Anda di halaman 1dari 31

A.

LATAR BELAKANG
Kognitif merupakan proses berfikir anak, dimana memunculkan
kemampuan menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan kejadian atau
peristiwa. Pengertian kognitif adalah kemampuan seseorang merasakan dan
mengingat, serta membuat alasan untuk berimajinasi. Perkembangan kognitif
tidak hanya meliputi matematika dan sains, namun juga pemecahan. 1
Perkembangan kognitif adalah tahapan-tahapan perubahan yang terjadi dalam
rentang kehidupan manusia untuk memahami, mengolah informasi,
memecahkan masalah dan mengetahui sesuatu.2 Kemampuan kognitif yang
berkembang akan memudahkan anak dalam menguasai pengetahuan umum
lainnya sehingga ia dapat menjalankan fungsinya dalam interaksi
bermasyarakat secara luas.3
Perkembangan kognitif anak usia dapat distimulasi melalui bermain,
karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Semua
anak senang bermain, setiap anak menyukai permainan karena melalui
bermain anak belajar untuk memahami lingkungan sekitar. 4 Bermain
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tanpa alat yang
menghasilkan pengertian, atau memberikan informasi kesenangan maupun
mengembangkan imajinasi anak.5 Karena pada hakikatnya manusia tidak
selalu dihadapkan suka, pasti adakalanya dihadapkan rasa duka dan memiliki
rasa jenuh maka manusia sangat membutuhkan sekali hiburan. Bahkan Allah
Subbhanahu Wa Ta’ala berfirman:

ٰ ْ ‫اار‬
َ ‫اَّل ِخ َرة‬ ٌ ٌۗ ‫َو َما ٰه ِذ ِه ْال َح ٰيوة ُ الدُّ ْنيَا ٓ ِا اَّل لَ ْه ٌو اولَ ِع‬
َ ‫ب َو ِا ان الد‬

1
Nina Veronica, “Permainan Edukatif Dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini,” Pedagogi :
Jurnal Anak Usia Dini Dan Pendidikan Anak Usia Dini 4, no. 2 (2018): 49,
https://doi.org/10.30651/pedagogi.v4i2.1939.
2
Sitti Aisyah Mu’min, “Teori Pengembangan Kognitif Jian Piaget,” Jurnal AL-Ta’dib 6, no. 1
(2013): 89–99, https://ejournal.iainkendari.ac.id.
3
Leny Marinda, “Kognitif Dan Problematika,” An-Nisa’ : Jurnal Kajian Perempuan Dan
Keislaman 13, no. 1 (2020): 116–52.
4
Veronica, “Permainan Edukatif Dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini.”
5
Mardi Fitri, “Peningkatan Kemampuan Berhitung Melalui Permainan Menjemur Angka Pada
Anak Kelompok B3 TK Adhyaksa Banda Aceh” 3, no. 1 (2019): 24.

1
ُ ُۘ ‫ي ْال َحيَ َو‬
َ‫ان لَ ْو َكانُ ْوا يَ ْعلَ ُم ْون‬ َ ‫لَ ِه‬
Artinya : “Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan
sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya
mereka mengetahui”(QS. Al-Ankabut 29: Ayat 64).
Surat tersebut menjelaskan bahwa kehidupan didunia hanya gurauan dan
permainan semata. Maka artinya kita manusia yang hidup didunia perlu
membutuhkan hiburan seperti contohnya permainan untuk memberikan rasa
senang dan bahagia untuk mengembalikan suasana hati yang sedang
merasakan kejenuhan serta hiburan sebagai bentuk dalam menikmati hidup.
Namun kita juga sebagai manusia didunia tidak boleh melalaikan kewajiban
kita sebagai makhluk ciptaan Allah yang dimana dunia tempat sementara dan
akhirat adalah tujuan akhir.
Pembelajaran anak usia dini juga harus sesuai dengan paradigma
proses pembelajaran anak usia dini, yaitu belajar sambil bermain. 6 Karena
bermain juga tidak dapat dipisahkan dari dunia anak-anak, dimanapun dan
siapapun mereka berkumpul disitu akan muncul suatu permainan. Maka,
kegiatan bermain diharapkan dapat membantu proses pertumbuhan serta
perkembangan anak dengan cepat. Oleh sebab itu dalam pendidikan anak usia
dini banyak terdengar istilah “Belajar sambil bermain dan bermain sambil
belajar”. Hal itu dilakukan agar anak tidak mudah bosan untuk menerima
pembelajaran. Permainan yang dilakukan bisa menggunakan permainan
tradisional maupun modern. Namun yang ingin peneliti teliti ialah permainan
yang dapat membantu meningkatkan perkembangan kognitif yaitu dengan
bermain bola memori.
Bola memori adalah salah satu alat permainan yang memiliki banyak
manfaat, yakni untuk mengembangkan kognitif anak, kemampuan motorik
halus, kemampuan numerik, dan melatih daya konsentrasi anak. Boal memori

6
Muhiyatul Huliyah, Permainan Matematika Untuk Pembelajaran Berhitung Anak Usia Dini,
Prosiding Seminar Nasional Tahunan II Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN SMH Banten 14
September 2017 Pembelajaran Baca Tulis dan Hitung Tingkat Pemulaan Bagi Anak Usia Dini,
Serang: 14 September 2017, Hal.05.

2
adalah permainan yang sangat mudah untuk dibuat dari alam sekitar.
Permainan bola memori merupakan permainan yang menitik-beratkan pada
daya konsentrasi anak. Dalam permainan ini, melibatkan anak dan guru .
Dengan stimulasi yang di lakukan melalui permainan ini di harapkan
kemampuan kognitif anak dapat mengalami peningkatan kognitif pada anak.
Permainan bola memori termasuk dalam permainan dengan aturan yang
dilakukan secara individu, Dimana si anak mengulang kembali urutan bola
sesuai dengan contoh yang guru beri.
Pada dasarnya pengembangan kognitif dimaksudkan agar anak mampu
melakukan eksplorasi terhadap dunia sekitar melalui panca inderanya,
sehingga dengan pengetahuan yang didapatnyatersebut anak akan dapat
melangsungkan hidupnya dan menjadi manusia yang utuh sesuai dengan
kodratnya sebagai makhluk Tuhan yang harus memberdayakan apa yang ada
di dunia ini untuk kepentingan dirinya dan orang lain di sekitarnya. sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Peaget, yaitu pentingnya guru
mengembangkan kemampuan kognitif pada anak. Sehingga anak mampu
mengembangkan daya persepsinya, mampu berfikir, mengingat, memahami
dan juga mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapinya.
Dari observasi di TK ABA 4 Serang, bahwa masih ada anak yang
mengalami permasalahan menentukan dan membedakan macam bentuk warna
serta fokus saat pembelajaran. Penyebab kurangnya anak yang belum bisa
dapat mengenal bentuk dan warna serta kefokusan anak di TK ABA 4 Serang
yaitu dalam strategi belajar mengajar serta dalam kegiatan pembelajaran, guru
sering kali menggunakan media LKA tanpa memberikan kegiatan bermain
yang menyenangkan bagi anak, sehingga kemampuan kognitif anak
cenderung rendah. Oleh karena itu, perlu adanya suatu alat permainan
edukatif yang menarik yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif
mengenal bentuk dan warna serta kefokusan anak yaitu dengan menciptakan
permainan Bola Memori diharapkan kemampuan kognitif mengenal bentuk
dan warnaserta kefokusan anak kelompok A di TK ABA 4 Serang lebih baik.
Kemampuan kognitif mengenal bentuk dan warna serta kefokusan

3
adalah salah satu aspek yang baru dicapai oleh anak kelompok A. Bentuk
adalah salah satu dari konsep paling awal yang harus dikuasai oleh anak.
Untuk anak kelompok A terdapat berbagai bentuk yang harus dikenal oleh
anak antara lain lingkaran, Dan untuk pengenalan warna. Konsep warna
paling baik dikembangkan dengan cara memperkenalkan warna satu per satu
kepada anak dan menawarkan beragam permainan dan kegiatan menarik
yang berhubungan dengan warna.5 Warna yang diambil yaitu warna primer
dan membagi warna primer menjadi tiga warna yaitu merah, kuning dan biru.
Warna primer merupakan warna yang akan dikenalkan oleh anak kelompok A
usia 4-5 tahun. Pengenalan warna primer pada anak usia dini di Taman
Kanak-Kanak dapat dilakukan melalui permainan yang menyenangkan dan
melibatkan anak secara langsung. Hal ini dikarenakan melalui permainan
mengenal warna anak akan lebih mudah dalam mempelajari dan memahami
warna secara utuh. Konsentasi adalah cara anak fokus dalam melakukan
sesuatu, sehingga itu mampu dikerjakan dalam waktu tertentu. Dengan
permainan bola memori kefokusan anak akan meningkat serta daya ingat anak
juga bertambah.
Dapat disimpulkan bahwa permainan adalah suatu aktivitas
menyenangkan yang dilakukan anak dan berfungsi untuk membantu anak
mencapai perkembangan yang utuh dan mencakup seluruh aspek
pengembangan dan juga merupakan alat yang dapat memotivasi anak untuk
dapat mengembangkan semua potensi yang dimilikinya secara optimal,
mengenal lingkungan sekitar, dan untuk bersosialisasi terhadap teman-teman
disekelilingnya. Untuk menciptakan suatu alat permainan harus disesuaikan
dengan aspek yang ingin dikembangkan, tingkat usia anak, manfaat
permainan, karakteristik permainan, cara bermain, bahan yang digunakan
dalam pembuatan permainan dan juga kelemahan kelebihan permainan
tersebut. Permainan bola memori merupakan salah satu alat permainan untuk
mengembangkan aspek kognitif mengenal bentuk dan warna serta kefokusan
yang dibuat untuk anak kelompok A usia 4-5 tahun. Melalui permainan bola
memori ini anak bermain tentang pengenalan bentuk dan warna serta

4
kefokusan. Anak mengurutkan kembali bola yang sudah disusun guru dari situ
anak mengenal bentuk warna pada bola tersebut, dapat mengenal bentuk
lingkaran serta dapat meningkatkan daya ingat serta kefokusan pada anak.

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tergerak untuk melakukan


penelitian dengan judul “Pengaruh Permainan Bola Memori Terhadap
Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-5 Tahun Di TK Aba 4 Serang”
Permasalahan penelitian yang penulis ajukan ini dapat diidentifikasi
permasalahannya sebagai berikut :
1. Aspek perkembangan kognitif anak pada TK ABA 4 Serang
belum berkembangan secara optimal
2. Kurangnya daya ingat anak dalam menyebutkan warna warna
3. Sarana belum memadai

4. Guru belum pernah menggunakan metode bermain bola


memori dalam perkembangan kognitif anak usia dini
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan, maka yang


menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh permainan bola memori terhadap
perkembangan kognitif anak usia dini di TK ABA 4 Serang ?
2. Bagaimana upaya guru dalam menerapkan permainan bola
memori untuk meningkatkan perkembangan kognitif di TK ABA 4
Serang ?
C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah penelitian ini bertujuan untuk


mengetahui pengaruh permainan bola memori terhadap perkembangan
kognitif anak usia dini di TK ABA 4 Serang serta untuk mengetahui upaya
guru dalam menerapkan permainan bola memori untuk meningkatkan
perkembangan kognitif di TK ABA 4 Serang.

5
D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun sistematika pembahasan yang dipakai dalam penulisan


skripsi ini adalah :

1. Secara Teoritis

Sebagai salah satu alternative untuk mengembangkan


penelitian lain yang menggunakan permainan bola memori dalam
meningkatkan perkembangan kognitif anak.
2. Secara Praktis

a. Bagi guru

Sebagai bahan masukan bagi guru untuk dapat


mempertimbangkan penerapan permainan bola memori dalam
pembelajaran perkembangan kognitif anak.
b. Bagi sekolah
Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan serta
meningkatkan perkembangan kognitif anak
c. Bagi peneliti sendiri
Untuk menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman
dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
d. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain tentang pengaruh
permainan bola memori dalam mempengaruhi perkembangan
kognitif anak.
E. PENELITIAN YANG RELEVAN
Penelitian ini bertujuan agar peneliti dapat mengambil masukan untuk
penelitiannya.
1. Mauizatul Marhamah, Helen Sabera Adib, Izza Fitri (2021)
melakukan penelitian yang berjudul “pengaruh permainan
congklak terhadap perkembangan kognitif anak usia dini” pada
tahun 2021. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

6
Pengaruh permainan congklak terhadap perkembangan kognitif
anak usia 5-6 tahun di PAUD KB Tunas Harapan Muara Enim.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis
penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen “Pre
eksperimental design“. Desain penelitian ini menggunakan“One
gruppre test-Post Test Design. Perbedaan dari penulis ini yaitu jika
penulis menggunakan pembelajaran dengan permainan congklak
sedangkan penulis ini menggunakan pemainan bola memori. 7 Dan
peneliti memakai penulis ini memakai memakai metode penelitian
eksperimen “Pre eksperimental design“ sedangkan penulis
memakai metode penelitian eksperimen “Quansi Eksperimental
Design“.
2. Apipah (2022) melakukan penelitian yang berjudul “pengaruh
bermain congklak terhadap kemampuan berhitung anak usia dini”
pada tahun 2022. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pengaruh bermain congklak terhadap
kemampuan berhitung anak usia 4-5 tahun di PAUD Al-Jihad.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis
penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen “Quansi
Eksperimental Design“. Perbedaan dari penulis ini adalah penulis
hanya meneliti kemampuan kognitifnya saja dan juga perbedaan
tempat penelitiannya 8
3. Yustiyana Arum, Habsari Nurhenti, Dorlina Simatupang
(2014) melakukan penelitian yang berjudul “pengaruh bermain
bola warna modifikasi terhadap kemampuan mengenal konsep
bilangan pada anak usia dini” pada tahun 2021. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh bermain bola warna

7
Mauizatul Marhamah, Helen Sabera Adib, and Izza Fitri, “Pengaruh Permainan Congklak
Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun Di PAUD KB Tunas Harapan Muara
Enim Tahun 2021,” JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 5, no. 5 (2022): 1451–57,
https://doi.org/10.54371/jiip.v5i5.586.
8
Apipah, “Pengaruh Bermain Congklak Terhadap Kemampuan Berhitung Anak Usia 4-5 Tahun
Di PAUD Al-Jihad”(Skripsi UIN Sultan Maulana Hassanuddin Banten,2022).

7
modifikasi terhadap kemampuan mengenal konsep bilangan pada
anak kelompok A TK Pertiwi Srono Banyuwangi. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
eksperimen. Metode penelitian eksperimen Pre Eksperimental
Design“. Perbedaan dari penulis ini adalah penulis hanya meneliti
pengaruh bermain bola nya saja dan juga tempat penelitiannya. 9

F. KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka berfikir adalah uraian atau pernyataan tentang kerangka


konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan.
Kerangka berpikir adalah diagram yang mempunyai peran sebagai alur logika
sistematika dalam penelitian. Dimana hal tersebut berdasarkan pertanyaan
penelitian dan menggambarkan suatu himpunan konsep atau presentasi
hubungan tertentu antar beberapa konsep.

Siswa TK A umur 4-5 tahun Di TK


ABA

Permasalahan

Kurang berkembangnya aspek


kogntif anak

Solusi

Dengan bermain bola memori


meningkatkan aspek kognitif pada
anak

Tujuan

9
Yustiyana Arum, Habsari Nurhenti, and Dorlina Simatupang, “Pengaruh Bermain Bola Warna
Modifikasi Terhadap Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan Pada Anak Kelompok A,” 2014, 1–
5.

8
Untuk mengembangkan aspek
kognitif anak di TK A ABA Serang

G. KAJIAN TEORI
1. Hakikat Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengaruh adalah daya


yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk
watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang.10 Pengertian pengaruh
menurut beberapa ahli yaitu Menurut Wiryanto, pengaruh adalah tokoh
formal dan informal di masyarakat yang memiliki ciri-ciri kosmopolitan,
inovatif, kompeten, dan aksesibel dibandingkan dengan pihak yang
dipengaruhi. Menurut M. Suyanto, pengaruh adalah nilai kualitas suatu
iklan melalui media tertentu. Menurut Uwe Becker, pengaruh adalah
kemampuan yang terus berkembang dan tidak terlalu terkait dengan usaha
memperjuangkan dan memaksakan kepentingan. Menurut Norman Barry,
pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan agar bertindak dengan cara tertentu,
terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang
terbuka tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.

Menurut Robert Dahl, pengaruh diumpamakan sebagai berikut: A


mempunyai pengaruh atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk berbuat
sesuatu yang sebenarnya tidak akan B lakukan. Menurut Sosiologi
Pedesaan, pengaruh adalah kekuasaan yang bisa mengakibatkan perubahan
perilaku orang atau kelompok lain. Menurut Bartram Johannes Otto
Schrieke, pengaruh adalah bentuk dari suatu kekuasaan yang tidak dapat
diukur kepastiannya. Menurut Albert R. Roberts dan Gilbert, pengaruh
adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang saat tidak memiliki
kewenangan untuk mengambil keputusan. Menurut Jhon Miller, pengaruh
adalah komoditi berharga dalam dunia politik Indonesia.11

10
Pius Abdillah & Danu Prasetya, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya, Arloka ), hal 256
11
Mitri Syafni, “Pengaruh Pendidikan Entrepreneurship Terhadap Etika Bisnis Pelaku Usaha
Alumni Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 1 Pekanbaru Menurut Perspektif Ekonomi Islam,” Uin

9
Dari pengertian di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
pengaruh merupakan sebuah hal yang tidak wujud tapi bisa dirasakan
keberadaan dan kegunaannya dalam kehidupan dan aktivitas manusia
sebagai makhluk sosial.
2. Hakikat Perkembangan
Menurut Hurlock pada dasarnya dua proses perkembangan yaitu
pertumbuhan atau evolusi dan kemunduran atau involusi terjadi secara
serentak dalam kehidupan manusia. hidupnya. Orang tumbuh, beradaptasi,
dan berubah melalui perkembangan fisik, perkembangan kepribadian,
perkembangan sosioemosional (sosial dan emosi), perkembangan kognitif
(berpikir), dan perkembangan manusia menurut teori Piaget (kognitif dan
moral) serta teori perkembangan kognitif menurut Lev Vygotsky. Aliran
pengalaman yang diperoleh individu, maka faktor eksogenlah yang
menentukan perkembangan anak.12
Perkembangan mengacu pada bagaimana seorang tumbuh,
beradaptasi, dan berubah disepanjang perjalanan Perkembangan adalah
proses bertambahnya kematangan dan fungsi psikologis manusia.
Kematangan perkembangan yang dialami oleh manusia akan meningkatkan
kemampuannya pada lingkup perkembangan tersebut. Penting untuk
mengetahui perkembangan anak usia dini, karena perkembangan anak saat
ini akan mempengaruhi perkembangan selama rentang kehidupannya.
Pengatahuan tentang perkembangan anak usia dini dapat membantu orang
tua dan guru untuk menyiapkan upaya mengoptimalkan perkembangan
tersebut. Dari pengertian di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
perkembangan ialah proses meningkatnya kecakapan pada skala
perkembangan itu.
3. Hakikat Perkembangan Kognitif
Menurut Jamaris Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal

Suska Riau Repository, 2018, 30–54.


12
Agus Sriyanto and Siti Hartati, “Perkembangan Dan Ciri-Ciri Perkembangan Pada Anak Usia
Dini,” Journal Fascho : Jurnal Penelitian Dan Pendidikan Anak Usia Dini 1, no. 2 (2022): 26–33,
http://www.ejournal.stitmuhngawi.ac.id/index.php/Fascho/article/view/39.

10
di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir Gagne.
Istilah kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi
manusia/ satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan
yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah
pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka,
pertimbangan,pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan,
pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan. 13
Menurut Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif adalah
proses interaksi yang berlangsung antara anak dan pandangan perseptual
terhadap sebuah benda atau kejadian di suatu lingkungan. Perkembangan
anak nampak pada kemampuannya dalam menerima, mengolah, dan
memahami informasi-informasi yang diterima dengan membangun
pengetahuan mereka melalui eksplorasi aktif terhadap lingkungannya.
Kemampuan kognitif merupakan awal dari kemampuan anak untuk
berfikir.14
Menurut Susanto Perkembangan kognitif adalah suatu proses
berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan
mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Jadi proses kognitif
berhubungan dengan tingkat kecerdasan intelegensi yang menandai
seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide- ide
belajar. Hal ini sejalan dengan perkembangan kognitif yang menyangkut
perkembangan berpikir dan bagaimana kegiatan berpikir itu bekerja.15
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian
perkembangan kognitif merupakan proses berfikir yang bekerja dalam
memikirkan suatu peristiwa yang berhubungan dengan kecerdasan anak.
4. Karakteristik Bermain Anak Usia 4-5 Tahun
Anak merupakan seorang manusia atau individu yang memiliki
kebutuhan dan pola perkembangan tertentu yang berbeda dengan orang
13
Jamaris, Teori Perkembangan kognitif, Jurnal penelitian dan evaluasi, 2006 Hal 5-8.
14
Allen, Perkembangan Kognitif, Jurnal penelitian Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini, 2010,
Hal 3.
15
Susanto, Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya, (
Jakarta, Kencana Perdana Media Group, 2011).

11
dewasa dan memiliki berbagai macam potensi yang harus dikembangkan.
Anak usia 4-5 tahun memiliki masa perkembangan kecerdasan yang sangat
pesat sehingga pada usia tersebut disebut dengan masa keemasan (golden
age). Pada masa ini anak mengalami masa peka dan anak mulai melakukan
kegiatan mandiri yang biasanya mulai lepas dari ketergantungan orang tua.
Jika anak berhasil melakukan kegiatan mandirinya maka anak akan
mencoba melakukan kegiatan sendiri.tanpa bergantung pada orangtuanya.
Namun jika gagal anak akan merasa bersalah dan tidak berani lagi jauh dari
orangtuanya. 16
Dunia anak adalah dunia bermain, anak biasanya cenderung lebih
banyak menghabiskan waktu melalui bermain. 17 Hal tersebut dapat dilihat
dalam kehidupan sehari-hari, dimana waktu yang digunakan untuk bermain
oleh anak lebih panjang dibandingkan dengan waktu belajarnya. Namun,
sebenarnya dari bermain itulah mereka belajar dari hal yang tidak diketahui
menjadi diketahui oleh anak. Hampir semua kegiatan yang dilakukan oleh
anak adalah bermain. Bermain sambil belajar atau belajar sambil bermai.
Jadi agar anak dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal kita
sebagai orang tua sebaiknya dalam permainan anak diarahkan pada
permainan yang merangsang pertumbuhan otak dan fisiknya atau memilih
permainan anak dan dalam bermain anak sesekali didampingi.
Bermain juga merupakan sesuatu yang menyenagkan bahkan
hampir tidak ada permainan yang membuat anak tidk senang untuk
memainkannya. Karena dalam bermain anak bisa melakukan kegiatan yang
beraneka ragam dan kegiatan ini dilakukan bukan hanya sekedar
mempraktikan kemampuan dan keterampilan yang sudah dikuasai,
melainkan juga mencakup juga kegiatan untk mencoba,mengamati,
meneliti, dan mencoba hal-hal yang baru. Serta melalui bermain anak dapat

16
Enny Yulianti, Skripsi, Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Melalui Metode Bermain Peran
Pada Anak Usia 4-5 Tahun Semester 1 di TK Nasima Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013,
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fkultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang 2013, Hal.60
17
Wiwik Partiwi, Konsep Bermain Pada Anak Usia Dini, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
Vol. 5 No.2 Tahun 2017, Hal.108

12
menyesuaikan diri dari lingkungannya termasuk pada anak usia 4-5 tahun.
Beberapa karakteristik bermain pada anak menurut Montolalu sebagai
berikut:
a. Bermain adalah sukarela
b. Bermain adalah pilihan anak
c. Bermain adalah kegiatan yang menyenangkan
d. Bermain adalah simbolik
e. Bermain adalah aktif melakukan kegiatan18
Usia 4 tahun juga biasanya anak sudah mampu berlari, melompat,
memanjat,naik sepeda roda tiga, dan menanyakan sederet pertanyaan setiap
hari. Maka, jika anak pada usia tersebut tidak menunjukan tanda
kemampuan seperti belum melempar bola, belum bisa melompat, belum
bisa naik sepeda roda tiga, masi menangis jka ditinggalkan orang tua, tidak
suka bermain interaktif dan tidak acuh pada anak lain hendaknya orang tua
haarus waspada. Serta pada anak usia 5 tahun, biasanya anak sudah mampu
melompat dengan satu kaki, memanjat, bermain sepatu roda, bermain
sepeda, dan anak juga mampu belajar bahasa lebih baik. Maka orang tua
harus waspada jika anaknya mengalami hal berikut : sangat penakut,
berprilkau agresif, sulit berpisah dari orang tua, tidak mampu
berkonsentrasi lebih dari lima menit, tidak tertarik pada anak lain,
merespon orang sekitarnya dengan datar.19
5. Permainan Bola Memori

Menurut KBBI permainan merupakan sesuatu yang digunakan untuk


bermain, baik berupa barang ataupun sesuatu yang dapat digunakan untuk
bermain. Beberapa ahli berpendapat mengenai permainan salah satunya,
yaitu Gross dimana menurut Gross permainan hendaknya dilihat sebagai
latihan fungsi-fungsi yang sangat penting untuk kehidupan dewasa kelak.

18
Novia Rahma Khareni, SKRIPSI: Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak Kelompok B2
Melalui Permainan Congklk di TK Siswa Budhi Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember Tahun
Pelaaran 2016/2017, Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember 2017, Hal.14
19
Conny Semiawan, Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar,(Jakarta: PT
Indeks, 2008), Hal.20

13
Sedangkan menurut Schaller, permainan menawarkan kelonggaran setelah
melakukan suatu tugas atau bersifat merefresh, Schaller menyebut bahwa
permainan adalah lawan kata dari bekerja. 20

Selain itu ada pendapat dari Tedjasaputra yang menyatakan bahwa


permainan merupakan bentuk dari bermain yang memiliki aturan dan
syarat untuk disepakati bersama. Senada dengan pendapat Tedjasaputra,
menurut Ralbi permainan adalah kegiatan yang dikendalikan oleh aturan
dan bahkan terkadang dapat menjadi sebuah pertandingan. Selanjutnya
menurut Ruswandi permainan merupakan kegiatan yang memberikan
pengalaman belajar bagi para pemainnya Dari beberapa uraian di atas maka
dapat ditarik keseimpulan bahwa permainan merupakan suatu aktivitas
bermain yang diarahkan dan ditandai oleh arahan yang telah disetujui
bersama dan memberikan pengalaman belajar bagi para pemainnya.
Bola memori adalah salah satu jenis permainan untuk
mengembangkan aspek perkembangan kognitif anak usia dini. Permainan
bola memori ini meningkatkan konsentrasi anak karena anak harus fokus
pada bola yang dilihatnya. Permainan bola memori juga dapat
meningkatkan daya ingat anak karena anak harus menghafal bola warna
apa saja yang dilihatnya dan menyebutkannya warna bola tersebut.
6. Cara Bermain Bola Memori
Setiap permainan mempunyai tata cara atau peraturan yang menjadi
ketentuan dan sudah menjadi turun-temurun yang menentukan anak untuk
bersikap sportif dan mempunyai komitmen terhadap kemampuan bermain.
Sebagaimana pemain lainnya bermain bola memori juga mempunyai
aturan/cara main tersendiri. Adapun aturan bermain bola memori ialah
sebagai berikut :
a. Permainan dilakukan oleh satu orang yang dipimpin oleh guru
dengan memakai media bola memori yaitu bola yang berada diatas

20
Siti Nurhayati and Khamim Zarkasih Putro, “Bermain Dan Permainan Anak Usia Dini,” Jurnal
Pendidikan Islam Anak Usia Dini 4, no. 1 (2021): 52–64,
https://jpk.jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id/index.php/jpk/article/view/7/7.

14
gelas-gelas serta satu papan untuk menutupi bola.
b. Ada 7 gelas plastik dan setiapnya gelas diisi satu bola dengan warna
yang berbeda
c. Permainan dimulai dengan cara memasukkan bola ke dalam gelas
yang diurutkan oleh guru sebelumnya lalu murid mengurutkan kembali
bola tersebut sesuai warna yang di perlihatkan oleh guru dan murid
menyesuaikan dengan menaruh bola ke dalam gelas sesuai warna
yang tunjukkan oleh guru sebelumnya.
Cara bermain bola memori diatas dapat disimpulkan bahwa
bermain bola memori dilakukan oleh satu orang dan cara bermainnya
adalah dengan memasukkan bola ke dalam gelas yang diurutkan oleh
guru lalu murid menyesesuaikan warna yang di perlihatkan oleh guru
dan murid menyesuaikan dengan menaruh bola ke dalam gelas sesuai
warna yang tunjukkan oleh guru sebelumnya. Permainan bola memori
untuk anak haruslah sesuai dengan tahap perkembangan atau
kemampuan anak, untuk itu perlu dilakukan modifikasi dalam
permainan bola memori anak usia dini.

7. Manfaat Permainan Bola Memori


a. Meningkatkan keterampilan motorik anak usia dini serta kognitif
anak usia dini
b. Membantu anak memiliki perkembangan yang sehat serta
kemampuanberfikir kritis.
c. Dapat memperkuat ingatan, membantu anak-anak memahami.
d. Dari permainan anak-anak belajar segala sesuatunya dari
permainantersebut.

8. Kelebihan Permainan Bola Memori

a. Mempermudah proses pembelajaran terkadang saat belajar

seseorang akan dihadapkan dengan kondisi dimana kita sulit


memahami suatu mata pelajaran, maka dengan adanya permainan bola
memori ini diharapkan dapat membantupenggunanya memahami suatu

15
mata pelajaran dengan cara yang menyenangkan sekaligus dapat
membantu pemahaman mata pelajaran tersebut.

b. Menjadi sarana yang menyenangkan bagi anak-anak


Pada dasarnya anak-anak lebih senang bermain dibanding belajar,
maka dari itu permaianan ini merupakan solusi yang pas untuk
mengatasi persoalan tersebut. Dengan permainan bola memori, anak-
anak akan diajak bermain sekaligus dapat menjadi sarana belajar yang
menyenangkan bagi mereka.

9. Kekurangan Permainan Bola Memori


a. Minat yang minim
Saat ini minat masyarakat terhadap game edukasi masih sangat
minim. Pasalnya apabila orang mendengar kata game edukasi mereka
akan langsung berpikiran bahwa game tersebut membosankan dan
tidak menarik, Dan hal ini telah menjadi mindset masyarakat sejak
game edukasi itu pertama kali muncul.

b. Permainan yang monoton

Permainan yang cenderung itu-itu saja menambah kesan


membosankannya game edukasi. Dengan permainan yang monoton
tentu orang akan menjadi malas memainkan permainan ini, dan
hasilnya perkembangan game edukasi pun menjadi terhambat .

10. Pengaruh Permainan Bola Memori terhadap Pekembangan


Kognitif Anak UsiaDini

Permainan bola memori ini sangatlah berpengaruh pada


perkembangan anak terutama perkembangan aspek kognitif anak usia
dini. Permainan menggunakan alat dari gelas dan bola kecil warna-warni
serta papan penutup yang dilakukan oleh guru dan anak murid. Indikator
yang dilakukan dalam penelitian ini adalah anak mampu fokus serta
mengingat dengan cepat. Perkembangan kognitif adalah tahapan-tahapan

16
perubahan yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia untuk
memahami, mengolah informasi, memecahkan masalah dan mengetahui
sesuatu.

Indikator perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun dapat dilihat


dari kemampuan anak dalam mengenal konsep-konsepsains sederhana,
dapat mengklasifikasi sederhana, dapat mengenal bilangan, dapat
memecahkan masalah sederhana, dapat mengenal ukuran dan sebagainya.
Dari indikator perkembangan kognitif yang dapat dicermati hampir
seluruh permainan bola memori dapat mengembangkan aspek
perkembangan kognitif.

H. Metodologi Penelitian
1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Lokasi yang peneliti gunakan untuk melakukan penelitian adalah
TK ABA 4 Serang yang beralamat di Perumahan Citra Gading, Cipocok
jaya, Serang city, Banten 42125, Indonesia. WaktuPenelitian ini
dilakukan oleh peneliti sendiri, kehadiran peneliti dilapangan telah
diketahui oleh pihak sekolah dan mendapatkan izin. Hal tersebut
dilakukan agar mendapat informasi dan memudahkan dalam memperoleh
data yang dibutuhkan peneliti. Kehadiran peneliti di lokasi penelitian
tidak setiap hari melainkan dalam jangka 2 bulan dan hadir sesuai
kesepakatan dengan pihak sekolah.
2. Jenis dan Metode Penelitian
Metodologi penelitian berasal dari kata “Metode” yang artinya
cara yang tepat untuk melakukan sesuatu; dan “Logos” yang artinya ilmu
atau pengetahuan. Jadi metodologi adalah cara melakukan sesuatu dengan
mengunakan pemikiran untuk suatu tujuan. Sedangkan “Penelitian”
adalah kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis
sampai menyusun laporan.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode

17
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
Kuantitatif Quasi Eksperimental Design. Desain eksperimen adalah suatu
rancangan percobaan dengan setiap langkah percobaan yang
terdefinisikan, sehingga informasi yang berhubungan dengan atau
diperlukan untuk persoalan yang akan diteliti dapat dikumpulkan secara
faktual.21 Dan pada metode ini dapat dikatakan bagian dari metode
kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen (treatment/perlakuan) terhadap variabel depedent (Hasil)
dalam kondisi yang terkendalikan.

Penelitian ini peneliti menguji dalam pemberian pembelajaran


dengan bermain bola memori apakah dapat berpengaruh atau tidak
terhadap peningkatan perkembangan kognitif anak usia 4-5 tahun di TK
ABA 4 Serang. Teknik pengumpulan sampel pada umumnya dilakukan
tidak secara random yaitu kelas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
ditentukan dengan nilai pretest. Dan pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian analisis data yang bersifat kuantitatif/statistik dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 22

Penelitian eksperimen ada empat faktor utama, hipotesis, variabel


independent, variabel dependent, dan subyek. Hipotesis merupakan
keputusan pertama yang ditetapkan oleh peneliti diuji, berdasarkan
hipotesis ersebut selanjutnya dapat ditentukan variabel independent
(treatment), dependent (outcome), serta subjek yang digunakan untuk
penelitian.

3. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek, organisasi atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
21
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: skripsi, tesis, disertasi, dan karya ilmiah, (Jakarta:
Kencana, 2017), Hal.112
22
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D),
(Bandung: ALFABETA, 2015), Hal.14

18
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. 23

a. Variabel Independen (X)


Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi, yang menjadi sebab perubahan timbulnya
variabel dependen (terikat). Variabel Independen dalam penelitian ini
adalah permainan bola memori.

b. Variabel Dependen (Y)


Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
independen. Dalam penelitian yang menjadi variabel dependen (Y)
adalah kemampuan kognitif anak.
4. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan desain Quasi Eksperimental
Design Tipe Nonequivalent Control Group Design, yaitu pada desain ini
kelompok eksperimen tidak dipilih secara random. 24 Dengan demikian
untuk menentukan kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol
ditentukan dengan hasil perhitungan data pretest. Adapun desain Quansi
Eksperimental Design yang digunakan adalah sebagai berikut :

O₁ ₓ O₂
O₃ O₄
Keterangan :
O₁ = Nilai Pretest Eksperimen (sebelum ada perlakuan)
O₂ = Nilai Posstest Eksperimen (Setelah aad perlakuan)
O₃ = Nilai Pretest Kontrol (Sebelum ada perlakuan)
O₄ = Nilai Posstest Kontrol (Setelah ada perlakuan)

23
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: ALFABETA, 2018), Hal.57
24
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: ALFABETA, 2018), Hal.122

19
5. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. 25 Maka peneliti mengambil anak usia 4-5 Tahun 10
Anak di TK ABA 4 Serang untuk dijadikan sebagai populasi.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. 26 Dan peneliti mengambil sampel anak usia 4-5 tahun
sebanyak 5 anak di TK ABA 4 Serang sebagai kelas eksperimen
penelitian. Karena peneliti menggunakan penelitian Quansi
Eksperimental Design tipe Nonequivalent Control Group Design untuk
membandingkan pembelajaran sebelum dan setelah diberi perlakuan
pembelajaran kemampuan kognitif dengan bermain bola memori.

6. Instrumen Penelitian danTeknik Pengumpulan Data


a. Instrumen penelitian
Instrumen adalah alat ukur yang digunakan dalam rangka
pengumpulan data. Dalam pendidikan alat ukur yang digunakan adalah
tes dan nontes. Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan
instrumen penelitian berupa tes hasil belajar instrumen soal secara
lisan. Penilaian pada instrumen berbentuk tes yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Tabel Instrumen Penelitian Kemampuan
Kognitif Anak Usia 4-5 Tahun
Kriteria Penilaian
No Instrumen Penelitian
(BB) (MB) (BSH) (BSB)
1 2 3 4
1 Menyebutkan berbagaiwarna

25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: ALFABETA, 2018), Hal.130
26
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: ALFABETA, 2018), Hal.131

20
2 Memiliki perilaku yang
mencerminkan rasa ingin tahu

3 Memasukan bola kedalam kotak

4 Menyusun bola sesuaisusunan


sebelumnya

5 Memecahkan masalahsederhana

6 Menyebutkan berbagaipola

7 Menyebutkan bentukgeometri

8 Menyebutkan angka bilangan

Keterangan : Konvensi jumlah nilai dan isi dengan rentang


BB (1) = 50-70
MB (2) = 71-80
BSH (3) = 81-90
BSB (4) = 91=100
Adapun pedoman penilaian tes kemampuan kognitif anak dapat
terlihat dalam tabel berikut:
Tabel Indikator Tingkat Kemampuan
Kognitif Anak
Hasil Pengamatan
No Indikator
(BB) (MB) (BSH) (BSB)
1 2 3 4

21
1 Anak dapat mengetahui berbagai
warna

2 Anak memiliki perilaku yang


mencerminkan rasa ingin tahu

3 Anak dapat memasukan bola


kedalam kotak

4 Amak dapat menyusun bola


sesuaisusunan sebelumnya

5 Anak dapat memecahkan


masalahsederhana

6 Anak dapat mengenal berbagai


pola

7 Anak dapat mengenal bentuk


geometri

8 Anak dapat mengenal bilangan

Keterangan :
BB (1) = Belum Berkembang
MB (2) = Mulai Berkembang
BSH (3) = Berkembang Sesuai Harapan
BSB (4) = Berkembang Sangat Baik
b. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunkan dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Tes
Instrumen tes kemampuan kognitif melalui bermain bola
memori digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif anak usia
4-5 tahun di TK ABA 4 Serang. Dan tes yang digunakan meliputi

22
pretest dan posttest. Pretest merupakan tes yang dilakukan untuk
mengukur kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan
bermain bola memori. Sedangkan posttest merupakan tes yang
dilakukan setelah anak diberikan perlakuan bermain bola memori.
Tujuan dilakukannya pretest dan posttest untuk mengetahui
perlakuan yang diberikan sudah dikuasai dan meningkat dari
sebelum diberi perlakuan atau tidak adanya perubahan sama sekali.

2. Observasi
Observasi dilakukan di TK ABA 4 Serang dengan tujuan untuk
mengetahui letak geografis, kondisi sekolah dan mengamati proses
kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

3. Dokumentasi
Dokumentasi pada penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh gambaran aktivitas ditempat penelitian berupa foto-
foto kegiatan aktifitas belajar anak dengan bermain bola memori. .
c. Uji Coba Instrumen
Uji Coba Validalitas Eksternal
Validalitas adalah hasil dari suatu pengukuran
menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Instrumen yang valid
berarti alat ukur tersebut dapat digunakan untuk apa yang
seharusnya diukur.27 Validalitas eksternal mengacu pada seberapa
baik hasil studi yang diharapkan dapat diterapkan atau dengan kata
lain seberapa umum jenis penelitian ini dapat digeneralisasikan. Dan
untuk mengukur validalitas suatu soal uji instrumen ialah sebagai
berikut:

27
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: ALFABETA, 2018), Hal.193

23
Tabel Data Penelitian Uji Soal Instrumen
Hasil Pengamatan
No
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Setelah diperoleh data penelitian uji coba soal instrumen


seperti pada tabel diatas, selanjutnya menentukan validalitas butir
soal untuk mengetahui apakah uji soal instrumen tersebut sangat
baik untuk selanjutnya dilakukan penelitian atau kurang.

24
Tabel Validalitas Butir Soal
Besarnya Nilai Interpretasi

>70 Kurang

70-79 Cukup

80-89 Baik

90-100 Sangat baik

Setelah diperoleh besaran nilai instrumen penelitiannya


maka dapat ditarik kesimpulan jika besaran nilai > 70 maka
keterangan untuk uji soal untuk uji soal instrumen penelitian dapat
disetujui dan jika besaran nilai < 70 maka, uji coba instrumen tidak
disetujui untuk dilakukan penelitian selanjutnya.
Tabel Uji Coba Instrumen Pengaruh Bermain Bola
Memori Terhadap Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-5
Tahun di TK ABA 4 Serang
Skor Skor Nilai Keterangan
No Instrumen Penelitian
Hitung Kriterium
1 Menyebutkan berbagai
warna
2 Memiliki perilaku yang
mencerminkan rasa ingin
tahu
3 Memasukan bola kedalam
kotak
4 Menyusun bola sesuai
susunan sebelumnya
5 Memecahkan masalah
sederhana
6 Menyebutkan berbagai

25
pola
7 Anak dapat mengenal
bentukgeometri
8 Anak dapat mengenal
bilangan

7. Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik
parametris. Dan untuk mengetahui hasil belajar siswa dilakukan
pengolahan data terhadap nilai pretest dan posstest. Pengolahan data
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Teknik yang digunakan
pada pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Uji Hipotesis
1. Uji satu pihak
Uji satu pihak merupakan perbedaan dua rata-rata yang
digunakan untuk menguji hipotesis yang bertujuan untuk
mengetahui apakah ada peningkatan perkembangan kognitif anak
dengan bermain bola memori dan instrumen yang digunakan
adalah data tes akhir. Adapun hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0 = Pencapaian menigkatnnya perkembangan kognitif melalui
bermain bola memori tidak lebih baik dari anak tanpa bermain
bola memori
Ha = Pencapaian meningkatnya perkembangan kognitif anak
melalui bermain bola memori lebih baik dari anak yang tidak
bermain bola memori.
2. Uji dua pihak
Uji dua pihak merupakan uji perbedaan rata-rata yang
digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini. Uji
hipotesis pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
ada perbedaan antara perkembangan awal anak kelas eksperimen

26
dengan kelas kontrol dan yang akan diuji adalah nilai posstestanak
untuk mengetahui perkembangan kognitif anak. Hipotesis nol
(H0) dan hipotesis alternatif (Ha)adalah sebagai berikut :
Hₒ : Tidak terdapat perubahan signifikan perkembangan kognitif
antara anak dengan bermain bola memori dan anak yang tidak
bermain bola memori.
Hₐ : Terdapat perubahan signifikan perkemabangan kognitiif anak
yang bermain bola memori dengan anak yang tidak bermain bola
memori
Untuk uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan
Wilcoxon Signed Rank Test dalam perhitungan statistiknya.
b. Hipotesis Statistik
1. Hipotesis kopetensi uji satu pihak yaitu :
Hₒ : μ1 ≤ μ2
Hₐ : μ1 ≥ μ2
μ1 = Rata-rata peningkatan perkembangan kognitif dengan
bermain bola memori
μ2 = Rata-rata peningkatan perkembangan kognitif tanpa
bermain bola memori
2. Hipotesis statistik uji dua pihak sebagai berikut :
Hₒ : μ1 = μ2
Hₐ : μ1 ≠ μ2
μ1 = Rata-rata perkembangan awal kognitif anak dengan
bermain bola memori
μ2 = Rata-rata perkembangan awal kognitif anak tanpa
bermain bola memori

I. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam mempermudah penyusunan proposal, penulis membagi proposal
ini kedalam tiga bagian dalam sistematika penulisan:
BAB I Adalah Pendahuluan; Terdiri Dari Latar Belakang, Identifikasi

27
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka
Pemikiran.
BAB II Adalah Kajian Teori; Terdiri Dari Teori . Pengertian Pengaruh,
Pengertian Permainan Bola Memori, Pengertian Perkembangan Kognitif,
Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini, Pengaruh Permainan Bola Memori
Terhadap Perkembangan Kognitif Anak.
BAB III Adalah Metodologi Penelitian; Terdiri Dari, Waktu dan Lokasi
Penelitian, Metode Penelitian Variabel Penelitian, Desain Penelitian, Populasi
dan Sampel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Instrumen Penelitian
dan Analisis Data

28
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sriyanto and Siti Hartati, “Perkembangan Dan Ciri-Ciri Perkembangan
Pada Anak Usia Dini,” Journal Fascho : Jurnal Penelitian Dan
Pendidikan Anak Usia Dini 1, no. 2 (2022): 26–33,
http://www.ejournal.stitmuhngawi.ac.id/index.php/Fascho/article/
view/39.
Allen, Perkembangan Kognitif, Jurnal penelitian Perkembangan Kognitif
Anak Usia Dini, 2010, Hal 3.
Apipah, “Pengaruh Bermain Congklak Terhadap Kemampuan Berhitung
Anak Usia 4-5 Tahun Di PAUD Al-Jihad”(Skripsi UIN Sultan
Maulana Hassanuddin Banten,2022).
Conny Semiawan, Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah
Dasar,(Jakarta: PT Indeks, 2008)
Enny Yulianti, Skripsi, Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Melalui Metode
Bermain Peran Pada Anak Usia 4-5 Tahun Semester 1 di TK
Nasima Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013, Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini Fkultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang 2013.
Jamaris, Teori Perkembangan kognitif, Jurnal penelitian dan evaluasi, 2006
Hal 5-8.
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: skripsi, tesis, disertasi, dan karya
ilmiah, (Jakarta: Kencana, 2017)
Leny Marinda, “Kognitif Dan Problematika,” An-Nisa’ : Jurnal Kajian
Perempuan Dan Keislaman 13, no. 1 (2020): 116–52
Mardi Fitri, “Peningkatan Kemampuan Berhitung Melalui Permainan
Menjemur Angka Pada Anak Kelompok B3 TK Adhyaksa Banda
Aceh” 3, no. 1 (2019)
Mauizatul Marhamah, Helen Sabera Adib, and Izza Fitri, “Pengaruh
Permainan Congklak Terhadap Perkembangan Kognitif Anak
Usia 5-6 Tahun Di PAUD KB Tunas Harapan Muara Enim Tahun
2021,” JIIP - Jurnal Ilmiah/ Ilmu Pendidikan 5, no. 5 (2022):

29
1451–57, https://doi.org/10.54371/jiip.v5i5.586
Mitri Syafni, “Pengaruh Pendidikan Entrepreneurship Terhadap Etika Bisnis
Pelaku Usaha Alumni Sekolah Menegah Kejuruan Negeri 1
Pekanbaru Menurut Perspektif Ekonomi Islam,” Uin Suska Riau
Repository, 2018.
Muhiyatul Huliyah, Permainan Matematika Untuk Pembelajaran Berhitung
Anak Usia Dini, Prosiding Seminar Nasional Tahunan II
Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN SMH Banten 14 September
2017 Pembelajaran Baca Tulis dan Hitung Tingkat Pemulaan
Bagi Anak Usia Dini, Serang: 14 September 2017.
Nina Veronica, “Permainan Edukatif Dan Perkembangan Kognitif Anak Usia
Dini,” Pedagogi : Jurnal Anak Usia Dini Dan Pendidikan Anak
Usia Dini 4, no. 2 (2018): 49,
https://doi.org/10.30651/pedagogi.v4i2.1939.
Novia Rahma Khareni, SKRIPSI: Peningkatan Kemampuan Berhitung Anak
Kelompok B2 Melalui Permainan Congklk di TK Siswa Budhi
Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember Tahun Pelaaran
2016/2017, Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak
Usia Dini Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jember 2017.
Pius Abdillah & Danu Prasetya, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,
(Surabaya, Arloka )
Sitti Aisyah Mu’min, “Teori Pengembangan Kognitif Jian Piaget,” Jurnal AL-
Ta’dib 6, no. 1 (2013): 89–99, https://ejournal.iainkendari.ac.id.
Siti Nurhayati and Khamim Zarkasih Putro, “Bermain Dan Permainan Anak
Usia Dini,” Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini 4, no. 1
(2021): 52–64,
https://jpk.jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id/index.php/jpk/ar
ticle/view/7/7.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D), (Bandung: ALFABETA, 2015)

30
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: ALFABETA, 2018)
Susanto, Ahmad, Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai
Aspeknya, ( Jakarta, Kencana Perdana Media Group, 2011).
Veronica, “Permainan Edukatif Dan Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini.
Wiwik Partiwi, Konsep Bermain Pada Anak Usia Dini, Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, Vol. 5 No.2 Tahun 2017, Hal.108
Yustiyana Arum, Habsari Nurhenti, and Dorlina Simatupang, “Pengaruh
Bermain Bola Warna Modifikasi Terhadap Kemampuan
Mengenal Konsep Bilangan Pada Anak Kelompok A,” 2014.

31

Anda mungkin juga menyukai