Anda di halaman 1dari 9

TES INTELIGENSI KELOMPOK MENGGUNAKAN PRIMARY MENTAL

ABILITIES – THURSTONE
PADA SISWA KELAS V SD DI KOTA MALANG

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Kontruksi Alat Ukur


Yang Diampu Oleh Ibu Sri Weni Utami, Dra., M.Si.

Disusun Oleh :

1. Achmad Muhamad Danyalin (170811641098)


2. Fitra Azizi Rochmadani (170811641143)
3. Krista Insan Dermawan (170811641156)
4. Panji Galih Anugrah (170811641079)

OFFERING A 2017
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI
JANUARI 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat-Nya, Tes Inteligensi Kelompok Menggunakan Primary Mental
Abilities Thurstone Pada Siswa Kelas V Sd Di Kota Malang dapat diselesaikan sesuai
dengan harapan. Tes ini disusun untuk memenuhi tugas mata Kuliah Kontuksi Alat
Ukur.
Kami menyadari bahwa dalam proses menyelesaikan laporan ini banyak
menemui hambatan. Namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak,
akhirnya hambatan tersebut dapat diatasi. Ucapan terimakasih kami tujukan kepada:

1. Ibu Sri Weni Utami, Dra., M.Si. sebagai dosen pengampu mata kuliah
Ilmu Pendidikan yang telah membimbing kami dalam pembuatan tugas
ini hingga selesai.
2. Orang tua kami yang telah memberikan motivasi dalam pembuatan tugas
ini.
3. Serta pihak-pihak lain yang mendukung kami dalam pembuatan tugas ini.
Akhir kata, kami sadar bahwa dalam penyusunan Laporan ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami mohon maaf apabila ada kesalahan-kesalahan dalam
penyusunan makalah ini.

Demikian makalah ini dibuat, semoga bisa menjadi bekal untuk masa kini dan
masa depan. Amin.

Malang, 13 Maret 2019


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang diatas, telah dirumuskan beberapa permasalahan
yang akan dibahas melalui makalah ini, antara lain:
1. Bagaimana item dapat disusun menjadi sebuah alat tes Inteligensi?
2. Bagaimana alat tes tersebut dapat di analisis menjadi Valid, Reliabel serta
dapat menunjukan klasifikasi IQ?

1.3.Tujuan Penelitian
Ditinjau dari rumusan masalah tersebut, penulis memiliki tujuan penelitian
antara lain:
1. Mengetahui bagaimana cara penyusunan item-item menjadi sebuah alat Tes.
2. Mengetahui item-item yang Valid, reliable serta mengetahui klasifikasi IQ
dari alat tes yang telah disusun.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Intelligence
2.1.1 Pengertian Intelligence
Sperman dan Wynn memiliki pendapat bahwa kecerdasan atau
intelligence berasal dari bahasa latin yaitu intelectus dan intelligena
yang berarti kekuatan yang melengkapi akal pikiran manusia dengan
gagasan abstrak yang universal. Alfred Binet, seorang tokoh utama
sebagai perintis pengukuran intelegensi mendefinisikan intelegensi
terdiri dari tiga komponen yaitu kemampuan untuk memusatkan pada
suatu masalah yang harus dipecahkan (Direction), kemampuan untuk
beradaptasi terhadap masalah yang dihadapinya atau fleksibel dalam
menghadapi masalah (Adaptation), dan kemampuan untuk mengkritik
orang maupun diri sendiri (Criticism).
William Ster berpendapat bahwa intelegensi merupakan
kapasitas atau kecakapan umum individu secara sadar untuk
menyesuaikan pikirannya pada situasi yang dihadapinya.
Seorang ahli di bidang listrik yang berasal dari Amerika, L.L.
Thurstone ikut serta dalam pembuatan tes intelegensi. Thurstone lebih
menekankan pada aspek terpisah-pisah dari intelegensi. Thurstone
menyatakan bahwa intelegensi umum terdiri dari tujuh kemampuan
yang dapat membedakan yaitu: (1) menjumlah, mengurangi,
mengalikan, dan membagi, (2) menulis dan berbicara dengan mudah,
(3) memahami dan mengerti makna yang diucapkan, (4) memperoleh
kesan akan sesuatu, (5) mampu memecahkan persoalan dan
mengambil pelajaran dari masa lalu, (6) dengan tepat dapat melihat
dan mengerti hubungan benda dalam ruang, dan (7) mengenali objek
dengan cepat dan tepat.
2.1.2 Teori Kemampuan Mental Primer Thurstone
Teori kemampuan mental primer yang dikembangkan oleh
Thurstone pada tahun 1983. Berdasarkan teori ini faktor dalam
intelegensi merupakan kemampuan umum mulai dari masing-masing
faktor primer. Setiap kemampuan mental primer merupakan suatu
kombinasi kemampuan mental independent dan kemampuan mental
general. Namun, setiap individu memiliki perbedaan kualitas
kemampuan mental meskipun jumlah kemampuan mentalnya sama.
Jenis-jenis kemampuan mental adalah sebagai berikut:
1. Angka
Merupakan kemampuan yang digunakan untuk menambahkan,
mengurangi, mengalikan dan membagi. Kemampuan ini hanya
melibatkan empat proses hitungan dasar sehingga tidak sama
dengan kemampuan penalaran.
2. Penguasaan Kata
Merupakan kemampuan berbicara dan menulis dengan mudah
dan cepat. Orang yang memiliki kemampuan ini dapat berbicara
dan menulis dengan sangat mudah.
3. Arti Verbal
Merupakan kemampuan yang bersangkutan dengan pengertian
terhadap ide-ide yang dipersepsikan dalam bentuk kata. Orang
yang mempunyai kemampuan ini akan tertarik pada kata-kata,
persamaan kata, perbedaan kata dan definisi kata tersebut.
4. Memory
Merupakan kemampuan mengingat pengalaman masa lalu
dalam proses mental. Kemampuan ini tidak terpisah dari proses
mental tetapi memiliki hubungan yang sangat erat. Maka dari itu,
ada dua hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan kemampuan
mental memory. Memori juga berhubungan dengan kemampuan
mental umum.
5. Penalaran
Merupakan kemampuan melakukan analisis terhadap obyek
piker yang terjadi melalui proses mental. Kemampuan penalaran
sagat berguna dalam menyelesaikan masalah yang kompleks.
Kemampuan penalaran tidak hanya kemampuan angkat tetapi
merupakan kombinasi cara penerapan empat kemampuan dasar
angka sehingga didalamnya melibatkan keterampilan dalam
berfikir.
6. Ruang Atau Jarak
Merupakan kemampuan yang berkaitan dengan ketepatan
menafsirkan ukuran terhadap objek sesuai dengan perbandingan
diemnsinya. Seorang pembuat rancangan (draft) sangat
memerlukan kemampuan ini. Pekerjaan yang biasanya
memerlukan banyak kemampuan ini adalah arsitek, seninman,
pilot, perancang, teknisi, dan tukang kayu.
7. Kecepatan Perseptual
Kemampuan kecepatan perseptual merupakan kesan sesaat
terhadap objek pada saat seseorang memerlukan pengamatan.
Kecepatan perseptual ini diperlukan disekolah karena kemampian
ini dibutuhkan dalam pengembangan kemampuan membaca.
Kemampuan ini sangat diperlukan dlam aktivitas apapun dalam
aktivitas sehari-hari.

Trusthone memandang inteligensi bersifat multifaktor. Faktor-


faktor yang membentuk inteligensi adalah faktor umum (Common
Factors), dan faktor khusus (specific Factors). Faktor umum terdiri
dari tujuh aspek yang telah dijelaskan diatas, atau tujuh faktor yang
membentuk perilaku, sedangkan menurut Suryabrata (2002) dalam
Jurnal Inteligensi Purwanto Faktor khusus adalah faktor-faktor yang
mendasari perilaku manusia.
2.1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Inteligensi
Bayle (1995) mengemukakan beberapa faktor yang
mempengaruhi kecerdasan Inteligensi individu, yaitu keturunan,
latarbelakang sosial ekonomi, lingkungan hidup, kondisi fisik dan
emosi.
1. Faktor Keturunan
Faktor keturunan didasarkan pada sudut pandang biologis,
dimana masing-masing individu lahir dengan Gen yang berbeda
2. Latar belakang sosial ekonomi
Pendapatan kelurga, mempengaruhi taraf kecerdasan inteligensi
individu dalam usia 3 tahun sampai remaja
3. Lingkungan hidup
Lingkungan hidup yang baik akan menciptakan stimulus yang
baik pada individu dan menciptakan kecerdasan inteligensi yang
baik pula, dan sebaliknya.
4. Kondisi fisik
Keadaan gizi yang baik dan keadaan kesehatan yang baik akan
menyebabkan pertumbuhan inteligensi yang baik begitupun
sebaliknya.
5. Iklim emosi
Iklim emosi dimana individu dibesarkan akan sangat
mempengaruhi mental individu.

2.1.4 Pengukuran Inteligensi


Pengukuran inteligensi adalah prosedur pengukuran yang
meminta peserta untuk menunjukkan penampilan maksimum,
sehingga pengukuran inteligensi dilakukan menggunakan tes yang
dikenal dengan tes inteligensi. Dilihat dari segi pelaksanaannya tes
inteligensi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu tes individual
dan kelompok. Termasuk juga tes inteligensi Trusthone.
Menurut Suryabrata, 2002 : 152 .Inteligensi ditetapkan dalam
ukuran yang disebut intelligence quotient (IQ). Ukuran IQ adalah rasio
antara umur kecerdasan (mental age, disingkat MA) dengan umur
kalender (chronological age, disingkat CA) (Suryabrata, 2002 : 152).
CA : chronological age
MA : mental age
IQ dapat di interpretasikan dengan membandingkan antara CA
dengan MA. Individu dengan inteligensi normal mempunyai MA yang
sama dengan CA. Mereka yang mempunyai MA di atas CA
mempunyai inteligensi di atas rata-rata, sedang yang mempunyai MA
di bawah CA mempunyai inteligensi di bawah rata-rata. IQ juga dapat
diinterpretasikan dengan membandingkan dengan skor kelompok
norma. Asumsinya, pada populasi, inteligensi mempunyai distribusi
normal. Pada sampel yang representatif, inteligensi mempunyai
distribusi normal sebagaimana populasinya. Sebagai sebuah distribusi
normal, inteligensi dapat dibagi-bagi dalam daerah-daerah kurva
normal. Skor seseorang dalam tes inteligensi dapat diinterpretasikan
mengacu kepada daerah-daerah dalam kurva normal. Penggolongan
daerah-daerah dapat mengikuti klasifikasi IQ yang dibuat oleh
Woodworth dan Marquis (Suryabrata, 2002 : 157) sebagai berikut:

Tabel 2.1.5 Klasifikasi IQ


Skor IQ Kaegori
Di atas 140 Luar biasa Genius
120-139 Cerdas Sekali (Very superior)
110-119 Cerdas (Superior)
90-109 Sedang (Average)
80-89 Bodoh (Dull average)
70-79 Anak pada batas (Borderline)
50-69 Debil (moron)
30-39 Ambisil (embicile)
Di bawah 30 Idiot

Anda mungkin juga menyukai