PEMBAHASAN TENTANG
URGENSI SPIRITUAL QUESTION ( SQ )
DALAM MENUNJANG KEBERHASILAN PENDIDIKAN ISLAM
A. Otak Manusia
oleh Allah, juga manusia diberi otak yang cerdas. Dengan otak yang cerdas
dinyatakan pula oleh Allah SWT dalam Al-qur’an surat Al-Isro’ ayat:70,
ِ َولَقَ ْد ك ََّر ْمنَا َبنِي آ َد َم َو َح َم ْلنَاهُ ْم ِفي ا ْل َب ِر َوا ْل َبحْ ِر َو َر َز ْقنَاهُم ِم َن ال َّط ِي َبا
ت
﴾٧٠﴿ علَى َكثِ ٍير ِم َّم ْن َخلَ ْقنَا ت َ ْف ِضيلا َ ض ْلنَاهُ ْم َّ ََوف
“Dengan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak adam, kami
angkat mereka didaratan dan dilautan, kami beri mereka rizki dari yang
baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna
atas kebanyakan makhluq yang telah kami ciptakan.”
disamping sebagai pusat sistem kontrol seluruh aktifitas tubuh juga sebagai
77
78
alat berfikir manusia untuk merespon segala gejala alam1 karena itu
tidak mungkin hidup tanpa otak. Begitu pentingnya peran otak bagi
manusia, sehingga kendati berat otak hanya 1,5 Kg atau 2 % dari berat
tubuh namun otak mempunyai selera yang besar sekali akan glukosa dan
keperluan tubuh, jauh melebihi kebutuhan zat asam organ tubuh lainnya.
Hal ini menunjukkan behwa otak adalah organ tubuh yang sangat vital.
apabila kesatuan antara ilmu, hal, dan amal telah tercapai atau kalau istilah
1
Rusli Amin, Menjadi Remaja Cerdas (Jakarta : Al-Mawardi Prima, 2003), 2.
2
Ibid., 3.
3
John W. Kimbal, Biologi, Jilid 2 (Jakarta : Erlangga, 1992), 677
4
Redja Mudyaharjo, Filsafat Ilmu Pendidikan (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), 69.
79
maka sel-sel saraf yang ada di otak mulai bekerja dengan sel saraf lain.
Dengan kerja sama antara sel saraf yang ada pada otak, terutama area
tentang apa yng didengar6 dan lobus oksipital merupakan pusat pusat saraf
dan kerjasama antar sel saraf yang ada diseluruh bagian otak maka kita
dapat menyimpulkan apa yang terjadi melalui pengamatan itu. Hal ini
yakni ranah afektif (rasa) dan ranah psikomotrik. Tidak seperti organ tubuh
lainnya organ otak sebagai markas fungsi kognitif bukan hanya penggerak
5
Mahfud Shalahuddin, Psikologi Umum (Surabaya : Bina Ilmu, 1991), 74.
6
John W. Kimbal, Biologi, 677.
80
sholat ada rukun dan bacaan sholat yang harus diingat dan dihafal oleh
kecerdasan emosional dan spiritual. Setelah sholat itu dilakukan oleh siswa
7
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), 115.
81
2. Strategi meyakini arti penting isi materi pelajaran dan aplikasinya serta
Dalam hal ini antara guru dan murid diperlukan kerja sama yang
dapat tercapai.
memikirkan fenomena alam yang ada di langit dan bumi, yang ada di
8
Ibid., 49.
82
dalam satu angka atau nilai. IQ adalah hasil dari pengorganisasian saraf
9
Rusli Amin, Menjadi, 67.
10
Suharsono, Mencetak Anak Cerdas (Depok : Inisiasi Press, 2004), 46.
11
Redja Mudyaharjo, Filsafat, 69.
83
kemampuan intelektual.
a. Penalaran
12
Rusli Amin, Menjadi, 69.
84
b. Eksperimen
orang yang cerdas intelektual. Dorongan rasa ingin tahu yang tinggi
yang baik. Daya ingat atau kemampuan mengingat itu sangat penting,
lain-lain :
d. Rajin membaca
kecerdasan intelektual.
13
Rusli Amin, Menjadi, 80.
85
yang menarik.
dengan sains.
secara terarah baik oleh orang tua maupun guru, sangat penting.
2002;98).
hidup.
pada suara hati15, karena suara hati merupakan suara Tuhan yang ada
pada manusia.
14
Suharsono, Mencetak, 50.
15
Ari Ginanjar Agustian, Emotional Spiritual Quotient (Jakarta : Arga, 2001, 57.
87
psikologikal16.
16
Redja Mudyaharjo, Filsafat, 69.
88
tegas dan lugas sesuai dengan tuntutan ajaran agama yang telah ia
sehari-hari.
17
Ibid., 70
18
Muhibbin Syah, Psikologi, 113.
89
hablun minallah saja tapi juga hablun minannas dan alam sekitarnya. SQ
jika selama ini kurikulum lebih menekankan pada latihan otak, maka
kita lihat selama ini, ada saja manipulasi intelektual demi meraih
19
Suharsono, Mencetak, 53.
90
sendiri. Dan inilah yang inilah yang kita khawatirkan pada anak didik.
a. Menuntut ilmu
permanen.
Kognitif
lingkungannya20.
(Application).
20
Redja Mudyaharjo, Filsafat, 69.
92
(Synthesis).
1996 ; 22-23).
dari kognisi adalah ingatan atau memori, karena memori tersebut memiliki
mengembangkan aspek kognisi ini dikenal ada beberapa strategi yakni strategi
176).
sendiri.
Rasulullah SAW :
Tuhannya.
kauffman dan Lioyd, bahwa untuk membantu anak yang lemah dalam ketrampilan
poin penting yang berhubungan dengan salah satu komponen utama SQ yaitu
94
menjelaskan tujuan membaca. Tujuan atau visi berkaitan erat dengan cara kita
memandang hidup dan melihat apa yang kita perbuat dan harapan-harapan yang
perbuatan/pekerjaan. Dalam Islam ibadah dalam arti luas adalah setiap amal
perbuatan yang dilakukan dalam rangka untuk mencari ridlo Allah, karena dalam
SQ setiap kali hendak hendak belajar atau melakukan kajian ilmu pengetahuan
Dalam menyebut nama Allah disini tidak hanya sebatas pengakuan di mulut
saja tapi juga melibatkan pikiran, perasaan, dan hati nurani. Dimana hati nurani
merupakan rekaman suara Tuhan, yang dimiliki oleh makhluq Allah yang bernama
manusia. Begitu juga dengan SQ, kemampuan IQ mungkin dimiliki oleh komputer
pertanyaan dengan cepat dan tepat. Ataupun EQ mungkin juga dimiliki oleh
bertindak dalam situasi tertentu. Akan tetapi SQ hanya milik manusia seorang
manusia ibarat mutiara yang belum terasah, tinggal bagaimana cara kita
mengasahnya.
pada niatnya”.
Sebagai contoh seorang pelajar A dan B, pelajar A belajar dengan niat tulus
dengan nilai tinggi. Ternyata setelah ujian selesai nilai diumumkan si A dapat nilai
C, walaupun begitu ia tetap bersyukur kepada Allah karena semua adalah taqdir
Allah, baik yang buruk maupun yang baik. Sedangkan si B sangat kecewa bahkan
frustasi karena mendapat nilai C, ia merasa Tuhan tidak adil terhadap dirinya,
karena ia sudah belajar dengan sungguh tapi apa yang di dapat tidak sesuai dengan
yang diharapkan.
kognisi lainnya.
a. Afektif
afektif anak didik. Pendidikan afektif ialah jenis pendidikan yang bertujuan
kegunaannya bagi hidup dari apa yang telah dipelajari secara langsung atau
96
1. Pendidikan Religius
2. Pendidikan Susila
3. Pendidikan Estetis
4. Pendidikan Sosial
5. Pendidikan Pribadi
Seperti yang telah diketahui bahwa tipe hasil belajar afektif merupakan
21
Redja Mudyaharjo, Filsafat, 70.
22
Redja Mudyaharjo, Filsafat, 70.
97
egoisme, karena sumber SQ dari fitrah manusia itu sendiri. Dalam bahasa
yang tepat kecerdasan spiritual ini akan aktual jika manusia hidup berdasarkan
visi dasar dan misi utamanya yakni abid sekaligus khalifah di muka bumi 23.
lakunya yang kemudian selama waktu yang cukup lama membantu gaya hidup
yang berkarakteristik.
batin yang melahirkan sikap konsisten dan teguh pendirian dalam melakukan
23
Suharsono, Mencetak, 54.
98
terdapat suatu keterampilan agar kita mampu memaknai setiap sisi kehidupan
b. Psikomotorik
psikomotorik ialah “segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah diamati
24
Redja Mudyaharjo, Filsafat, 70.
99
SQ mutlak di perlukan agar anak didik selalu kreatif dan inovatif karena
paling fantastik.25
maka akan nampak cara berfikir mereka dan obyek pemikiran mereka yang
jauh berbeda dengan zaman modern ini. Zaman dahulu dengan berbekal
di zaman modern dengan seperangkat alat yang serba canggih tidak banyak
bekerja keras dalam waktu yang lama. kedua, motivasi yang mendorong “rasa
ingin tahu” yang murni lahir dari hati nurani bukan alasan pragmatis dan
beekrja hanya untuk mengharap ridlo Allah SWT semata bukan untuk
kecerdasan spiritual karena dengan bebasnya diri kita dari nafsu dan pretensi
25
Suharsono, Mencetak, 45.
100
pemikiran yang jernih untuk merancang suatu alat atau model-model tertentu
yang berdaya guna bagi diri dan masyarakat pada umumnya. Kemampuan
bekerja keras dalam rangka untuk mengharap ridlo Allah dengan niat yang
PHK. Dengan berbekal skill dan uang pesangon ia bingung mau bekerja apa.
mengipasi alat pemanggang tersebut karena alat ini hanya diletakkan di atas
kompor yang menyala bila akan dipakai. Dengan berbekal “niat yang ikhlas”
untuk mencari ridlo Allah maka Pak Amat bekerja keras untuk membuat alat
laku keras, sampai Pak Amat butuh beberapa pegawai untuk membantu
usahanya, tetapi walaupun begitu Pak Amat tidak pernah berbangga diri
dengan kesuksesannya.
cobaan, ulet dalam bekerja keras, serta selalu berfikir kreatif dan inovatif,
serta yang paling penting adalah untuk meraih ridlo Allah SWT.
sehingga bila hasilnya tidak seperti yang kita harapkan kita tidak begitu
kecewa atau bila hasilnya memuaskan kita patut bersyukur kepada Allah,
spiritual adalah god spot, sedangkan bukti lainnya seperti problem ikatan,
osilasi saraf 40 Hz, bahasa simbolik yang semuanya ada pada otak manusia
spot atau titik Tuhan terletak pada otak manusia, tepatnya di lobus
pengertian tentang apa yang di dengar26. Area ini akan bersinar manakala
26
John W. Kimbal, Biologi, 677.
27
Donah Zohar, dan Lan Marshall, SQ : Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpikir
Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan (Bandung : Mizan, 2002), 5.
28
Ari Ginanjar Agustian, Emotional, 57.
103
sebagai berikut :
God-spot di isi dengan prinsip selalu kepada Allah yang Maha Abadi,
yaitu :
1. Star principle (prinsip bintang) yang diadopsi dari rukun iman yang
2. Angel principle (prinsip malaikat) yang diadopsi dari rukun iman yang
saling percaya.
yang ketiga “Iman kepada para Nabi dan Rasul”. Hasil yang
kuat dan konsisten, serta memimpin berdasarkan atas suara hati yang
fitrah.
Allah SWT.
5. Vision principle (prinsip masa depan) ) yang diadopsi dari rukun iman
adalah selalu berorientasi pada tujuan akhir dalam setiap langkah yang
rukun iman keenam “Iman kepada taqdir Allah SWT”. Hasil yang
kokoh guna membangun sebuah sinergi yang kuat, yaitu sikap empati,
2. Total action (aplikasi total) yang diadopsi dari rukun Islam yang kelima
skala tinggi serta persiapan fisik dan mental dalam menghadapi berbagai
tantanga.
1. Penjernihan emosi
(bertindak) sesuai dengan fakta dan realitas yang ada tanpa prasangka-
niat karena Allah SWT bukan untuk mencari nilai semata, kemudian
2. Pembangunan mental
29
Ari Ginanjar Agustian, Emotional, 48.
30
Ibid., 174.
109
3. Ketangguhan pribadi
posisi atau dalam keadaan telah memiliki pegangan prinsip hidup yang
kokoh dan jelas yang bersumber pada 6 prinsip rukun iman 31.
dilarang oleh agama. Prinsip dan langkah ini teramat penting karena
yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu akhlaqul karimah atau
yang kita kenal dengan kecerdasan emosi atau kecerdasan hati. Sebagai
31
Ibid., 77.
110
akan menuntun misi hidupnya sebagai Abid sekaligus kholifah fil ardhi,
berbagai bidang.
4. Ketangguhan sosial
Hal ini terbukti dengan sifat empati yang dimilikinya. Empati adalah
yang ada di sekitarnya, dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Sebagai
sosial, karena hal ini merupakan manifestasi dari akhlaqul karimah yang
lebih baik, jika selama kurikulum lebih menekankan pada latihan otak,
maka perlu dilatih juga dalam bidang ruhani (2004). Kalau perlu untuk
maka kecerdasan spiritual mutlaq dimiliki oleh siswa. Inilah yang akan
spiritual. Hal ini sangat sesuai dengan tujuan pendidikan Islam yaitu
kerjasama yang seimbang antara anak didik, guru dan orang tua.