Anda di halaman 1dari 3

FUNGSI KOGNITIF DAN PROSES TERBENTUKNYA

MEMORI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Problem Solving”

Disusun oleh

PRAWIRA SATYA ADHI NUGRAHA


1511505257

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
TAHUN AJARAN GANJIL 2016/2017
A. Fungsi Kognitif

Fungsi Kognitif merupakan kemampuan seseorang untuk menerima, mengolah,


menyimpan dan menggunakan kembali semua masukan sensorik secara baik. Fungsi
kognitif terdiri dari unsur-unsur,memperhatikan (atensi), mengingat (memori), mengerti
pembicaraan/berkomunikasi (bahasa), bergerak (motorik) dan
merencanakan/melaksanakan keputusan(eksekutif).
1. Kemampuan Belajar (Learning)
Lanjut usia yang yang sehat dalam arti tidak mengalami demensia atau gangguan
Alzemeir, masih memiliki kemampuan belajar yang baik. Hal ini sesuai dengan prinsip
belajar seumur hidup (long study) bahwa manusia itu memiliki kemampuan untuk belajar
sejak dilahirkan sempai akhir hayat. Oleh karena sudak seyogyanya jika mereka tetap
diberikan kesempatan untuk mempelajari sesuatu hal yang baru. Implikasi praktis dalam
pelayanan kesehatan jiwa lanjut usia baik yang bersifat promotif-preventif, kuratif dan
rehabilitatif adalah untuk memberikan kegiatan yang berhubungan dengan proses belajar
yang sudah disuaikan dengan kondisi masing-masing lanjut usia yang dilayani.
2. Kemampuan Pemahaman (Comprehension)
Pada lanjut usia, kemampuan pemahaman atau menangkap pengertian dipengaruhi
oleh fungsi pendengarannya. Dalam pelayanan terhadap lanjut usia agar tidak timbul salah
paham sebaiknya dilakukan kontak mata; saling memandang. Dengan kontak mata,
mereka akan dapat membaca bibir lawan bicaranya, sehingga penurunan pendengarannya
dapat diatasi dan dapat lebih mudah memahami maksud orang lain. Sikap yang hangat
dalam berkomunikasi akan menimbulkan rasa aman dan diterima.
3. Kinerja (Performance)
Pada lanjut usia yang sangat tua memang akan terlihat penurunan kinerja baik secara
kuantitatif maupun kualitatif. Penurunan itu bersifat wajar sesuai perubahan organ-organ
biologis ataupun perubahan yang sifatnya patologis. Dalam pelayanan kesehatan jiwa
lanjut usia, mereka perlu diberikan latihan-latihan ketrampilan untuk tetap
mempertahankan kinerja.
4. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Pada lanjut usia masalah-masalah yang dihadapi tentu semakin banyak. Banyak hal
yang dahulunya dengan mudah dapat dipecahkan menjadi terhambat karena terjadi
penurunan fungsi indra pada lanjut usia. Hambatan yang lain dapat berasal dari penurunan
daya ingat, pemahaman dan lain-lain, yang berakibat bahwa pemecahan masalah menjadi
lebih lama. Dalam menyikapi hal ini maka dalam pendekatan pelayanan kesehatan jiwa
lanjut usia perlu diperhatikan ratio petugas kesehatan dan pasien lanjut usia.
5. Daya Ingat (Memory)
` Daya ingat adalah kemampuan psikis untuk menerima, mencamkan, menyimpan
dan menghadirkan kembali rangsangan/peristiwa yang pernah dialami seseorang. Daya
ingat merupakan salah satu fungsi kognitif yang banyak berperan dalam proses berfikir,
memecahkan masalah, maupun kecerdasan (intelegensia), bahkan hampir semua tingkah
laku manusia itu dipengaruhi olah daya ingat.

B. Proses Terbentuknya Memori


Memori adalah kemampuan jiwa untuk memasukan (learning), menyimpan
(retention) dan menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau. Dengan
adanya kemampuan untuk mengingat, manusia mampu menyimpan dan menimbulkan
kembali apa yang telah pernah dialaminya.
Memori mempunyai tiga fungsi/proses, yaitu: memberi kode/sandi, menyimpan dan
menimbulkan kembali diantaranya:
 Pada proses penyimpanan, informasi yang telah diberi kode tersebut diletakkan
dalam struktur memori.
 Pada proses penimbulan kembali informasi yang tersimpan berusaha diakses kembali
pada saat dibutuhkan.
 Proses memunculkan kembali memori (record) yang tersimpan dalam memori
permanent meliputi tiga cara, yaitu: recall, recognition dan rekonstruksi inferensial.

Sistem memori manusia tersusun dari tiga komponen storage (penyimpanan).


Informasi (yaitu stimulus dari lingkungan) terlebih dahulu melalui sensory storage, lalu
melawati short-term memory dan pada akhirnya berakhir dalam long term memory.
Stimuli beragam yang akan mengaktifkan seorang pembelajar dalam memproses
suatu memori dapat berupa data atau elemen psikologi, persepsi, fisiologi, lingkungan,
emosi dan sosial. Dengan bimbingan seorang guru maka seorang pembelajar atau pelajar
akan mampu menyimpan memori yang di-encoded dengan baik. Memori yang disimpan
dalam encoding yang baik akan lebih mudah diakses kembali dan lebih mudah digunakan
untuk membuat suatu konsep atau memecahkan suatu masalah.

Anda mungkin juga menyukai