Anda di halaman 1dari 32

Pemanfaatan Lingkungan dan Kartu dalam Pembelajaran Fikih

serta Deskripsi Materi Fikih Kelas IX MTs

(Disajikan untuk Tugas Mata Kuliah Media Pembelajaran Fikih MTs/MA)

Dosen Pengampu : Dr. Hj. Suraijiah, M.Pd.

Disusun Oleh:

Kelompok III

Nabil Mahasin : 200101010383

Noor Hafizah : 200101010131

Lu’lu’a Laili Zakia : 200101010393

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI
BANJARMASIN
2023 M/1444
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim. Segala Puji bagi Allah Swt. Tuhan semesta


alam, yang mana telah memberikan taufik serta hidayahnya kepada kita semua,
Sholawat serta Salam tak lupa kita haturkan kepada Junjungan kita, Nabi Besar
Muhammad Saw. Yang mana telah membawa ummat Manusia dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang, yang di terangi oleh Iman,Islam,
dan Ihsan.

Kami ucapkan ribuan Terimakasih kepada semua pihak yang membantu


dalam pembuatan makalah ini. Terlebih kepada Ibu Dr. Hj. Suraijiah M.pd, selaku
Dosen pengampu, atas bimbingan beliau sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Namun tentu saja makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu kami sangat mengharapkan saran-saran dari para pembaca sekalian yang
bersifat membangun.

Kami selaku penulis memohon maaf apabila ada salah dari kami yang
disengaja maupun yang tidak disengaja, semoga makalah ini dapat bermanfaat
umumnya kepada para pembaca, dan juga bagi penulis khususnya. Salah khilaf
mohon di maafkan, sekian dan Terimakasih

Banjarmasin, 13 Maret 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ ii


Daftar Isi .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3


A. Pemanfaatan Lingkungan dalam Pembelajaran Fikih .......................... 3
B. Pemanfaatan Kartu dalam Pembelajaran Fikih ................................... 10
C. Deskripsi Materi Fikih kelas IX MTs ................................................ 17

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 27


A. Kesimpulan .......................................................................................... 27
B. Saran ..................................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 28

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seorang guru harus mampu dan menciptakan situasi dan
kondisi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa,
salah satunya adalah memanfaatkan dan menggunakan lingkungan
yang ada disekitar sebagai media pembelajaran. Segala hal yang ada
dilingkungan sekitar dapat dijadikan sebagai media pembelajaran
yang baik, hanya saja tidak semua pengajar mengetahui bagaimana
memanfaatkan lingkungan yang tersedia sebagai media dalam
pembelajaran.1
Menurut Husamah (2013) media lingkungan akhir-akhir ini banyak
dimanfaatkan tenaga pengajar di sekolah secara khususnya sebagai media
langsung yang dapat di jumpai tanpa harus mengeluarkan pembiayaan
yang besar dan waktu yang lama dalam pembuatannya, misalnya dengan
lingkungan sekitar dengan harapan besar siswa mendapatkan pengajaran
yang sesuai (Ristanto, 2011). Lingkungan adalah segala sesuatu yang
sifatnya eksternal terhadap diri individu, karena lingkungan merupakan
sumber informasi yang diperoleh melalui pancaindera yang kemudian
diterima oleh otak (Djaafar, 2001). Lingkungan menyediakan berbagai hal
yang dapat menjadi bahan pembelajaran. Jumlah sumber belajar yang
tersedia di lingkungan ini tidaklah terbatas. Hal ini sangat bergantung pada
sejauh mana yang bersangkutan bisa memanfaatkannya secara efektif.
Kartu sebagai media pembelajaran memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada
1
Marliyah, Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Fiqih Di Madrasah
Ibtidaiyah Se Kecamatan Ciputat, Fikrah: Journal of Islamic Education, Vol. 6, No. 2, Desember
2022, h. 128.

1
kawan sekelasnya. Media pembelajaran ini cukup menarik untuk
diterapkan, selain ada unsur permainan kebersamaan dan membangun
keakraban antar peserta didik. pembelajaran dengan kartu ini dapat
digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman peserta
didik terhadap materi pelajaran yang telah diberikan guru, Kelebihan
media pembelajaran berbentuk kartu ini berisikan materi yang singkat dan
jelas, serta terdapat gambar pada beberapa kartu tertentu, kartu dengan
menampilkan suatu gambar, seperti gambar binatang, buah-buahan,
anggota tubuh, dan lain-lain. Gambar tersebut disajikan sedapat mungkin
mirip dengan bentuk aslinya sehingga siswa mudah untuk memahami
maksud dari penyajian media kartu tersebut.2
Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam makalah ini kami
akan membahas tentang pemanfaatan lingkungan dan kartu dalam
pembelajaran fiqih di Mts/MA.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pemanfaatan Lingkungan dalam Pembelajaran Fikih ?
2. Bagaimana Pemanfaatan Kartu dalam pembelajaran Fikih ?
3. Apa saja materi kelas IX Fikih MTs ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Pemanfaatan Lingkungan dalam
Pembelajaran Fikih.
2. Untuk Mengetahui Pemanfaatan Kartu dalam Pembelajaran Fikih
3. Untuk Mengetahui Deskripsi Materi kelas IX Fikih MTs

BAB II

PEMBAHASAN

2
Khairunnisak, Penggunaan Media Kartu Sebagai Strategi Dalam Pembelajaran
Membaca Permulaan : Studi Kasus Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Rukoh, Banda Aceh, Jurnal
Pencerahan, Volume 9, Nomor 2, September 2015, h. 73.

2
A. Pemanfaatan Lingkungan dalam Pembelajaran Fikih

1. Pengertian Lingkungan
Lingkungan merupakan segala yang ada disekitar dimana kita
berada, meliputi benda, orang, nuansa ruangan dan sebagainya, bersifat
eksternal terhadap diri individu, karena lingkungan merupakan sumber
informasi yang diperoleh melalui panca indera yang kemudian di terima
oleh otak, dalam beberapa pandangan disebutkan lingkungan adalah:
a. Menurut Ngalim Purwanto: “Lingkungan meliputi semua kondisi
dalam dunia dengan cara teretentu mempengaruhi tingkah laku,
pertumbuhan, perkembangan atau life process kita”
b. Menurut wasiy soemanto “Lingkungan mencakup material stimuli di
dalam dan di luar diri individu yang bersifat fisiologis, psikologis
maupun sosial kultural”.3

2. Lingkungan sebagai Sumber belajar dan Media pembelajaran


Lingkungan yang ada di sekitar kita dapat dijadikan sebagai
sumber belajar dan media dalam pembelajaran, yang di maksud dengan
lingkungan sebagai sumber belajar adalah tempat atau ruangan yang dapat
mempengaruhi belajar siswa,4 lingkungan sebagai sumber belajar
bilamana lingkungan itu sendiri sebagai hal yang sedang dipelajari,
lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat menjadi bahan
pembelajaran, jumlah sumber belajar yang tersedia di lingkungan ini tidak
lah terbatas, hal ini bergantung pada sejauh mana yang bersangkutan bisa
memanfaatkannya secara efektif5, penggunaan lingkungan sebagai sumber

3
Hayatun Sabariah dkk, Pengembangan Media Pembelajaran PAI, (Sumatra Barat: CV
Azka Pustaka, 2021), h. 105.
4
Muh Arif, Eby Waskito Makalalag, Pengenbangan Media Pembelajaran Bahasa Arab,
(Padang: Balai Insan Cendekia Mandiri, 2020), h. 56.
5
Farid Ahmadi, Hamidulloh Ibda, Media Literasi Sekolah (Teori dan Praktik),
(Semarang: CV Pilar Nusantara, 2022) h. 298.

3
belajar akan memberikan pengetahuan yang nyata bagi siswa, kebiasaan
untuk memanfaatkan fasilitas yang ada di sekitar dalam proses belajar
mengajar merupakan wujud proses belajar mengajar, pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar akan mempermudah siswa dalam
menyerap bahan materi bahan materi pelajaran, lebih mengenal kondisi
lingkungan nya, menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang
dipelajarinya serta akrab dengan lingkungan nya6.
Lingkungan menjadi media pembelajaran manakala lingkungan itu
berfungsi menghatarkan pesan-pesan, sebagai pengantara, penyalur pesan,
yang mampu merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan keinginan,7
dengan memanfaatkan Lingkungan sebagai media pembelajaran
diharapkan siswa mampu mengembangkan serta melestarikan sumber daya
alam dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pengintegrasian
lingkungan dapat meningkatkan pemikiran kritis dan dapat
diimplementasikan dalam proses belajar mengajar, lingkungan sebagai
media pembelajaran sekaligus sumber belajar dapat menjadi perantara
tersampaikan nya pembelajaran secara optimal, untuk mengunakan
lingkungan sebagai media pembelajaran hendaknya memenuhi syarat-
syarat:
a. Harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Dapat menarik perhatian peserta didik
c. Hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat
d. Dapat mengembangkan keterampilan anak berinteraksi dengan
lingkungan
e. Berhubungan erat dengan lingkungan peserta didik

6
Ahmad Fakhri Hutauruk, Media Pembelajaran dan TIK, (Medan: Yayasan Kita
Menulis, 2022), h. 76.
7
Mieke Mandagi dkk, Book Chapter Inovasi Pembelajaran di Pendidikan Tinggi,
(Yogyakarta: Deepdublish, 2020) h. 90.

4
f. Dapat mengembangkan pengalaman dan pengetahuan peserta didik.8

3. Jenis-jenis lingkungan sebagai media pembelajaran


Dari semua lingkungan yang dapat digunakan dalam proses
pendidikan dan pengajaran secara umum dapat di kategorikan menjadi tiga
macam lingkungan:
a. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkaitan dengan interaksi
manusia dengan kahidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat
dan kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan,
struktur pemerintahan, agama dan sistem nilai, lingkungan sosial tepat
digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan.
b. Lingkungan alam
Lingkungan alam adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti
keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora
(tumbuhan), fauna (hewan), sumber daya alam (air, hutan, tanah, batuan
dan lain-lain).
c. Lingkungan buatan
Lingkungan buatan adalah lingkungan yang sengaja diciptakan atau
dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia, lingkungan buatan antara lain irigasi atau pengairan,
bendungan, taman, kebun binatang, perkebunan, penghijauan dan
pembangkit tenaga listrik9
Ketiga lingkungan tersebut dapan dimanfaatkan dalam
pembelajaran melalui perencanaan dengan seksama oleh para guru bidang
studi di luar jam pelajaran dalam bentuk penugasan kepada siswa atau
dalam waktu khusus yang sengaja disiapkan pada pertengahan atau akhit

8
Sutiah, Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Surabaya:
Nizamia Leraning Center, 2018), h. 109.
9
Ana Widyastuti dkk, Media dan Sumber Belajar, (Medan: Yayasan Kita Menulis,
2022), h. 32-33.

5
semester, ketika lingkungan ditempatkan sebagai media atau sumber pada
bidang studi yang relevan maka akan memperkaya materi pengajaran,
memperjelas prinsip dan konsep yang dipelajari dan bisa dijadikan sebagai
laboraturium belajar para siswa.10

4. Tujuan penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran


Tujuan lingkungan sebagai media pembelajaran sekaligus sumber
belajar adalah untuk mengupayakan terjadinya proses komunikasi dan
interaksi antara peserta didik dan masyarakat serta alam, interaksi yang
baik akan menumbuhkan salling pengertian antara mereka, sehingga
kesalapahaman komunikasi dapat diminimalisir atau bahkan tidak akan
terjadi, yang harapannya adalah terjadi peningkatan relevansi antara
kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyaratkat dan kesadaran
melestarikan alam dan memiliki rasa cinta pada lingkungan sekitarnya
serta nyaman dalam menjalani proses pembelajaran.
Tujuan lingkungan digunakan sebagai media pembelajaran adalah
untuk membantu peserta didik dalam berinteraksi dengan berbagai
lingkungan sekitarnya, utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang
tersedia, agar dapat dicapai pendidikan yang optimal. Lingkungan sebagai
media pembelajaran juga bertujuan untuk mengajarkan tingkah laku umum
dan untuk menyeleksi dan mempersiapkan individu untuk peranan-peranan
tertentu, maka lingkungan bertugas mengajarkan berbagai macam
keterampilan dan keahlian, lingkungan yang digunakan sebagai media
pembelajaran memberikan penekanan variasi di dalam penggunaanya dari
masa ke masa.
Tujuan lain yang dapat diperoleh dengan penggunaan lingkungan
sebagai media pembelajaran yaitu:

10
Rizka Utami, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad
Zaini, 2021), h. 83.

6
a. Membuat kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan
dibandingkan dengan duduk dikelas selama ber jam-jam, sehingga
meningkatkan motivasi belajar bagi peserta didik
b. Menjadikan belajar menjadi lebih bermakna sebab para peserta didik di
hadapkan langsung dengan situasi dan keadaan sebenarnya atau
bersifat alami
c. Memperkaya bahan-bahan yang di pelajari sehingga menjadi lebih
faktual sehingga kebenarannya lebih akurat.
Media lingkungan pada era milenial sekarang ini lebih sering
dimanfaatkan para guru disekolah secara khususnya sebagai media yang
secara langsung lebih sering dijumpai. Hal tersebut didasari karena dapat
dilaksanakan tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar dan juga waktu
yang lama dalam pembuatan nya, karena cukup dengan lingkungan yang
ada di sekitar sekolah sudah bisa menaruh harapan besar bahwa siswa akan
mendapatkan pembelajaran yang sesuai.11

5. Teknik Penggunaan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran


Teknik yang dapat dilakukan dengan cara:
a. Survey
Siswa diajak seperti masyarakat setempat untuk mempelajari proses
sosial, budaya, ekonomi, kependudukan dan lainnya, kegiatan belajar
dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan berbagai pihak
yang di pandang perlu, mempelajari dokumen yang ada. Hasilnya
dapat di buat laporan dan didiskusikan ketika proses pembelajaran di
kelas
b. Camping atau berkemah

11
Ibid., h. 77-80.

7
Teknik ini cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi,
biologi, kimia dan fisika, siswa di tuntut merekam apa yang dialami,
dirasakan, dilihat dan dikerjakan selama kegiatan berkemah.12
c. Karyawisata
Karyawisata merupakan kegiatan kunjungan siswa dan guru ke luar
kelas atau sekolah untuk mempelajari objek tertentu. Tujuan
karyawisata yaitu siswa dapat mengenal dan menjelajahi lingkungan
sekitarnya atau mengamati dunia luar dengan kenyataan yang ada
secara langsung. Pengamatan yang dilakukan siswa dapat diperoleh
dengan menggunakan indra penglihatan, pendengaran, dan indera
lainnya, alasan diadakan nya karyawisata karena obyek yang dipelajari
tidak memungkinkan untuk dibawa ke dalam ruangan kelas.
d. Praktek lapangan
Praktek lapangan dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh
wawasan yang luas dan banyak pengalaman di lapangan.13
e. Proyek pelayanan dan pengabdian masyarakat
Proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat dilakukan guru
dan siswa pada bidang sosial dan kemasyarakatan. Kegiatan yang
dilakukan pada teknik ini, misalnya guru mengajak siswa memberikan
bantuan dalam kebersihan lingkungan.
f. Mengundang narasumber yang berkompeten
Mengundang narasumber untuk datang ke sekolah untuk memberikan
informasi tentang keahlian yang dimiliki siswa. Narasumber yang ahli
di bidangnya akan memberikan informasi yang akurat dan dan siswa
mendapatkan informasi yang bermanfaat dari penjelasan yang di
berikan oleh narasumber

12
Ibid., h. 73.
13
Ulian Barus, Suratno, Pemanfaatan Candi Bahal Sebagai Media Pembelajaran Alam
Terbuka dalam Proses Belajar Mengajar, (Medan: Perdana Mitra Handalan, 2015) h. 45.

8
Memberdayakan lingkungan sebagai media belajar adalah hal
yang menarik dan menyenangkan karena tidak hanya berinteraksi langsung
terhadap alam namun juga mengajarkan kepada peserta didik bagaimana
cara mengenal dan mengetahui kekuasaan tuhan sang pencipta alam
semesta.14

6. Kekurangan dan Kelebihan Penggunaan Lingkungan sebagai Media


Belajar
Membawa kelas atau para siswa keluar kelas dalam rangka
kegiatan belajar tidak terbatas waktu, artinya tidak selalu memakan waktu
yang lama, tapi bisa saja dalam satu atau dua jam pelajaran bergantung
kepada apa yang akan di pelajari dan bagiamana cara mempelajarinya,
pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran lebih bermakna
disebabkan para siswa dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan
yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual. Dan
kebenaranya dapat di pertanggung jawabkan.
Banyak keuntungan dan kelebihan yang diperoleh dari penggunaan
lingkungan sebagai media pembelajaran, antara lain :
a. Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan dibanding
duduk dikelas selama ber jam-jam, sehingga motivasi belajar siswa
akan lebih tinggi
b. Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan langsung
dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami
c. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual
sehingga kebenarannya lebih akurat
d. Kegiatan belajar lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat
dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau
wawancara, membuktikan atau mendemostrasikan dan menguji fakta

14
Ramen A Purba dkk, Pegantar Media Pembelajaran, (Medan: Yayasan Kita Menulis,
2020), h. 111.

9
e. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat di
pelajari sangat beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan
alam, lingkungan buatan, dan lain-lain
f. Siswa juga lebih memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan
yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang
tidak asing dengan kehidupan disekitarnya, serta dapat memupuk rasa
cinta akan lingkungan.
g. Mudah di dapat, mudah dikunjungi dan di pakai, dapat dilakukan
kapan saja dan tidak memerlukan peralatan khusus seperti buku,
ruangan khusus, aliran listrik, dan lainnya sehingga lebih hemat
biaya.15
Sedangkan kelemahan dari penggunaan lingkungan sebagai media
pembelajaran antara lain:
a. Tidak seperti pelajaran dalam kelas, pelajaran diluar kelas harus
disiapkan secara matang karena jika kurang persiapan sebelumnya
akan menyebakan ada kesan main-main ketika pelajaran sedang
berlangsung
b. Adaya anggapan belajar dengan lingkungan memerlukan waktu yang
relatif lama, padahal pelajaran cukup dilakukan selama beberapa menit
saja kemudian dilanjutkan di kelas
c. Banyak guru yang berpandangan sempit bahwa belajar hanya
dilakukan di kelas16
d. Kurangnya pemahaman guru dalam pemanfaatan lingkungan.

B. Pemanfaatan Kartu Sebagai Media Pembelajaran fikih


1. Pengertian Kartu Sebagai Media Pembelajaran

15
Farid Ahmadi, Hamidulloh Ibda, Media Literasi Sekolah (Teori dan Praktik),
(Semarang: CV Pilar Nusantara, 2022) h. 298.
16
Darmawan Harefa, Muniharti Sarumaha, Teori Pengenalan Ilmu Pengetahuan Alam
Pada Anak Usia Dini, (Banyumas: PM Publisher, 2020), h.15-17.

10
Istilah kartu dapat diartikan sebagai kertas tebal, berbentuk segi empat
untuk berbagai keperluan. Kartu berisi materi yang akan disampaikan oleh
guru kepada siswa, bisa berupa gambar, keterangan gambar, pertanyaan atau
jawaban pertanyaan, tergantung kreativitas guru dalam organisasi materi.
Kartu-kartu tersebut dapat berupa kartu tidak berpasangan tetapi juga dapat
berpasangan. Kartu berpasangan maksudnya kumpulan kartu yang mempunyai
pasangan berkesesuaian, misalnya salah satu kartu berisi gambar, kartu lain
berisi keterangan gambar yang merupakan pasangannya, dapat juga berupa
kartu pertanyaan dan kartu jawaban.
Kartu merupakan media pembelajaran karena di dalam kartu terdapat
informasi yang akan diterjemahkan oleh siswa, yaitu berupa gambar,
keterangan gambar, pertanyaan atau jawaban pertanyaan, tergantung dari
kreativitas guru dalam menuangkan materi pembelajaran ke dalam kartu.
Zainal Aqib menjelaskan pembelajaran melalui berbagai bentuk permainan
dapat memberikan pengalaman menarik bagi siswa dalam mengenal dan
memahami suatu konsep, menguatkan konsep yang telah dipahami atau
memecahkan masalah. Lebih lanjut dijelaskan, permainan dapat
mengembangkan motivasi intrinsik, memberikan kesempatan untuk berlatih
mengambil keputusan dan mengembangkan pengendalian emosi bila kalah
atau menang, serta lebih menarik dan menyenangkan, sehingga memudahkan
siswa memahami materi yang disampaikan.17
Media kartu dapat meliputi: (1) kartu huruf atau abjad, (2) kartu kata,
(3) kartu kalimat, dan (4) kartu gambar. Kartu-kartu ini diciptakan dengan
tujuan untuk menarik perhatian dan minat siswa untuk belajar sehingga dapat
mencapai tujuan pembelajaran
Kartu merupakan salah satu media permainan yang diharapkan dapat
menimbulkan kegembiraan dan dapat memberikan pengalaman menarik bagi
siswa, sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan kejenuhan siswa.

17
Zainal Aqib. Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. (Surabaya: Insan Cendekia,
2002), h. 99.

11
Kartu juga merupakan media visual, karena kartu berisi materi ajar berupa
gambar atau tulisan yang dapat dilihat.

Jadi, dapat simpulkan bahwa kartu dalam pembelajaran adalah alat


yang memudahkan guru untuk menyampaikan materi atau pesan yang akan di
sampaikan kepada siswa.

2. Tujuan Media kartu dalam Pembelajaran

Media kartu merupakan salah satu media visual yang tidak


diproyeksikan. Penggunaan media ini diharapkan perhatian siswa terhadap
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dapat meningkat, sehingga hasil
belajar yang dicapai siswa lebih baik. Media kartu mengandung unsur belajar
sebagai unsur pokok dan permainan sebagai unsur hiburan. Media kartu berisi
materi ajar berupa gambar, keterangan gambar, pertanyaan atau jawaban
pertanyaan sesuai dengan materi yang akan disajikan.
Penggunaan media kartu diharapkan membantu siswa menjadi lebih
termotivasi untuk belajar, tanpa harus terbebani oleh situasi belajar yang kaku
dan membosankan. Siswa diajak belajar sambil bermain untuk menghilangkan
kejenuhan mereka, tanpa mengabaikan konsentrasi dalam belajar, sehingga
konsep dapat ditemukan sendiri oleh siswa dan hasil belajar akan meningkat.
Selain itu dengan penggunaan media kartu, juga dapat memudahkan guru
dalam menyampaikan materi, mengurangi siswa pasif, memudahkan siswa
memahami materi dan menjadikan siswa sebagai pusat dalam pembelajaran.
Terlibatnya siswa dalam pembelajaran, maka siswa akan mengingat pelajaran
lebih lama.18
Sehingga kartu sebagai media pengajaran dalam pembelajaran dapat
dimanfaatkan untuk menarik minat dan meningkatkan motivasi keaktifan
siswa dalam pembelajaran serta dapat mencapai tujuan yang diinginkan sesuai
kompetensi yang telah ditetapkan.

18
Denianto. Penggunaan Media Kartu Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi Siswa
Kelas XI Ips 1 Sma Kolombo Sleman Yogyakarta”. Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Yogyakarta, 2012, h. 4.

12
3. Metode Metode Pembelajaran Dengan Kartu
a. Metode Make And Match
1) Pengertian Metode Make A Match
Metode Make a Match atau mencari pasangan merupakan salah
satu alternatif yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajr
siswa. Menurut Rusman (2017:314) metode Make a Match (membuat
pasangan) merupakan salah satu metode dalam pembelajaran
kooperatif. Metode ini dikembangkan oleh Lurna Curran (1994).
Salah satu keunggulan dari teknik ini adalah siswa mencari pasangan
sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang
menyenangkan.
Penulis menyimpulkan bahwa metode pembelajaran Make a match
adalah model pembelajaran mencari pasangan dengan menggunakan
kartu-kartu, dimana kartu tersebut sebagian berisi soal dan sebagian
lainnya berisi jawaban.

2) Langkah- langkah metode Make A Match


Adapun langkah-langkah dalam metode Make A Match yang
harus dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut (Shoimin, 2017: 98)
:
a) Guru menyiapkan beberapa kartu yng berisi beberapa konsep
atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu
bagian kartu berisi soal dan bagian lainnya berisi jawaban.
b) Guru membagi menjadi dua bagian dan membagikan kartu
kepada siswa, dimana sebagian siswa mendapat kartu soal dan
bagian lainnya mendapat kartu jawaban.
c) Setiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari kartu yang
dipegang.
d) Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang
cocok dengan kartunya (soal jawaban)

13
e) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin/ reward.
f) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agartiap siswa
mendapatkan kartu yang berbeda dari sebelumnya. Demikian
seterusnya.
g) Kesimpulan atau penutup.
3) Kelebihan Make A Match
Kelebihan Make A Match (Huda, 2016:253)
a) Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, baik secara
kognitif maupun fisik.
b) Karena ada unsur permainan, metode ini menyenangkan.
Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang
dipelajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
c) Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil
presentasi.
d) Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk
belajar.
4) Kekurangan Make A Match.
a) Jika strategi ini tidak dipersiapkan dengan baik, akan banyak
waktu yang terbuang.
b) Pada awal-awal penerapan metod, banyak siswa yang akan
malu berpasangan dengan jenisnya.
c) Jika guru tidak mengarahkan siswa dengan baik, akan banyak
siswa yang kurang memperhatikan pada saat presentasi
pasangan.
d) Guru harus hati-hati dan bijaksana saat memberi hukuman
pada siswa yang tidak mendapat pasangan.19

19
Lia Fathonatul Fajar. Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Makanan Dan Minuman
Halal Haram Melalui Metode Make A Match Pada Siswa Kelas Viii Mts Pesantren Satu Atap
Manbaus Sa‟Diyah Kaliwinong Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2018/2019. Skripsi, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Salatiga, 2019. h 35

14
b. Metode Index Card Match
1. Pengertian Metode Metode Index Card Match
Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani
“methodos”. Kata ini terdiri atas dua suku kata yaitu “metha” yang berarti
melalui atau melewati “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode berarti
suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan (Armai Arief, 2002:40).
Menurut Marwan (2012:04)
Metode Index Card Match adalah metode pemecahan masalah
yang digunakan dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Metode pembelajaran Index Card Match dapat memupuk kerja sama siswa
dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu indeks yang ada
ditangan mereka. Proses pembelajaran ini lebih menarik karena siswa
mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam
suasana yang menyenangkan. Jadi Metode Index Card Match adalah
sebuah strategi pembelajaran yang membantu siswa untuk mendapatkan
pengetahuan keterampilan, dan sikap secara aktif, serta menjadikan belajar
tidak terlupakan dengan cara meninjau ulang materi pelajaran yang telah
dipelajari.
2. Langkah Langkah Metode Index Crad Match
Langkah-langkah penerapan metode Index Card Match yaitu sebagai
berikut:
a) Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta dalam kelas
dan kertas tersebut dibagi menjadi dua kelompok;
b) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diperlukan
sebelumnya pada potongan kertas yang telah dipersiapkan, setiap
kertas satu pertanyaan;
c) Pada potongan kertas yang lain, tulislah jawaban dari pertanyaan
pertanyaan yang telah dibuat;
d) Kocoklah, semua kertas tersebut sehingga akan tercampur antara
soal dan jawaban;

15
e) Bagikan setiap peserta satu kertas, jelaskan bahwa ini aktifitas
yang dilakukan berpasangan. Sebagian peserta aka mendapatkan
soal dan sebagian yang lain akan mendapatkan jawaban;
f) Mintalah peserta untuk mencari pasangannya jika sudah ada yang
menemukan pasangannya, mintalah mereka untuk duduk
berdekatan jelaskan juga agar mereka tidak memberikan materi
yang mereka dapatkan kepada teman lain;
g) Setelah semua peserta menemukan pasangan dan duduk
berdekatan mintalah setiap pasangan bergantian membacakan soal
yang diperolehsecara bergantian kepada ternan-teman lainnya.
Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangannya, demikian
seterusnya
h) Akhiri proses ini dengan klarifikasi dan kesimpulan serta tindak
lanjut. (Ismail, 2008: 81-82).

3. Kelebihan Metode Index Card Match


Kelebihan metode Index Card Match Metode Index Card Match
memiliki kelebihan yaitu:
a) Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar.
b) Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa.
c) Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan
menyenangkan.
d) Meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan
belajar.
e) Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain

4. Kelemahan Metode Index Card Match


a) Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan
tugas dan prestasi.
b) Guru harus meluangkan waktu yang lebih.
c) Lama untuk membuat persiapan.

16
d) Guru harus memiliki jiwa demokratis dan keterampilan yang
memadai dalam hal pengelolaan kelas.
e) Menuntut sifat tertentu darii siswa atau kecenderungan untuk
bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.
f) Suasana kelas menjadi gaduh sehingga dapat mengganggu kelas.20

C. Deskripsi Materi Fikih kelas XI


Ada 6 Bab materi pada semester 1 dan semester 2 sebagai berikut :

1. Penyembelihan, Kurban dan Akikah


a. Pengertian Penyembelihan
Sembelihan dalam bahasa Arab disebut Az-Zakah yang berarti baik
dan suci. Maksudnya binatang yang disembelih sesuai dengan ketentuan
syara’ akan menjadikan binatang sembelihan itu menjadi baik, suci, halal,
dan lezat untuk dimakan. Sedangkan pengertian secara istilah adalah
memutus jalan makan dan minum, pernafasan dan urat nadi pada leher
binatang yang disembelih dengan pisau, pedang, atau alat lain yang tajam
sesuai dengan ketentuan syara’. Binatang yang halal bisa menjadi haram
dikonsumsi jika matinya tidak melalui proses yang benar sesuai syariat,
yakni melalui proses penyembelihan, Adapun yang menjadi dasar hukum
penyembelihan binatang adalah Q.S Al-maidah ayat 3. Adapun rukun dan
syarat penyembelihan binatang yaitu orang yang menyembelih, hewan
yang disembelih, niat penyembelihan dan alat untuk menyembelih.

b. Pengertian Kurban

20
Siti Mutaqqinah, Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih Materi Jinayah Melalui Metode
Index Card Match Pada Siswa Kelas Xi Ma Al Islam Susukan Kabupat En Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017. Skripsi, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Salatiga, 2017, h. 22.

17
kata Kurban ‫ قربان‬berasal dari bahasa Arab “Qariba -Yaqrabu –
Qurbanan” yang berarti dekat. Maksudnya mendekatkan diri kepada Allah
Swt. dengan mengerjakan perintah-Nya. Sedangkan dalam pengertian
syariat, kurban ialah menyembelih hewan ternak yang memenuhi syarat
tertentu yang dilakukan pada hari raya Idul Adha dan hari tasyrik yakni
tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijjah semata-mata untuk beribadah dan
mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dasar Hukum Kurban Kurban
hukumnya sunnah mu’akkad bagi orang Islam yang mampu. Hukum
berkurban bisa menjadi wajib jika dalam bentuk kurban karena nazar atau
janji. Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa hukum kurban adalah
wajib.

c. Pengertian Akikah
Menurut para ulama, pengertian akikah secara bahasa adalah
rambut kepala bayi yang tumbuh sejak lahirnya. Sedangkan menurut
istilah akikah berarti menyembelih hewan ternak berkenaan dengan
kelahiran anak sesuai dengan ketentuan syara’ sebagai bukti rasa syukur
kepada Allah Swt. Akikah merupakan perwujudan dari rasa syukur akan
kehadiran seorang anak yang sangat didambakan oleh setiap keluarga.
Sejarah mencatat bahwa akikah pertama kali dilaksanakan oleh dua orang
saudara kembar cucu Nabi Muhammad Saw. dari perkawinan Fatimah
dengan Ali bin Abi Thalib, yakni Hasan dan Husein, menurut Mazhab
Syafi’i hukum akikah adalah sunnah mu’akkad dan jika di nazarkan, maka
hukumnya wajib. Hewan yang sah digunakan untuk akikah sama dengan
hewan yang sah untuk kurban. Anak laki-laki disunnahkan akikah dengan
dua ekor kambing dan seekor kambing untuk anak perempuan.21

21
Ubaidillah, Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas IX, (Jakarta; Kementrian Agama, 2020),
h.1-26.

18
2. Jual Beli, Khiyar, Qirad dan Riba
a. Pengertian Jual Beli
Secara etimologis (bahasa) jual beli berarti tukar menukar secara
mutlak (mutlaq al-mubadalah) atau berarti tukar menukar sesuatu dengan
sesuatu (muqabalah syai’ bi syai’). Sedangkan jual beli menurut istilah
adalah pertukaran harta dengan harta untuk keperluan pengelolaan yang
disertai dengan lafal ijab dan kabul menurut tata aturan yang ditentukan
dalam syariat Islam. al beli merupakan akad yang dibolehkan menurut al-
Quran, Sunnah dan ijmak ulama. Maka, hukum asal jual beli adalah mubah
atau boleh. Ini artinya setiap orang Islam bisa melakukan akad jual beli
ataupun tidak, tanpa ada efek hukum apapun. Mayoritas ulama
menyatakan bahwa rukun jual beli ada empat yaitu: Penjual dan pembeli
(aqidain), Barang yang diperjual belikan (ma’qud alaih), alat nilai tukar
pengganti barang dan ucapan serah terima antara penjual dan pembeli (ijab
kabul).

b. Pengertian khiyar
Kata khiyar menurut bahasa artinya memilih antara dua pilihan.
Sedangkan menurut istilah khiyar ialah hak memilih bagi penjual atau
pembeli untuk meneruskan akad (transaksi) jual beli atau
membatalkannya. Khiyar hukumnya mubah bagi penjual dan pembeli
dengan cara membuat kesepakatan dalam akad jual beli. Khiyar sangat
bermanfaat bagi penjual dan pembeli, sehingga dapat memikirkan sejauh
mana kebaikan dan keburukannya agar tidak terjadi penyesalan di
kemudian hari. Biasanya penyesalan terjadi dalam akibat kurang berhati-
hati, tergesa-gesa, dan kurang teliti dalam melakukan transaksi jual beli.

c. Pengertian Qirad
Dalam Kitab Fathul Qarib al-Mujib, Syaikh Muhammad ibnu
Qasim al-Ghazy menyatakan: Qirad adalah penyerahan harta dari sahibul
mal kepada pengelola dana sebagi modal usaha di mana keuntungannya

19
dibagi diantara keduanya. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
qirad adalah pemberian modal dari seseorang kepada orang lain untuk
dijadikan modal usaha dengan harapan memperoleh keuntungan yang akan
dibagi sesuai dengan perjanjian. Biasanya qirad dilakukan oleh pemilik
modal (baik perorangan maupun lembaga) dengan pihak lain yang
memiliki kemampuan untuk menjalan suatu usaha. Besar kecil bagian
tergantung pada kesepakatan kedua belah pihak sebelumnya, yang penting
tidak ada pihak yang dirugikan. Apabila qirad menyangkut modal yang
cukup besar, sebaiknya diadakan perjanjian tertulis dan dikuatkan dengan
menghadirkan saksi yang disetujui oleh kedua belah pihak Qirad dalam
Islam hukumnya mubah atau boleh, bahkan dianjurkan karena di dalam
qirad terdapat unsur tolong menolong dalam kebaikan. Adapun rukun dan
syarat qirad yaitu pemilik modal (sahibul mal), pengelola modal (amil),
adanya modal usaha (mal), Jenis usaha dan Ijab kabul.

d. Pengertian Riba
Riba secara bahasa (etimologi) artinya tambahan atau kelebihan
(ziyadah) Sedangkan pengertian riba menurut istilah (terminologi) ialah
kelebihan atau tambahan pembayaran dalam utang piutang atau jual beli
yang disyaratkan sebelumnya bagi salah satu dari dua orang/pihak lain
yang membuat perjanjian. Bahkan semua agama samawi melarang praktik
riba karena dapat menimbulkan dampak negatif bagi pemberi dan
penerima hutang, di samping berpotensi menghilangkan sikap tolong
menolong, riba juga dapat menimbulkan permusuhan antara kedua belah
pihak yang melakukan transaksi.22

3. Ariyah (pinjam meminjam) dan Wadi’ah (titipan)


a. Ariyah
1) Pengertian Ariyah (pinjam-meminjam)

22
Ibid., h. 40-56.

20
Ariyah artinya ganti mengganti pemanfaatan sesuatu kepada orang
lain. Menurut istilah ariyah adalah akad berupa pemberian manfaat suatu
benda halal dari seseorang kepada orang lain tanpa ada imbalan dengan
tidak mengurangi atau merusak benda itu.

2) Hukum Ariyah
Hukum pinjam meminjam dalam syariat Islam dibagi menjadi empat
yaitu: 1) mubah, 2) sunnah, 3) wajib, 4) haram.

3) Rukun Ariyah
Rukun pinjam meminjam (ariyah) ada lima yaitu:
 Adanya mu’ir yaitu, orang yang meminjami.
 Adanya musta’ir yaitu, orang yang meminjam.
 Adanya musta’ar yaitu, barang yang akan dipinjam.
 Adanya sighat ijab kabul.
4) Macam-macam Ariyah
a. Ariyah Mutlaqah.
b. Ariyah muqayyadah.
b. Wadi’ah
1) Pengertian Wadi’ah
Wadi’ah menurut bahasa berarti titipan. Jadi wadi’ah adalah
menitipkan suatu barang kepada orang lain dengan maksud dipelihara dan
dirawat sebagaimana mestinya.

2) Dasar Hukum Wadi’ah


Akad wadi’ah merupakan akad yang diperbolehkan (mubah)
menurut syariat. Dasar hukum wadi’ah, di dalam, (QS. Al-Baqarah [2]:
283).
3) Rukun Wadi’ah
Rukun wadi’ah ada empat yaitu:
a. Orang yang menitipkan (al-mudi’ atau muwaddi’).

21
b. Orang yang dititip (al-muda’atau mustauda’).
c. Barang titipan (wadi’ah).
d. Sighat ijab kabul.
4) Macam-macam Wadi’ah
a. Wadi’ah yad al-amanah,
b. Wadi’ah yad ad-dhamanah
5) Jenis Barang Wadi’ah
a. Harta benda.
b. Uang.
c. Dokumen penting (saham, surat perjanjian atau sertifikat)23

4. Hutang Piutang, Gadai dan Hiwalah


a. Hutang Piutang
1) Pengertian Hutang Piutang
Hutang piutang atau qard adalah memberikan sesuatu kepada seseorang
dengan perjanjian bahwa dia akan mengembalikan sesuatu yang
diterimanya dalam jumlah yang sama dan dalam jangka waktu yang
disepakati.

2) Hukum Hutang Piutang


Hukum asal dari hutang piutang adalah mubah (boleh), namun hukum
tersebut bisa berubah sesuai situasi dan kondisi.

b. Gadai (Rahn)
1) Pengertian Gadai
Dalam bahasa Arab, gadai adalah ar-Rahn. adalah menjaga harta benda
sebagai jaminan hutang agar hutang itu dilunasi (dikembalikan) atau
dibayarkan harganya jika tidak dapat mengembalikannya atau jika dia
berhalangan untuk melunasinya.
2) Rukun gadai ada empat, yaitu:

23
Ibid., h. 69-78.

22
a) Dua orang yang melakukan akad gadai (al-aqidan).
b) Barang yang digadaikan/diagunkan (al-marhun).
c) Hutang (al-marhun bih).
d) Shighat ijab dan Kabul.

c. Hiwalah
1. Pengerian Hiwalah
Hiwalah secara bahasa artinya pindah. Hiwalah juga bisa diartikan
pemindahan atau pengalihan hak untuk menuntut pembayaran hutang dari
satu pihak ke pihak yang lain
2. Rukun hiwalah ada lima, yaitu:
a) Muhil (orang yang berhutang), pihak pertama.
b) Muhal (orang yang berpiutang/ pemberi pinjaman), pihak kedua.
c) Muhal alaih (orang yang menerima hiwalah), pihak ketiga.
d) Muhal bih (hutang).
e) Sighat ijab kabul (ijab dari muhil dan kabul dari muhal).
3. Jenis hiwalah dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Hiwalah al-Haq
b. Hiwalah ad-Dain24

5. Ijarah
a. Pengertian Ijarah

Ijarah adalah transaksi atas suatu manfaat yang mubah berupa barang
tertentu yang dijelaskan sifatnya dalam tenggang waktu tertentu atau transaksi
atas suatu pekerjaan yang dinyatakan dalam bentuk upah sebagai imbalan atas jasa
yang sudah dilakukan.

Ijarah terbagi menjadi dua yaitu ijarat ‘ala al-manafi’ (sewa menyewa) dan
ijarat ‘ala al-mal (pemberian upah).

24
Ibid., h. 104-181.

23
1) Ijarat ala al-manafi’ Yaitu ijarah yang objek akadnya adalah
manfaat, seperti menyewakan rumah untuk ditempati, mobil untuk
dikendarai, baju untuk dipakai, dan sebagainya.
2) Ijarat ala al-mal Yaitu ijarah yang objek akadnya jasa atau
pekerjaan, seperti membangun gedung atau menjahit pakaian.

c. Rukun ijarah ‘ala al-manafi’ ada empat yaitu


1) mu’jir (orang yang menyewakan)
2) Musta’jir (orang yang menyewa),
3) ain musta’jarah (barang yang disewakan),
4) nilai sewa (ujrah)
5) sighat (ijab kabul).

d. Rukun ijarah ‘ala al-maal ada empat yaitu


1) pemberi upah (mu’jir)
2) pekerja (musta’jir), pekerjaan, upah
3) sighat (ijab kabul).

e. Hikmah ijarah:
1) Membina ketentraman dan kebahagiaan dengan terbangunnya
kerjasama antara mu’jir dan musta’jir.
2) Memenuhi kebutuhan keluarga.
3) Memenuhi hajat hidup masyarakat.
4) Menolak kemungkaran.

6. Pengurusan Jenazah Dan Harta Waris


a. Pengurusan Jenazah
Kewajiban kaum muslimin yang masih hidup terhadap jenazah ada dua
jenis yaitu kewajiban terhadap jenazah yaitu memandikan, mengafani,
menyalatkan dan menguburkan lalu kewajiban yang berkaitan dengan
pengurusan harta jenazah.

24
b. Syarat jenazah wajib dimandikan
Syarat jenazah wajib dimandikan adalah mayat itu orang Islam, anggota
badannya masih utuh atau sebagian, dan bukan mati syahid dalam peperangan
fi sabillah. Sedangkan jenazah yang tidak dapat dimandikan karena sesuatu
hal misalnya tenggelam, maka caranya cukup ditayamuni sebagaimana
tayamum untuk shalat.

c. Ketentuan mengafani jenazah sebagai berikut:


1) Tiga lapis untuk jenazah laki-laki
2) Lima lapis untuk jenazah perempuan.
3) Kain kafan disunahkan berwarna putih.

d. Rukun shalat jenazah adalah


1) Niat, berdiri (bagi yang mampu)
2) Membaca takbir empat kali
3) Membaca al-Fatihah
4) Membaca shalawat Nabi Saw.
5) Membaca doa untuk jenazah
6) Membaca salam.

e. Larangan yang berhubungan dengan penguburan jenazah adalah


1) Menembok kubur secara berlebihan,
2) Duduk dan bermain di atasnya
3) Mendirikan bangunan rumah.

f. Ta’ziah
adalah mengunjungi keluarga yang meninggal dan menghiburnya dengan
menganjurkan supaya mereka bersabar terhadap takdir Allah Swt. dan
mengharapkan pahala dari-Nya.

25
g. Waktu ta’ziah
Dimulai ketika terjadinya kematian, baik sebelum maupun setelah mayit
dikubur sehingga meringankan kesedihan mereka.
h. Ziarah kubur
Bagi laki-laki hukumnya sunah atau dianjurkan, sedangkan bagi wanita
ziarah kubur hukumnya mubah atau diperbolehkan.
i. Ilmu waris
adalah ilmu yang membahas tentang cara pembagian harta warisan yang
telah ditentukan dalam Al-Qur’an dan sunnah. Ilmu waris disebut juga ilmu
faraid, jama’ dari kata faridah artinya “bagian tertentu.”Bagian waris yang
sudah di tentukan dalam al-Qur’an adalah 1/2, 1/3, 1/4, 1/6, 1/8 dan 2/3.
Dalam pembagian waris, bagian laki-laki lebih besar dibandingkan
perempuan. Hal ini sesuai dengan tanggung jawabnya dalam keluarga.25

25
Ibid., h. 130-172.

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Lingkungan sebagai sumber belajar adalah tempat atau ruangan yang
dapat mempengaruhi belajar siswa, lingkungan yang dipelajari oleh siswa
berupa keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan manusia atau
hal-hal yang dijadikan bahan ajar, lingkungan menjadi media pembelajaran
manakala lingkungan itu berfungsi menghantarkan pesan, sebagai pengantara,
penyalur pesan yang mampu merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
keinginan, dengan memanfaatkan lingkungan sebagai media pembelajaran
diharapkan siswa mampu mengembangkan serta melesatrkan sumber daya
alam dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Kartu merupakan salah satu media permainan yang diharapkan dapat
menimbulkan kegembiraan dan dapat memberikan pengalaman menarik bagi
siswa, sehingga dapat mengurangi atau menghilangkan kejenuhan siswa.
Kartu juga merupakan media visual, karena kartu berisi materi ajar berupa
gambar atau tulisan yang dapat dilihat, Sehingga kartu sebagai media
pengajaran dalam pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk menarik minat dan
meningkatkan motivasi keaktifan siswa dalam pembelajaran serta dapat
mencapai tujuan yang diinginkan sesuai kompetensi yang telah ditetapkan.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya kami akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah ini dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan. Kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan agar kami dapat menyususn makalah yang lebih baik lagi.

27
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Farid, Hamidulloh Ibda, Media Literasi Sekolah (Teori dan Praktik),
Semarang: CV Pilar Nusantara, 2022.

Aqib, Zainal, Profesionalisme Guru dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan


Cendekia, 2002.

Arif, Muh, Eby Waskito Makalalag, Pengenbangan Media Pembelajaran Bahasa


Arab, Padang: Balai Insan Cendekia Mandiri, 2020.

Barus, Ulian, Suratno, Pemanfaatan Candi Bahal Sebagai Media Pembelajaran


Alam Terbuka dalam Proses Belajar Mengajar, Medan: Perdana Mitra
Handalan, 2015.

Denianto. Penggunaan Media Kartu Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Geografi


Siswa Kelas XI Ips 1 Sma Kolombo Sleman Yogyakarta”. Skripsi,
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta, 2012.

Fajar, Lia Fathonatul. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Fiqih Materi Makanan
Dan Minuman Halal Haram Melalui Metode Make A Match Pada Siswa
Kelas Viii Mts Pesantren Satu Atap Manbaus Sa‟Diyah Kaliwinong
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2018/2019. Skripsi, Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Salatiga.

Fakhri Hutauruk, Ahmad, Media Pembelajaran dan TIK, Medan: Yayasan Kita
Menulis, 2022.

Harefa, Darmawan, Muniharti Sarumaha, Teori Pengenalan Ilmu Pengetahuan


Alam Pada Anak Usia Dini, Banyumas: PM Publisher, 2020.

Khairunnisak, Penggunaan Media Kartu Sebagai Strategi Dalam Pembelajaran


Membaca Permulaan : Studi Kasus Di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
Rukoh, Banda Aceh, Jurnal Pencerahan, Volume 9, Nomor 2,
September 2015..

28
Mandagi, Mieke, dkk, Book Chapter Inovasi Pembelajaran di Pendidikan Tinggi,
Yogyakarta: Deepdublish, 2020.

Marliyah, Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar Fiqih Di Madrasah


Ibtidaiyah Se Kecamatan Ciputat, Fikrah: Journal of Islamic Education,
Vol. 6, No. 2, Desember 2022.

Mutaqqinah, Siti. 2017. Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih Materi Jinayah


Melalui Metode Index Card Match Pada Siswa Kelas Xi Ma Al Islam
Susukan Kabupat En Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi,
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan IAIN Salatiga.

Purba, Ramen A dkk, Pegantar Media Pembelajaran, Medan: Yayasan Kita


Menulis, 2020.

Sabariah, Hayatun dkk, Pengembangan Media Pembelajaran PAI, Sumatra Barat:


CV Azka Pustaka, 2021.

Sutiah, Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,


Surabaya: Nizamia Leraning Center, 2018.

Ubaidillah, Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas IX, Jakarta; Kementrian Agama,


2020.

Utami, Rizka, Media Pembelajaran Bahasa Arab, Aceh: Yayasan Penerbit


Muhammad Zaini, 2021.

Widyastuti, Ana dkk, Media dan Sumber Belajar, Medan: Yayasan Kita Menulis,
2022.

29

Anda mungkin juga menyukai