Anda di halaman 1dari 6

Visi:

Pada tahun 2023 menghasilkan Ners yang unggul dalam asuhan keperawatan lanjut usia dengan
menerapkan Ilmu dan Teknologi keperawatan

KEPERAWATAN GERONTIK
TEKNIK STIMULASI KOGNITIF PADA LANSIA
TERAPI BERMAIN DOLANAN EYANG

Pembimbing:
Dr. Prayetni, SKp., M.Kes

Disusun oleh:
Shafana Salsabila P3.73.20.2.17.034

PRODI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2020
A. Perubahan Kognitif pada Lansia
Proses penuaan menyebabkan kemunduran kemampuan otak. Diantara kemampuan yang
menurun secara linier atau seiring dengan proses penuaan adalah:
1. Daya Ingat (memori) berupa penurunan kemampuan penamaan (naming) dan kecepatan
mencari kembali informasi yang telah tersimpan dalam pusat memori (speed of
information retrieval from memory).
2. Intelegensia Dasar (fluid intelligence) yang berarti penurunan fungsi otak bagian kanan
yang antara lain berupa kesulitan dalam komunikasi non verbal, pemecahan masalah,
mengenal wajah orang, kesulitan dalam pemusatan perhatian dan konsentrasi

B. Pengertian Teknik Stimulasi Kognitif


Teknik stimulasi koginitif adalah teknik atau kegiatan yang dilakukan dalam kelompok
dengan tujuan untuk merangsang otak. Kegiatan ini terdiri dari aktivitas fisik, stimulasi
kognitif/mental dan interaksi sosial. Terapi Stimulasi Kognitif merupakan terapi kelompok
yang terbukti efektif meningkatkan fungsi kognitif lanjut usia dengan demensia ringan-
sedang. Terapi kognitif merupakan terapi jangka pendek, terstruktur, berorientasi, terhadap
masalah saat ini, dan bersifat terapi individu. Terapi kognitif akan lebih bermanfaat jika
digabung dengan pendekatan perilaku. Kemudian terapi ini disatukan dan di kenal dengan
terapi perilaku kognitif. Terapi ini memerlukan individu sebagai agen yang berfikir aktif dan
berinteraksi dengan dunianya.
Prinsip penting pada stimulasi kognitif pada kelompok lansia adalah memahami bahwa
tiap lansia memiliki keunikan dan pengalaman yang membentuk kepribadian dan sikap
sehingga harus berfokus pada kemampuan dari masing-masing bukan pada kelemahan
mereka.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan stimulasi kognitif pada kelompok
lansia ialah setiap kegiatan yang berjalan harus melibatkan semua peserta lansia, selalu
tawarkan pilihan kegiatan atau topik aktivitas, hendaknya memberikan pujian pada lansia
yang melakukan kegiatan dengan baik. Kegiatan utama stimulasi kognitif pada lansia yaitu:
1. Aktivitas fisik: senam atau olahraga bersama (senam vitalisasi otak) hasil penelitian
menunjukkan dengan melakukan senam vitalisas otak seminggu 3x selama 2 tahun
menghasilkan adanya perbaikan terhadap fungsi kognitif dan keseimbangan.
2. Stimulasi mental: seperti bermain puzzle, tebak-tebakan dan jenis permainan lainnya
yang mampu mengembangkan stimulasi kognitif
3. Interaksi sosial: aktivitas fisik, mental/kognitif dan sosial yang dilakukan secara
bersamaan dan berkesinambungan untuk mencegah demensia atau kepikunan.

Pada paper ini penulis memilih kegiatan stimuli mental yaitu terapi bermain.
Permainan yang digunakan untuk meningkatkan daya ingat lansia yaitu “Dolanan Eyang”
yang mana terdapat 3 jenis permainan di dalamnya. Hal ini disesuaikan dengan tingkat
kemampuan lansia yang mengalami, gangguan konsentrasi, gangguan kognitif dan
gangguan pergerakan sendi dimana lansia yang dalam keadaan semua ini dapat
dirangsang dengan permainan “Dolanan Eyang”

C. Tujuan Teknik Stimulasi Kognitif


1. Menjadikan atau melibatkan lansia subjek terhadap realitas
2. Memodifikasi proses pemikiran yang salah dengan membantu lansia mengubah cara
berfikir atau mengembangkan pola pikir yang rasional
3. Mencegah agar daya ingat lansia tidak menurun
4. Mengembangkan stimulasi kognitif
5. Membuat pikiran lansia menjadi aktif, menggiatkan ide, pikiran dan mengaitkan dengan
situasi saat ini.
6. Merangsang system kerja kognitif seperti cara berfikir, mengambil keputusan, dan
membuat solusi dengan cara tetap focus dan aktif.
7. Orientasi pada tempat, waktu dan ruang, menggunakan kenangan untuk menghubungkan
masa lalu dan sekarang
8. Memberikan kesempatan untuk memberikan pendapat pada suatu topik
9. Membantu individu mempelajari respon relaksasi

D. Manfaat Teknik Stimulasi Kognitif


1. Meningkatkan status kognitif lansia
2. Meningkatkan produktivitas komunitas secara keseluruhan
3. Agar lansia merasa diakui, dimiliki serta dihargai eksistensinya oleh anggota lainnya
dalam kelompok
4. Membantu anggota kelompok yang berhubungan satu sama lain merubah sikap dan
perilaku yang maladaptive dan destruktif.
5. Sebagai tempat yang digunakan untuk berbagi pengalaman serta saling memantau satu
sama lainnya yang diperuntukkan untuk menemukan solusi menyelesaikan masalah.

E. Indikasi Teknik Stimulasi Kognitif


Terapi kognitif efektif untuk sejumlah kondisi lansia, terutama:
1. Lansia dengan demensia (pre demensia-demensia)
2. Lansia dengan gangguan mood
3. Lansia dengan gangguan konsentrasi
4. Lansia dengan gangguan psikososial
5. Lansia dengan keluhan pergerakkan sendi

F. Kontraindikasi Teknik Stimulasi Kognitif


1. Depresi (ringan sampai sedang)
2. Gangguan panik dan gangguan cemas menyeluruh atau kecemasan
3. Lansia yang mengalami stress emosional

G. Persiapan Pasien dan Alat


1. Persiapan pasien
a. 5-6 orang lansia yang duduk dan membentuk lingkaran
b. Usahakan dalam kelompok dengan jenis kelamin yang sama agar lebih nyaman
c. Usahakan dalam kelompok umur yang sama
2. Persiapan alat
1 paket games PENTOLAN (Permainan TOD Lansia)

H. Langkahnya
1. Oma dan opa diminta duduk membentuk lingkaran
2. Salah satu orang memulai dengan memutar jarum alat pemutar dan tunggu hingga jarum
berhenti
3. Jika jarum tersebut berhenti pada warna kuning maka oma opa harus mengambil kartu
TRUTH dan menjawab pertanyaan didalamnya dengan jujur.
4. Jika jarum tersebut berhenti pada warna merah maka oma opa harus mengambil kartu
DARE dan harus berani menerima tantangan yang didapatkan.
5. Setelah itu bergantian dengan teman disebelahnya oma opa
6. Jika dirasa oma opa sudah mulai bosan bisa diganti ke permainan “Sukala” (Susun kata
Lansia) dan “Hadara” (Hancur dan rakit).
DAFTAR PUSTAKA

Komalasari, R. (2014). Domain Fungsi Kognitif Setelah Terapi Stimulasi


Kognitif. Jurnal Keperawatan Indonesia, 17(1), 11-17.

Prasetya, A. S., Hamid, A. Y. S., & Susanti, H. (2010). Penurunan Tingkat Depresi Klien Lansia
Dengan Terapi Kognitif dan Senam Latihan Otak di Panti Wredha. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 13(1), 42-48.

Anda mungkin juga menyukai