini juga menjangkau kreativitas, imajinasi dan
16
Roziqin, Muhammad. Pengaruh Permainan Uno Stacko Terhadap Peningkatan Fungsi
Kognitif Lansia Di Griya Usila Santo Yosef Surabaya. Skripsi. Fakultas Keperawatan,
Pendidikan Ners, Universitas Airlangga. Surabaya 2017.
(Online)file:///D:Proposal/newww/full%20text.pdf diakses 25 April 2023.
ingatan. Anak usia 5-6 tahun berada pada tahap praoperasional. Pada tahap ini
anak mulai menunjukan proses berfikir yang jelas. Anak mulai mengenali
beberapa simbol dan tanda termasuk bahasa dan gambar. Penguasaan bahasa
anak sudah sistematis, anak dapat melakukan permainan simbolis. Namun,
pada tahap ini anak masih egosentris. 17
Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang penting
untuk dikembangkan. Jean Piaget mengemukakan tentang perkembangan
kognitif yaitu kemampuan untuk secara lebih cepat mempresentasikan dunia
dan melakukan operasi logis dalam mempresentasikan konsep yang berdasar
pada kenyataa dan tahapan-tahapan perubahan yang terjadi dalam proses
kehidupan manusia untuk memahami, mengolah informasi, memecahkan
masalah dan mengetahui sesuatu. Piaget membagi empat tahap tingkat
perkembangan yaitu sebagai berikut:
a) Tahap Sensori Motor (Lahir hingga usia 2 tahun)
b) Tahap Pra-operasional (Usia 2-7 tahun)
c) Tahap Konkret Operasional (Usia 7-11 tahun)
d) Tahap Formal Operasional (Usia 11 tahun hingga dewasa)
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa anak usia 5-6 tahun masuk
dalam tahap berpikir pra-operasional. Dimana anak pada tahapan ini
memasuki proses berpikir simbolis. 18
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian pengembangan permainan uno stacko terhadap kemampuan
kognitif anak usia dini di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Desa Padang Luas,
Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. mengacu pada jenis penelitian
pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono bahwa
penelitian Research and Development adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
produk tersebut.20 Peneliti menggunakan penelitian dan pengembangan pada
level 3 yaitu meneliti dan menguji produk dalam rangka mengembangkan
produk yang telah ada. Melalui pngembangan diharapkan produk yang telah
ada menjadi semakin efektif, efisien, praktis, menarik dan memuaskan.
Metode penelitian ini menggunakan model pengembangan yang
dikembangkan oleh Borg & Gall. Brog and Gall berpendapat bahwa,
pendekatan Research and Development (R & D) dalam pendidikan meliputi
sepuluh langkah. Tujuan utama metode penelitian pengembangan ini
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan mengetahui kelayakan
produk yang dikembangan.21
Secara prosedur langkah-langkah penelitian model reseach and
development (R&D) adalah sebagai berikut :
Mengumpulk Revisi
an informasi produk
Uji coba
Desain
pemakaian
produk
Validasi Revisi
20 desain
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif dan R & produk
D (Bandung:
Alfabeta, 2013), Hlm. 07
21
Ibid, Hlm. 408.
Revisi desain
Uji coba
produk
Agung Triharso. (2013). Permainan Kreatif & Edukatif untuk Anak Usia Dini,
Yogyakarta: CV Andi Offset.
Ahmad Susanto, 2012. Perkembangan Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Badru Zaman, dkk. 2016. Media Dan Sumber Belajar TK, Banten: Universitas
Terbuka.
Mira Yanti Lubis, 2019. Mengembangkan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui
Bermain, Jurnal Ilmiah Generasi Emas: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia
Dini 2 (1) 50.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Dan Kualitatif Dan R &
D. Bandung: Alfabeta.
Suyadi, 2013. Teori Pembelajaran Anak Usia Dini, Bandung: Remaja Rosdakarya.