Anda di halaman 1dari 7

Resume Pertemuan 3

PERKEMBANGAN ANAK
“Tumbuh Kembang Anak dari Usia 0-17 Tahun”

Dosen Pengampu :
Dr. Irdamurni, M.Pd

Disusun oleh :
Agus Mus Thofa (21003256)

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGRI PADANG

202
Tumbuh Kembang Anak dari Usia 0-17 Tahun

Pertumbuhan adalah perubahan fisik dan peningkatan ukuran. Pertumbuhan dapat diukur
secara kuantitatif. Indikator pertumbuhan meliputi tinggi badan, berat badan, ukuran tulang,
dan pertumbuhan gigi. Pola pertumbuhan fisiologis sama untuk semua orang, akan tetapi laju
pertumbuhan bervariasi pada tahap pertumbuhan dan perkembangan berbeda. Perkembangan
adalah peningkatan kompleksitas fungsi dan kemajuan keterampilan yang dimiliki individu
untuk beradaptasi dengan lingkungan. Perkembangan merupakan aspek perilaku dari
pertumbuhan, misalnya individu mengembangkan kemampuan untuk berjalan, berbicara, dan
berlari dan melakukan suatu aktivitas yang semakin kompleks (Behrman, Kliegman, & Arvin,
2000; Supartini, 2004; Potter & Perry, 2005; Wong, Hockenberry-Eaton, Wilson, Winkelstein,
& Schwartz, 2009; Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011).

Delapan Tahap Perkembangan Menurut Erikson


Tahap – Usia Tugas Pokok Indikator Resolusi Positif Indikator Resolusi Negatif
Bayi Percaya versus Belajar untuk mempercayai Tidak percaya, menarik diri,
(lahir-18 bln) tidak percaya orang lain. mengasingkan diri.
Kendali diri tanpa kehilangan
Kendali diri kompulsif atau
Kanak-kanak Otonomi harga diri.
kepatuhan.
Awal versus rasa Kemampuan untuk bekerjasama
Kurang kemauan dan
(18 bln-3 th) malu dan ragu dan mengekspresikan diri
ketidakpatuhan
sendiri.
Mempelajari sejauh mana sikap
Kurang kepercayaan diri.
asertif dan tujuan
Kanak-kanak Pesimisme, takut membuat
Inisiatif versus mempengaruhi lingkungan.
Akhir kesalahan.
rasa bersalah Memulai kemampuan untuk
(3-5 th) Kendali dan pembatasan
mengevaluasi perilaku diri
aktivitas diri yang berlebihan.
sendiri.
Mulai untuk menciptakan,
Putus harapan, merasa diri
mengembangkan, dan
Usia Sekolah Industri versus biasa-biasa saja.
memanipulasi sesuatu.
(6-12 th) inferioritas Menarik diri dari teman
Mengembangkan rasa
sekolah dan teman sebaya.
kompetensi dan ketekunan.
Identitas Sadar akan diri sendiri. Perasaan bingung, tidak
Remaja versus Bermaksud untuk mampu membuat keputusan
(12-20 th) kebingungan mengaktualisasikan dan mungkin terdapat perilaku
peran kemampuan diri. anti-sosial.
Memiliki hubungan yang intim Hubungan impersonal.
Dewasa Muda Keakraban dengan orang lain. Menghindari komitmen dalam
(18-25 th) versus isolasi Memiliki komitmen terhadap hubungan, karier, atau gaya
pekerjaan dan hubungan. hidup.
Generativitas Mengikuti kata, memikirkan
Dewasa Kreativitas, produktivitas,
versus diri sendiri, dan kurang minat
(25-65 th) stagnasi kepedulian terhadap orang lain.
serta komitmen.
Integritas Penerimaan terhadap kelebihan
Lanjut Usia Merasa kehilangan,
versus putus dan keunikan diri sendiri.
(65 th - wafat) memandang rendah orang lain
asa Penerimaan akan kematian.
Catatan: Dari Childhood and Society, 2nd ed., (pp. 247-274), oleh E. Erikson,
1963, New York: W. W. Norton. Hak Cipta tahun 1950, © 1963 oleh W. W.
Norton & Company, Inc., diperbarui © 1978, 1991 oleh Erik H. Erikson.
Tahap Perkembangan Moral Menurut Kohlberg
Tingkat Tahap Usia Rata-rata
I. Prakonvensional 1. Orientasi Hukuman dan Todler – usia 7
Individu berespons terhadap peraturan Kepatuhan tahun.
budaya mengenai label baik-buruk, benar Takut terhadap hukuman, bukan
atau salah. Peraturan yang terbentuk rasa hormat terhadap otoritas
secara eksternal menentukan tindakan merupakan alasan terbentuknya
yang benar atau salah. Individu keputusan, perilaku, dan
memahaminya dalam istilah hukuman, konformitas.
penghargaan, atau pertukaran kebaikan.

Fokus egosentrik 2. Orientasi Relativist Prasekolah – usia


Instrumental sekolah.
Konformitas didasarkan pada
kebutuhan egosentris dan
narsisistik. Tidak ada rasa
keadilan, loyalitas, dan terima
kasih. “saya bersedia
melakukan sesuatu asalkan saya
mendapatkan imbalan atau
karena hal tersebut
menyenangkan Anda.”
II. Konvensional 3. Orientasi Persetujuan Usia sekolah –
Individu memikirkan upaya untuk Interpersonal dewasa.
mempertahankan harapan dan peraturan Keputusan dan perilaku (sebagian besar
keluarga, kelompok, Negara, serta didasarkan pada kekhawatiran wanita berada pada
masyarakat. Perasaan bersalah telah akan reaksi orang lain. Individu tahap ini).
berkembang dan mempengaruhi perilaku. menginginkan persetujuan dan
Individu menerima nilai konformitas, penghargaan dari orang lain.
loyalitas, dan berupaya aktif dalam Respons empati, yang
mempertahankan tata tertib dan kontrol didasarkan pada pemahaman
sosial. tentang perasaan orang lain,
Konformitas berarti perilaku yang baik merupakan faktor penentu
atau sesuatu yang dapat menyenangkan terbentuknya keputusan dan
dan membantu orang lain, dan hal perilaku. (“Saya dapat
tersebut disetujui. menempatkan diri saya pada
posisi Anda.”)
Remaja dan dewasa
Fokus Sosial 4. Orientasi Hukum dan (sebagian besar pria
Tata Tertib berada pada tahap
Individu ingin menerapkan ini).
peraturan yang berasal dari
otoritas dan alasan terbentuknya
keputusan dan perilaku adalah
bahwa peraturan dan tradisi
sosial dan seksual menuntut
respons tersebut. (“Saya
bersedia melakukan sesuatu
karena itu adalah tugas saya dan
begitulah hukumnya.”)
III. Postkonvensional 5. Orientasi Legalistik Usia pertengahan
Individu hidup secara otonom dan Kontrak Sosial atau lansia.
mendefinisikan nilai-nilai serta prinsip- Peraturan sosial bukan
prinsip moral yang membedakan antara merupakan satu-satunya dasar
identifikasi pribadi dengan nilai-nilai utama terbentuknya keputusan
kelompok. Individu hidup menurut dan perilaku. Sebab, individu
prinsip-prinsip yang disetujui secara meyakini adanya prinsip moral
universal dan yang dianggap sesuai untuk yang lebih tinggi sperti
kehidupannya. kesetaraan, keadilan, atau
proses yang seharusnya.

Fokus bersifat universal 6. Orientasi Prinsip Etis Usia pertengahan


Universal atau lansia.
Keputusan dan perilaku Beberapa orang
didasarkan pada peraturan yang mencapai atau
terinternalisasi, lebih kepada mempertahankan
hati nurani bukan hukum sosial, tahap ini.
dan juga berdasarkan prinsip- Contoh tahap ini
prinsip etis dan abstrak pilihan terlihat dalam
pribadi yang bersifat universal, situasi krisis atau
komprehensif, dan konsisten. ekstrem.

Tahap Perkembangan Spiritual Menurut Fowler


Tahapan Usia Deskripsi
0. Bayi tidak mampu merumuskan konsep
0 – 3 tahun
Tidak terdiferensiasi mengenai diri sendiri atau lingkungan.
Suatu kombinasi gambaran dan kepercayaan
1. yang diberikan oleh orang lain yang dipercaya,
4 – 6 tahun
Intuitif – proyektif yang digabungkan dengan pengalaman dan
imajinasi anak sendiri.
Dunia fantasi dan khayalan pribadi; simbol-
2. simbol mengacu pada sesuatu yang khusus;
7 – 12 tahun
Mitos – factual kisah-kisah dramatic dan mitos digunakan untuk
menyampaikan maksud-maksud spiritual.
Dunia dan lingkungan mendasar yang tersusun
3. Remaja atau
atas pengharapan dan penilaian orang lain; fokus
Sintetik – konvensional dewasa
interpersonal.
4. Membangun sistemtem pribadi yang eksplisit;
Setelah 18 tahun
Individualisasi – refleksif kesadaran diri yang tinggi.
5. Kesadaran akan kebenaran yang berasal dari
Setelah 30 tahun
Paradoksial – konsolidatif berbagai sudut pandang.
6. Mungkin tidak
Menjadi perwujudan prinsip cinta dan keadilan.
Universalizing akan pernah
Tahap Perkembangan Moral Menurut Kohlberg
Tingkat Tahap Usia Rata-rata
I. Prakonvensional 3. Orientasi Hukuman dan Todler – usia 7
Individu berespons terhadap peraturan Kepatuhan tahun.
budaya mengenai label baik-buruk, benar Takut terhadap hukuman, bukan
atau salah. Peraturan yang terbentuk rasa hormat terhadap otoritas
secara eksternal menentukan tindakan merupakan alasan terbentuknya
yang benar atau salah. Individu keputusan, perilaku, dan
memahaminya dalam istilah hukuman, konformitas.
penghargaan, atau pertukaran kebaikan.

Fokus egosentrik 4. Orientasi Relativist Prasekolah – usia


Instrumental sekolah.
Konformitas didasarkan pada
kebutuhan egosentris dan
narsisistik. Tidak ada rasa
keadilan, loyalitas, dan terima
kasih. “saya bersedia
melakukan sesuatu asalkan saya
mendapatkan imbalan atau
karena hal tersebut
menyenangkan Anda.”
II. Konvensional 3. Orientasi Persetujuan Usia sekolah –
Individu memikirkan upaya untuk Interpersonal dewasa.
mempertahankan harapan dan peraturan Keputusan dan perilaku (sebagian besar
keluarga, kelompok, Negara, serta didasarkan pada kekhawatiran wanita berada pada
masyarakat. Perasaan bersalah telah akan reaksi orang lain. Individu tahap ini).
berkembang dan mempengaruhi perilaku. menginginkan persetujuan dan
Individu menerima nilai konformitas, penghargaan dari orang lain.
loyalitas, dan berupaya aktif dalam Respons empati, yang
mempertahankan tata tertib dan kontrol didasarkan pada pemahaman
sosial. tentang perasaan orang lain,
Konformitas berarti perilaku yang baik merupakan faktor penentu
atau sesuatu yang dapat menyenangkan terbentuknya keputusan dan
dan membantu orang lain, dan hal perilaku. (“Saya dapat
tersebut disetujui. menempatkan diri saya pada
posisi Anda.”)

Fokus Sosial 4. Orientasi Hukum dan Remaja dan dewasa


Tata Tertib (sebagian besar pria
Individu ingin menerapkan berada pada tahap
peraturan yang berasal dari ini).
otoritas dan alasan terbentuknya
keputusan dan perilaku adalah
bahwa peraturan dan tradisi
sosial dan seksual menuntut
respons tersebut. (“Saya
bersedia melakukan sesuatu
karena itu adalah tugas saya dan
begitulah hukumnya.”)
III. Postkonvensional 7. Orientasi Legalistik Usia pertengahan
Individu hidup secara otonom dan Kontrak Sosial atau lansia.
mendefinisikan nilai-nilai serta prinsip- Peraturan sosial bukan
prinsip moral yang membedakan antara merupakan satu-satunya dasar
identifikasi pribadi dengan nilai-nilai utama terbentuknya keputusan
kelompok. Individu hidup menurut dan perilaku. Sebab, individu
prinsip-prinsip yang disetujui secara meyakini adanya prinsip moral
universal dan yang dianggap sesuai untuk yang lebih tinggi sperti
kehidupannya. kesetaraan, keadilan, atau
proses yang seharusnya.

Fokus bersifat universal 8. Orientasi Prinsip Etis Usia pertengahan


Universal atau lansia.
Keputusan dan perilaku Beberapa orang
didasarkan pada peraturan yang mencapai atau
terinternalisasi, lebih kepada mempertahankan
hati nurani bukan hukum sosial, tahap ini.
dan juga berdasarkan prinsip- Contoh tahap ini
prinsip etis dan abstrak pilihan terlihat dalam
pribadi yang bersifat universal, situasi krisis atau
komprehensif, dan konsisten. ekstrem.

Teori Psikoseksual Menurut Freud


Tahap – Usia Karakteristik Implikasi
Saat makan memberikan kesenangan
serta perasaan aman dan nyaman
Sumber kenikmatan utama bayi padaanak.
melibatkan aktivitas berorientasi Saat makan harus menjadi saat yang
Fase Oral
mulut (mehisap dan menelan). menyenangkan bagi anak dan
(Lahir – 18 bulan)
pemberian makan harus diberikan
Konflik utama: penyapihan. pada
saat yang dibutuhkan.

Pengontrolan dan
Anak mendapatkan kepuasan
pengeluaran feses
sensual dengan menahan atau
memberikan kesenangan dan
Fase Anal melepaskan feses. Zona kepuasan
perasaan kontrol bagi anak. Toilet
(12 – 18 bulan 3 anak adalah daerah anal (Kepuasan
training merupakan aktivitas
tahun) sensual, kendali diri).
penting dan harus
menjadi pengalaman yang
Konflik utama: toilet training.
menyenangkan bagi anak.
Anak menjadi lengket dengan
Anak mengidentifikasi diri mereka
orangtua dari jenis kelamin
dengan orangtua yang berjenis
berlainan kemudian
kelamin berbeda dan kemudian
Fase Phallic mengidentifikasinya dengan
menjalani hubungan di luar
(3 – 6 tahun) orangtua berjenis kelamin sama.
lingkungan keluarga. Dukung
Superego berkembang. Zona
identitas diri anak.
kepuasannya bergeser pada daerah
genital.
Dukungan anak untuk melakukan
Energy dignakan untuk aktivitas aktivitas rekreasi fisik dan
fisisk dan intelektualitas. Impuls intelektual. Dukung anak untuk
Fase Latency
seksual yang muncul cenderung berolahraga dan melakukan aktivitas
(6 tahun –
ditekan. Membangun hubungan lain bersama dengan teman
pubertas)
dengan teman sebaya yang berjenis sebaya yang berjenis kelamin sama.
kelamin sama.

Kemunculan kembali dorongan


seksual tahap phallic, disalurkan
dengan seksualitas masa dewasa. Dukungan proses pemisahan anak
Fase Genital
Energy diarahkan untuk kematangan dari orangtua, pencapaian
(Pubertas –
dan fungsi seksual yang utuh dan kemandirian, dan pembuatan
kedewasaan)
perkembangan keterampilan keputusan.
dibutuhkan untuk menghadapi
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai