Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA BERMAIN

PADA ANAK USIA 4 TAHUN 4 BULAN 19 HARI


DI BANGSAL PADMANABA TIMUR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak


Pembimbing Akademik : Dr. Atik Badiah, Spd, S.Kp, M.Kes
Pembimbing Lapangan : Budi Winarti, S.Kep., Ns

Disusun Oleh :
Aly Sahid Saifullah
Nur Aini
SEMESTER 5

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TERAPI BERMAIN


PADA AN.A DI BANGSAL PADMANABA TIMUR
RSUD DR SARDJITO

di ajukan oleh :
Aly Sahid Saifullah
Nur Aini

disahkan pada :

Hari :
Tanggal :
Tempat : Padmanaba Timur

Mengetahui
Clinical Instructor (CI) Pembimbing Akademik

Budi Winarti, S.Kep., Ns Dr. Atik Badiah, Spd, S.Kp, M.Kes


SATUAN ACARA BERMAIN PADA ANAK

A. Nama Kegiatan : Bermain pada anak : Mewarnai mobil dan hewan


B. Latar Belakang Masalah
Bermain merupakan kegiatan yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan fisik, sosial, emosi, intelektual, dan spiritual anak. Dengan bermain
anak dapat mengenal lingkungan, berinteraksi serta mengembangkan emosi dan
imajinasi dengan baik.
Bermain adalah kegiatan untuk bersenang-senang yang terjadi secara
alamiah. Anak tidak merasa terpaksa untuk bermain, tetapi mereka akan
memperoleh kesenangan, kenikmatan, informasi, pengetahuan, imajinasi dan
motivasi bersosialisasi.
Bermain pada anak sangat perlu dilakukan karena dapat mempengaruhi
perkembangan anak. Dengan bermain, dapat membantu perkembangan sensorik
dan motorik yang dimiliki oleh anak. Selain itu juga dapat membantu
perkembangan kognitif anak
C. Tujuan Kegiatan

1. Untuk mengekspresikan perasaan dan keinginan anak


2. Memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak
3. Melatih fokus dan ketelitian anak
4. Mengurangi efek hospitalisasi pada anak

D. Jenis Permainan : Mewarnai mobil-mobilan dan hewan


E. Sasaran : Anak usia 4 tahun
F. Analisa Kasus
Nama : An. G
Tanggal Lahir : 24 Juli 2018
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Bantul
G. Waktu Pelaksanaan
Hari/tanggal : Sabtu, 5 November 2022
Pukul : 14.00 WIB
H. Media Permainan : kertas mewarnai dan pensil warna
I. Pengorganisasian
Leader : Aly
Fasilitator : Aini
J. Rencana Kegiatan

Waktu dan Acara Kegiatan Keterangan


Pembukaan (5 menit) - Pembukaan Leader
- Perkenalan
- Menjelaskan tujuan
pelaksanaan
Pelaksanaan (sesuai - Bermain mewarnai Leader
kebutuhan) Fasilitator

Evaluasi (5 menit) - Mengakhiri permainan Leader


- Penutupan Fasilitator

K. Dasar Teori Permainan Dan Kegiatan Permainan (dilampirkan)


L. Evaluasi
M. Daftar Pustaka
Bobak.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta:EGC
Annang.2018.Satuan Acara Bermain Pada Bayi.Jawa Tengah.
LAMPIRAN

A. Latar Belakang Masalah


Bermain merupakan kegiatan yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan fisik, sosial, emosi, intelektual, dan spiritual anak. Dengan bermain
anak dapat mengenal lingkungan, berinteraksi serta mengembangkan emosi dan
imajinasi dengan baik.
Bermain adalah kegiatan untuk bersenang-senang yang terjadi secara
alamiah. Anak tidak merasa terpaksa untuk bermain, tetapi mereka akan
memperoleh kesenangan, kenikmatan, informasi, pengetahuan, imajinasi dan
motivasi bersosialisasi.
Bermain sebagai tugas perkembangan anak untuk melatih motorik kasar, motorik
halus, dan bahasa.
B. Pengertian Bermain
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi
kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berprilaku dewasa (Azis Halimul
Hidayat, 2005).
Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak
bermasalahselain berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution
(cit Martin, 2008), bermain adalah pekerjaan atau aktivitas anak yang sangat
penting. Melalui bermain akan semakin mengembangkan kemampuan dan
keterampilan motorik anak, kemampuan kognitifnya, melalui kontak dengan
dunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya, menjadi percaya diri, dan masih
banyak lagi manfaat lainnya (Martin, 2008).
C. Fungsi Bermain
1. Membantu perkembangan sensorik dan motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan
rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak
dapat mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat
dilakukan rangsangan taktil,audio dan visual melalui rangsangan ini
perkembangansensorik dan motorik akan meningkat. Hal tersebut dapat
dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya
maka anak di kemudian hari kemampuan visualnya akan lebih menonjol
seperti lebih cepat mengenal
sesuatu yang baru dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak
bayi dikenalkan atau dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran
di kemudian hari anak lebih cepat berkembang di bandingkan tidak ada
stimulasi sejak dini.
2. Membantu perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini
dapat terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan
komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami obyek permainan seperti
dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan dan kenyataan, mampu
belajar warna, memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat benda yang
digunakan dalam permainan,sehingga fungsi bermain pada model demikian
akan meningkatkan perkembangan kognitif selanjutnya.
3. Meningkatkan sosialisasi anak
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh
dimana pada usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran
orang lain dan merasakan ada teman yang dunianya sama, pada usia toddler
anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses
sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain peran seperti bermain-
main berpura-pura menjadi seorang guru, jadi seorang anak, menjadi seorang
bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah
sudah mulai menyadari akan keberadaan teman sebaya sehingga harapan anak
mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan orang
4. Meningkatkan kreaktifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana
anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu
memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan sehingga anak
akan lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar
pasang mobil- mobilan
5. Meningkatkan kesadaran diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk
ekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang
merupakan bagian dari individu yang saling berhubungan, anak mau belajar
mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.
6. Mempunyai nilai terapeutik
Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga
adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat
menghibur diri anak terhadap dunianya.
7. Mempunyai nilai moral pada anak
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal
ini dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di
rumah, di sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada
beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan tidak
boleh dilanggar.

D. Manfaat Bermain
Manfaat yang didapat dari bermain, antara lain:
1. Membuag ekstra energi
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh seprti, tulang,otot,dan
organ-organ
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak
4. Anak belajar mengontrol diri
5. Berkembangnya keterampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya
6. Meningkatkan daya kreaktifitasnya
7. Mendaptkan kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada di
sekitar anak
8. Mengatasi kemarahan, kekhawatiran, iri hati dan kedukaan
9. Kesempatan begaul dengan anak lainya
10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan
11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya

E. Klasifikasi Kebutuhan Bermain


1. Berdasarkan isi permainan
Menyusun balok juga dapat memberikan rasa senang karena pada
dasarnya anak usia pra sekolah sudah sangat aktif dan imajinatif selain itu
anak masih tetap dapat melanjutkan perkembangan kemampuan motorik
halus dengan kegiatan mewarnai, motorik halus anak dilatih dan akan sangat
berguna ketika anak mulai masuk dunia sekolah.
2. Berdasarkan karakter sosial
Onlooker play. Pada jenis permainan ini anak hanya mengamati
temannya yang sedang bermain, tanpa ada inisiatif untuk ikut berpartisipasi
dalam permainan, , jadi, anak tersebut bersifat pasif, tetapi ada proses
pengamatan terhadap permainan yang sedang dilakukan temanya.
3. Berdasarkan kelompok usia anak
a. 0-12 Bulan
Kata siapa bayi tidak bisa bermain? Cilukba adalah salah satu
permainan yang paling disukai bayi. Di usia ini, orang tua bisa
mengajak bayi bermain dengan merangsang inderanya. Misal,
dengan memasang gantungan warna- warni yang bisa berbunyi di
atas boks bayi. Mainan ini bisa merangsang indera penglihatan serta
indera pendengaran bayi.
“Kalau sudah bisa duduk, kasih mainan yang bisa dia pencet.
Misal komputer-komputeran yan bisa mengeluarkan bunyi berbeda-
beda,” saran Susana. Atau Anda juga bisa memberinya soft book
atau buku bertekstur yang juga mengeluarkan suara bila disentuh. Ini
akan melatih indera peraba, penglihatan serta pendengarannya.
b. 1-2 tahun
Menurut Susana, hingga usia dua tahun, permainan yang sangat
baik untuk mengoptimalkan perkembangan anak adalah permainan
sensori yang dilengkapi dengan stimulasi untuk motorik halus.
Melanjutkan dari usia bayi, di usia ini anak bisa diajak bermain
menggenggam berbagai tekstur yang berbeda, seperti pasir, tepung,
dan beras. Perlahan, ajarkan mereka untuk mengganti menggenggam
dengan mencubit atau menjumput atau menggunakan berbagai media
seperti sendok. Anak-anak juga bisa diajak membuat air berwarna-
warni.
Susana juga mengatakan bahwa ada masa transisi di usia 12-13
bulan di mana anak sudah mulai bisa diajak bermain pretend play
seperti mobil- mobilan, masak-masakan, atau dokter-dokteran.
Komnbinasikan pretend play dengan permainan yang bisa melatih
semua panca inderanya termasuk indera penciuman dengan
mengajaknya bermain ‘tukang sayur’ di mana ia bisa mencium
aroma berbagai rempah. Atau latih indera perasanya dengan bermain
‘menu rahasia’ di mana Anda menjadi koki yang menutup matanya
dan minta ia mencicipi berbagai bahan makanan seperti garam, gula,
selai nanas, dan lain sebagainya.
c. 2-3 tahun
Di usia ini, orang tua bisa memfasilitasi permainan yang
mengasah motorik kasar atau kemampuan fisik anak-anak, misal
melompat atau berlari. “Kasih mainan yang lebih challenging, misal
sepeda roda tiga, atau main melempar bola,” ujar Susana.
Buat permainan yang seru seperti ‘kebun binatang’ di mana
anak bisa memerankan menjadi katak dan mempraktikkan lompat
katak atau berperan menjadi flamingo di mana mereka harus
mencoba berjalan dengan satu kaki.
d. 3-4 tahun
Di usia ini, rentang perhatian anak-anak sudah meningkat.
Mereka sudah bisa bertahan fokus menyelesaikan sesuatu sampai
selesai. Beri mereka permainan sejenis misi menggambar bangun
sederhana, puzzle, play dough, atau balok. “Di umur segini, apa yang
mereka bangun sudah ada artinya,” ujar Susana.
e. >4 tahun
Orang tua bisa mengajak anak bermain board game sederhana seperti
ular tangga atau congklak. “Mereka juga sudah mulai permainan
kooperatif dengan teman, misal lari-larian atau petak umpet,” ujar
Susana lagi. Ini adalah waktu yang tepat untuk mengembangkan
kemampuan sosialisasi mereka.

F. Tujuan

2. Mengurangi efek hospitalisasi pada Anak


3. Menyalurkan emosi atau perasaan anak
4. Melatih motorik halus dan kasar
5. Mengembangkan kecerdasan (memasang, menghitung, mengenal dan
membedakan warna)
6. Melatih Kerjasama mata dan tangan
7. Melatih daya imajinasi
8. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda
9. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan
10. Mengembangkan kemampuan bahasa

G. Alat Permainan Yang Dianjurkan

1. Benda-benda yang aman


2. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka
3. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang
4. Alat permainan yang sesuai dengan umur anak
5. Alat permainan yang tidak berbahaya
6. Alat permainan yang bersih
7. Alat permaian ayang memiliki fungsi dan pengetahuan
PENGKAJIAN TERAPI BERMAIN

1. Identitas Anak
a. Nama : An. G
b. Tanggal Lahir : 24 Juli 2018
c. Umur : 4 Tahun
d. Jenis Kelamin : Laki-laki
e. Agama : Islam
f. Pendidikan : Paud
g. Alamat : Bantul
2. Identitas Keluarga
a. Nama : Ny. J
b. Umur : 41 Tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : D3 Pertenakan
e. Pekerjaan : IRT
f. Alamat : Bantul
3. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
a. Personal Sosial
Pasien mampu mengambil dan makan secara mandiri. Ibu pasien
mengatakan anaknya sudah bisa memakai kaos secara mandiri,jika baju
yang berkancing bisa mengancingkan baju secara mandiri. Ibu pasien
mengatakan sehari-hari anaknya bermain dengan teman sekolahnya di
taman kanak-kanak. Hubungan dengan orang lain baik
b. Motorik Halus
Pasien mampu mencontoh gerakan dan arahan yang diberikan, mewarnai
bentuk mobil-mobilan dengan mencontoh bentuk yang disajikan. Pasien
sudah dapat mewarnai bangun datar dan bisa membedakan warna
c. Bahasa
Pasien sudah dapat mengerti komunikasi sehari-hari dengan bahasa Jawa
dan bahasa Indonesia. Ibu pasien mengatakan anaknya bisa mengucapkan
kata-kata secara langsung, dapat mendengar dengan baik dan paham jika
orang lain berbicara. Komunikasi dengan orang lain lancar
d. Motorik Kasar
Ibu pasien mengatakan anaknya sudah bisa bersepeda roda 2. Ibu pasien
mengatakan anaknya sering olahraga main bola

4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas


a. Kehamilan : Tidak ada komplikasi selama masa kehamilan
b. Persalinan : Spontan dengan usia kehamilan 9 bulan dan keadaan
bayi sehat dengan BBL 2.900 gram PB 46 cm
c. Nifas : Produk ASI pasca melahirkan baik dan lancar, post 6
jam melahirkan ibu dan bayi dipulangkan
5. Riwayat Imunisasi
Lengkap

1. HB-0: 0-7 hari 6. DPT-HB-Hib2: 3 bulan


2. BCG: 1 bulan 7. IPV 3: 3 bulan
3. IPV 1: 1 bulan 8. DPT-HB-Hib3: 4 bulan
4. DPT-HB-Hib1ft: 2 bulan 9. DPT-HB-Hib Lanjutan: 18 bulan
5. IPV 2: 2 bulan 10. Campak Rubella: 18 bulan

6. Pemeriksaan Antropomerti
BB : 12 kg
TB : 93,5 cm
7. Permainan Yang Disukai
Mewarnai hewan
8. Perncanaan Barmain

NO FUNGSI/TUJUAN PERMAINAN ALAT WAKTU KLASIFIKASI PERENCANAAN


BERMAIN PERMAINAN BERMAIN BERMAIN

9. Pelaksanaan Bermain

NO WAKTU KEGIATAN RESPON

10.Evaluasi Bermain

N EVALUASI STRUKTUR EVALUASI PROSES EVALUASI HASIL


O
11.Kesimpulan
12.Saran kepada Orang Tua

Pembimbing Klinik Pembimbing Pendidikan Mahasiswa

Budi Winarti, S.Kep., Ns Dr. Atik Badiah, Spd, S.Kp, M.Kes Aly Sahid Nur Aini
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai